PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang modern ini masih banyak dijumpai penyakit-penyakit
degenaratif seperti diabetes melitus, kanker, hipertensi, dan jantung
koroner. Penyakit-penyakit tersebut dapat mempengaruhi penentuan
status gizi seseorang maupun kelompok. Status gizi merupakan ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau
perwujudan dari nutrisi dalam bentuk tertentu. Dan penilaian status gizi
merupakan salah satu cara untuk menentukan dan mengelompokkan
status gizi seseorang (Supriasa, 2001)
Salah satu cara untuk menentukan status gizi dapat menggunakan
dua metode, metode secara langsung dan tidak langsung. Metode
langsung antara lain melalui pengukuran anthropometri, biokimia, klinis,
dan biofisik. Sedangkan metode tidak langsung antara lain survey
konsumsi makan, statistic vital, dan keadaan ekologi.
Salah satu penilaian status gizi seseorang
bisa
dengan
(ukuran).
Anthropometri
adalah
upaya
untuk
memberikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Body Composition
Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan jaringan
bebas lemak dalam tubuh. Penilaian komposisi tubuh diperlukan untuk berbagai alasan. Ada
korelasi kuat antara obesitas dan peningkatan resiko berbagai penyakit kronis (penyakit arteri
koroner), diabetes, hipertensi, kanker tertentu, dan hiperlipidemia. Menilai komposisi tubuh
dapat membantu untuk menetapkan berat badan yang optimal bagi kesehatan dan kinerja fisik
(ACSM, 2008).
2.2 Metode Pengukuran Body Composition
Ada beberapa metode tentang komposisi tubuh manusia, yaitu:
a) 2-compartment model
Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 2 komponen utama,
yaitu adiposa (simpanan lemak) dan jaringan bebas lemak (lean tisue).
BW= FM +FFM
Keterangan:
BW = Body Weight (Berat Badan) kg
FM = Fat Massa (massa lemak) kg
FFM = Free Fat Mass (massa non lemak) kg
b) 3-compartment model
Merupakan metode evaluasi komposisi tubuh yang menggabungkan 2 Unsur
FFM menjadi 1 komponen. Misalnya jika tulang dan protein digabung, maka
BW= FM +TBW+S
Keterangan:
BW
FM
TBW
c) 4-compartment model
Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 4 komponen utama,
yaitu massa lemak, total air tubuh, massa protein, massa tulang dan glikogen
(bagian sangat kecil).
BW= FM+TBW+
Protein+Bone+Glikogen
Keterangan:
BW
FM
dalam
perhitungannya
tidak
memerlukan
banyak
komponen
sehingga
perhitungannya menjadi lebih mudah, cepat dan murah karena tidak perlu dilakukan tes
laboratorium.
2.3 Assesment of Body Fat
Komposisi dari lemak tubuh bervariasi dari tiap individu berdasarkan perbedaan jenis
kelamin, tinggi, dan berat badan. Bagian badan yang biasa diukur untuk menentukan jumlah
lemak dalam tubuh adalah trisep, bisep, subscapula, dan suprailiaka. Pada umumnya, rata-rata
komposisi lemak tubuh wanita lebih banyak dari pada komposisi lemak pria. Berikut adalah
tabel distribusi lemak tubuh pada laki-laki dan perempuan:
Tabel 1 : Persebaran Lemak pada Laki-laki dan Perempuan
Lokasi lemak
Lemak
esensial
(dalam
Laki-laki
2,1 kg
Perempuan
4,9 kg
3,1 kg
5,1 kg
3,3 kg
3,5 kg
0,8 kg
0,6 kg
4
1,0 kg
1,2 kg
dan perut
Total Lemak
10,3 kg
15,3 kg
Berat badan
70,0 kg
56,8 kg
Prosentase lemak
14,7 %
26,9 %
Sumber : Behnke (1969), other weights from Allen et. al (1956); Alexander (1964);
Johnson et. al. (1972); Wilmore and Brown (1974)
Lemak tubuh dapat diukur secara absolute (dalam kilogram) maupun dalam presentase dari
berat keseluruhan. Lemak tubuh dapat diperkirakan dengan satu atau lebih pengukuran skinfold
thickness. Perkiraan awal lemak tubuh dan kecepatan perubahan lemak dalam tubuh diperlukan
untuk memantau keparahan dan ketidakseimbangan asupan energi-protein. Hilangnya lemak
tubuh secara besar-besaran dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan energi. Namun
perlu dipahami bahwa seseorang dengan jenis kelamin, tinggi dan berat badan yang sama belum
tentu memiliki jumlah lemak tubuh yang sama.
2.3.1
Skinfold Thickness
Metode ini merupakan metode konvensional yang paling banyak digunakan dan
mempunyai validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi untuk memprediksi komponen badan
seperti lemak, otot rangka, tulang, dan cairan badan. Khusus untuk memprediksi lemak
badan total, dengan metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) menghitung densitas
badan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan tertentu dari hasil pengukuran tebal
lipatan lemak subkutan, (2) langsung menghitung persentase lemak badan dengan
persamaan tertentu dari hasil pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, atau (3) langsung
dilihat pada tabel yang sudah disediakan dari beberapa pengukuran tebal lipatan lemak
subkutan yang telah dilakukan sebelumnya. Dari ketiga cara tersebut dibedakan antara lakilaki dan wanita.
2.3.1.1 Single Skinfold Measurement to Assess Body Fat
Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup akurat,
murah, praktis dan dilakukan hanya dengan sedikit latihan dan dapat dipakai untuk
memperkirakan % BF (Body Fat Percentation/ Persentase Lemak Tubuh)
(Supariasa,2001).
Pengukuran skinfold menggunakan satu area terkadang digunakan untuk
menaksir total lemak tubuh, atau prosentase kemak tubuh. Untuk menggunakan
5
metode ini, maka area yang diukur haruslah area yang mencerminkan keseluruhan
lapisan lemak subkutan. Karena lapisan lemak subkutan penyebarannya tidak sama di
dalam tubuh. Namun, area subkutan yang paling representative berbeda-beda untuk
tiap jenis kelamin, umur, dan suku bangsa.
Pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal sulit untuk dilakukan
pada wanita dewasa, karena penyebaran lemak subkutan di tubuh sangat bervariasi.
Secara umum, daerah yang paling sering digunakan untuk pengukuran lemak tubuh
menggunakan area tunggal adalah daerah triceps. Namun, pengukuran ini hanya cocok
untukmengukur lemak tubuh wanita dan anak-anak.
a) Pengukuran Triceps Skinfold
Lemak Triceps atau yang disebut juga dengan otot berkepala tiga karena pada
triceps terdapat tiga bagian otot yang berbeda dan menjadi satu disiku. Triceps
ini merupakan titik pada bagian belakang ekstremitas atas. Otot ini bertugas
sebagai ekstensi sendi siku atau penegakan siku.
Pada umumnya pengukuran triceps bertujuan untuk memperkirkan persentase
lemak tubuh dan total lemak tubuh dan merupakan indikasi lemak tubuh dan
penyimpanan energi.
Tebal lemak pada triceps merupakan suatu area yang sering digunakan untuk
mengestimasi secara tidak langsung ukuran dan tempat penyebaran lemak
subkutan karena pada area ini yang dianggap paling mencerminkan lemak
tubuh. Anggapan ini tidaklah benar karena distribusi dari lemak subkutan yang
berbeda setiap jenis kelamin, usia dan ras. Sehingga, untuk tempat pengukuran
lemak subkutan juga berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, usia dan
masing-masing kelompok etnis. Terlebih lagi, ketebalan jaringan lemak
subkutan tidak dapat merefleksikan proporsi konstan dari total lemak tubuh.
Berikut persamaan yang digunakan untuk mencari median lemak tubuh
seseorang:
%median=
Percentile
0.0 5.0
5.0 15.0
15.0 75.0
75.0 85.0
Fat Status
Lean
Below Average
Average
Above Average
Excess Fat
85.0 100.0
Anthropometric classification and evaluation of fat status. Modified from Frisancho (1990).
100 x 17
23.5
1700
23,5
= 72,34 %.
Setelah mengetahui persentil dari tabel di atas, hasilnya dapat dievaluasi dari
tabel klasifikasi antropometri dan evaluasi dari status kegemukan (Tabel 4).
Contoh soal :
Siska berumur 23 tahun, memiliki tebal subscapular 5 mm. Bagaimana
kita dapat mengetahui status gizi dari Siska ?
% median =
100 x 5
13
500
13
= 38,46 %.
%median=
10
11
% median =
100 x (15+13)
29
100 x 28
29
2800
29
= 96,55 %
b.
Laki-laki
<8%
8 15 %
16 20 %
21 24 %
25 %
Wanita
< 13 %
14 23 %
24 27 %
28 32 %
33 %
Contoh Soal :
Akbar berumur 25 tahun memiliki tebal trisep sebesar 20 mm dan tebal supkapular
sebesar 22 mm. Bagaimanakah status gizi Akbar ?
Jawab :
% BF = [(4,97/Db) 4,52] x 100
Db = 1,0913 0,00116 (trisep + scapula)
= 1,0913
= 1,04258
% BF = [(4,97 / 1,04258) 4,52] x 100
= [4,76 4,52] x 100
= 0,24 100
= 24 %
Dari perhitungan diatas diperoleh % BF = 24%. Berdasarkan klasifikasi % BF, maka
Akbar termasuk dalam kategori gemuk.
b) Triceps, Suprailliac, Abdomen, Paha
Untuk laki-laki :
%F = 0,29288 (4 ukuran) 0,0005 (4 ukuran)2 + 0,15845
(Umur) 5,76377
Untuk Perempuan:
%F = 0,29669 (4 ukuran) 0,00043 (4 ukuran)2 + 0,02963
(Umur) 1,4072
Keterangan: %F : Persen lemak tubuh
4 ukuran : Jumlah Ukuran trisep, Suprailliac, Abdomen, Paha.
2.3.2 Waist Hip Circumference Ratio (WHR)
Adalah metode sederhana untuk membedakan antara lemak bagian bawah tubuh
(pinggung dan bokong) dan lemak bagian atas tubuh (pinggang dan bagian perut).WHR
merefleksikan distribusi dari jaringan lemak subkutan dan jaringan lemak pada intraabdominal. Berat badan yang terkonsentrasi sekitar abdomen sering disebut apple shape
sedangkan yang terkonsentrasi di sekitar pinggul disebut pear shape.
13
Umur
Resiko
Rendah
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Sedang
Tinggi
Sangat
20-29
< 0,83
0,83 0,88
0,89 0,94
Tinggi
> 0,94
30-39
< 0,84
0,84 0,91
0,92 0,96
> 0,96
40-49
< 0,88
0,88 0,95
0,96 0,10
> 0,10
50-59
< 0,90
0,90 0,96
0,97 1,02
> 1,02
60-69
20-29
< 0,91
< 0,71
0,91 0,98
0,71 0,77
0,98 1,03
0,78 0,82
> 1,03
> 0,82
30-39
< 0,72
0,72 0,78
0,79 0,84
> 0,84
40-49
< 0,73
0,73 0,79
0,80 0,87
> 0,87
50-59
< 0,74
0,74 0,81
0,82 0,88
> 0,88
60-69
< 0,76
0,76 0,83
0,84 0,90
> 0,90
Hubungan antara WHR dengan resoki terkena penyakit degenaratif, dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 8 : Resiko Penyakit Degenaratif
Pengukuran
Resiko
Pria
Resiko makin
Wanita
Resiko
Resiko makin
Lingkar
meningkat
>94
meningkat
>102
meningkat
>80
meningkat
>88
pinggang
WHR
0,9
0,8
0,9
Contoh Soal :
Ratih wanita berumur 27 tahun memiliki lingkar pinggang 60 cm, dan lingkar pinggulnya
75 cm. Bagaimana status gizi wanita tersebut?
15
Jawab :
WHR
lingkar pinggang
lingkar pinggul
60
= 77
= 0.8
Maka Ratih memiliki resiko yang tinggi untuk menderita penyakit degeneratif.
2.3.3
atas dan trisep. Mid-Upper Arm Fat Area ini memberikan perkiraan total lemak tubuh yang
lebih tepat dibandingkan dengan pengukuran single skinfold pada area yang sama, karena
lebih berhubungan dengan total lemak tubuh.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Menghitung Mid-Upper-Arm Fat Area menggunakan rumus berikut:
SKF x C 1 x ( SKF )2
A=
2
4
Keterangan:
A
C1
SKF
100 x A
median arm fat area
Keterangan:
C2
total arm area=
4
16
17
95
Male subjects
1.0-1.9
2.0-2.9
24.5
22.3
26.1
24.3
30.3
28.2
36.1
39.0
4.0-4.9
20.3
22.4
2.
5
7.0-7.9
8.0-8.9
9.0-9.9
15.0
16.3
15.3
17.2
17.4
17.3
13.0-13.9 11.8
14.0-14.9 10.5
17.0-17.9
18.0-24.9
25.0-29.9
30.0-34.9
35.0-39.9
95
Female subjects
46.2
44.9
48.7
49.0
24.0
24.0
26.2
26.9
30.5
30.9
36.8
36.1
41.8
41.1
47.8
45.8
51.2
49.9
30.0
91.9
39.
4
35.2
39.4
43.5
22.0
24.5
28.4
33.6
38.8
43.5
46.0
20.8
21.1
20.8
25.2'
26.0
25.9
31.2
31.1
33.5
38.7
39.4
40.1
43.8
44.4
44.9
20.1
19.4
20.6
22.8
22.3
22.6
26.5
26.4
27.6
32.3
32.8
33.8
37.0
38.5
41.0
44.3
45.3
98.1
48.2
51.6
52.3
12.9
11.8
16.8
15.4
22.3
20.1
29.9
27.2
40.3
37.4
44.9
42.8
19.4
21.3
21.4
23.9
28.0
28.9
35.3
34.9
42.2
42.6
48.5
49.4
52.3
53.0
9.6
9.2
8.7
9.2
9.4
10.4
10.5
10.7
11.6
11.3
129
13.6
14.2
15.7
16.0
15.7
19.1
20.1
21.9
21.6
21.8
26.3
27.4
28.5
27.7
28.8
33.4
34.6
35.3
33.9
34.1
38.3
39.6
40.0
38.7
22.0
22.5
24.1
24.7
25.9
25.3
26.0
27.4
28.7
29.8
30.5
32.0
33.6
35.7
37.0
38.4
38.8
40.8
43.4
43.9
45.1
46.2
48.4
50.0
50.6
51.6
53.0
54.3
55.6
56.5
55.2
56.0
57.4
59.2
59.2
45.0-49.9
50.0-54.9
55.0-59.4
60.0 -64.9
10.4
10.6
9.7
10.6
12.2
12.5
11.8
12.6
16.0
i 6.1
15.9
16.3
21.2
20.9
21.1
21.3
27.6
26.7
26.9
27.9
34.6
34.9
33.6
34.2
39.1
39.1
39.1
38.2
27.4
26.8
26.7
28.1
31.7
31.7
31.2
32.6
38.4
39.7
38.9
39.2
45.5
45.8
45.4
45.7
52.1
51.7
52.0
51.4
57.2
57.0
56.5
56.5
59.3
59.5
59.0
59.0
70.0-74.9
10.5
12.3
16.3
21.5
27.1
33.4
37.8
25.2
29.4
36.0
43.0
49.0
53.8
57.6
Table 6.12: Percentiles of arm fat index (arm fat area / total fat area x 100) by age for males and females of
one to seven[)-cars Data are from the NHANES I (1971-1974) and NRANES 11 (1976-1980) surveys and were
compiled by Frisancho
2.3.4
skinfold
log
D=Cm
x
Keterangan:
D
: Body Density
18
Tabel 12 : Equation for Estimating Body Density From the Sum Of Four Skinfold
Mensurements
Age ranges
17-19
20-29
30-39
40-49
50+
Age ranges
17-19
20-29
30-39
40-49
50+
%F=
((
4,950
4,500 x 100
D
%F=
((
4,570
4,142 x 100
D
)
)
Siri (1961)
Laki-laki
Perempuan
< 8%
<13%
Optimal
8% - 15%
13% - 23%
Slightly overfat
16% - 20%
24% - 27%
Fat
21% - 24%
28% - 32%
25%
33%
Lean
Obese (overfat)
Sumber: Sirajudin, 2012.
2.4
2.4.1
(WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dandapat dilaksanakan oleh
masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun (Supriasa, 2012).
Ambang batas LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm, apabila
ukuran LiLA <23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, artinya wanita tersebut mempunyai
resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
MUAC telah digunakan untuk skrining untuk kekurangan protein energi dalam
keadaan darurat seperti kelaparan, dan pengungsian.
Hasil pengukuran LiLA ada dua kemungkinan, yaitu < 23,5 cm dan 23,5 cm. Apabila
pengukuran < 23,5 berarti beresiko KEK, dan bila 23,5 cm berarti tidak beresiko KEK.
(Supriasa, 2012). Perkembangan LILA menurut Jellife, 1996 adalah sebagai berikut :
a. Pada tahun pertama kehidupan
: 5,4 cm
: <1,5 cm
Batas Ukur
WanitaUsiaSubur
KEK
Normal
< 23,5 cm
23,5 cm
BayiUsia 0-30 hari
KEP
Normal
< 9,5 cm
9,5 cm
Balita
KEP
Normal
Sumber: Sirajuddin, 2012.
< 12,5 cm
12,5 cm
Tabel 13 : Status Gizi Berdasarkan Warna pada Pita Shakir untuk Balita
21
Batas ukur
7,5 - 12,5 cm
12,6 13,5 cm
13,5 17,5 cm
> 17,5 cm
Status gizi
Malnutrisi tingkat tinggi
Malnutrisi tingkat sedang
Resiko Malnutrisi
Gizi Baik
Untuk mengukur LILA pada usia 3 5 tahun menggunakan rumus standart deviation (zscore. Rumusnya sebagai berikut :
Z-Score =
22
Sumber : WHO
Cut-off point
: +3 SD
: +2 SD s/d +3 SD
: 2 SD s/d +2 SD
Obesitas
Overweight
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
: 2 SD s/d 3 SD
: 3 SD
Contoh Soal :
Seorang anak perempuan berusia 15 bulan mempunyai LILA 10 cm, bagaimana status gizi
anak tersebut?
Jawab :
Z-Score =
1014,3
14,313,2
4,3
1,1
= - 3,9
Dengan nilai z-score -3,9 maka anak tersebut dikategorikan sebagai gizi buruk.
Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan rumus sebagai berikut :
Status Gizi
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Contoh soal :
Diah mempunyai panjang LILA sebesar 23 cm. Tapi umur Diah tidak ada yang
mengetahui. Bagaimanakah status gizi Diah ?
Jawab :
% SG
Dari perhitungan tersebut dihasilkan % status gizi sebesar 80,70% sehingga data
diinterpretasikan status gizi Diah adalah gizi kurang.
Untuk mengukur MUAC, juga dapat dihitung menggunakan persentase median
dengan rumus:
%median=
Persentil
0.0 5.0
5.0 15.0
15.0 85.0
85.0 90.0
Status Kegemukan
Kurus sekali
D bawah normal
Normal
Di atas normal
Kelebihan lemak
90.0 100.0
Contoh Soal :
Nisa berusia 18 tahun. Panjang LILA-nya 190 mm. Bagaimanakah status gizi Nisa
berdasarkan rumus persentil ?
24
Jawab :
%median=
Mid Upper Arm Muscle Circumference (MUAMC)/ Lingkar Otot Lengan Atas
(LOLA)
MUAMC merupakan penggabungan dari perhitungan MUAC dan ketebalan trisep.
Dan perhitungannya pada lingkaran bagian dalam dari otot disekitar pusat inti dari tulang.
Perhitungan MUAMC digunakan untuk menilai total lemak tubuh, dan sering digunakan
untuk tujuan survey lapangan. MUAMC juga digunakan di rumah sakit untuk menilai
kekurangan energi protein karena ukuran massa otot menggambarkan indeks cadangan
protein.
25
MUAC
TSK
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini.Bagi orang
Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 22,8 cm untuk laki-laki, 20,9 cm
untukwanita. (Hartono, Andry. 2006)
Berikut adalah cara menghitung persentil median dari MUAMC:
%m edian=
Berikut adalah tabel persentil mid upper arm muscle circumference berdasarkan jenis
kelamin dan usia.
26
2.4.3
M
id Upper Arm Muscle Area (AMA)
Lebih baik dari pada pertengahan lingkar lengan atas untuk mencerminkan total massa
otot tubuh karena lebih memadai mencerminkan besar sebenarnya dari perubahan jaringan
otot. Untuk menghitung AMA digunakan rumus sebagai berikut:
( x TSK )
MUAC
AMA=
Keterangan:
AMA
MUAC
TSK
27
Tabel 21 : Persentil Tabel AMA Berdasarkan Usia dan Kelamin ( Gibson, 1993 )
Setelah mendapat hasil persentil dari MUAC, MUAMC, dan mid upper fat area, status
gizi seseorang dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini:
Tabel 22 : Kategori Status Otot
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan jaringan
bebas lemak dalam tubuh.
2. Menghitung komposisi tubuh dapat dilakukan dengan metode single skinfold, multiple
skinfold, WHR, dan mid-upper arm fat area. Kemudian untuk menghitung fat free mass,
dapat dilakukan dengan MUAC, MUMAC, mid-upper muscle area.
3. Mengevaluasi data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan empiris yang
tersedia.
4. Menginteprestasikan data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel rujukan yang ada
dalam makalah. Kemudian menentukan cut off, dan status gizi dapat ditentukan,
3.2 Saran
1. Dalam pengambilan data diperlukan keteletian yang ekstra agar data yang di dapat valid
dan benar.
2. Dalam mengevaluasi data, diperlukan pemahaman yang benar akan persamaan empiris
dan cut off dari masihng-masing bagian yang akan dihitung.
29
DAFTAR PUSTAKA
Djoko, Sudarmani. Faktor-faktor yang Berhubungan Rasio Lingkar Pinggang Lingkar Pinggul
Orang Dewasa: Kasus Padang. (http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak110086.pdf, diakses 19 Maret 2013, jam 21.35 WIB)
Gibson R.S. 1993. Nutritional Assessment A Laboratory Manual, Oxford UniversityPress, New
York, hlm. 67-102.
Gibson SR. 1990. Principle of Nutritional Assesment. Oxford University Press, New York, hlm.
273-293.
Gizi,
Ratih Fadhila E, Yohan. dkk. Laporan Praktikum Gizi Pengukuran Antropometri Pada Orang
Dewasa. (http://www.scribd.com/doc/111766008/Revisi-Laporan-Antropometri-DewasaKel-2, diakses 21 Maret 2013).
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan
Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Sudibjo, Priyo. Beberapa Pertimbangan dalam Pemilihan Metode untuk Mengestimasi Lemak
Badan.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132172719/Beberapa%20pertimbangan
%20dalam%20mengestimasi%20lemak%20badan.pdf, diakses 19 Maret 2013 jam 21.00
WIB).
Supariasa, I Dewa Nyoman. dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran, hlm. 48-49.
WHO.
2008.
Waist
Circumference
and
Waist/Hip
Circumference.
(Online)
http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241501491_eng.pdf. Diakses 20 Maret
2015
Yahya, Rihzal. Evaluasi Komposisi Tubuh. (http://www.scribd.com/doc/75654862/EvaluasiKomposisi-Tubuh, diakses 19 Maret 2013 jam 21.44 WIB)
30