Anda di halaman 1dari 12

Skinfold Thickness Measurement

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Penentuan Status Gizi
Yang dibina oleh Farah Paramita, S.Gz, M.PH.

Oleh :
Aldila Caesaprima (170612634092)
Alinda Rahmani (170612634055)
Hasbi Ash Shiddiqy (170612634054)
Meiko Karenina (170612634058)
Nailul Izzah Mahrusah (170612634077)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Skinfold Thickness Measurement”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman.

Malang, 19 September 2019

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB 2
2.1 Tujuan Pengukuran Skinfold Thickness ..................................................... 6
2.2 Alat Pengukuran Skinfold Thickness ........................................................... 6
2.3 Langkah-Langkah Pengukuran Skinfold Thickness .................................... 7
2.4 Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran Skinfold Thickness 10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Pengukuran persentase lemak tubuh yang akurat merupakan hal yang
diperlukan untuk memonitor lemak tubuh, obesitas dan untuk rencana pengaturan
diet dalam program pelayanan kesehatan. Pendistribusian lemak tubuh terdiri dari
lemak subkutan (lemak dibawah kulit) dan lemak viseral (lemak daerah perut).
Lemak tubuh yang berlebih dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti hipertensi,
dislipidemia, diabetes melitus tipe, penyakit jantung koroner, stroke, gangguan
kantung empedu, osteoarthritis, sleep apnea. Sedangkan jumlah lemak tubuh yang
sedikit dapat memicu terjadinya disfungsi fisiologis yang serius. Overweight dan
obesitas telah menjadi epidemic global yang dideklarasikan oleh Badan Kesehatan
Dunia yaitu WHO. Skinfold Thickness merupakan salah satu teknik pengukuran
komposisi lemak tubuh. Pengukuran lemak tubuh (subkutan) dengan skinfold
thickness merupakan pendekatan cara pengukuran yang tidak langsung dari lemak
tubuh yang disimpan dan pada akhirnya mengestimasi total lemak tubuh (Gibson,
1993).
Menurut laporan (World Health Organization,2011), sebanyak 1,6 milyar
orang dewasa didunia memiliki berat badan lebih (overweight) dan 400 juta
diantaranya mengalami obesitas. Obesitas tiga kali lebih banyak ditemukan pada
wanita dan cenderung meningkat pada usia 20 tahun dan lebih tinggi pada usia 40
tahun. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan oleh obesitas seperti diabetes
melitus, hipertensi, gagal jantung akibat kelemahan otot jantung atau
kardiomiopati. Selain menimbulkan penyakit, obesitas juga menimbulkan banyak
persoalan psikososial seperti depresi, reaksi cemas atau stres terutama pada wanita.

2.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa tujuan pengukuran Skinfold Thickness?
1.2.2 Apa saja alat yang digunakan dalam pengukuran Skinfold Thickness?
1.2.3 Apa saja langkah-langkah pengukuran Skinfold Thickness?
1.2.4 Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran Skinfold Thickness?

4
2.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui tujuan pengukuran Skinfold Thickness
1.3.2 Mengetahui alat yang digunakan dalam pengukuran Skinfold Thickness
1.3.3 Mengetahui langkah-langkah pengukuran Skinfold Thickness
1.3.4 Mengetahui hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran Skinfold
Thickness.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tujuan Pengukuran Skinfold Thickness


Skinfold Thickness merupakan salah satu teknik pengukuran komposisi
lemak tubuh. Pengukuran lemak tubuh (subkutan) dengan skinfold thickness
merupakan pendekatan cara pengukuran yang tidak langsung dari lemak tubuh
yang disimpan dan pada akhirnya mengestimasi total lemak tubuh (Gibson,
1993).
Pada awal tahun 1900, pengukuran lemak tubuh mulai diperkenalkan, dan
sekarang penggunaanya sudah mulai meluas mulai pada club fitness dan
tempat-tempat latihan kebugaran lainnya. Hal ini digunakan untuk memantau
cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas seseorang. Ada beberapa
alasan digunakannya skinfold yaitu pertama, skinfold adalah pengukuran yang
baik untuk mengukur lemak tubuh bawah kulit; kedua, ada hubungan antara
lemak bawah kulit dan total lemak tubuh; ketiga, jumlah dari beberapa
pengukuran skinfold dapat digunakan untuk memperkirakan total lemak tubuh.

2.2 Alat Pengukuran Skinfold Thickness


Alat yang digunakan untuk tebal lemak yaitu Skinfold Calliper. skinfold
caliper digunakan untuk pengukuran secara individual pada jumlah lemak atau
ketebalan lemak pada area yang spesifik. Standar tempat pengukuran skinfold
ada sembilan tempat, yaitu dada (chest), subskapula (subscapular),
midaksilaris (midaxillary), suprailiaka (suprailiac), perut (abdominal), trisep
(triceps), paha (thigh), dan betis (calf). Cara yang sering
dikerjakan adalah mengukur pada 4 tempat, yaitu triceps,
biceps, suprailiaca, dan subscapula. Pengukuran lemak
tubuh pada triceps, biceps, suprailiaca dan subscapula
diukur dalam satuan milimeter (mm), dan dijumlahkan
didapat total lemak (mm).

6
2.3 Langkah-Langkah Pengukuran Skinfold Thickness
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengukuran tebal lemak
menggunakan skinfold calliper:
1. Gunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk menjepit/mencubit lokasi
kulit dengan lebar yang cukup untuk mendapatkan lipatan yang baik.
2. Tarik lipatan kulit dan lapisan lemak dibawahnya dengan tangan kiri
menjauhi tubuh. Jangan khawatir akan tercubit otot karena otot bersifat
rapat/kokoh dan tidak akan ikut tertarik bersama kulit dan lemak.
3. Ketika menarik lipatan kulit menggunakan tangan kiri, letakkan mulut
caliper sekitar ¼ inchi dari jari-jari tangan kiri. Lepaskan pelatuk caliper
hingga seluruh kekuatan mulut berada pada lipatan kulit. Tanpa
melepaskan tangan kiri biarkan kekuatan caliper secara perlahan selama
beberapa detik untuk mendapatkan pembacaan yang benar. Tuliskan hasil
pembacaan dan lanjutkan pemeriksaaan ke lokasi yang lain.

Ada beberapa lokasi pengukuran spesifik yang biasanya dilakukan


(Norton & Old, 1998: 47-53) :
1. Subscapular skinfold.
Subyek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua lengan disamping
badan. Ibu jari meraba badian bawah angulus inferior scapulae untuk
mengetahui tepi bagian tersebut. Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan
jari telunjuk tangan kiri diambil tepat di inferior angulus inferior
scapulae. Cubitan pada kulit dilakukan dengan arah cubitan miring ke
lateral bawah membentuk sudut 45° terhadap garis horisontal.
2. Abdominal skinfold.
Cubitan dilakukan dengan arah vertikal, kurang lebih 5 cm lateral
umbilikus (setinggi umbilikus).
3. Suprailiac / supraspinale skinfold.
Cubitan dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang
terbentang dari spina iliaca anterior superior (SIAS) ke batas anterior
axilla dan garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini
terletak sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek

7
dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm. Arah cubitan
membentuk sudut 45° terhadap garis horisontal.
4. Iliac crest skinfold.
Cubitan dilakukan diatas crista iliaca pada ilio-axilla line. Subyek
abduksi pada lengan kanan seluas 90 derajat atau menyilang dada
dengan meletakkan tangan di bahu kiri. Jari-jari tangan kiri meraba
crista iliaca dan menekannya sehingga jari-jari tersebut dapat meraba
seluruh permukaan crista iliaca. Posisi jari-jari tersebut kemudian
digantikan dengan ibu jari tangan yang sama, kemudian jari telunjuk
ditempatkan kembali tepat di superior dari ibu jari dan akhirnya cubitan
dilakukan dengan jari telunjuk dan ibu jari. Lipatan dilakukan pada
pososi miring ke depan dengan sudut kurang lebih 45° terhadap garis
horisontal.
5. Midaxillary skinfold.
Cubitan dilakukan dengan arah vertikal setinggi sendi xiphosternal
sepanjang garis ilio-axilla. Pengukuran dilakukan dengan posisi lengan
kanan diabduksikan 90 derajat ke samping.
6. Medial calf skinfold.
Subyek dalam posisi duduk di kursi dengan sendi lutut dalam
keadaan fleksi 90 derajat dan otot-otot betis dalam keadaan relaksasi.
Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada aspek medial betis yang
mempunyai lingkar paling besar. Untuk menentukan lingkar terbesar
pada betis dilakukan pengamatan dari sisi depan.
7. Front thigh skinfold.
Pengukur berdiri menghadap sisi kanan subyek. Subyek dalam
posisi duduk di kursi dengan lutut fleksi 90 derajat. Cubitan dilakukan
dengan arah vertikal pada garis tengah aspek anterior paha di
pertengahan antara lipat paha dengan tepi atas patella.
8. Triceps skinfold.
Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada
sisi posterior mid acromiale-radiale line. Cubitan dilakukan pada
permukaan paling posterior dari lengan atas pada daerah m. triceps

8
brachii pada penampakan dari samping. Saat pengukuran lengan dalam
keadaan relaksasi dengan sendi bahu sedikit eksorotasi dan sendi siku
ekstensi di samping badan.
9. Biceps skinfold.
Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada
mid acromiale-radiale line sehingga arah cubitan vertikal dan paralel
dengan aksis lengan atas. Subyek berdiri dengan lengan relaksasi serta
sendi siku ekstensi dan sendi bahu sedikit eksorotasi. Cubitan dilakukan
pada aspek paling anterior dari permukaan depan lengan atas pada
penampakan dari samping.
10. Chest skinfold.
Cubitan dilakukan sedikit miring sesuai dengan lipatan ketiak
depan sepanjang linea axillaris anterior.

Ada dua macam cara dalam memprediksi persentase lemak badan.


Ada persamaan yang langsung menghitung persentase lemak badan dari
data skinfold yang sudah dikumpulkan, namun ada juga yang harus melalui
penghitungan densitas badan terlebih dahulu sebelum dapat menghitung
persentase lemak badan. Pada cara yang kedua ini setelah densitas badan
dihitung berdasarkan data skinfold yang sudah didapat, maka nilai densitas
tersebut dikonversikan dalam rumus Siri atau Brozek sebagai berikut :

Rumus Siri :
Persentase lemak badan = 495 – 450/D
Rumus Brozek :
Persentase lemak badan = [ ( 4,971 / D ) – 4,519 ] x 100

Persamaan untuk mencari densitas badan dibedakan antara pria dan


wanita sertatidak dapat diterapkan begitu saja pada populasi yang berbeda-
beda rasnya. Persamaan-persamaan yang telah ada ternyata hanya cocok
diterapkan pada populasi kulit putih atau ras kaukasid. Sedangkan
penggunaannya pada populasi lain selain ras kaukasid masih dipertanyakan.
Untuk populasi Indonesia biasanya perhitungan tebal lemak menggunakan
persamaan pada populasi Cina, yaitu:

9
Jackson dan Pollock (untuk populasi pria) :

D = 1,10938 – 0,0008267 (X1) + 0,0000016 (X1)2 – 0,0002574 (umur)

Jackson, Pollock dan Ward (untuk populasi wanita):

D = 1,0994921 – 0,0009929 (X2) + 0,0000023 (X2)2 – 0,0001392 (umur)

D : densitas badan
X1 : jumlah pengukuran skinfold pada chest, Abdomen, dan front thigh
X2 : jumlah pengukuran skinfold pada triceps, suprailiac, dan front thigh

2.4 Hal- Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengukuran Skinfold Thickness
Pengukuran menggunakan skinfold sangat bergantung pada keahlian atau
keterampilan pemeriksa dan pengukuran ini membutuhkan keterampilan yang
sangat terampil untuk pengukuran pada orang obese. Karena pada orang obese
memiliki jaringan penguhubung yang longgar dan lipat lemak yang luas. Selain
itu, sumber kesalahan pengukuran dapat dipengaruhi seperti jenis alat skinfold
caliper yang digunakan, faktor subjek yang diukur dan rumus yang digunakan
untuk memperkirakan lemak tubuh.
Dari beberapa persamaan yang telah ada, tingkat ketelitian dalam
memprediksi persentase lemak badan sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak
data lokasi skinfold yang digunakan dalam rumus tersebut. Ada persamaan
yang hanya menggunakan satu atau dua data skinfold saja tetapi ada pula yang
menggunakan data skinfold pada tujuh lokasi pengambilan skinfold. Pada
dasarnya semakin banyak data lokasi skinfold yang digunakan dalam rumus
maka ketepatan persamaan tersebut dalam memprediksi persentase lemak
badan akan semakin besar pula.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Skinfold Thickness merupakan salah satu teknik pengukuran komposisi
lemak tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur tebal lemak yaitu Skinfold
Calliper. Standar tempat pengukuran skinfold ada sembilan tempat, yaitu dada
(chest), subskapula (subscapular), midaksilaris (midaxillary), suprailiaka
(suprailiac), perut (abdominal), trisep (triceps), paha (thigh), dan betis (calf).
Langkah-langkah dalam pengukuran tebal lemak menggunakan skinfold
caliper antara lain, gunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk
menjepit/mencubit lokasi kulit dengan lebar yang cukup untuk mendapatkan
lipatan yang baik kemudian tarik lipatan kulit dan lapisan lemak dibawahnya
dengan tangan kiri menjauhi tubuh. Ketika menarik lipatan kulit menggunakan
tangan kiri, letakkan mulut caliper sekitar ¼ inchi dari jari-jari tangan kiri.
Lepaskan pelatuk caliper hingga seluruh kekuatan mulut berada pada lipatan
kulit. Tanpa melepaskan tangan kiri biarkan kekuatan caliper secara perlahan
selama beberapa detik untuk mendapatkan pembacaan yang benar.
Ada dua macam cara dalam memprediksi persentase lemak badan yaitu,
persamaan yang langsung menghitung persentase lemak badan dari data
skinfold dan yang kedua harus melalui penghitungan densitas badan terlebih
dahulu sebelum dapat menghitung persentase lemak badan. Untuk cara yang
kedua, setelah densitas badan dihitung berdasarkan data skinfold yang sudah
didapat, maka nilai densitas tersebut dikonversikan dalam rumus Siri
(Persentase lemak badan = 495 – 450/D) atau Brozek (Persentase lemak badan = [ (
4,971 / D ) – 4,519 ] x 100). Pengukuran menggunakan skinfold sangat
bergantung pada keahlian atau keterampilan pemeriksa. Selain itu, sumber
kesalahan pengukuran dapat dipengaruhi seperti jenis alat skinfold caliper
yang digunakan, faktor subjek yang diukur dan rumus yang digunakan untuk
memperkirakan lemak tubuh.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chritassani, Putu Dyana. 2011. Korelasi Body Mass Index dan Triceps Skinfold
Thickness Tehadap Rasio Kadar LDL/HDL. (Online),
(https://repository.usd.ac.id/17611/2/078114125_Full.pdf), diakses tanggal 17
September 2019.

Dn Wijayanti, H Sukmaningtyas, Dy Fitranti. 2018. Kesesuaian Metode


Pengukuran Persentase Lemak Tubuh Skinfold Caliper Dengan Metode
Bioelectrical Impedance Analysis. (Online),
(http://eprints.undip.ac.id/63723/), diakses tanggal 18 September 2019.

Gibson, S. 1993. Nutritional Assesment A Laboratory Manual, Oxford University


Press, New York, pp.23

Sudibjo, Prijo. 2010. Penilaian Persentase Lemak Badan Pada Populasi Indonesia
Dengan Metode Anthropometris. (Online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132172719/penelitian/Penilaian+Presentase
+Lemak+badan+Metode+Anthropometris.pdf), diakses tanggal 16 September
2019.

12

Anda mungkin juga menyukai