Anda di halaman 1dari 12

Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk P ISSN 1907-0322

Optimalisasi Aplikasinya e ISSN 2527-6433


(Nurul Asiah, dkk.)

Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk


Optimalisasi Aplikasinya
Food Irradiation: Between Opportunity and Challanges for Optimizing
Applications
Nurul Asiah1*, Kezia Nadira Kusaumantara1, Arianti Nur Annisa2
1
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav C-22, Jakarta 12920, Indonesia
2
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta 12440, Indonesia
* e-mail: nurul.itpub@gmail.com

ABSTRAK
Iradiasi bahan pangan merupakan salah satu teknologi yang telah mapan dan berkembang di dunia
pangan dalam upaya peningkatan keamanan dan kualitas pangan. Penelitian beberapa dekade telah
membuktikan bahwa iradiasi bahan pangan merupakan teknologi yang aman. Teknologi ini memiliki
potensi yang sangat besar dan sudah banyak diterapkan di berbagai negara. Namun demikian dalam
aplikasinya selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan yang menghambat optimalisasi pemanfaatannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor kritis dalam peluang dan tantangan aplikasi iradiasi
bahan pangan di berbagai negara. Penelitian ini menggunakan metode meta analisis dengan menggunakan
40 jurnal sebagai sumber referensi. Berdasarkan hasil pengkajian, terdapat berbagai faktor kritis yang
mempengaruhi optimalisasi aplikasi iradiasi bahan pangan. Faktor kritis tersebut meliputi sumber daya,
teknologi, proses, keamanan produk, persepsi konsumen dan regulasi. Dengan mengetahui posisi semua
aspek ini, maka diperlukan rancangan tindakan agar proses optimalisasi dapat diwujudkan. Hal ini bisa
dilakukan dengan eksplorasi, pemetaan dan inventaris sumber daya yang ada, peningkatan kualitas maupun
kuantitas fasilitas dan kegiatan penelitian, pengetatan teknik pengemasan dan pelabelan, monitoring dan
pengawasan kualitas produk sepanjang rantai proses dan distribusi dari produsen kemudian distributor
hingga konsumen, edukasi kepada konsumen terkait terminologi iradiasi bahan pangan, dan penetapan
regulasi terkait baik di dalam negeri maupun di negara lain melalui bilateral agreements. Langkah-langkah
optimalisasi ini diharapkan dapat diterapkan secara berkelanjutan dalam dunia pangan. Hal ini sejalan
dengan tantangan peningkatan jumlah populasi manusia dan terbatasnya lahan pertanian, isu globalisasi dan
perdagangan internasional yang membutuhkan keamanan maupun ketahanan pangan yang baik. Semua ini
bisa diwujudkan dengan kerjasama dari berbagai pihak, baik pemerintah, pelaku dunia industri pangan,
pemegang pasar serta masyarakat sebagai konsumen.
Kata kunci: Aplikasi, bahan pangan, iradiasi, peluang, tantangan

ABSTRACT
Food irradiation is one of the established and growing technologies in the world to improve food
safety and quality. Research have proven that food irradiation is a safe technology. This technology has
enormous potential and has been widely applied in various countries. However, in its application is always
faced with various challenges that hamper the optimization of its utilization. The purpose of this study is to
identify the critical factors in the opportunities and challenges of food irradiation applications in various
countries. This research was conducted through meta-analysis method by using 40 journals as references.
Based on the results of the assessment, there are various critical factors that affect the optimization of food
irradiation applications. The critical factors include resources, technology, processes, product safety,
consumer perceptions and regulation. By knowing the position of all these aspects, it is necessary to design
the action so that the optimization process can be realized. This can be done by exploring, mapping and
inventory of existing resources, improving the quality and quantity of facilities and research activities,
tightening packaging and labeling techniques, monitoring and supervising product quality throughout the
process and distribution chains from producers and distributors to consumers, education to consumers
related to the terminology of food irradiation, and the establishment of relevant regulations both within the
country and elsewhere through bilateral agreements. The optimization is expected to be applied for food
sustainably. This is in line with the challenge of increasing human population and limited agricultural land,
globalization and international trade issues requiring security and even food security. All of this can be
realized by cooperation of various parties, the government, the food industry, market holders and
consumers.
Keywords: Application, food, irradiation, opportunity, challenge

25
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation p ISSN 1907-0322
Vol. 15 No. 1 Juni 2019 e ISSN 2527-6433

dan 5 kGy mampu membuat produk dapat


PENDAHULUAN
disimpan selama lebih dari 100 hari, dosis 3 kGy
Pertengahan abad 20-an penelitian aplikasi
selama 56 hari dan 1 kGy selama 42 hari.
iradiasi bahan pangan untuk pengawetan bahan
Sedangkan produk yang tidak diberi radiasi sinar
pangan menjadi hal yang sangat menarik untuk
gamma hanya mampu disimpan selama 14-28 hari
dikembangkan [1]. Radiasi bahan pangan banyak
dalam penyimpanan beku tanpa perubahan sifat
digunakan dalam pengembangan beberapa proses
fisiko kimia dan mikrobiologi [9]. Penerapan
pengolahan pangan dengan berbagai tujuan seperti
teknologi iradiasi bahan pangan juga
untuk makanan siap saji, makanan rumah sakit
dikombinasikan dengan metode pengawetan yang
dan lainnya [2]. Radiasi pangan merupakan proses
lain. Kombinasi iradiasi dan penyimpanan beku
dimana bahan pangan dikenai radiasi pengion.
mampu memperpanjang masa simpan produk
Pemberian radiasi ini secara efektif mampu
seafood tanpa menyebabkan penurunan kualitas
mengurangi mikroorganisme patogen, mencegah
sensori produk [10].
kerusakan, mencegah serangan serangga,
Berdasarkan Irradiated Food Authorization
mencegah perkecambahan dan memperlambat
Database, iradiasi bahan pangan telah disetujui
proses pematangan buah dan sayur [3]. Beberapa
lebih dari 50 negara. Kebijakan mengenai iradiasi
keunggulan proses iradiasi bahan pangan antara
bahan pangan berbeda-beda baik penerapan
lain dapat mengurangi kontaminasi makanan,
maupun jumlah dosis yang digunakan. Di
meningkatkan masa simpan bahan pangan tanpa
beberapa negara Eropa hanya sayur kering dan
mengubah struktur kimianya [4] dan mempercepat
rempah yang bisa diberi perlakuan dengan ionisasi
waktu preparasi pengawetan makanan [5].
radiasi dengan dosis maksimum 10 kGy,
Iradiasi adalah teknologi yang aman, sehat
sedangkan di Brazil berbagai kategori bahan
dan bersih untuk diterapkan pada industri pangan
pangan bisa diiradiasi dengan berbagai dosis.
[6]. Telah banyak penelitian dan lembaga
Kebijakan diseluruh dunia membutuhkan
kesehatan yang membuktikan bahwa produk
peraturan pemberian label yang tepat, sehingga
iradiasi dengan dosis yang tepat, aman untuk
konsumen mendapat informasi apakah bahan
dikonsumsi karena tidak meninggalkan residu zat
pangan yang mereka konsumsi telah diradiasi atau
kimia yang berbahaya. Selain itu, proses iradiasi
tidak [3].
juga mampu menjaga nutrisi, kesegaran dan sifat
Teknologi iradiasi bahan pangan merupakan
sensori bahan pangan (tekstur, warna, rasa dan
green technology, dimana dalam penggunaanya
aroma). Hal ini karena perlakuan iradiasi tidak
tanpa menggunakan bahan kimia dan tidak
menerapkan suhu tinggi, sehingga kualitas produk
menghasilkan polusi. Teknologi ini juga
bisa dipertahankan. Jika sumber iradiasi mengenai
merupakan teknologi yang bisa diterapkan secara
bahan pangan maka akan terjadi eksitasi dan
berkelanjutan dalam dunia pangan, dimana sejalan
ionisasi yang akan menghambat sintesis DNA
dengan tantangan peningkatan jumlah populasi
pada makhluk hidup. Pengaruh inilah yang
manusia dan terbatasnya lahan pertanian dan isu
digunakan untuk menghambat pertumbuhan
globalisasi dan perdagangan internasional yang
mikroorganisme patogen maupun pembusuk.
membutuhkan keamanan dan ketahanan pangan
Dengan demikian teknik ini juga berperan dalam
yang baik [11].
memperpanjang umur simpan bahan pangan [7].
Namun demikian dengan berbagai
Tahun 2014 Shihoro Isotope Center, Hokkaido,
keunggulannya, metode ini belum menjadi proses
melakukan iradiasi terhadap 5008 ton kentang,
pengolahan pangan yang komersil dan utama [12].
kemudian memberi label dan menjualnya pada
Teknologi ini memiliki potensi yang sangat tepat
outlet yang tepat. Kualitas kentang yang telah
untuk diterapkan pada perdagangan pangan lintas
diiradiasi ternyata sangat bagus dan konsumen
negara. Teknologi iradiasi bahan pangan
memberi komentar positif dan menyukai kualitas
membutuhkan teknologi dengan investasi yang
kentang tersebut [8].
cukup mahal, masyarakat masih memiliki
Di negara Cina radiasi gamma dan berkas
kesadaran yang kurang dan kehawatiran adanya
elektron banyak digunakan untuk mengontrol
radioaktif yang tertinggal pada bahan pangan yang
kualitas bahan pangan dan memperpanjang masa
di iradiasi [13]. Adanya sisi kekurangan tersebut
simpan. Radiasi sinar gamma terbukti mampu
memerlukan adanya optimalisasi. Artikel ini
memperpanjang umur simpan dairy-like product.
merangkum dan menganalisa perkembangan
Pemberian radiasi sinar gamma dengan dosis 10
terkini penerapan radiasi pada upaya peningkatan

26
Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk P ISSN 1907-0322
Optimalisasi Aplikasinya e ISSN 2527-6433
(Nurul Asiah, dkk.)

keamanan dan kualitas pangan untuk mengkaji paling terbaru, agar hasil dari penelitian
faktor kritis dalam peluang dan tantangan aplikasi metaanalisis akan menjadi lebih akurat.
iradiasi bahan pangan di berbagai negara. Dalam melakukan pencarian literatur atau
jurnal, digunakan search terms. Search terms
BAHAN DAN METODE merupakan kata kunci yang berkaitan dengan
topik penelitian. Fungsi dari search terms adalah
Metode yang digunakan dalam penelitian
optimasi pencarian jurnal agar mampu
ini adalah pendekatan dengan meta analisis. Meta
memperoleh jurnal yang sesuai dengan kriteria
analisis merupakan studi yang merangkum
topik penelitian dan sekaligus mempersempit
berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Pada
pencarian jurnal. Pemilihan search terms tersebut
umumnya, meta analisis dapat digunakan untuk
berdasarkan pada topik dan tujuan penelitian.
menganalisis kembali hasil-hasil penelitian
Search terms yang digunakan dalam bahasa
berdasarkan pengumpulan data atau hasil dari
Inggris dan dalam melakukan pencarian literatur,
studi primer [14]. Studi primer yang dimaksud
digunakan kombinasi dari search terms tiap topik.
dapat berupa jurnal-jurnal penelitian yang telah
Melalui topik search terms ini, muncullah search
terpublikasi sebelumnya dengan topik
terms yang merupakan hasil kombinasi dari topik
pembahasan terkait dengan studi. Selain itu, meta
tersebut. Terdapat 5 topik search terms yang
analisis juga dapat bersifat sebagai systematic
digunakan dalam pencarian jurnal atau artikel
review dimana kegiatannya melingkupi
yang masing-masing memiliki terminologi. Fungsi
mengumpulkan, merangkum, mengolah, dan
dari adanya terminologi ini adalah sebagai
menyajikan data hasil dari berbagai penelitian atau
patokan pencarian jurnal atau artikel agar sesuai
studi primer. Kegiatan-kegiatan meta analisis
dengan kriteria atau tujuan penelitian. Search
tersebut bertujuan untuk menjawab atau mengisi
terms tersebut adalah food irradiation (iradiasi
kekurangan dari penelitian-penelitian sebelumnya,
pangan), application of food irradiation (aplikasi
atau dapat menguatkan hasil dari penelitian yang
iradiasi pangan), challenge of food irradiation
sudah ada. Dalam penyusunannya, meta analisis
(tantangan iradiasi pangan), standardization of
bersifat objektif dan dalam pengkajiannya
food irradiation (standardisasi iradiasi pangan),
dilakukan terhadap berbagai penelitian dengan
dan regulation of food irradiation (regulasi
topik yang sejenis.
iradiasi pangan).
Literatur yang digunakan dalam penelitian
ini sebanyak 80% berasal dari beberapa database
elektronik internasional, seperti: Pengindeks HASIL DAN PEMBAHASAN
Internasional Bereputasi Tinggi (PubMed,
Faktor kritis dalam peluang dan tantangan
SCOPUS, Thomson Web of Science), Pengindeks
aplikasi iradiasi bahan pangan
Internasional Bereputasi Sedang (Directory of
Berdasarkan kajian literatur yang ada,
Open Access Journals (DOAJ), Centre for
aplikasi teknologi iradiasi pada bahan pangan
Agriculture and Bioscience International (CABI),
memiliki peluang yang sangat besar untuk
EBSCO, Proquest, dan Gale). Selain itu, sebanyak
diterapkan dan memiliki tantangan yang tidak
20% dari keseluruhan literatur yang digunakan
sedikit. Diantara keduanya terdapat beberapa
berasal dari sumber buku, referensi yang memiliki
faktor kritis yang menjadi kunci untuk mencari
ISSN dan ISBN, atau website resmi pemerintah
solusi agar teknologi ini bisa diaplikasikan dengan
maupun organisasi internasional.
optimal. Model korelasi dari berbagai variabel
Penyempitan dalam melakukan pencarian
tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
dan pengumpulan literatur dilakukan dengan
1. Proses optimalisasi bisa dilakukan dengan
melihat waktu publikasi literatur. Literatur yang
melihat dan menganalisis korelasi antar variabel.
diperoleh merupakan literatur yang memiliki batas
Faktor kritis yang muncul berasal dari
atau tenggat waktu 10 tahun terakhir. Penelitian
dalam teknologi tersebut, namun bisa juga berasal
ini dilakukan pada tahun 2018, oleh karena itu
dari luar seperti regulasi dan tingkat penerimaan
batas tahun literatur yang dapat digunakan adalah
dan persepsi konsumen terhadap kualitas dan
dari tahun 2008 hingga 2018. Adanya batasan
keamanan produk iradiasi yang dihasilkan.
tahun publikasi pada literatur ini bertujuan untuk
Dengan demikian diperlukan kerjasama yang baik
memberikan data atau hasil terkait penelitian yang
antara berbagai pihak yang memegang peranan
penting dalam faktor-faktor tersebut.

27
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation p ISSN 1907-0322
Vol. 15 No. 1 Juni 2019 e ISSN 2527-6433

Aplikasi iradiasi pangan


Proses
Terdapat sepuluh tahapan proses yang
Peluang Tantangan
mempengaruhi keberhasilan proses iradiasi bahan
pangan, di antaranya: penanganan pendahuluan
bahan pangan sebelum diiradiasi, sortasi/
Konsumen Teknologi
pembersihan/ pengkelasan, uji kontaminasi,
Faktor Kritis
Regulasi Aplikasi Proses
pengemasan, pengendalian kapasitas maksimum
Iradiasi Pangan
Sumber daya Produk kemasan, sealing, proses iradiasi, penanganan
keselamatan, observasi, dan uji laboratorium [18].
Solusi untuk optimalisasi
Dalam proses tersebut perlu diperhatikan beberapa
Gambar 1. Model korelasi berbagai variabel dalam hal tentang bagaimana memilih dan menggunakan
optimalisasi aplikasi iradiasi bahan pangan kemasan dengan bahan material polimer cocok
dengan teknik iradiasi, bagaimana meningkatkan
Teknologi efektivitas iradiasi terhadap bahan pangan,
Teknologi iradiasi menjadi sangat popoler bagaimana mempertahankan keutuhan produk
di dunia jika dibandingkan dengan teknologi pangan, bahkan selama penyimpanan dan
pengolahan pangan yang melibatkan penggunaan bagaimana mencegah terjadinya rekontaminasi
panas dan bahan kimia dalam mengurangi maupun terhadap produk pangan selama penyimpanan.
memusnahkan mirkoorganisme yang berbahaya Teknik iradiasi ini juga bisa dikombinasikan
pada bahan pangan [15]. dengan penambahan bahan kimia, deep-freezing,
Iradiasi merupakan sebuah teknik penyimpanan dingin, modified atmosphere storage
pengawetan bahan pangan yang efektif dalam (MAP) dan penanganan dengan panas [19].
memperpanjang umur simpan suatu produk Kombinasi iradiasi dengan sinar gamma dan
pangan. Iradiasi memiliki tingkat efektivitas yang pencelupan dalam air panas berhasil
baik dan tinggi dalam pencegahan pertunasan mempertahankan kualitas dan memperpanjang
serta pemusnahan mikroba patogen, sehingga masa simpan buah persik [20]. Penyimpanan beku
mampu memberikan keamanan pangan terhadap yang dikombinasi dengan iradiasi gamma juga
foodborne illness. Namun demikian adopsi teknik berhasil mereduksi bakteri patogen pada bahan
iradiasi berjalan dengan lambat, dikarenakan pangan [21].
proses iradiasi tidak langsung membunuh target Terdapat beberapa tantangan dalam proses
hama atau patogen secara langsung dan cepat serta iradiasi bahan pangan:
teknologi yang membutuhkan fasilitas dengan cost a. Teknik iradiasi dapat menginduksi dan
yang relatif lebih mahal dan lebih kompleks menyebabkan perubahan kimia pada material
dibandingkan dengan teknik pengawetan packaging selama proses iradiasi, sehingga
tradisional lainnya. menimbulkan pemecahan senyawa penyusun
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan material packaging pada produk.
untuk mengatasi hal tersebut diantaranya [16-17]: b. Material packaging untuk pre-packed
a. Beberapa negara perlu mengembangkan irradiated foods dapat memberikan produk
regulasi dan pedoman masing-masing terkait radiolisis (RP) kepada produk pangan.
aplikasi iradiasi pada bahan pangan. c. Regulator menetapkan aturan tentang
b. Perkembangan regulasi dapat dilakukan penggunaan material polimer untuk bahan
melalui penukaran informasi dan training kemasan pre-packed foods untuk iradiasi,
masing-masing perwakilan negara yang ahli yaitu bahan material tersebut harus dievaluasi
atau bertugas untuk mengatur regulasi terkait kesesuaiannya sebelum digunakan secara
iradiasi pangan. komersial.
c. Perlu adanya eksplorasi terhadap sumber d. Terbatasnya metode atau cara untuk menilai
radiasi alternatif lain sebagai gamma- kecocokan dan keamanan material packaging
irradiator. untuk digunakan pada teknik iradiasi.
d. Penggunaan mesin dengan sistem operasinya Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut
berdasarkan listrik yang mampu menghasilkan bisa dilakukan dengan melakukan pre-evaluasi
radiasi ionisasi seperti electron beam dan X- dan proses perizinan terhadap bahan material
ray, sedang dikembangkan dan dievaluasi. packaging untuk pre-packed irradiated foods,

28
Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk P ISSN 1907-0322
Optimalisasi Aplikasinya e ISSN 2527-6433
(Nurul Asiah, dkk.)

dengan fokus utama bahan material yang non- Di negara Cina banyak digunakan gamma
karsinogenik dan dalam lingkup internasional ray dan electron beam untuk mengontrol kualitas
diperbolehkan secara hukum untuk digunakan bahan pangan dan memperpanjang masa simpan.
pada teknik iradiasi. Selain itu juga perlu adanya Telah dilaporkan bahwa penggunaan iradiasi
kajian lebih lanjut atau mapping terhadap evaluasi dengan electron beam pada bahan pangan telah
kecocokan atau keamanan bahan material mampu membunuh atau menghambat
packaging tertentu untuk digunakan pada teknik pertumbuhan Listeria monocytogenes, Salmonella
iradiasi [22]. typhimurium, dan E-coli O157:H7 [25].
Penggunaan iradiasi gamma terbukti efektif dalam
Produk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
Hingga saat ini telah ratusan produk pangan simplisia jahe dengan menggunakan dosis sampai
beredar dengan label iradiasi. Adanya pelabelan 10 kGy [26]. Produk pangan yang mudah rusak,
pada produk pangan iradiasi berperan dalam seperti jamur juga efektif dipertahankan
memberikan informasi pada konsumen bahwa kualitasnya dengan menggunakan iradiasi [27].
suatu produk pangan telah diiradiasi. Titik tekan Untuk produk produk hewani seperti ayam,
pada produk pangan iradiasi adalah pada kualitas iradiasi dimanfaatkan untuk mempertahankan
dan keamanan pangan dari pangan tersebut. nutrisi, tekstur, warna, dan mereduksi bakteri
Kualitas bahan pangan menyangkut status nutrisi pembusuk dan patogen [28]. Fungsi iradiasi
pada bahan pangan, misalnya karbohidrat, protein, sebagai pencegah pertunasan banyak
lemak dan vitamin. Dari segi keamanan pangan, dimanfaatkan secara luas di berbagai negara untuk
iradiasi akan memberikan pengaruh terhadap menjaga kualitas produk produk hasil pertanian
keberadaan virus, bakteri, serangga, jamur dan [29]. Selain itu, iradiasi juga efektif
kapang [23]. Selain itu, harus dipastikan apakah mengendalikan kualitas pada produk pangan hasil
pangan iradiasi tidak meninggalkan radiasi pertanian yang merupakan inang bagi lalat buah,
berlebihan yang bisa bersifat toksik bagi tubuh, seperti mangga [30]. Kuantitas rata rata produk
mutagenetik maupun karsinogenik [24]. Hal ini iradiasi selama sepuluh tahun terakhir dapat
dilakukan untuk memberi jaminan dan melindungi dilihat pada Gambar 2. Data menunjukkan bahwa
konsumen. kentang menjadi produk dengan jumlah rata rata
tertinggi yang menggunakan teknologi iradiasi.

10000
kuantitas pangan iradiasi (ton/tahun)

9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Komoditas pangan iradiasi

Gambar 2. Rata rata kuantitas pangan iradiasi pada berbagai komoditas dalam ton/tahun selama 2008-2018 (dari
berbagai referensi)

29
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation p ISSN 1907-0322
Vol. 15 No. 1 Juni 2019 e ISSN 2527-6433

Vietnam merupakan salah satu negara ekspor di tahun 2008 dan bertambah rambutan di
dengan produksi pangan iradiasi yang cukup tahun 2011. Banyak produknya diekspor ke luar
tinggi (Gambar 3). Salah satu komoditas negeri karena mendapatkan izin dari Animal and
unggulannya adalah buah naga yang mulai di Plant Health Inspection Service [31].
35000
Produksi pangan iradiasi (ton/tahun)

30000
25000
20000
15000
10000
5000
0

Negara produsen pangan iradiasi

Gambar 3. Rata rata kuantitas produksi pangan iradiasi pada berbagai negara dalam ton/tahun selama 2008-2018
(dari berbagai referensi)

Tingkat penerimaan konsumen terhadap


Konsumen
produk pangan hasil iradiasi rendah [34].
Perkembangan radiasi dalam dunia pangan
Pemahaman dan perhatian konsumen terkait label
tergantung pada kerjasama berbagai pihak, baik
atau simbol iradiasi pada produk pangan masih
produsen dan retailer yang hanya mendapat
kurang [16]. Konsumen menganggap bahwa
keuntungan teknologi. Di sisi lain, konsumen juga
produk pangan hasil iradiasi memiliki kualitas
harus mendapatkan keuntungan. Hal ini harus ada
yang rendah dan manfaat yang sedikit, dengan
pendampingan pelabelan untuk perlindungan
resiko bahaya yang lebih besar. Selain itu,
konsumen [32]. Sebagian konsumen dapat
konsumen memiliki kesalahpahaman bahwa
menerima produk pangan iradiasi karena alasan
produk pangan hasil iradiasi adalah pangan
tertarik dan percaya dengan kehandalan kemajuan
radioaktif [35]. Gambar 4 menunjukkan bahwa
teknologi. Informasi atau pengetahuan konsumen
tingkat penerimaan pangan iradiasi masih rendah.
tentang iradiasi pangan terbukti sedikit dan
Hanya negara Amerika yang memiliki persen
terbatas. Konsumen masih membutuhkan infomasi
penerimaan yang paling tinggi. Hal ini sejalan
dan pengetahuan tentang kemajuan teknologi
dengan tingkat kemajuan teknologi pada negara
sebelum memutuskan untuk menerimanya. Hal ini
tersebut.
membutuhkan usaha yang besar untuk
Beberapa solusi yang bisa dilakukan
menyediakan informasi dan pengetahuan ilmiah
diantaranya:
tentang kemajuan teknologi [33].
a. Adanya kajian terintegrasi antara ilmu ilmiah
dengan ilmu sosial terkait implementasi teknik
Brazil
iradiasi agar dapat lebih diterima oleh
Atlanta konsumen.
Turkish b. Perlu adanya cara-cara atau usaha yang
bersifat edukatif bagi konsumen terkait teknik
USA
iradiasi, seperti workshop, penyebaran brosur,
0 20 40 60 80 video clip, atau alat media lainnya untuk
memperbaiki dan meningkatkan penerimaan
Tingkat penerimaan konsumen (%)
publik terhadap produk pangan iradiasi.
c. Perlu adanya edukasi tentang terminologi
Gambar 4. Tingkat penerimaan konsumen terhadap
pangan iradiasi terkait iradiasi pangan saat berkomunikasi

30
Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk P ISSN 1907-0322
Optimalisasi Aplikasinya e ISSN 2527-6433
(Nurul Asiah, dkk.)

dengan konsumen. Dengan adanya mempengaruhi kandungan kimia dalam produk


information provision dari konsumen, tingkat pangan, baik perubahan senyawa maupun jumlah
penerimaan mereka terhadap produk pangan kandungannya. Selain itu dosis yang tinggi dapat
iradiasi akan meningkat. mengubah karakteristik produk pangan itu sendiri.
d. Konten edukasi konsumen terkait iradiasi Perlu adanya kajian atau mapping terhadap produk
pangan perlu diatur dan disusun sebaik pangan iradiasi serta dosis iradiasi yang tepat dan
mungkin, agar tidak menimbulkan efektif dalam pemusnahan mikroba pathogen.
kesalahpahaman bagi konsumen terkait Penelitian atau studi terkait solusi untuk
iradiasi pangan. meningkatkan atau memperbaiki karakteristik
e. Penekanan edukasi dan informasi bagi sensori produk pangan yang diiradiasi dengan
konsumen bahwa tingginya risiko kontaminasi dosis tinggi juga perlu untuk dilakukan [2].
organisme patogen terhadap produk pangan Pengukuran dosis menggunakan dosimeter juga
dan keunggulan iradiasi pangan dalam menjadi faktor yang penting dan kritis untuk
membunuh organisme patogen tersebut. menjamin kualitas dan keamanan pangan [37].
f. Konsumen perlu diberikan edukasi atau Negara harus mengatur kegiatan impor-
informasi terkait simbol RADURA pada ekspor bahan pangan hasil iradiasi antar negara.
produk pangan, yang menandakan bahwa Regulasi tentang iradiasi pangan tiap masing-
produk tersebut telah diiradiasi atau diberi masing negara berbeda, sehingga membatasi
perlakuan dengan radiasi ionisasi. jumlah dan jenis bahan pangan hasil iradiasi yang
dapat diekspor atau diimpor. Perlu adanya diskusi
Selain pendekatan-pendekatan di atas, dan konsultasi, atau standardisasi secara
diperlukan pula metode baru untuk berkomunikasi internasional terkait regulasi iradiasi pangan
dengan konsumen untuk menyampaikan informasi sehingga dapat memudahkan keputusan
tentang teknik iradiasi pangan agar dapat lebih perdagangan bahan pangan bagi masing-masing
meningkatkan keputusan pembelian dan Negara. Perkembangan regulasi dapat dilakukan
penerimaan mereka terhadap produk pangan melalui penukaran informasi dan training masing-
iradiasi. Masa depan pangan iradiasi sangat masing perwakilan negara yang ahli atau bertugas
dipengaruhi oleh pemahaman publik yang baik untuk mengatur regulasi terkait iradiasi pangan
tentang peran iradiasi pangan [36]. Standar dosis iradiasi yang berlaku di
Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri
Regulasi Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hal mendasar yang penting untuk 701/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pangan
diperhatikan dalam regulasi bahan pangan adalah Iradiasi [38]. Adapun dosis serap maksimum yang
penentuan dosis iradiasi. Dosis yang tinggi dapat diatur berdasarkan jenis pangan dan tujuan
meningkatkan efektivitas iradiasi terhadap iradiasinya ditampilkan pada Tabel 1 berikut.
pemusnahan mikroba patogen dalam produk
pangan. Di sisi lain, dosis yang tinggi dapat

Tabel 1. Jenis pangan, tujuan iradiasi dan rentang dosis serap yang diizinkan
Jenis Pangan Tujuan Iradiasi Dosis Serap Maksimum
(kGy)
Umbi lapis dan umbi akar Menghambat pertunasan selama 0,15
penyimpanan
Sayur dan buah segar a. Menunda pematangan 1,0
b. Membasmi serangga 1,0
c. Memperpanjang masa simpan 2,5
d. Perlakuan karantina 1,0
Produk olahan sayur dan buah Memperpanjang masa simpan 7,0
Mangga Memperpanjang massa simpan 0,75
Manggis a. Membasmi serangga 1,0
b. Perlakuan karantina 1,0

Serealia dan produk hasil penggilingannya, kacang- a. Membasmi serangga 1,0


kacang, biji-bijian penghasil minyak, polong-polong, b. Mengurangi jumlah mikroba 5,0
buah kering

31
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation p ISSN 1907-0322
Vol. 15 No. 1 Juni 2019 e ISSN 2527-6433

Ikan, pangan laut (seafood segar maupun beku) a. Mengurangi jumlah 5,0
mikroorganisme patogen tertentu
b. Memperpanjang masa simpan 3,0
c. Mengontrol infeksi oleh parasit 2,0
tertentu
Produk olahan ikan, dan pangan laut a. Mengurangi jumlah 8
mikroorganisme patogen tertentu
b. Memperpanjang masa simpan 10
Daging dan unggas serta hasil olahannya (segar a. Mengurangi jumlah 7,0
maupun beku) mikroorganisme patogen tertentu
b. Memperpanjang masa simpan 3,0
c. Mengontrol infeksi oleh parasit 2,0
tertentu 7,0
d. Menghilangkan bakteri salmonella
Sayuran kering, bumbu, rempah, rempah kering (dry a. Mengurangi jumlah 10,0
herbs) dan herbal tea mikroorganisme patogen tertentu
b. Membasmi serangga 1,0
Pangan yang berasal dari hewan yang dikeringkan a. Membasmi serangga 1,0
b. Membasmi mikroba, kapang dan 5,0
khamir
Pangan olahan siap saji berbasis hewani Sterilisasi dan membasmi mikroba 65
patogen termasuk mikroba berspora
serta memperpanjang masa simpan

137
Regulasi iradiasi pangan yang diatur oleh 0,662 MeV. Tetapi Cs tidak
Permenkes berdasarkan pada Technical Reports direkomendasikan lagi untuk iradiasi pangan.
IAEA (International Atomic Energy Agency). b. Berkas elektron, yang diproduksi dalam
Aturan tersebut berlaku secara internasional, akselerator, seperti dalam akselerator linier
sehingga regulasi iradiasi pangan yang berlaku di (linac) atau generator Van de Graaff hampir
negara lain sama dengan yang berlaku di pada kecepatan cahaya. Energi kuantum
Indonesia. maksimum tidak melebihi 10 MeV.
c. Sinar-X atau pelambatan sinar, yang juga bisa
Sumberdaya radiasi dihasilkan di akselerator. Energi kuantum
Iradiasi bahan pangan adalah proses dimana maksimum elektron tidak melebihi 5 MeV.
bahan pangan dikenai sejumlah radiasi pengion Sinar gamma dan sinar-X merupakan radiasi
[39]. Tiga jenis radiasi pengion digunakan dalam gelombang elektromagnetik, seperti juga
radiasi komersial untuk memproses produk seperti gelombang radio, gelombang mikro, ultraviolet,
makanan dan peralatan medis dan farmasi [40] dan sinar cahaya tampak. Sinar gamma dan sinar-
adalah radiasi dari sinar gamma energi tinggi, X berada dalam panjang gelombang pendek,
sinar-X, dan elektron yang dipercepat. Sesuai daerah spektrum energi yang tinggi. Baik gamma
dengan Standar Umum Codex untuk Makanan dan sinar-X dapat menembus makanan hingga
Iradiasi, hanya sinar pengion ini yang diizinkan kedalaman beberapa sentimeter. Teknik radiasi
untuk digunakan dalam aplikasi iradiasi makanan yang paling banyak digunakan adalah sinar
[41]. Jenis-jenis radiasi ini disebut pengion karena gamma kemudian berkas elektron (e-beam).
energinya cukup tinggi untuk mengeluarkan Berkas elektron termasuk teknologi dengan biaya
elektron dari atom dan molekul dan mengubahnya yang relatif rendah, ramah lingkungan, dan bisa
menjadi partikel bermuatan listrik yang disebut menjadi alternatif untuk produk yang biasa diolah
ion. dengan panas [42]. Meskipun e-beam harus
Radiasi pengion dapat berasal dari sumber dikonversi menjadi sinar-X agar memiliki daya
yang berbeda: penetrasi yang lebih besar [43]. Tantangan lain
a. Sinar gamma, yang dihasilkan oleh zat dari teknologi iradiasi adalah sumber iradiasi
radioaktif (disebut radioisotop). Sumber sinar cukup sulit untuk didapatkan, contoh Cobalt-60.
gamma yang disetujui untuk iradiasi makanan Oleh karena itu, perlu adanya eksploitasi atau
adalah radionuklida kobalt-60 (60Co; yang pemanfaatan teknik iradiasi lebih dalam, termasuk
paling umum) dan cesium-137 (137Cs). 60Co di dalamnya standarisasi, komunikasi, dan edukasi
mempunyai tingkat energi 1,17 dan 1,33 MeV
dan cesium-137 mempunyai tingkat energi

32
Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk P ISSN 1907-0322
Optimalisasi Aplikasinya e ISSN 2527-6433
(Nurul Asiah, dkk.)

KESIMPULAN [6] D. A. E. Ehlermann, "Safety of


Iradiasi bahan pangan merupakan sebuah Irradiated Foods," Encyclopedia of
proses komplek yang melibatkan banyak faktor Food Safety, vol. 3, 2014.
kritis di dalamnya. Adanya peluang dan tantangan
mendorong berkembangnya teknologi ini agar [7] D. A. E. Ehlermann, "The Early History
terus dikembangkan dan memberi kemanfaatan of Food Irradiation," Radiation Physics
yang optimal. Terdapat enam faktor yang perlu and Chemistry., vol. 129, pp. 10–12,
menjadi perhatian oleh negara yang menerapkan 2016.
iradiasi pangan, diantaranya: dari segi kehandalan
teknologi, efektifitas dan efisiensi proses, [8] Prakash, "Particular Applications of
keamanan dan kualitas produk, penerimaan Food Irradiation Fresh Produce,"
konsumen, regulasi yang mendukung dan
Radiation Physics and Chemistry., vol.
ketersediaan sumber radiasi. Setiap negara
memiliki otoritas untuk mengatur kebijakan di 129, pp. 50–52, 2016.
bidang iradiasi pangan yang disesuaikan dengan
kondisi negaranya masing masing dan tetap [9] O. B. Odueke, S. A. Chadd, R. N.
mengacu pada peraturan internasional. Semua bisa Baines, K. W. Farag, J. Jansson.
diwujudkan dengan kerjasama berbagai pihak “Effects of Gamma Irradiation on the
terkait yang memiliki peran kunci dari berbagai Shelf-life of A Dairy-like Product,”
faktor tersebut. Radiation Physics and Chemistry., vol.
143, pp. 63-71, 2018.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Z. Lakner, S. Soos, Z. Vida and C. [10] F. N. A. Putri, A. K. Wardani, and
Farkas. "European Research and the Harsojo, "Aplikasi Teknologi Iradiasi
Hungarian School of Food Irradiation", Gamma dan Penyimpanan Beku
Radiation Physics and Chemistry., vol Sebagai Upaya Penurunan Bakteri
129, pp. 13-23, 2016. Patogen pada Seafood: Kajian Pustaka,"
Jurnal Pangan dan Agroindustri, vol. 3,
[2] P. Feliciano. “High Dose Irradiated no. 2, pp. 345-352, 2015.
Food : Current Progress, Applications,
and Prospects,” Radiation Physicis and [11] C. H. Sommers, "Microbial
Chemistry., vol. 144, pp. 34-36, 2018. Decontamination of Food by
Irradiation," Published by Woodhead
[3] E. Zanardi, A. Caligiani, and E. Novelli, Publishing Limited, 2012.
"New Insights to Detect Irradiated
Food:an Overview," Food Anal. [12] P. B. Roberts, "Food Irradiation is Safe:
Methods, 2017. Half A Century of Studies," Radiation
Physics and Chemistry., vol. 105, pp.
[4] Bearth and M. Siegrist, "As Long as It is 78-82, 2014.
not Irradiated - Influencing Factors of
US Consumers Acceptance of Food [13] G. Kebede, A. Simachew, H. Disassa,
Irradiation," Food Quality and T. Kabeta and T. Zanebe. " Review on
Preference., vol. 71, pp. 141-148, 2019. Radiation as a Means of Food
Preservation and its Challenge.
[5] J. Mittendorfer, "Food Irradiation Academic Journal of Nutrition., vol 4,
Facilities: Requirements and Technical no. 2, pp. 77-83, 2015.
Aspects," Radiation Physics and
Chemistry, vol. 129, pp. 61–63, 2016. [14] Sugiyanto, ”Meta Analysis”., Hand-Out,
Faculty of Psychology, UGM Indonesia.
2004.

33
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation p ISSN 1907-0322
Vol. 15 No. 1 Juni 2019 e ISSN 2527-6433

Kajian Pustaka,” Jurnal Pangan dan


[15] B. Kalyani and K. Manjula. “Food Agro Industri., vol 3, no 1, pp 73-79,
Irradiation-Technology and 2015.
Application”. Int. J. Curr. Microbiol.
App. Sci,. vol 3. no 4. pp. 549-555. [22] Komolprasert. "Packaging Food for
2014. Radiation Processing," Radiation
Physics and Chemistry., vol 129, pp 35-
[16] Ihsanullah and A. Rashid. “Current 38, 2016.
Activities in Food Irradiation as a
Sanitary and Phytosanitary Treatment in [23] H. A. Mostavani, H. Fathollahi, F.
the Asia and the Pacific Region and a Motamedi and S. M. Mirmajlessi. "
Comparison with Advanced Countries”. Food Irradiation: Application, Public
Food Control., vol. 72, pp. 3452-359, Acceptence and Global Trade,” African
2017. Journal of Biotechnology., vol 9, no 2,
pp. 2826-2833, 2010.
[17] IAEA. ”Manual of Good Practice in
Food Irradiation – Sanitary, [24] Z. Irawati. K. R. Putri, dan F. R.
Phytosanitary, and Other Applications,” Zakaria. "Aspek Keamanan Pangan: Uji
Technical Reports Series., v. 481, 2015. Toksisitas Secara In Vitro Pepes Ikan
Mas (Cyprinus carpio) yang Disterilkan
[18] M. Handayani and H. dengan Iradiasi Gamma,” Jurnal Ilmiah
Permawati."Gamma Irradiation Aplikasi Isotop dan Radiasi., vol 7, no
Technology to Preservation of 2, 2011.
Foodstuffs as an Effort to Maintain
Quality and Acquaint the Significant [25] T. Chen, G. Chen, S. Yang, Y. Zhao, Y.
Role of Nuclear on Food Production to Ha, and Zhihua Ye, "Recent
Indonesia Society: A Review,” Energy Developments In the Application of
Procedia., vol 127, pp. 302-309, 2017. Nuclear Technology in Agro-Food
Quality and Safety Control in China,"
[19] D. A. E. Ehlermann, "Particular Food Control., vol. 72, pp. 306-312,
Applications of Food Irradiation: 2017.
Meat, Fish and Others," Radiation
Physics and Chemistry., vol. 129, pp. [26] P. W. Katrin, K. Schwikal, S. Daus, T.
53-57, 2016. Heinze. ”Xylan Derivatives and Their
Application Potential – Mini Review of
[20] Zaman, I. Ihsanullah, A. A. Shah, T. N. Own Results,” Carbohydrate Polymers.,
Khattak, S. Gul. I. U. Muhammadzai. vol. 100, pp. 80-88 2014.
"Combined Effect of Gamma Irradiation
and Hot Water Dipping on The [27] Kadir. Pemanfaatan Iradiasi Untuk
Selected Nutriens and Shelf Life of Memperpanjang Daya Simpan Jamur
Peach,” J. Radioanal Nuel Chem., vol. Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
298, pp. 1665-1672, 2013. Kering. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop,
vol 6. no 1. pp. 86-99, 2010.
[21] F. K. Cahyani, L. C. Wiguna, R. A.
Putri, V. V. Masduki, A. K. Wardani, [28] V. Irmanita, A. K. Wardani, and
Harsojo. "Aplikasi Teknologi Hurdle Harsojo, "Pengaruh Iradiasi Gamma
Menggunakan Iradiasi Gamma dan Terhadap Kadar Protein dan
Penyimpanan Beku Untuk Mereduksi Mikrobiologis Daging Ayam Broiler
Bakteri Patogen Pada Bahan Pangan: Pasar Tradisional dan Pasar Modern

34
Iradiasi Bahan Pangan: Antara Peluang dan Tantangan untuk P ISSN 1907-0322
Optimalisasi Aplikasinya e ISSN 2527-6433
(Nurul Asiah, dkk.)

Jakarta Selatan". Jurnal Pangan dan [35] IFSAT. Instutute of Food Science and
Agroindustri., vol. 4, pp. 428-32, 2016. Technology Information Sheet –
Irradiation, Surrey, UK, 2013.
[29] T. Kume and S. Todoriki, "Food
Irradiation in Asia, the European Union, [36] Farkas and C. M. Farkas. "History and
and the United States: A Status Update. Future of Food Iradiation,” Trends in
Radioisotope., vol. 62, pp. 291-299, Food Science Technology., vol 22, pp.
2013. 121-126, 2011.

[30] Sugianti, R. Hasbullah, Y. Aris [37] F. Kuntz and A. Strasser, "The Specifics
Purwant, D. A. Setyabudi. "Kajian of Dosimetry for Food Irradiation
Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Applications," Radiation Physics and
terhadap Mortalitas Lalat Buah dan Chemistry, vol. 129, pp. 46–49, 2016.
Mutu Buah Mangga Gedong (Mangifera
indica L) Selama Penyimpanan,” Jurnal [38] Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Keteknikan Pertanian, vol.26, no. 1, pp. Indonesia, Nomor
70-78, 2012. 701/MENKES/PER/VIII/2009, tentang :
Pangan Iradiasi.
[31] G. J. Hallman, "Phytosanitary
Applications of Irradiation", [39] Farkas, D. A. E. Ehlermann, and Cs
Comprehensive Reviews in Food Mohacsi-Farkas, "Food Technologies
Science and Food Safety., vol 10, pp Food Irradiation," Encyclopedia of Food
143-150, 2011. Safety., vol. 3, 2014.

[32] P. B. Roberts, "Food irradiation: [40] IAEA. ”Dosimetry for Food


Standards, regulations and world-wide Irradiation,” International Atomic
trade," Radiation Physics and Energy Agency, Vienna, Technical
Chemistry., vol. 129, pp. 30-34, 2016. Reports Series, v. 409, 2002.

[33] M.P. Junqueira-Goncalves, M. J. [41] Joint FAO/WHO Codex Alimentarius


Galotto X. Valenzuela, C. M. Dinten, P. Commission, “Codex Alimentarius:
Aguirre, J. Miltz, "Perception and View Food Hygiene”, Basic Text, Food &
of Consumers on Food Irradiation and Agriculture Organization, 2003.
the Radura Symbol". Radiation Physics
and Chemistry., vol. 80, pp. 119-122, [42] H-M. Lung, Y-C. Cheng, Y-H. Chang,
2011. H-W. Huang, B.B Yang and C-Y.
Wang." Microbial Decontamination of
[34] [34]. M. R. Greenberg, L. C. Babcock- Food by Electron Beam Irradiation.
Dunning. “Communicating Between the Trend in Food Science & Technology,.
Public and Experts : Predictable vol 44, pp. 66-78, 2015.
Differences and Opportunities to
Narrow Them,” Stakeholders and [43] Riganakos, Chapter 2: Food Irradiation
Scientists., pp. 393-408, 2011. Techniques, Irradiation of Food
Commodities, Elsevier, 2010.

35
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation p ISSN 1907-0322
Vol. 15 No. 1 Juni 2019 e ISSN 2527-6433

36

Anda mungkin juga menyukai