Oleh :
Golongan N1/Kelompok 4B
BAB 1. PENDAHULUAN
terdapat di laboratorium bioteknologi biasanya terbuat dari logam, kayu, dan kaca.
Peralatan laboratorium dijaga dengan cara menyimpannya di tempat yang relatif
kering dan terhindar dari sinar matahari langsung. Peralatan laboratorium
memerlukan perawatan rutin dan sebaiknya untuk menempatkan peralatan di lokasi
yang tepat di ruang penyimpanan serta penempatan alat-alat di laboratorium
setidaknya dibedakan secara standar (Indra, 2019).
Laboratorium memiliki peraturan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh
setiap laboratorium. Salah satu aturan laboratorium adalah pengguna laboratorium
wajib mengenakan jas lab untuk menjamin kelancaran dan keselamatan kegiatan
laboratorium. Jika menggunakan peralatan laboratorium, sebaiknya memeriksa
terlebih dahulu secara keseluruhan. Pembersihan harus dilakukan sebelum alat
laboratorium digunakan. Setelah digunakan, semua alat harus dibersihkan kembali
dan tidak boleh disimpan dalam keadaan kotor. Oleh karena itu, sebelum
menggunakan alat di laboratorium harus membaca terlebih dahulu petunjuk
penggunaan alat serta petunjuk pemeliharaan dan perbaikannya. Alat yang masih
baru, sebaiknya diteliti atau dibaca manualnya sebelum digunakan. Kehati-hatian
harus dilakukan ketika menggunakan peralatan lab karena peralatan lab ditemukan
relatif mahal (Indra G, 2019). Dalam menyimpan dan menata peralatan
laboratorium, perlu diperhatikan dari bahan dasar peralatan tersebut dibuat. Dengan
mengetahui bahan dasar peralatan maka dapat membantu memutuskan cara
menyimpannya. Peralatan yang terbuat dari logam harus dipasang terpisah dari
peralatan yang terbuat dari kaca atau porselen. Lokasinya yang tinggi memudahkan
untuk diambil dan disimpan kembali.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium yang
digunakan dalam analisis bioteknologi tanaman beserta fungsi dan cara
penggunaannya kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
menggunakan/mengoperasikan alat dengan baik dan benar pada praktikum
bioteknologi selanjutnya.
3
Bioteknologi terdiri dari dua kata yaitu ``Bio'' yang berarti makhluk hidup
dan ``Teknologi'' yang mengacu pada metode menghasilkan barang dan jasa. Secara
umum bioteknologi dapat diartikan sebagai penerapan teknik yang tepat untuk
mencapai hasil yang diinginkan dengan menggunakan organisme hidup (sel,
jaringan hidup) (Kotijah dan Ventyrina, 2018). Bioteknologi dapat digunakan
dalam bidang kedokteran, farmasi, peternakan, dan pertanian.
Penggunaan bioteknologi di bidang pertanian bertujuan untuk memenuhi
pasokan pangan dunia yang terus meningkat. Pada dasarnya, pertanian
konvensional tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan pangan. Oleh karena itu,
dengan memanfaatkan bioteknologi pertanian diharapkan permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan bioteknologi pertanian. Ada beberapa penerapan bioteknologi
di bidang pertanian.
• Penggunaan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tanaman dari diploid
poliploidi yang tujuannya untuk meningkatkan ukuran produk (Kotijah dan
Ventyrina, 2018).
• Kultur jaringan tanaman merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan
organ tanaman aseptik dalam wadah berisi media dengan tujuan untuk
mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dalam waktu singkat
(Yuniardi, 2019). Prinsip-prinsip yang digunakan dalam teknik kultur
jaringan adalah totipotensi, menunjukkan bahwa setiap bagian tumbuhan
dapat tumbuh disebabkan semua bagian tumbuhan terbuat dari jaringan
yang hidup dan berkembang bersama ucrose serta peralatan fisiologis
lengkap dengan kondisinya tepat maka akan tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman yang utuh (Ziraluo, 2021)
• Rekayasa genetik tanaman mempunyai tujuan yaitu untuk menciptakan
tanaman yang mampu menyerang organisme yang merusak tanaman ini dan
menghasilkan racunnya sendiri. Keberadaan produk rekayasa genetika kini
4
• Radiasi Alam
Bahaya radiasi alam antara lain penggunaan magnet secara berlebihan yang
dapat membahayakan kesehatan. Untuk mencegah kecelakaan yang
disebabkan oleh bahaya laboratorium, penggunaan peralatan di
laboratorium harus diketahui dan dipahami. Ayuni dkk. (2018) menyatakan
bahwa ada faktor yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan mahasiswa
tentang laboratorium seperti kurangnya pengalaman dan pemahaman
tentang fungsi dan penggunaan alat laboratorium. Oleh karena itu, perlu
juga dipahami fungsi peralatan laboratorium agar kegiatan yang dilakukan
dapat terlaksana dengan lancar.
6
BAB 3. METODOLOGI
4.1 Hasil
1 Moisture Analyzer
3 Elektroforesis
4 Vortex Mixer
8
5 Mikro Centrifuge
6 Tip
7 Mikropipet
8 Eppendorf Tube
9
9 Water Destilation
10 Oven Laboratorium
11 Sisir Elektroforesis
12 Water Bath
10
13 Centrifuge
14 Mikrocooling Centrifuge
atau Refrigented
Microcentrifuge
15 Orbital Shaker
16 Digester
17 Spektrofotometer
11
22 Gelas Ukur
23 Labu Ukur
24 Tabung Reaksi
25 Labu Erlenmeyer
26 Pipet Tetes
13
27 Corong Pisah
28 Gelas Kaca
29 Kawat Kasa
30 Gelas Beaker
4.2 Pembahasan
4.2.1 Moisture Analyzer
Moisture Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang digunakan
untuk mengukur kadar kelembaban suatu sampel, sampel yang dapat diukur berupa
cairan maupun granular. prinsip kerja dari alat ini yaitu pengukuran massa sampel
sebelum dan sesudah dipanaskan. proses pemanasan sampel menggunakan lampu
hologen pada moisture analyzer akan menyebabkan massa sampel akan berkurang
dan proses tersebut akan berakhir ketika massa tidak dapat diturunkan kembali.
Menurut Abdi. S.T, dkk (2020). Moisture Analyzer adalah alat pengukuran air pada
14
suatu material tertentu, dimana alat ini juga memiliki kegunaann dan fungsi yang
berbeda-beda.
4.2.2 Dry Block Heater
Dry Block Heater adalah alat yang digunakan untuk mengatur pemanasan
suhu suatu sampel secara cepat, terkontrol dan konsisten, dengan tujuan lainnya
yaitu membuat sampel mencapai suhu tertentu secara cepat dan tepat. Dry block
adalah kalibrator suhu yang memiliki banyak kegunaan dengan pemanas sehingga
dalam suatu kasus tertentu dan pada suhu tertentu dapat mempertahankan nilai suhu
tersebut (Ramadhani dkk, 2019). Dry Block terdiri dari 2 komponen yaitu kolam
pengering dan blok pemanas, pengeringan pada alat Dry Blok dilakukan dengan
bantuan blok pengering sebagai penghantar panas.
4.2.3 Elektroforesis
Elektroforesis memiliki fungsi memisahkan fragmen DNA atau RNA,
memisahkan non partikel hasil analisis isolasi. alat ini terdiri dari cetakan gel, alat
pencetak sumur, tangkai elektroforesis dan sumber arus. Menurut Harahap (2018),
elektroforesis merupakan metode pemisahan senyawa-senyawa yang memiliki
muatan kation dan anion.
4.2.4 Vortex Mixer
Vortex Mixer merupakan alat yang digunakan untuk mencampur larutan
yang ada dalam tabung reaksi. alat ini terdiri dari motor listrik dan terdapat karet di
ujungnya, karet tersebut merupakan tempat meletakkan tabung yang sudah berisi
cairan yang akan dicampurkan.
4.2.5 Mikro Centrifuge
Mikro Centrifuge memiliki fungsi memisahkan partikel-partikel atau sel
darah dari while blood untuk memperoleh plasma atau mengendapkan sampel
seperti asam nukleat dan protein. volume yang digunakan pada microtubes biasanya
sekitar 0,5-2,0 ml.
4.2.6 Tip
Tip merupakan wadah yang digunakan bersamaan dengan mikropipet di
ujungnya, alat ini berbahan polimer yang berfungsi wadah penampung sampel. Tip
sendiri memiliki 3 jenis berbeda menyesuaikan dengan mikropipet, seperti yellow-
15
tip, white-tip dan blue-tip. Penggunaan tip cukup sederhana karena tii merupakan
alat tambahan pada mikropipet, tip digunakan dengan memasangkannya pada ujung
mikropipet.
4.2.7 Mikropipet
Mikropipet adalah alat berukuran sedang seperti suntik yang memiliki
fungsi memindahkan larutan atau cairan dalam suatu wadah ke wadah lainnya
dengan volume kecil. Terdapat 3 jenis mikropipet seperti P20, P200, P1000 dengan
kegunaan yang berbeda-beda menyesuaikan banyaknya cairan yang akan
dipindahkan. Bagian-bagian dari mikropipet terdiri dari Automatic Pipettor dan
Pipette tips Ada dua cara pemipetan, yaitu Forward Mode dan Reverse Mode.
(Hasibuan dan Elewati. 2018).
4.2.8 Eppendorf
Eppendorf merupakan alat yang digunakan untuk menampung atau sebagai
wadah sampel yang akan digunakan. Biasanya sampel yang digunakan pada tube
ini berwujud cairan atau larutan. Eppendoft yang sudah terisi cairan kemudian
diletakkan di vortex.
4.2.9 Water Destilation
Water Destilation merupakan alat yang digunakan untuk membuat air
aquades. cara kerja alat ini yaitu dengan memanaskan air sehingga menimbulkan
uap dengan titik didih yang berbeda-beda.
4.2.10 Oven Laboratorium
Oven Laboratorium memiliki fungsi memanaskan atau mengeringkan
peralatan alat-alat Laboratorium atau objek lainnya hingga alat ini juga bisa
mengukur kadar air. Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang
telah dibungkus dengan kertas oven dan menyusunnya pada rak, kemudian
memanaskannya diatas api (Andriani R 2016).
4.2.11 Sisir Elektroforesis
Untuk membuat lubang/kolom pada gel elektroforesis dengan teknik
muatan listrik molekul dengan tujuan memisahkan berdasarkan panjangnya.
16
4.2.16 Digester
Digester merupakan alat di laboratorium yang berfungsi untuk melakukan
analisis nitrogen dan protein dengan metode kjeldahl. Metode kjeldahl mempunyai
tiga tahap utama yaitu digesi, distilasi, dan titrasi. Tahap digesi adalah tahapan yang
bertujuan untuk memecahkan nitrogen dalam sampel oleh asam pekat. Tahap
distilasi bertujuan untuk mengubah NH4+ menjadi NH3, penambahan basa berlebih
ke dalam larutan yang mendidih, diikuti dengan pemanasan dan kondensasi gas
NH3 dalam larutan penerima. Tahap titrasi mempunyai tujuan untuk mengetahui
jumlah amonia di larutan penerima. Jumlah nitrogen dihitung dari jumlah ion
amonium dalam larutan penerima.
4.2.17 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah metode yang mengukur banyaknya suatu zat
kimia. Pengukuran dilakukan dengan mengukur besarnya serapan cahaya yang ada
lulus larutan uji (Mubarok, 2021).
4.2.18 PCR (Polymerase Chain Reaction)
PCR berfungsi untuk mengidentifikasi materi genetik dalam sel, bakteri dan
virus. PCR umumnya digunakan untuk menggandakan DNA secara cepat dengan
jumlah banyak. Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
PCR. Oleh karena itu, maka diperlukan modifikasi untuk meningkatkan spesifik
proses anneling primer (Kusnadi dan Estri, 2020).
4.2.19 Gel Doc (Gel Documentation)
Gel doc adalah alat pencitraan yang digunakan untuk mendeteksi pita DNA
yang dihasilkan oleh elektroforesis dengan bantuan transilluminator UV.
4.2.20. Mortal dan Alu
Alat lab ini berfungsi untuk menghaluskan zat tersebut yang masih bersifat
padat. Cara menggunakan alat ini dengan memasukkan zat padat dan menggerusnya
dibantu oleh alu. Mortar dan alu terbuat dari bahan yang kuat sehingga ketika
digunakan untuk menumbuk tidak pecah (Ramadhani dkk., 2023).
18
5.1 Kesimpulan
Alat-alat yang terdapat di laboratorium agronomi sangat membantu sebagai
media pembelajaran dan penelitian bagi mahasiswa khususnya bidang bioteknologi
dan lainnya. Penggunaan alat-alat harus terlebih dahulu tau mengenai fungsi atau
kegunaannya sehingga memudahkan praktikan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
penelitian dan percobaan.
5.2 Saran
Penggunaan alat-alat laboratorium harus secara hati-hati dan rutin
pemeliharaan serta melakukan kalibrasi pada alat-alat tersebut dengan tujuan
mempertahankan keakuratan. Dan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa
pertanian khususnya agronomi dengan tujuan mahasiswa mampu mengetahui
nama alat dan fungsinya dengan baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdi. S.T, Agung. P, Harki. A.Y, Lukas, Sirajuddin, Syahril. A, Tresna. D. 2020.
TECHOLOGIC. Polman Astra. Politeknik Manufaktur Astra. Vol 11. No 1.
Kusnadi, J., & Arumingtyas, E. L. (2020). Polymerase chain reaction (PCR): teknik
dan fungsi. Universitas Brawijaya Press.
22
LAMPIRAN