Anda di halaman 1dari 6

Makalah Pendidikan dan Pelatihan Gizi

Identifikasi dan Analisis Masalah Gizi sebagai Dasar


Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Gizi

Disusun oleh :
Kelompok 1

AYU LARASATI (P2313111705)


DINAH HAMIDAH (P23131117054)
NATAZHA FEBRITA (P23131117066)
NUR AINI RAMADHANI (P23131117067)
NUR AZIZAH FEBRIANA (P23131117068)

Dosen Pembimbing: Drs. Rosmida

JURUSAN D4/VI B GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jakarta, Januari 2020
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum Pendidikan Gizi adalah bagian dari pendidikan kesehatan.
Pendidikan gizi pada masyarakat dikenal sebagai usaha perbaikan gizi atau usaha untuk
meningkatkan status gizi masyarakat khususnya golongan rawan (bumil, busui, balita,
dll). Sebagaimana pada pendidikan kesehatan tujuan akhirnya adalah perubahan perilaku
pada pendidikan gizi juga diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat ke arah yang
baik sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu gizi yaitu perubahan pengetahuan gizi, sikap, dan
perilaku makan serta keterampilan dalam mengelola makanan.
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar berguna
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
ber;aku dalam waktu relatif singkat dan metodenya mengutamakan praktek daripada
teori. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan praktek daripada
teori yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan pelatihan orang
dewasa dan bertujuan meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa jenis
keterampilan tertentu.
B. Tujuan Umum
Diharapkan Mahasiswa dapat mengetahui dan mengaplikasikan mengenai identifikasi
dan analisis masalah gizi sebagai perencanaan pendidikan dan pelatihan gizi
C. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi prosedur pelatihan gizi
2. Menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelatihan gizi
BAB II
ISI
A. Pendidikan dan pelatihan gizi
1. Definisi pendidikan
Soekidjo notoadmodjo dalam buku “pendidikan dan Pelatihan” (1998) memberikan
beberapa batasan tentang pengertian pendidikan, diantaranya :
A. M.J. Langevelt, (1962) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses membawa
anak ke arah kedewasaaan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kedewasaan yang
dimaksud adalah apabila anak telah sanggup bertindak atas tanggung jawab nya
sendiri
B. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agara peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan diperlukan dirinya dan
masyarakat (www.id.wikipedia.org).
C. Crow and crow, mengartikn pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman
atau informasi diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. Pendidikan mencakup
pengalaman, pengertian, penyesuaian diri dari pihak terdidik terhadap rangsangan
yang diberikan kepadanya, menuju kearah pertumbuhan dan perkembangan.

2. Definisi pelatihan
Pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan dan
keterampilan tertentu serta sikap agar peserta semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar
(Tanjung, 2003).
Kirk patrick (1994) mendefinisikan pelatihan sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan, mengubah perilaku dan mengembangkan keterampilan. Pelatihan
menurut Strauss dan Syaless di dalam Notoatmodjo (1998) berarti mengubah pola
perilaku, karena dengan pelatihan maka akhirnya akan menimbulkan perubahan
perilaku.
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar, berguna
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu relatif singkat dan metodenya mengutamakan praktek daripada
teori. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan pada praktek
daripada teori yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan
pelatihan orang dewasa dan bertujuan meningkatkan kemampuan dalam satu atau
beberapa jenis keterampilan tertentu. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu
proses interaksi antara peserta dengan lingkungannya yang mengarah pada
pencapaian tujuan pendidikan dan pelatihan yang telah ditentukan terlebih dahulu
(Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan, 2002).

3. Perbandingan antara pendidikan dan pelatihan


Pendidikan Pelatihan
1. Pengembangan Menyeluruh (overall) Khusus (spesific)
kemampuan
2. Area kemampuan Kognitif, afektif Psikomotor
(penekanan)
3. Jangka waktu Long term Short term
pelakasanaan
4. Materi yang Lebih umum Lebih khusus
diberikan
5. Penekanan metode Conventional Inconventional
belajar
6. Penghargaan akhir Gelar (degree) Setifikat (non degree)
proses

4. Pendidikan Gizi

Secara Umum Pendidikan Gizi adalah Bagian dari pendidikan kesehatan.


Pendidikan gizi pada masyarakat dikenal sebagai usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha
untuk meningkatkan status gizi masyarakat khususnya golongan rawan (Bumil, Busui,
balita). Sebagaimana pada pendidikan kesehatan tujuan akhirnya adalah perubahan
perilaku, pada pendidikan gizi juga diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat ke
arah yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu gizi yaitu perubahan pengetahuan
gizi, sikap dan perilaku makan, serta keterampilan dalam mengelola makanan.

Secara Khusus pendidikan gizi bertujuan

1. Membantu induvidu, keluarga dan masyarakat, agar dapat berperilaku positif


sehubungan dengan pangan dan gizi.
2. Meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan gizi dan
makanan yang menyehatkan.
3. Merubah perilaku konsumsi makanan (food consumtion behavior) yang sesuai
dengan tingkat kebutuhan gizi, guna mencapai status gizi yang baik
4. Menyebarkan konsep-konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat .

Tujuan akhirnya adalah keluarga sadar gizi. Dimana setiap keluarga mempunyai
kemampuan atau pengetahuan dasar tentang gizi yaitu

1. Mampu mengetahui Fungsi makanan,


2. Mampu menyusun menu makanan sehari,
3. Mampu memkombinasikan beberapa jenis makanan,
4. Mampu mengolah dan memilih makanan,
5. Mampu menilai kesehatan yang berhubungan dengan makanan.

Dari Penjelasan pendidikan gizi maupun pendidikan kesehatan diatas, kedua


mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu adanya perubahan perilaku. Dalam bidang gizi
dan kesehatan, perubahan perilaku ini diarahkan untuk mendukung faktor status
lingkungan yang baik (fisik, sosial, budaya ekonomi dan lain-lain), ada tidaknya
pelayanan kesehatan dan faktor hereditas pada peningkatan derajat kesehatan yaitu
adanya status gizi dan kesehatan yang optimal (Blum, 1974). Namun demikian
penekanan (enforcement) dari perubahan perilaku ini tetap difokuskan pada proses
pendidikan gizi dan kesehatan (proses belajar-mengajar) yang dalam tulisan ini bersifat
non formal.
TNA

Tujuan kegiatan analisis kebutuhan pelatihan menurut Nadler L. (1982) adalah untuk
membantu pimpinan dalam membuat keputusan apakah pelatihan merupakan solusi yang
tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi/perusahaan. Di sisi
lain Bartram S. dan Gibson B. (1995) menyatakan menganalisis kebutuhan pelatihan
merupakan proses penyiapan arah dan fokus invetasi yang harus dilakukan oleh
organisasi untuk perkembangan sumber daya nya.

Analog dengan definisi-definisi tersebut TNA adalah proses analisis terhadap


kebutuhan peningkatan kompetensi SDM untuk menentukan bagaimana sebaiknya
kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai