Pemilihan makanan melibatkan pemikiran, perasaan, dan tindakan terkait dengan makan dan
makanan. Pemilihan makanan tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
individu dan keluarga, tetapi juga berpengaruh dibidang pertanian, lingkungan, bisnis,
budaya, dan ekonomi. Secara kompleks dan dinamis, pemilihan makanan melibatkan
beragam interaksi faktor dan proses secara biologis, psikologis, sosial, budaya, geografis,
politik, dan ekonomi.
Penelitian yang dilakukan Universitas Cornell telah mengembangkan sebuah model
pemilihan makanan berdasarkan penelitian kualitatif pada populasi disekitar lingkungan
universitas tersebut.
Model Pemilihan Makanan (Figure 1) menunjukkan faktor-faktor dan proses yang terlibat
dalam pemilihan makanan dari sisi perspektif orang dewasa. Model ini bertujuan untuk
menggambarkan kebiasaan dan pola makan yang tanpa sadar dijalani dalam keputusan yang
lebih bijaksana. Model ini mengkonsepkan setiap faktor baru dengan makanan sebagai
kontribusi kepada pola hidup manusia berhubungan dengan makanan.
Model ini memeliki 3 komponen utama yaitu Pola Hidup (Life Course), Pengaruh
(Influence), dan Sistem Konsumsi Pribadi (Personal Food System. Dua bagian pertama dari
model ini mewakili banyak faktor yang akan membentuk pemilihan makanan seseorang
secara umum, sedangkan bagian ketiga dari model menggambarkan pemilihan makanan
berdasarkan kognitif, afektif dan proses perilaku seseorang. Dalam model ini, pola hidup
dipandang sebagai sumber dari beragam pengaruh yang mempengaruhi sistem konsumsi
pribadi, dimana seseorang memilih makanannya. Tetapi pemilihan makanan seseorang dalam
situasi yang berbeda dapat menjadi pola hidup seseorang yang kemudian mempengaruhi
pengaruh atau menyebabkan seseorang merubah sistem konsumsi pribadinya.