Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Survei konsumsi merupakan kegiatan survei yang dilakukan untuk
mengumpulkan data pangan yang dikonsumsi oleh suatu penduduk selain itu
juga digunakan untuk mengetahui mengetahui kebiasaan makan dan
gambaran tingkat kecukupan bahan maknan dan zat gizi pada tingkat
kelompok, ruamah tangga ataupun individu. Data yang diperoleh dari survei
konsumsi bermanfaat untuk menaksir asupan gizi, menaksir tingkat
kecukupan zat gizi, merencanakan perbaikan gizi dan merencanakan
penyediaan pangan.
Metode dari pengumpulan data untuk survei konsumsi tingkat individu
salah satunya yaitu metode estimated food record. Pada metode estimated food
record responden diminta untuk mencatat semua yang dimakan dan minum
setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau
menimbang dalam bentuk gram dalam periode tertentu, termasuk cara
persiapan dan pengolahan (Supariasa, 2002)

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana cara melakukan survei konsumsi pangan tingkat individu


dengan metode estimated food record ?
 Bagaimana perbandingan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
responden dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia ?
 Bagaimana analisis dari hasil estimated record yang telah dilakukan ?
 Bagaimana tingkat konsumsi pada hari libur dan hari kerja ?
 Apa yang perlu dievaluasi dalam proses pelaksanaan estimated food
record yang telah dilakukan ?

1.3 Tujuan

 Mahasiswa mampu melakukan survei konsumsi pangan tingkat individu


dengan metode estimated food record dengan baik dan benar

1
 Mahasiswa mampu menganalisi serta membandingkan asupan energi,
protein, lemak dan karbohidrat responden dengan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia
 Mahasiswa mampu menganalisis dari hasil estimated food record yang
telah dilakukan
 Mahasiswa mampu menganalisi perbedaan konsumsi pada hari kerja dan
hari libur
 Mahasiwa mampu megevaluasi proses pelaksanaan estimated food record

1.4 Manfaat

 Mahasiswa dapat melakukan survei konsumsi pangan tingkat individu


dengan metode estimated food record dengan baik dan benar
 Mahasiswa dapat membandingkan asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat responden dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di
Indonesia
 Mahasiswa dapat menganalisis dari hasil estimated food record yang telah
dilakukan
 Mahasiswa dapat menganalisis perbedaan konsumsi pada hari kerja dan
hari libur
 Mahasiswa dapat mengevaluasi proses pelaksanaan estimated food record

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Survei konsumsi makanan adalah survei yang dimaksudkan untuk


mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkta kecukupan bahan maknan
dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-
daktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan (Supariasa, 2002).
Salah satu metode survei konsumsi pangan pada tingkat individu adalah
estimated food record.
Estimated food record atau biasa disebut food record adalah metode
pencatatan makanan yang dilakukan oleh responden dengan cara mengestimasi
jumlah makanan yang dikonsumsi. Metode food record dapat menghasilkan data
yang cukup detail dan akurat. Data yang dihasilkan bersifat kuantitatif, sehingga
metode ini dapat digunakan untuk mengukur asupan zat gizi seperti asupan energi,
karbohidrat, protein, dan lemak. Metode ini juga dapat digunakan untuk
mengukur asupan cairan. Responden sulit untuk mengingat kapan dan berapa
jumlah cairan yang diminum, sehingga metode pencatatan ini cocok untuk
mengukur asupan cairan dalam sehari.

Dalam pelaksanaannya metode record harus memperhatikan kondisi


responden karena metode ini cocok digunakan untuk responden dengan latar
belakang pendidikan yang cukup tinggi. Metode ini tidak dapat digunakan untuk
responden yang buta huruf, karena responden harus menuliskan semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi. Metode ini juga dapat menjadi beban bagi
responden.

Menurut Fahmida dan Dillon (2007) bahwa prinsip dan penggunaan dari
metode pencatatan makanan (food records) adalah sebagai berikut :

1. Dasar dari pencatatan ukuran porsi makanan dari makanan yang


dikonsumsi oleh individu adalah estimasi menggunakan ukuran rumah
tangga (URT) atau penimbangan menggunakan timbangan makanan.
Metode penimbangan merupakan metode yang ideal untuk studi penelitian

3
dan kontrol penelitian terutama saat kegiatan konseling diet atau untuk
mengetahui korelasi antara intake dengan parameter biologis.
2. Berguna untuk kegiatan dalam penelitian, khususnya dalam penelitian
epidemiologi gizi. Data intake zat gizi selanjutnya dapat dijadikan sebagai
dasar program pendidikan gizi.
Dalam pelaksanaan metode food record, responden sangat berperan
untuk pengumpulan data. Peneliti harus meminta kerja sama dan komitmen
responden untuk mencatat dan melaporkan semua makanan dan minuman
termasuk makanan jajan dan selingan yang dikonsumsi selama periode penelitian.
Peneliti juga harus menjelaskan kepada responden untuk selalu membawa catatan
makanan ini apabila responden mengkonsumsi makanan di luar rumah.

Responden juga diminta jujur untuk menuliskan semua konsumsi makanan


dan diminta untuk tidak mengurangi atau menambahi jumlah konsumsi makanan
tertentu. Sebelum memulai pengumpulan data dengan metode food record peneliti
atau pengumpul data harus menjelaskan cara pengisian formulir food record dan
menjelaskan mengenai ukuran rumah tangga (URT) yang akan digunakan dalam
memperkirakan porsi atau jumlah konsumsi makanan.

Langkah-langkah dalam melakukan food record.

 Peneliti atau penumpul data menjelaskan cara-cara pengisian formulir


food record dan menjelaskan tentang ukuran rumah tangga yang akan
digunakan dalam memperkirakan porsi makanan.
 Responden mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
termasuk makanan selingan dan jajanan, baik yang dikonsumsi di
dalam rumah maupun diluar rumah selama periode penelitian.
 Responden diminta juga menuliskan waktu makan, bahan-bahan dari
makanan yang dikonsumsi, cara pengolahan dan keterangan lain jika
diperlukan (seperti merek atau harga dari makanan, tempat
mengkonsumsi makanan tersebut dan kesempatan dalam
mengkonsumsi makanan tersebut, misalnya dikonsumsi pada saat
menonton televisi, dikonsumsi saat menghadiri pesta pernikahan dan
keterangan lain yang dapat Mmembantu peneliti dalam

4
menerjemahkan ukuran rumah tangga ke dalam ukuran berat (gram)
dan menganalisa zat gizi dari makanan yang dikonsumsi responden.
 Setelah data dari responden terkumpul, peneliti atau pengumpul data
menerjemahkan ukuran porsi yang dikonsumsi respoden dari ukuran
rumah tangga ke dalam ukuran berat (gram).
 Peneliti atau pengumpul data menganalisis bahan makanan untuk
mengetahui jumlah konsumsi zat gizi dengan menggunakan daftar
komposisi bahan makanan atau menggunakan software untuk analisa
konsumsi zat gizi.

Biasanya food record ini dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan 2


hari weekday dan 1 hari weekend. Namun, untuk mendapatkan data konsumsi
makanan yang dapat menggambarkan kebiasaan konsumsi responden, metode
food record idealnya dilakukan selama 7 hari. Pada kondisi tertentu jumlah hari
yang digunakan dapat lebih sedikit. Jumlah hari dapat dikurangi jika disparitas
konsumsi antara individu tidak terlalu tinggi atau tingkat kerja sama responden
sangat rendah. Sebagaimana metode survei konsumsi pangan yang lain, metode
food record juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan
dari metode ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan
servei konsumsi pangan.

Kelebihan dari metode food record antara lain :

1. Metode food record dapat menyediakan data secara kuantitatif sehingga


jumlah asupan zat gizi responden dalam sehari dapat diketahui.
2. Data yang dihasilkan dari metode food record cukup detail seperti waktu
malam, jenis bahan makanan, metode pengolahan yang digunakan dan
jumlah atau porsi dari makanan yang dikonsumsi responden.
3. Dapat mengurangi bias yang disebabkan karena keterbatasan ingatan
responden, karena dalam metode food record responden langsung
menuliskan makanan yang dikonsumsi.
4. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data konsumsi makanan pada
jumlah responden yang cukup besar.

5
5. Hasil yang diperoleh cukup akurat jika responden menuliskan data
konsumsi makanan dengan teliti.

Kelemahan dari metode food record antara lain :

1. Penggunaan metode food record membutuhkan tingkat kerja sama yang


tinggi dengan responden dan membutuhkan komitmen responden untuk
bersedia melakukan pencatatan makanan.
2. Metode food record sangat membebani responden karena responden harus
menuliskan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama
periode penelitian.
3. Keakuratan data konsumsi makanan tergantung kemampuan responden
dalam menuliskan bahan makanan, metode pengolahan makanan dan
perkiraan atau estimasi jumlah makanan yang dikonsumsi.
4. Keakuratan data dari metode food record ini juga sangat tergantung dari
kejujuran responden dalam melaporkan semua makanan dan minuman
yang dikonsumsi. Sebagian responden mungkin tidak melaporkan
beberapa konsumsi makanan karena beberapa alasan, seperti lupa
menuliskan makanan yang dikonsumsi, makanan yang dikonsumsi dalam
jumlah sedikit sehingga responden beranggapan tidak perlu
melaporkannya, responden malu atau tidak mau melaporkan makanan
tertentu karena dianggap kurang baik atau kurang sehat.
5. Metode ini tidak cocok digunakan untuk responden yang buta huruf.
6. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pengumpulan data.

Penjelasan Cara Pengisian Formulir Food Record

Formulir food record dilengkapi dengan indentitas responden, seperti nama,


alamat, hari dan tanggal pencatatan dan kode responden. Identitas responden
dapat ditambah keterangan lain yang dibutuhkan oleh peneliti atau pengumpul
data.

Menurut Berdanier (2008) cara pengisian sederhana untuk food records adalah
sebagai berikut :
1. Tanggal. Catat tanggal pada bagian atas form

6
2. Nama. Catat nama pada bagian atas form yang telah disediakan
3. Waktu makan. Catat waktu makan tiap hari dari pagi sampai malam
4. Makanan atau tempat makan. Catat jenis makanan (sarapan, makan
siang, makan malam, snack, dll) dan dimana tempat makan (dirumah
atau restoran)
5. Item bahan makanan. Catat nama masing-masing bahan makanan yang
dimakan
6. Deskripsi atau persiapan. Termasuk informasi bagaimana bahan
makanan tersebut disiapkan
7. Jumlah. Catat jumlah dari masing-masing bahan makanan dengan
menggunakan URT atau lakukan penimbangan.
Untuk membantu menganalisis intake bahan makanan tersebut, maka
responden harus memperhatikan dan mematuhi petunjuk yang tertera pada form
yaitu :
1. Jangan mengubah kebiasaan atau pola makan anda dan jangan mencoba
untuk memodifikasi intake makanan, karena intake makanan anda akan
di catat.
2. Catatlah segala sesuatu yang anda makan atau minum. Termasuk semua
snack . termasuk juga suplemen vitamin atau mineral berserta
dosis/hari.
Catatlah sesegera mungkin makanan yang anda makan. Catatlah dengan jelas.

Sumber bias dalam metode ini ada yang berasal dari pengumpul data, ada
yang berasal dari responden dan ada yang berasal dari keterbatasan analisa zat gizi

Bias yang berasal dari pengumpul data

1. Kesalahan dalam menerjemahkan ukuran rumah tangga yang ditulis


oleh responden ke dalam ukuran berat. Hal ini dapat diatasi dengan
meningkatkan kemampuan pengumpul data dalam melakukan estimasi
ukuran rumah tangga ke dalam ukuran berat (gram). Pengumpul data
harus sering berlatih melakukan estimasi ukuran rumah tangga ke
dalam ukuran berat untuk semua golongan bahan makanan dalam
berbagai bentuk dan ukuran rumah tangga. Selain itu untuk membantu
meningkatkan keakuratan data, pengumpul data dapat menggunakan

7
daftar penukar bahan makanan, penggunaan food phorograph, food
model dan alat ukur.
2. Kesalahan persepsi pengumpul data dalam memahami hidangan dan
bahan makanan yang ditulis responden. Hal ini dapat diatasi dengan
meningkatkan pengetahuan pengumpul data tentang makanan dan
bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh responden. Lakukan studi
pendahuluan tentang makanan dan hidangan dan cara pengolahan
makanan di wilayah responden berada. Hal ini akan sangat membantu
pengumpul data mengenai makanan dan hidangan yang dikonsumsi
responden.

Bias yang berasal dari responden

1. Responden tidak melaporkan semua makanan dan minuman yang


dikonsumsi. Sebagian reponden tidak jujur dalam melaporkan konsumsi
makanan dan minuman. Hal ini dapat diatasi dengan cara meminta kerja
sama yang baik dengan responden di awal proses pengumpulan data.
Pengumpul data meminta responden menuliskan semua data konsumsi
makanan sesuai dengan konsumsi sebenarnya. Untuk melakukan
pengecekan data, pengumpul data dapat dapat melakukan survei pada saat
tertentu selama periode pengumpulan data dan melihat secara langsung
konsumsi responden.
2. Responden salah dalam menentukan atau menggunakan ukuran rumah
tangga. Hal ini dapat diatasi dengan cara memberikan penjelasan
mengenai ukuran rumah tangga dan cara penggunaannya di awal
penelitian. Pengumpul data juga dapat memberikan responden pedoman
penggunaan ukuran rumah tangga dan beberapa contoh ukuran rumah
tangga yang sering digunakan sehari-hari. Responden dapat juga
menambahkan keterangan dari makanna yang dikonsumsi seperti merek
makanan, harga dan tempat mengkonsumsi makanan tersebut.

Bias yang berasal dari keterbatasan analisa data zat gizi

1. Tidak semua dari bahan makanan yang dikonsumsi responden ada di


dalam daftar komposisi bahan makanan atau dalam software pengolah data

8
zat gizi. Hal ini cukup sulit untuk diatasi oleh pengumpul data. Untuk
sementara yang dapat dilakukan adalah menggunakan analisa zat gizi
untuk makanan yang mirip atau meyerupai dengan makanan yang
dikonsumsi responden.
2. Untuk bahan makanan tertentu, komposisi nilai gizi nya dapat berbeda-
beda. Contohnya untuk makanan seperti bakso, nugget, dan makanan
olahan lainnya yang komposisi bahan dalam proses pembuatannya bisa
sangat berbeda. Hal ini dapat diatasi dengan mengumpulkan beberapa
resep standar dari bahan makanan olahan tersebut. Untuk memperkirakan
komposisi bahan responden dapat menambah keterangan harga atau merek
dari makanan yang digunakan. Jika responden membuat sendiri sebaiknya
uraikan resep dari makanan tersebut.

9
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Pelaksanaan Praktikum

Acara praktikum : Metode Estimated Food Record

Tempat : Laboratorium Pendidikan Gizi

Hari/Tanggal : 15 November 2018

Pukul : 07.00-09.00 WIB

Dosen Pembimbing : Dahlia Indah Amareta, SKM., M. Gizi


3.2. Alat dan Bahan
1. Istrumen food record
2. Alat tulis
3. DKBM/TKPI
4. LCD
3.3. Prosedur Kerja
1. Mahasiswa menyiapkan instrumen Food Record yang akan diisi oleh
responden
2. Mahasiswa memilih 1 orang untuk menjadi responden
3. Mahasiswa melakukan rapport atau pendekatan serta meminta
ketersediaanya menjadi responden
4. Mahasiswa melakukan wawancara tentang kebiasaan makan responden
5. Mahasiswa memberi petunjuk kepada responden untuk tidak merubah pola
makan, melakukan pencatatan segera, dan mendeskripsikan secara lengkap
makanan, minuman, snack serta suplemen yang dikonsumsi selama
periode survei
6. Mahasiswa meminta responden untuk mencatat semua makanan dan
minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT)
atau satuan timbang meliputi nama masakan, cara persiapan, dan
pemasakan bahan makanan selama kurun waktu 3 hari (2 hari kerja, 1 hari
libur)

10
7. Mahasiswa melakukan konversi dari URT ke dala ukuran berat (gram)
8. Mahasiswa menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan
menggunakan Daftar komposisi Bahan Makanan (DKBM)
9. Membandingkan angka kecukuan gizi (AKG) di Indonesia untuk
memperoleh tingkat konsumsi
10. Mahasiswa membuat laporan survei

Persiapan instrumen Food Record yang akan diisi oleh responden

Pemilihan 1 orang untuk menjadi responden

Pendekatan/Rapport serta meminta ketersediaanya menjadi


responden

Pewawancaraan tentang kebiasaan makan responden

Pemberian petunjuk kepada responden untuk tidak merubah pola


makan, melakukan pencatatan segera, dmendeskripsikan secara
lengkap makanan, minuman, snack serta suplemen yang dikonsumsi
selama periode survei

Permintaan kepada responden untuk mencatat semua makanan dan


minuman yang dikonsumsi responden dalam (URT) atau satuan
timbang meliputi nama masakan, cara persiapan, dan pemasakan
bahan makanan selama kurun waktu 3 hari (2 hari kerja, 1 hari libur)

11
Pengkonversian dari URT ke dalam ukuran berat (gram)

Penganalisisan bahan makanan ke dalam zat gizi dengan


menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

Membandingkan angka kecukuan gizi (AKG) di Indonesia


untuk memperoleh tingkat konsumsi

Penulisan dan penganalisisan hasil ke dalam bentuk laporan

12
BAB IV

HASIL

Nama Responden : Dini Puteri A P Tanggal : 16 – 18 November 2018


Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 21 tahun
BB : 68 kg
TB : 160 cm

Jumlah
Hari/ Tanggal Waktu Makan Menu Bahan Makanan Cara pengolahan Keterangan Energi Protein LemakKarbohidrat
URT Gram
04.00 Air mineral Air mineral - 1 gls 200 Merk aqua - - - -
06.00 Air mineral Air mineral - 1 gls kcl 100 Merk aqua - - - -
Oats meal 4 sdm 35 Quaker oats 137,5 5 2,5 23,75
10.30 (Makan
Oat Meal Susu Kedelai Melilea diseduh 4 sdm 50 Merk melilea 220 11 6 31
pagi)
Air Hangat 1/2 gls bsr 250 - - - - -
10.40 Air mineral Air mineral - 1 gls kcl 100 Merk aqua - - - -
12.00(Seligan
Buah Apel Di potong dadu 1 bj 85 apel fuji 50 - - 12
siang)

12.10 Air mineral Air mineral - 1 gls kcl 100 Merk aqua - - - -

Nasi Nasi DI tanak 1 centong 100 175 4 - 40


Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40 50 7 2 -
Di Goreng
Ayam Geprek Minyak 1 sdt 5 50 - 5 -
13.20 (Makan Sambal Diulek 2 sdm 15 Beli di Om - - - -
Jumat/16
Siang) Tempe Tempe 1 ptg sdg 25 Boy 35 5 3 7
November Digoreng
2018 goreng Minyak 1 sdt 5 50 - 5 -
Mentimun Dipotong 2 potong 15 - - - -
Lalapan
Selada Dipotong 5 lbr 15 - - - -
Nasi nasi Ditanak 2 centong 200 350 8 - 80
Telor bumbu Telur Ayam Di goreng 1 butir 55 75 7 5 -
bali Minyak goreng dan ditumis 1 1/2sdt 7,5 75 - 5 -
18.30 (Makan Kentang 3sdm 50 Beli 41,6 0, 95 - 9,5
Malam) wortel 2 sdm 25 6,25 0,25 - 1,25
Sup Direbus
Buncis 2 sdm 25 6,25 0,25 - 2,25
Kol 2 lembar 15 3,75 0,15 - 0,75
Air Air mineral - 1 gls bsr 300 Aqua - - - -
20.00
(Selingan Buah Pisang Dikupas 1 buah 50 - 50 - - 12
Malam)
19.05 Air mineral Air mineral - 1 gls 200 Aqua - - - -
22.00 Air mineral Air mineral - 1 gls 200 Aqua - - - -
TOTAL HARI JUMAT/16 NOVEMBER 2018 1375 47,65 33,5 219,5
13
06.00 Air mineral Air mineral - 1 gls sdg 300 Aqua - - - -

08.00 Air mineral Air mineral - 1/2 gls 100 Aqua - - - -


Nasi Nasi Di tanak 1 centong 100 Beli 175 4 - 40

Telur Ayam Di goreng 1 btr 55 75 7 5 -


Telur Ceplok
11.00 (Makan Minyak 1 sdt 5 50 - 5 -
Pagi)
Tumis Kangkung Di tumis 1 ikat 100 25 1 - 5
Kangkung Minyak 1/2 sdt 2,5 25 - 2,5 -
Teh pucuk Teh pucuk - 1 botol 240 Teh pucuk 70 - - 18
Mie sedap kari 1 bks 76 Masak 340 8 13 48
Sabtu/17 14.00 Mie Kari Di rebus
Sawi 1 ikat 100 sendiri 25 1 - 5
November
14.10 (Makan
2018 Air mineral Air mineral - 2 gls 400 Aqua - - - -
siang)
17.00
(Selingan Buah Pisang Di kupas 1 buah 50 - 50 - - 12
sore)
Nasi Di tumis 1 centong 100 175 4 - 40
Ayam suwir 3 sdm 20 Beli di 25 3,5 2,5 -
19.00 (Makan Nasi Goreng Sawi 5 lbr 25 perumahan 6,25 1,75 - 1,25
malam) Tauge 3 sdm 20 mastrip 5 0,2 - 1
Minyak 1/2 sdt 2,5 25 - 2,5 -
Kerupuk udang Kerupuk udang Di goreng 20 bj kcl 40 190,8 1,8 8,2 27,3
19.15 Air mineral Air mineral - 1 gls bsr 500 Aqua - - - -
22.30 Vitamin Vitamin C - 1 Tablet 10 Xon ce - - - -
22.30 Air mineral Air mineral - 2 gls 400 Aqua - - - -
TOTAL HARI SABTU/17 NOVEMBER 2018 1262 32,25 38,7 197,55
06.30 Air mineral Air mineral - 1 gls 200 Aqua - - - -
10.00 Roma
(selingan Biskuit Malkist coklat - 4 keping 42 malkist 220 4 10 26
pagi) coklat
10.05 Air mineral Air mineral - 1 gls kcl 100 Aqua - - - -
Indomie goreng 1 bks 85 388 8 15,8 54,8
14.00 (Makan Masak
Mie Instan Telur ayam Direbus 1 btr 55 75 7 5 -
Minggu/ 18 siang) sendiri
Sawi 1 ikat 100 25 1 - 5
November
14.10 Air mineral Air mineral - 2 gls 400 Aqua - - - -
2018
18.00
(Selingan Buah Apel Di potong dadu 1 bj 85 apel fuji 50 - - 12
sore)
Susu bubuk
Susu Kedelai Melilea 4 sdm 50 220 11 6 31
20.00 Susu kedelai Di seduh melilea
Air Hangat 1/2 gls bsr 250 - - - - -
22.00 Air mineral Air mineral - 1 gls sdg 300 Aqua - - - -
TOTAL HARI MINGGU/18 NOVEMBER 2018 978 31 36,8 128,8

TOTAL 3 HARI 3615 110,9 109 545,85

RATA-RATA 1205 36,97 36,3 181,95


2250 56
AKG 2013 (Perempuan 19- 29 tahun) 75 gram309 gram
kkal gram
51,56
46,5% 33,99% 41,2%
%
DEFISIT (Defisit (Defisit (Defisit
(Defisi
berat) berat) berat)
14t berat)
Perhitungan Kebutuhan Zat gizi :

BB 68
𝐈𝐌𝐓 = = = 26,5 (Kelebihan berat badan tingkat ringan)
(TB)𝑚2 (1,63)2

BBI = (TB-100) x 90%

= (160-100) x 90%

= 54 kg

𝐁𝐌𝐑 = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) − (4,7 x U)

= 655 + (9,6 x 54) + (1,8 x 160) − (4,7 x 21)

= 655 + 518,4 + 288 − 98,7

= 1362,7

𝐊𝐞𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 = BMR x Faktor Aktifitas

= 1362,7x 1,55

(+) 2323,39 kkal


= 2112,18 kkal < (−)1900,96 kkal

𝐏𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐭𝐚𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐮𝐦𝐬𝐢 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝟑 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐞𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢

1205
Energi = 2112,18 x 100% = 57 % (Defisit berat)

Kebutuhan perempuan usia 19-29 tahun menurut Angka Kecukupan Gizi di


Indonesia :

 Energi : 2250 kkal


 Protein : 56 gram
 Lemak : 75 gram
 Karbohidrat : 309 gram

15
Perbandingan Tingkat Kebutuhan Energi dengan Angka Kecukupan Gizi di
Indonesia

1205
Energi = 2250 x 100% = 53,5 % (Defisit Berat)

36,967
Protein = x 100% = 66,01 % (Defisit Berat)
56

36,33
Lemak = 𝑥 100% = 48,44 % (Defisit Berat)
75

181,95
Karbohidrat = x 100% = 58,5 % (Defisit Berat)
309

16
BAB V
PEMBAHASAN

Estimated food record atau biasa disebut food record adalah metode
pencatatan makanan yang dilakukan oleh responden dengan cara mengestimasi
jumlah makanan yang dikonsumsi. Metode ini disebut juga food record atau diary
record, yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini
responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali
sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang 9 dalam
ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara
persiapan dan pengolahan makanan tersebut (Supariasa, 2002)
Menurut Supariasa (2002) ada beberapa langkah-langkah dalam
pelaksanaan food records diantaranya yaitu :

1. Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau


gram (nama masakan, cara persiapan dan pemasakan bahan
makanan).
2. Petugas memperkirakan atau mengestimasi URT ke dalam ukuran
berat (gram) untuk bahan makanan yang dikonsumsi tadi.
3. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM.
4. Membandingkan dengan AKG.

Pada praktikum survei konsumsi pangan dengan menggunakan metode


Estimated food record ada beberapa langkah yang dilakukan diantaranya seperti
menyiapkan instrumen Food Record yang akan diisi oleh responden setelah itu
memilih satu orang untuk menjadi responden, apabila sudah menentukan satu
orang maka dilakukan rapport atau pendekatan serta meminta ketersediaanya
menjadi responden apabila responden bersedia selanjutnya peneliti akan memberi
petunjuk kepada responden untuk tidak merubah pola makan, melakukan
pencatatan segera, dan mendeskripsikan secara lengkap makanan, minuman,
snack serta suplemen yang dikonsumsi selama periode survei, setelah itu peneliti
meminta responden untuk mencatat semua makanan dan minuman yang
dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) atau satuan timbang

17
meliputi nama masakan, cara persiapan, dan pemasakan bahan makanan selama
kurun waktu 3 hari (2 hari kerja, 1 hari libur). Selanjutnya peneliti meakukan
konversi dari URT ke dala ukuran berat (gram), lalu menganalisis bahan makanan
ke dalam zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi Bahan Makanan
(DKBM). Selanjutnya, membandingkan angka kecukuan gizi (AKG) di Indonesia
untuk memperoleh tingkat konsumsi
Dalam praktikum ini peneliti memilih satu orang responden yang
bernama Dini Putri dalam melakukan rapport peneliti sebisa mungkin mencairkan
suasana. Pada saat melakukan rapport peneliti memperkenalkan diri terlebih
dahulu, kemudian menjelaskan kedatangannya yaitu melakukan food record
peneliti menjelaskan gambaran umum tentang food record lalu meminta kesediaan
saudari Dini Putri sebagai responden. Saudari Dini Putri bersedia menjadi
responden kemudian peneliti melakukan wawancara mengenai kebiasaan makan
responden, setelah itu peneliti menjelaskan petunjuk atau syarat-syarat yang harus
dihindari seperti merubah pola makan dalam hal ini peneliti menjelaskan maksud
dari merubah pola makan, selain itu peneliti juga menjelaskan agar pencatatan
dilakukan dengan sesegara mungkin agar responden tidak lupa dan menjelaskan
kepada responden agar mendeskripsikan secara lengkap semua makanan dan
minuman, snack serta suplemen yang dikonsumsi responden selama periode
survei. Setelah itu, peneliti meminta responden untuk mencatat semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi responden. Peneliti juga menjelaskan cara
pengisian form food record diantaranya yaitu waktu makan, menu atau nama
hidangan, bahan makanan , cara pengolahan dan jumlah dari bahan yang
digunakan dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) tidak lupa peneliti juga
menjelaskan apa yang dimaksud dengan URT dikarenakan penelitipun menyadari
bahwa responden merupakan orang awam sehingga perlu diberikan penjelasan
mengenai URT tetapi apabila responden mengetahui jumlah beratnya responden
dapat menuliskan gram pada kolom yang tersedia, dan kolom keterangan jika
diperlukan (seperti merk, pembelia makanan, tempat mengkonsumsi makanan dan
lain-lain. Peneliti juga menjelaskan bahwa periode survei yang dilakukan yaitu 2
hari kerja dan satu hari libur.

18
Saudari Dini Putri yang bersedia menjadi dalam melakukan estimated
food record adalah seorang mahasiswa di Politeknik Negeri Jember program studi
rekam medik yang saat ini menginjak semester 7. Saaat dilakukan wawancara
responden berusia 21 tahun dengan berat badan 68 kg dan tinggi badan 160 cm.
Aktifitas yang dilakukan responden sehari-hari adalah kuliah, praktikum,
mengerjakan skripsi dan hang out bersama rekan-rekannya, sehingga dapat
diketahui bahwa aktifitas responden tergolong dalam aktifitas sedang. Aktivitas
fisik sedang jenis kegiatan yang dilakukan yaitu 25% waktu digunakan untuk
duduk atau berdiri dan 75% waktu digunakan untuk aktivitas tertentu (pekerjaan
tertentu) (Muhilal, 1994). Aktivitas fisik dan angka metabolisme basal (AMB)
atau basal metabolic rate (BMR) merupakan komponen utama yang menentukan
kebutuhan energi. AMB dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan, dan
tinggi badan (Almatsier, 2004).
Dari data yang telah diperoleh tersebut dilakukan perhitungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dapat diketahui bahwa status gizi dari responden adalah
kelebihan berat badan tingkat ringan (Gemuk). Dikarenakan status gizi dari
responden adalah gemuk untuk mengetahui kebutuhan energi dari responden perlu
dilakukan perhitungan berat badan ideal (BBI) , sehingga diketahui bahwa BBI
dari responden adalah 54kg. Selanjutnya dilakukan berhitungan BMR, dari hasil
BMR dikalikan dengan faktor aktifitas sehingga dapat diketahui kebutuhan energi
dari responden adalah 2112,18 kkal . Tetapi sangat disayangkan karena asupan
rata-rata energi dari responden jika dibandingkan dengan kebutuhan energi yang
dihitung hanya mencukupi sebesar 57% yang berarti terjadi defisit berat.
Dari hasil rata-rata estimated food record yang dilakukan diperoleh rata-
rata asupan zat gizi respnden selama 3 hari yaitu 1205,1 kkal energi, 36,9667
gram Protein, 36,333 gram lemak dan 181,95 gram karbohidrat. Dilihat dari rata-
rata perhari asupan responden tersebut dapat dilakukan dengan angka kecukupan
gizi (AKG) untuk Indonesia. Angka kecukupan gizi (AKG) untuk perempuan
berusia 21 tahun adalah 2250 kkal energi, protein sebesar 56 gram, lemak sebesar
75 gram dan karbohidrat sebanyak 309 gram. Klasifikasi tingkat kecukupan zat
gizi melalui perbandingan tingkat konsumsi dengan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) di Indonesia dibagi menjadi beberapa tingkat untuk presentase 90-119%

19
tergolong normal, 80-89% tergolong defisit ringan, 70-79% tergolong defisit
sedang dan apabila mencapi <70% termasuk defisit berat. Untuk presentase
>120% termasuk kelebihan zat gizi.

Apabila rata-rata tingkat konsumsi responden selama 3 hari dibandingkan


dengan Angka Kecukupan Gizi untuk perempuan usia 21 tahun diketahui bahwa
zat gizi yang dikonsumsi oleh responden mulai dari energi, protein, lemak dan
karbohidrat sama sekali tidak mencukupi bahkan tergolong defisit berat. Untuk
tingkat konsumsi energi apabila dibandingkan dengan AKG hanya mencukupi
sebesar 53,5 % yang berarti defisit energi sebesar 46,5% dan tergolong defisit
berat. Untuk tingkat konsumsi proten hanya terpenuhi sebesar 66,01% dan terjadi
defisit sebesar 33,99% dan tergolong dalam defisit berat. Lemak yang dikonsumsi
responden hanya terpenuhi sebesar 48,44% dan terjadi defisit sebesar 51,56%.
Untuk konsumsi karbohidrat hanya terpenuhi sebesar 58,8% yang artinya terdapat
defisit sebesar 41,2% dan tergolong dalam defisit berat.

Hal tersebut sangat disayangkan karena responden yang berusia 21 tahun


dan merupakan remaja akhir seharusnya memenuhi kebutuhan zat gizinya dengan
baik. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek
atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Pada usia remaja pemenuhan zat gizi sangat perlu diperhatikan
karena gizi Seimbang pada masa remaja akan sangat menentukan kematangan
mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu diberikan kepada remaja perempuan
agar status gizi dan kesehatan yang optimal dapat dicapai. Alasannya remaja
perempuan akan menjadi seorang ibu yang akan melahirkan generasi penerus
yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 : 12)

Dalam mengkonsumsi air putih responden sudah cukup baik hal itu dapat
dilihat dari tingkat konsumsi dan intensitas responden dalam mengkonsumsi air
putih tergolong sering dan sudah mencapai kurang lebih 2 liter per hari. Menurut
Asmadi (2011: 7), kegunaan air bagi tubuh untuk membantu proses pencernaan,
mengatur metabolisme, mengatur zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur

20
keseimbangan sushu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kering. Selain itu
responden juga mengkonsumsi suplemen berupa vitamin C, menurut penuturan
responden ia selalu rutin mengkonsumsi vitamin C 3 hari sekali.
Dalam metode estimated food record responden melakukan pencatatan pada 2
hari kerja dan 1 hari libur, responden memilih hari jumat, sabtu dan juga minggu.
Jumat merupakan hari kerja sementara pada hari sabtu yang sebenarnya hari libur
tetapi responden sedang melakukan kegiatan di kampus sehingga terhitung hari
kerja, untuk hari libur responden yaitu hari minggu. Pada metode ini responden
diminta untuk mencatat semua yang dikonsumsi dalam periode tertentu (2-4 hari
berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut
(Supariasa, 2002).
Dari hasil estimated food record pada 2 kelompok hari dapat diektahui bahwa
terdapat perbedaan konsumsi pada hari libur dan hari kerja. Pada hari kerja
responden mengkonsumsi lebih banyak bahan makanan dibandingkan pada hari
libur. Hal tersebut mungkin saja disebabkan karena responden merupakan
mahasiswa perantau yang ketika harus mengkonsumsi makanan harus membeli
atau memasak, sehingga responden lebih memilih untuk tidak makan dikarenakan
malas jika harus keluar dari kos-kosan atau memasak. Pada hari jumat dan sabtu
yang merupakan hari kerja konsumsi energi responden mencapai masing-masing
1375,4 kkal dan 1262,1 kkal, sementara pada hari minggu yang merupakan hari
libur konsumsi energi responden turun secar drastis hanya 978 kkal.

Untuk Jadwal makan dari responden masih kurang baik dikarenakan jadwal
makan dari responden kurang teratur. Frekuensi makan dalam sehari terdiri dari
tiga makan utama yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Jadwal
makan sehari dibagi menjadi makan pagi (sebelum pukul 09.00), makan siang
(jam 12.00-13.00), dan makan malam (jam 18.00-19.00). Jadwal makan ini
disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung yakni 3-4 jam sehingga waktu
makan yang baik adalah dalam rentang waktu ini sehingga lambung tidak
dibiarkan kosong terutama dalam waktu yang lama (Oktavani, 2011). Jadwal
makan dari responden pun sangat kurang baik hal itu dapat dilihat pada jam-jam
makan dari responden, terkadang responden melakukan makan siang lebih dari
jam 13.00 selain itu, responden beberapa kali melakukan sarapan lebih dari jam

21
09.00 bahkan pada hari minggu responden tidak melakukan sarapan, padahal
kegiatan dari respondenpun cukup padat, apabila tidak dilakukan sarapan maka
otak tidak akan berfungsi dengan maksimal. Sarapan dapat meningkatkan stamina
kerja, konsentrasi belajar, kenyamanan kerja dan belajar. Sarapan dapat mencegah
konstipasi, hipoglikemia, pusing, gangguan stamina, kognitif dan kegemukan
(Gomo,2010)
Selain itu, Sarapan dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi
sebelum tiba waktunya makan siang, sebagai pengganti waktu malam yang tidak
terisi oleh makanan. Setelah tidur selama kurang lebih 8 jam, maka zat gula dalam
tubuh akan menurun, hal itu dapat digantikan dengan mengkonsumsi karbohidrat
ketika sarapan (Yudi, 2008).
Pola makan dari responden pun tergolong masih kurang baik. Pola makan
dapat diartikan suatu kebiasaan menetap dalam hubungan dengan konsumsi
makan yaitu berdasarkan jenis bahan makanan : makanan pokok, sumber protein,
sayur, buah, dan berdasarkan frekuensi: harian, mingguan, pernah, dan tidak
pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia
dipengaruhi oleh usia, selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi
(Almatsier, 2002). Dapat dilihat dari pemilihan bahan makanan yang terkadang
masih kurang baik. Responden sendiri masih suka mengkonsumsi makanan
instant seperti mie instant. Dampak konsumsi mie instan secara berlebihan adalah
peningkatan asupan atau intake dari energi, lemak, thiamin, sodium dan riboflavin
(Martianto,2004). Tingginya konsumsi mie instan di kalangan mahasiswa
khususnya remaja dan dewasa awal berpengaruh kepada status gizi dan
peningkatan risiko obesitas (Rohmawati,dkk. 2015)

Dalam melakukan estimated food record terutama pada saat rapport tentu
saja tedapat kekurangan yang ada pada diri peneliti, oleh karena itu dilakukan
evaluasi bersama kelompok. Dari hasil evaluasi diperoleh hasil bahwa pada saat
peneliti melakukan rapport sudah cukup baik dan lengkap, hanya saja dalam
memberi penjelasan sering kali belibet atau salah dalam pengucapan beberapa
kata hal tersebut mungkin dikarenakan peneliti terlalu nervous atau gerogi.

22
BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
 Hasil dari rata-rata tingkat konsumsi responden selama tiga hari
apabila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk
Indonesia tidak memenuhi kebutuhan zat gizi, mulai dari energi,
protein, lemak, dan karbohidrat mengalami defisit berat.
 Terdapat perbedaan antara tingkat konsumsi pada hari kerja dan hari
libur. Pada hari kerja tingkat konsumsi responden lebih banyak
dibadingkan pada hari libur.
 Jadwal makan dari responden sangat tidak teratur dan kurang baik
 Hasil evaluasi dari proses rapport sudah cukup baik dan lengkap hany
saja terdapat kekurangan ketika berbicara belibet.

6.2 Saran
 Dalam melakuakn rapport pada metode estimated food record
diharapkan peneliti lebih mengatur pernafasan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengucapan karena grogi

23

Anda mungkin juga menyukai