Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang modern ini masih banyak dijumpai penyakit-penyakit
degenaratif seperti diabetes melitus, kanker, hipertensi, dan jantung
koroner. Penyakit-penyakit tersebut dapat mempengaruhi penentuan
status gizi seseorang maupun kelompok. Status gizi merupakan ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau
perwujudan dari nutrisi dalam bentuk tertentu. Dan penilaian status gizi
merupakan salah satu cara untuk menentukan dan mengelompokkan
status gizi seseorang (Supriasa, 2001)
Salah satu cara untuk menentukan status gizi dapat menggunakan
dua metode, metode secara langsung dan tidak langsung. Metode
langsung antara lain melalui pengukuran anthropometri, biokimia, klinis,
dan biofisik. Sedangkan metode tidak langsung antara lain survey
konsumsi makan, statistic vital, dan keadaan ekologi.
Salah satu penilaian status gizi seseorang

bisa

dengan

Antropometri. Anthropometri berasal dari kata Anthropos (manusia) dan


metros

(ukuran).

Anthropometri

adalah

upaya

untuk

memberikan

penilaian terhadap status gizi seseorang dengan membandingkan


ukuran-ukuran tubuh atau membandingkan dengan usia seseorang.
Metode antropometri mencakup pengukuran dari dimensi fisik dan
komposisi nyata dari tubuh (WHO cit Gibson, 2005).
Secara umum, antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Dan jika ditinjau dari
pandangan ilmu gizi, antoprometri adalah metode yang dilakukan dengan mengukur
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari segala tingkat usia dan tingkat gizi.
Penggunaan metode secara umum untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein
dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan jaringan tubuh,
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Parameter yang digunakan adalah umur,
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala, lingkar pinggul dan tebal lemak di
bawah kulit (Supariasa dkk, 2001). Perlu adanya evaluasi dan intepretasi pengukuran
antropometri body composition untuk penilaian status gizi seseorang.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan body composition?
1

2) Apa saja metode yang digunakann untuk mengukur body composition?


3) Bagaimana cara mengevaluasi data dari hasil pengukuran body composition?
4) Bagaimana cara menginteprestasikan data dari hasil pengukuran body composition?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang body composition.
2) Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur body composition.
3) Untuk mengetahui cara mengevaluasi data dari hasil pengukuran body composition.
4) Untuk mengetahui cara menginteprestasikan data dari hasil pengukuran body
composition.
1.4 Manfaat
1) Mengetahui tentang body composition
2) Mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur body composition.
3) Mengetahui cara mengevaluasi dan menginteprestasikan data dari hasil pengukuran
body composition.
4) Dapat menetukan status gizi individu dari pengukuran body composisiton.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Body Composition
Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan jaringan
bebas lemak dalam tubuh. Penilaian komposisi tubuh diperlukan untuk berbagai alasan. Ada
korelasi kuat antara obesitas dan peningkatan resiko berbagai penyakit kronis (penyakit arteri
koroner), diabetes, hipertensi, kanker tertentu, dan hiperlipidemia. Menilai komposisi tubuh
dapat membantu untuk menetapkan berat badan yang optimal bagi kesehatan dan kinerja fisik
(ACSM, 2008).
2.2 Metode Pengukuran Body Composition
Ada beberapa metode tentang komposisi tubuh manusia, yaitu:
a) 2-compartment model
Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 2 komponen utama,
yaitu adiposa (simpanan lemak) dan jaringan bebas lemak (lean tisue).

BW= FM +FFM
Keterangan:
BW = Body Weight (Berat Badan) kg
FM = Fat Massa (massa lemak) kg
FFM = Free Fat Mass (massa non lemak) kg
b) 3-compartment model
Merupakan metode evaluasi komposisi tubuh yang menggabungkan 2 Unsur
FFM menjadi 1 komponen. Misalnya jika tulang dan protein digabung, maka

BW= FM +TBW+S
Keterangan:
BW

= Body Weight (Berat Badan) kg


3

FM

= Fat Mass (Massa lemak) kg

TBW

= Total Body water (jumlah air) kg

= Solid (nonaqueous) atau gabungan protein dan tulang kg

c) 4-compartment model
Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 4 komponen utama,
yaitu massa lemak, total air tubuh, massa protein, massa tulang dan glikogen
(bagian sangat kecil).

BW= FM+TBW+
Protein+Bone+Glikogen
Keterangan:
BW

= Body Weight (Berat badan) kg

FM

= Fat Mass (massa lemak) kg

TBW = Total Body Water (jumlah air) kg


Dari ketiga metode diatas, 2-compartment model yang paling sering digunakan.
Karena

dalam

perhitungannya

tidak

memerlukan

banyak

komponen

sehingga

perhitungannya menjadi lebih mudah, cepat dan murah karena tidak perlu dilakukan tes
laboratorium.
2.3 Assesment of Body Fat
Komposisi dari lemak tubuh bervariasi dari tiap individu berdasarkan perbedaan jenis
kelamin, tinggi, dan berat badan. Bagian badan yang biasa diukur untuk menentukan jumlah
lemak dalam tubuh adalah trisep, bisep, subscapula, dan suprailiaka. Pada umumnya, rata-rata
komposisi lemak tubuh wanita lebih banyak dari pada komposisi lemak pria. Berikut adalah
tabel distribusi lemak tubuh pada laki-laki dan perempuan:
Tabel 1 : Persebaran Lemak pada Laki-laki dan Perempuan

Lokasi lemak
Lemak
esensial

(dalam

Laki-laki
2,1 kg

Perempuan
4,9 kg

sumsum tulang, system saraf


pusat, kelenjar-kelenjar, dan
organ lain)

Storage fat subkutan

3,1 kg

5,1 kg

Storage fat intermuskular

3,3 kg

3,5 kg

0,8 kg

0,6 kg
4

Storage fat intramuscular

Storage fat pada rongga dada

1,0 kg

1,2 kg

dan perut
Total Lemak
10,3 kg
15,3 kg
Berat badan
70,0 kg
56,8 kg
Prosentase lemak
14,7 %
26,9 %
Sumber : Behnke (1969), other weights from Allen et. al (1956); Alexander (1964);
Johnson et. al. (1972); Wilmore and Brown (1974)
Lemak tubuh dapat diukur secara absolute (dalam kilogram) maupun dalam presentase dari
berat keseluruhan. Lemak tubuh dapat diperkirakan dengan satu atau lebih pengukuran skinfold
thickness. Perkiraan awal lemak tubuh dan kecepatan perubahan lemak dalam tubuh diperlukan
untuk memantau keparahan dan ketidakseimbangan asupan energi-protein. Hilangnya lemak
tubuh secara besar-besaran dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan energi. Namun
perlu dipahami bahwa seseorang dengan jenis kelamin, tinggi dan berat badan yang sama belum
tentu memiliki jumlah lemak tubuh yang sama.
2.3.1

Skinfold Thickness
Metode ini merupakan metode konvensional yang paling banyak digunakan dan

mempunyai validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi untuk memprediksi komponen badan
seperti lemak, otot rangka, tulang, dan cairan badan. Khusus untuk memprediksi lemak
badan total, dengan metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) menghitung densitas
badan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan tertentu dari hasil pengukuran tebal
lipatan lemak subkutan, (2) langsung menghitung persentase lemak badan dengan
persamaan tertentu dari hasil pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, atau (3) langsung
dilihat pada tabel yang sudah disediakan dari beberapa pengukuran tebal lipatan lemak
subkutan yang telah dilakukan sebelumnya. Dari ketiga cara tersebut dibedakan antara lakilaki dan wanita.
2.3.1.1 Single Skinfold Measurement to Assess Body Fat
Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup akurat,
murah, praktis dan dilakukan hanya dengan sedikit latihan dan dapat dipakai untuk
memperkirakan % BF (Body Fat Percentation/ Persentase Lemak Tubuh)
(Supariasa,2001).
Pengukuran skinfold menggunakan satu area terkadang digunakan untuk
menaksir total lemak tubuh, atau prosentase kemak tubuh. Untuk menggunakan
5

metode ini, maka area yang diukur haruslah area yang mencerminkan keseluruhan
lapisan lemak subkutan. Karena lapisan lemak subkutan penyebarannya tidak sama di
dalam tubuh. Namun, area subkutan yang paling representative berbeda-beda untuk
tiap jenis kelamin, umur, dan suku bangsa.
Pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal sulit untuk dilakukan
pada wanita dewasa, karena penyebaran lemak subkutan di tubuh sangat bervariasi.
Secara umum, daerah yang paling sering digunakan untuk pengukuran lemak tubuh
menggunakan area tunggal adalah daerah triceps. Namun, pengukuran ini hanya cocok
untukmengukur lemak tubuh wanita dan anak-anak.
a) Pengukuran Triceps Skinfold
Lemak Triceps atau yang disebut juga dengan otot berkepala tiga karena pada
triceps terdapat tiga bagian otot yang berbeda dan menjadi satu disiku. Triceps
ini merupakan titik pada bagian belakang ekstremitas atas. Otot ini bertugas
sebagai ekstensi sendi siku atau penegakan siku.
Pada umumnya pengukuran triceps bertujuan untuk memperkirkan persentase
lemak tubuh dan total lemak tubuh dan merupakan indikasi lemak tubuh dan
penyimpanan energi.
Tebal lemak pada triceps merupakan suatu area yang sering digunakan untuk
mengestimasi secara tidak langsung ukuran dan tempat penyebaran lemak
subkutan karena pada area ini yang dianggap paling mencerminkan lemak
tubuh. Anggapan ini tidaklah benar karena distribusi dari lemak subkutan yang
berbeda setiap jenis kelamin, usia dan ras. Sehingga, untuk tempat pengukuran
lemak subkutan juga berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, usia dan
masing-masing kelompok etnis. Terlebih lagi, ketebalan jaringan lemak
subkutan tidak dapat merefleksikan proporsi konstan dari total lemak tubuh.
Berikut persamaan yang digunakan untuk mencari median lemak tubuh
seseorang:
%median=

100 x ketebalan trisep


ketebalan trisep berdasarkan umur dan jenis kelamin

Setelah mendapatkan hasil dari penghitungan di atas, hasilnya dapat


dievaluasi ke dalam tabel berikut :

Tabel 2 : Persentil Pengukuran Trisep berdasarkan Usia untuk Orang


Amerika Mulai Umur 1 hingga 75 tahun

Setelah mendapatkan persentase median, maka dapat


diinterpretasikan hasil median tersebut ke dalam tabel klasifikasi
antropometri
Tabel 3 : Kategori Status Kegemukan
Category
I
II
III
IV
V

Percentile
0.0 5.0
5.0 15.0
15.0 75.0
75.0 85.0

Fat Status
Lean
Below Average
Average
Above Average
Excess Fat

85.0 100.0
Anthropometric classification and evaluation of fat status. Modified from Frisancho (1990).

Tabel diatas dapat digunakan untuk menentukan status lemak melalui


pengukuran single skinfold, multiple skinfold dan mid-upper fat area.
Contoh soal :
Ibu Tyas berumur 35 tahun, memiliki tebal trisep 17 mm.
Bagaimana status gizi Ibu Tyas berdasarkan perhitungan trisep tersebut ?
Jawab :
% median =

100 x 17
23.5

1700
23,5

= 72,34 %.

Dari perhitungan tersebut, % median trisep Danang adalah 72,34 %. Maka


apabila diinterpretasikan pada tabel status kegemukan, status gizi Ibu Tyas
termasuk dalam golongan Average atau normal.
b) Pengukuran subskapular
Pengukuran subskapular dilakukan dari atas bagian bawah (inferior) skapula.
Pengukuran subskapula sering digunakan untuk menambah pebaksiran total
lemak yang ada dalam tubuh, dan juga menyediakan informasi penyebaran
lemak dalam tubuh yang nantinya dapat dicari hubungannya antara resiko
terpapar penyakit. Pengukuran subskapular juga menggunakan rumus yang
didasarkan pada persentase median, yaitu:
%median=

100 x ketebalan subskapular


median subskapular berdasarkan usia dan jenis kelamin
8

Setelah mendapatkan hasil dari penghitungan di atas, hasilnya dapat


dievaluasi ke dalam tabel berikut :
Tabel 4 : Persentil Ketebalan Subskapular berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Setelah mengetahui persentil dari tabel di atas, hasilnya dapat dievaluasi dari
tabel klasifikasi antropometri dan evaluasi dari status kegemukan (Tabel 4).
Contoh soal :
Siska berumur 23 tahun, memiliki tebal subscapular 5 mm. Bagaimana
kita dapat mengetahui status gizi dari Siska ?
% median =

100 x 5
13

500
13

= 38,46 %.

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa Siska memiliki persentasi lemak


sebanyak 38,46 % sehingga dapat dinterpretasikan status gizi Siska average atau
normal.

2.3.1.2 Multiple Skinfold Measurements to Assess Body Fat


a) Triceps dan Subscapular
Multiple measurement skinfold yang menggunakan pengukuran jumlah
lemak trisep dan subskapular dengan persamaan persentase median:

%median=

100 x ( trisep +subskapular ) median


median trisepsubskapular berdasarkan usia dan jenis kelamin

Tabel 5 : Persentil Penjumlahan Triceps & Subscapular Skinfold berdasarkan Usia

10

Setelah mendapat median presentase, hasilnya dapat dievaluasi dari tabel


klasifikasi antropometri dan evaluasi dari status kegemukan (Tabel 4).
Contoh Soal :
Bapak Tanto berusia 45 tahun memiliki ketebalan trisep 15 mm dan subscapular 13
mm. Bagaimanakah status gizi pria tersebut ?

11

% median =

100 x (15+13)
29

100 x 28
29

2800
29

= 96,55 %

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa Bapak Tanto memiliki persentasi


lemak sebanyak 96,55 % sehingga dapat dinterpretasikan Bapak Tanto mengalami
obesitas.
Selain itu, untuk menghitung lemak tubuh di dua area, dapat digunakan rumus
sebagai berikut
a.

Pada Laki-laki 18-27 tahun


Db

= 1,0913 0,00116 (trisep + scapula)


% BF = [(4,97/Db) 4,52] x 100

b.

Pada Wanita 18-23 tahun


Db = 1,0897 0,00133 (trisep + scapula)
% BF = [(4,76/Db) 4,28] x 100

Tabel 6 : Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit


Klasifikasi
Kurang
Optimal
Tingkat Rendah
Gemuk
Sangat gemuk

Laki-laki
<8%
8 15 %
16 20 %
21 24 %
25 %

Wanita
< 13 %
14 23 %
24 27 %
28 32 %
33 %

Sumber: Sirajudin 2012.

Contoh Soal :
Akbar berumur 25 tahun memiliki tebal trisep sebesar 20 mm dan tebal supkapular
sebesar 22 mm. Bagaimanakah status gizi Akbar ?
Jawab :
% BF = [(4,97/Db) 4,52] x 100
Db = 1,0913 0,00116 (trisep + scapula)
= 1,0913

0,00116 (20 + 22)

= 1,0913 0,00116 (42)


= 1,0913 0,04872
12

= 1,04258
% BF = [(4,97 / 1,04258) 4,52] x 100
= [4,76 4,52] x 100
= 0,24 100
= 24 %
Dari perhitungan diatas diperoleh % BF = 24%. Berdasarkan klasifikasi % BF, maka
Akbar termasuk dalam kategori gemuk.
b) Triceps, Suprailliac, Abdomen, Paha
Untuk laki-laki :
%F = 0,29288 (4 ukuran) 0,0005 (4 ukuran)2 + 0,15845
(Umur) 5,76377

Untuk Perempuan:
%F = 0,29669 (4 ukuran) 0,00043 (4 ukuran)2 + 0,02963
(Umur) 1,4072
Keterangan: %F : Persen lemak tubuh
4 ukuran : Jumlah Ukuran trisep, Suprailliac, Abdomen, Paha.
2.3.2 Waist Hip Circumference Ratio (WHR)
Adalah metode sederhana untuk membedakan antara lemak bagian bawah tubuh
(pinggung dan bokong) dan lemak bagian atas tubuh (pinggang dan bagian perut).WHR
merefleksikan distribusi dari jaringan lemak subkutan dan jaringan lemak pada intraabdominal. Berat badan yang terkonsentrasi sekitar abdomen sering disebut apple shape
sedangkan yang terkonsentrasi di sekitar pinggul disebut pear shape.

13

Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan WHR merupakan resiko


terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus. WHR dan kegemukan secara
sinergis merupakan resiko terhadap non insulin dependent diabetes mellitus. Menurut
Bjorntorp (1985), apabila rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul laki-laki lebih dari 1,0
dan untuk perempuan lebih dari 0,8 akan meningkatkan risiko komplikasi penyakit
kardiovaskular dan penyakit degenerative lainnya. Dalam beberapa penelitian, menyatakan
bahwa pria dan wanita yang memiliki WHR yang tinggi memilik resiko yang lebih tinggi
terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes melitus tipe 2.
Dalam beberapa kasus, orang dengan berat badan berlebih yang terkonsentrasi pada
abdomen memiliki resiko lebih tinggi terserang penyakit jantung koroner dan diabetes
dibandingkan dengan orang yang berat badanya terkonsentrasi pada daerah pinggul dan
paha.
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,
termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan
banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
Beberapa penelitian pada orang dewasa menunjukkan bahwa nilai WHR bervariasi
tergantung pada etnik, usia, jenis kelamin, letak geografis, dan tingkat kelebihan berat
badan.
Ambang batas (cut-off) resiko terhadap penyakit untuk laki-laki (WHR) 1 sedangkan
untuk wanita (WHR) 0,85. WHR digunakan sebagai pengukuran obesitas, yang merupakan
indikator kemungkinan lain kondisi kesehatan yang lebih serius.
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung WHR:
WHR = Waist or Abdominal Circumference (cm)
Hip Circumference (cm)
14

Kemudian, dapat diinteprestasikan ke dalam tabel di bawah ini.


Tabel 7 : Waist-Hip circumference Ration (WHR) bagi laki-laki dan wanita
Jenis

Umur

Resiko
Rendah

Kelamin
Laki-laki

Perempuan

Sedang

Tinggi

Sangat

20-29

< 0,83

0,83 0,88

0,89 0,94

Tinggi
> 0,94

30-39

< 0,84

0,84 0,91

0,92 0,96

> 0,96

40-49

< 0,88

0,88 0,95

0,96 0,10

> 0,10

50-59

< 0,90

0,90 0,96

0,97 1,02

> 1,02

60-69
20-29

< 0,91
< 0,71

0,91 0,98
0,71 0,77

0,98 1,03
0,78 0,82

> 1,03
> 0,82

30-39

< 0,72

0,72 0,78

0,79 0,84

> 0,84

40-49

< 0,73

0,73 0,79

0,80 0,87

> 0,87

50-59

< 0,74

0,74 0,81

0,82 0,88

> 0,88

60-69

< 0,76

0,76 0,83

0,84 0,90

> 0,90

Hubungan antara WHR dengan resoki terkena penyakit degenaratif, dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 8 : Resiko Penyakit Degenaratif
Pengukuran
Resiko

Pria
Resiko makin

Wanita
Resiko
Resiko makin

Lingkar

meningkat
>94

meningkat
>102

meningkat
>80

meningkat
>88

pinggang
WHR

0,9

0,8

0,9

Contoh Soal :
Ratih wanita berumur 27 tahun memiliki lingkar pinggang 60 cm, dan lingkar pinggulnya
75 cm. Bagaimana status gizi wanita tersebut?
15

Jawab :
WHR

lingkar pinggang
lingkar pinggul
60

= 77

= 0.8

Maka Ratih memiliki resiko yang tinggi untuk menderita penyakit degeneratif.
2.3.3

Mid-Upper-Arm Fat Area


Adalah penampang lemak lengan atas yang dihitung dari pertengahan lingkar lengan

atas dan trisep. Mid-Upper Arm Fat Area ini memberikan perkiraan total lemak tubuh yang
lebih tepat dibandingkan dengan pengukuran single skinfold pada area yang sama, karena
lebih berhubungan dengan total lemak tubuh.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Menghitung Mid-Upper-Arm Fat Area menggunakan rumus berikut:
SKF x C 1 x ( SKF )2
A=

2
4

Keterangan:
A

: Mid-Upper-Arm Fat Area (mm2)

C1

: Mid-Upper-Arm Circumference (mm)

SKF

: Triceps skinfold thickness (mm)

2) Menghitung persen median menggunakan referensi data NHANES, yang


sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan median mid-upper-arm fat area.
%median=

100 x A
median arm fat area

3) Tentukan range persentil hasil perhitungan menggunakan referensi data yang


sama.
4) Cari Arm Fat Index (AFI) (% of fat in the upper arm) dari mid-upper-arm fat
area dan total arm area menggunakan persamaan berikut:
AFI =

arm fat area x 100


total arm area

Keterangan:
C2
total arm area=
4

16

Dimana C = mid-upper-arm circumference / MUAC (mm)


Tabel 9 : Persentil Mid-Upper-Arm Fat Area

17

Tabel 10 : Persentil Arm Fat Index


Age (yr)

Percentiles of Arm Fat Index by


Age
10
25
50
75
90

95

Percentiles of Arm Fat Index by


Age
10
25
50
75
90

Male subjects
1.0-1.9
2.0-2.9

24.5
22.3

26.1
24.3

30.3
28.2

36.1
39.0

4.0-4.9

20.3

22.4

2.
5

7.0-7.9
8.0-8.9
9.0-9.9

15.0
16.3
15.3

17.2
17.4
17.3

13.0-13.9 11.8
14.0-14.9 10.5
17.0-17.9
18.0-24.9
25.0-29.9
30.0-34.9
35.0-39.9

95

Female subjects
46.2
44.9

48.7
49.0

24.0
24.0

26.2
26.9

30.5
30.9

36.8
36.1

41.8
41.1

47.8
45.8

51.2
49.9

30.0

91.9
39.
4
35.2

39.4

43.5

22.0

24.5

28.4

33.6

38.8

43.5

46.0

20.8
21.1
20.8

25.2'
26.0
25.9

31.2
31.1
33.5

38.7
39.4
40.1

43.8
44.4
44.9

20.1
19.4
20.6

22.8
22.3
22.6

26.5
26.4
27.6

32.3
32.8
33.8

37.0
38.5
41.0

44.3
45.3
98.1

48.2
51.6
52.3

12.9
11.8

16.8
15.4

22.3
20.1

29.9
27.2

40.3
37.4

44.9
42.8

19.4
21.3

21.4
23.9

28.0
28.9

35.3
34.9

42.2
42.6

48.5
49.4

52.3
53.0

9.6
9.2
8.7
9.2
9.4

10.4
10.5
10.7
11.6
11.3

129
13.6
14.2
15.7
16.0

15.7
19.1
20.1
21.9
21.6

21.8
26.3
27.4
28.5
27.7

28.8
33.4
34.6
35.3
33.9

34.1
38.3
39.6
40.0
38.7

22.0
22.5
24.1
24.7
25.9

25.3
26.0
27.4
28.7
29.8

30.5
32.0
33.6
35.7
37.0

38.4
38.8
40.8
43.4
43.9

45.1
46.2
48.4
50.0
50.6

51.6
53.0
54.3
55.6
56.5

55.2
56.0
57.4
59.2
59.2

45.0-49.9
50.0-54.9
55.0-59.4
60.0 -64.9

10.4
10.6
9.7
10.6

12.2
12.5
11.8
12.6

16.0
i 6.1
15.9
16.3

21.2
20.9
21.1
21.3

27.6
26.7
26.9
27.9

34.6
34.9
33.6
34.2

39.1
39.1
39.1
38.2

27.4
26.8
26.7
28.1

31.7
31.7
31.2
32.6

38.4
39.7
38.9
39.2

45.5
45.8
45.4
45.7

52.1
51.7
52.0
51.4

57.2
57.0
56.5
56.5

59.3
59.5
59.0
59.0

70.0-74.9

10.5

12.3

16.3

21.5

27.1

33.4

37.8

25.2

29.4

36.0

43.0

49.0

53.8

57.6

Table 6.12: Percentiles of arm fat index (arm fat area / total fat area x 100) by age for males and females of
one to seven[)-cars Data are from the NHANES I (1971-1974) and NRANES 11 (1976-1980) surveys and were
compiled by Frisancho

5) Kemudian hasilnya dapat diinterpretasikan hasil median


tersebut ke dalam tabel klasifikasi antropometri (Tabel 4)

2.3.4

Menghitung Total Body Fat


Metode yang digunakan adalah :

Melakukan pengukuran skinfold

Menghitung body density

skinfold
log
D=Cm
x
Keterangan:
D

: Body Density

18

Tabel 11 : Nilai C dan M (Durnin JVGA, Womersley J, 1974)

Tabel 12 : Equation for Estimating Body Density From the Sum Of Four Skinfold
Mensurements
Age ranges
17-19
20-29
30-39
40-49
50+

Equalition for women


D=1.1620-O.O630 x (log )
D=1.1631-O.O632 x (log )
D=1.1422-O.O544 x (log )
D=1.1620-O.O700 x (log )
D=1.1715-O.O779 x (log )

Age ranges
17-19
20-29
30-39
40-49
50+

Equalition for men


D=1.1549-O.O678 x (log )
D=1.1599-O.O717 x (log )
D=1.1423-O.O632 x (log )
D=1.1333-O.O612 x (log )
D=1.1639-O.O645 x (log )

Durnin JVGA, Womersley J (1974)


= sum of 4 skinfold (biceps, triceps, subcapular, and siprailliac)

Mengitung % Body Fat

Ada beberapa persamaan untuk menghitung % body fat, yaitu:


19

%F=

((

4,950
4,500 x 100
D

%F=

((

4,570
4,142 x 100
D

)
)

Siri (1961)

Brozek et al. (1963)

Ketiga persamaan di atas menggunakan motode 2-compartment model. Untuk


melakukan pengukuran, dapat dipih satu diantara ketiga formula diatas.

Menghitung Total Body Fat (Fat Weight)


Total body fat ( kg )=

body wt . ( kg ) x %body fat


100

Untuk mengetahui total berat bebas lemak


fat free mass ( kg )=body wt . ( kg ) body fat (kg)
Setelah mengetahui total lemak dalam tubuh, maka dapat diinteprestasikan kedalam
tabel berikut:

Tabel 13 : Persentase Standar % lemak tubuh untuk dewasa


Klasifikasi

Laki-laki

Perempuan

< 8%

<13%

Optimal

8% - 15%

13% - 23%

Slightly overfat

16% - 20%

24% - 27%

Fat

21% - 24%

28% - 32%

25%

33%

Lean

Obese (overfat)
Sumber: Sirajudin, 2012.

2.4

Assesment of The Fat Free Mass


20

2.4.1

Mid Upper Arm Circuference (MUAC) / Lingkar Lengan Atas (LiLA)


Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LiLA pada kelompok wanita usia subur

(WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dandapat dilaksanakan oleh
masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun (Supriasa, 2012).
Ambang batas LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm, apabila
ukuran LiLA <23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, artinya wanita tersebut mempunyai
resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
MUAC telah digunakan untuk skrining untuk kekurangan protein energi dalam
keadaan darurat seperti kelaparan, dan pengungsian.
Hasil pengukuran LiLA ada dua kemungkinan, yaitu < 23,5 cm dan 23,5 cm. Apabila
pengukuran < 23,5 berarti beresiko KEK, dan bila 23,5 cm berarti tidak beresiko KEK.
(Supriasa, 2012). Perkembangan LILA menurut Jellife, 1996 adalah sebagai berikut :
a. Pada tahun pertama kehidupan

: 5,4 cm

b. Pada umur 2-5 tahun

: <1,5 cm

Tabel 14 : Standar Baku LILa


Klasifikasi

Batas Ukur
WanitaUsiaSubur

KEK
Normal

< 23,5 cm
23,5 cm
BayiUsia 0-30 hari

KEP
Normal

< 9,5 cm
9,5 cm
Balita

KEP
Normal
Sumber: Sirajuddin, 2012.

< 12,5 cm
12,5 cm

Tabel 13 : Status Gizi Berdasarkan Warna pada Pita Shakir untuk Balita
21

Warna pada pita shakir


Merah
Orange
Kuning
Hijau

Batas ukur
7,5 - 12,5 cm
12,6 13,5 cm
13,5 17,5 cm
> 17,5 cm

Status gizi
Malnutrisi tingkat tinggi
Malnutrisi tingkat sedang
Resiko Malnutrisi
Gizi Baik

Untuk mengukur LILA pada usia 3 5 tahun menggunakan rumus standart deviation (zscore. Rumusnya sebagai berikut :
Z-Score =

LILA aktualLILA Median Standar


Simpangan Baku

Tabel 16 : Z-Score LILA untuk Perempuan Usia 3 Bulan Sampai 5 Tahun

22

Sumber : WHO

Cut-off point
: +3 SD
: +2 SD s/d +3 SD
: 2 SD s/d +2 SD

Obesitas
Overweight
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk

: 2 SD s/d 3 SD
: 3 SD

Contoh Soal :
Seorang anak perempuan berusia 15 bulan mempunyai LILA 10 cm, bagaimana status gizi
anak tersebut?
Jawab :
Z-Score =

LILA aktualLILA Median Standar


Simpangan Baku

1014,3
14,313,2

4,3
1,1

= - 3,9
Dengan nilai z-score -3,9 maka anak tersebut dikategorikan sebagai gizi buruk.

Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan rumus sebagai berikut :

% SG = LLA yang diukur / LLA standar 100 %


Keterangan : LLA standar = LLA baku (28,5)
Tabel 17 : Status Gizi Berdasarkan Rumus
Batas Ukur ( % SG )
> 85%
70,1 85%
70%

Status Gizi
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk

Sumber : dalam buku Aplication of Clinical Nutrition


23

Contoh soal :
Diah mempunyai panjang LILA sebesar 23 cm. Tapi umur Diah tidak ada yang
mengetahui. Bagaimanakah status gizi Diah ?
Jawab :
% SG

= LLA yang diukur / LLA standar 100 %


= 23 / 28,5 100%
= 23 / 28,5 100%
=80,70%

Dari perhitungan tersebut dihasilkan % status gizi sebesar 80,70% sehingga data
diinterpretasikan status gizi Diah adalah gizi kurang.
Untuk mengukur MUAC, juga dapat dihitung menggunakan persentase median
dengan rumus:
%median=

100 x observed arm circumference


median arm circumference for agesex

Tabel 18 : Persentil Mid-Upper-Arm Circumference berdasarkan Usia


Tabel 19 : Kategori Status Kegemukan
Kategori
I
II
III
IV
V

Persentil
0.0 5.0
5.0 15.0
15.0 85.0
85.0 90.0

Status Kegemukan
Kurus sekali
D bawah normal
Normal
Di atas normal
Kelebihan lemak

90.0 100.0
Contoh Soal :
Nisa berusia 18 tahun. Panjang LILA-nya 190 mm. Bagaimanakah status gizi Nisa
berdasarkan rumus persentil ?

24

Jawab :
%median=

100 x observed arm circumference


median arm circumference for agesex

= 100 190 / 268


= 19000/268 = 70,89%
Dari perhitungan tersebut didapat % median Nisa sebesar 74,62% sehingga dapat
diinterpretasikan status gizi Nisa adalah normal.
2.4.2

Mid Upper Arm Muscle Circumference (MUAMC)/ Lingkar Otot Lengan Atas
(LOLA)
MUAMC merupakan penggabungan dari perhitungan MUAC dan ketebalan trisep.

Dan perhitungannya pada lingkaran bagian dalam dari otot disekitar pusat inti dari tulang.
Perhitungan MUAMC digunakan untuk menilai total lemak tubuh, dan sering digunakan
untuk tujuan survey lapangan. MUAMC juga digunakan di rumah sakit untuk menilai
kekurangan energi protein karena ukuran massa otot menggambarkan indeks cadangan
protein.

25

Cara perhitungannya dengan menggunakan persamaan:


MUAMC =MUAC( x TSK )
Keterangan:
MUAMC

: Lingkar Otot Lengan Atas

MUAC

: Lingkar Lengan Atas (mm)

TSK

: Triceps Skinfold Thickness (mm)

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini.Bagi orang
Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 22,8 cm untuk laki-laki, 20,9 cm
untukwanita. (Hartono, Andry. 2006)
Berikut adalah cara menghitung persentil median dari MUAMC:
%m edian=

100 x obsered arm muscle circumference


median armmuscle . for agesex

Berikut adalah tabel persentil mid upper arm muscle circumference berdasarkan jenis
kelamin dan usia.

Tabel 20 : Persentil Mid-Upper-Arm Muscle Circumference berdasarkan Umur

26

2.4.3

M
id Upper Arm Muscle Area (AMA)
Lebih baik dari pada pertengahan lingkar lengan atas untuk mencerminkan total massa

otot tubuh karena lebih memadai mencerminkan besar sebenarnya dari perubahan jaringan
otot. Untuk menghitung AMA digunakan rumus sebagai berikut:

( x TSK )
MUAC

AMA=
Keterangan:
AMA

: Mid Upper Arm Muscle Area

MUAC

: Lingkar Lengan Atas (mm)

TSK

: Triceps Skinfold Thickness (mm)

27

Tabel 21 : Persentil Tabel AMA Berdasarkan Usia dan Kelamin ( Gibson, 1993 )

Setelah mendapat hasil persentil dari MUAC, MUAMC, dan mid upper fat area, status
gizi seseorang dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini:
Tabel 22 : Kategori Status Otot

28

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan jaringan
bebas lemak dalam tubuh.
2. Menghitung komposisi tubuh dapat dilakukan dengan metode single skinfold, multiple
skinfold, WHR, dan mid-upper arm fat area. Kemudian untuk menghitung fat free mass,
dapat dilakukan dengan MUAC, MUMAC, mid-upper muscle area.
3. Mengevaluasi data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan empiris yang
tersedia.
4. Menginteprestasikan data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel rujukan yang ada
dalam makalah. Kemudian menentukan cut off, dan status gizi dapat ditentukan,
3.2 Saran
1. Dalam pengambilan data diperlukan keteletian yang ekstra agar data yang di dapat valid
dan benar.
2. Dalam mengevaluasi data, diperlukan pemahaman yang benar akan persamaan empiris
dan cut off dari masihng-masing bagian yang akan dihitung.

29

DAFTAR PUSTAKA

Djoko, Sudarmani. Faktor-faktor yang Berhubungan Rasio Lingkar Pinggang Lingkar Pinggul
Orang Dewasa: Kasus Padang. (http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak110086.pdf, diakses 19 Maret 2013, jam 21.35 WIB)
Gibson R.S. 1993. Nutritional Assessment A Laboratory Manual, Oxford UniversityPress, New
York, hlm. 67-102.
Gibson SR. 1990. Principle of Nutritional Assesment. Oxford University Press, New York, hlm.
273-293.
Gizi,

depkes. 2012. Tubuh ideal sehat. http://gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/05/Tubuh-ideal-se.hatpdf. Diakses tanggal 15 Maret


2013.

Ratih Fadhila E, Yohan. dkk. Laporan Praktikum Gizi Pengukuran Antropometri Pada Orang
Dewasa. (http://www.scribd.com/doc/111766008/Revisi-Laporan-Antropometri-DewasaKel-2, diakses 21 Maret 2013).
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan
Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Sudibjo, Priyo. Beberapa Pertimbangan dalam Pemilihan Metode untuk Mengestimasi Lemak
Badan.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132172719/Beberapa%20pertimbangan
%20dalam%20mengestimasi%20lemak%20badan.pdf, diakses 19 Maret 2013 jam 21.00
WIB).
Supariasa, I Dewa Nyoman. dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran, hlm. 48-49.
WHO.
2008.
Waist
Circumference
and
Waist/Hip
Circumference.
(Online)
http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241501491_eng.pdf. Diakses 20 Maret
2015
Yahya, Rihzal. Evaluasi Komposisi Tubuh. (http://www.scribd.com/doc/75654862/EvaluasiKomposisi-Tubuh, diakses 19 Maret 2013 jam 21.44 WIB)

30

Anda mungkin juga menyukai