Anda di halaman 1dari 6

SIKLUS HIDUP PTERIDOPHYTA (PAKU-PAKUAN)

Putri Maulidya Fitri, Uswatun Hasanah, M. Putra Ardhi Pratama, Tito Dwi Dermawan,
Kinanta Uhail Rosyadi, Endang Rahayu Ningsih
Agronomi, Genetika Dasar, Kelas M
211510101003, 211510101006, 211510101020, 211510101025, 211510101027, 211510101037

Abstrak
Siklus hidup merupakan perkembangan atau kejadian dari proses kehidupan suatu makhluk
hidup. Siklus hidup pada tumbuhan yaitu proses pertumbuhan dan pertambahan ukuran, berat, atau
volume yang memiliki sifat irreversible ( hal yang tidak dapat diubah atau tetap). Tumbuhan paku
adalah tumbuhan yang memiliki spora serta berpembuluh dan tumbuh berkembang pada habitat yang
bervariasi. Siklus hidup tumbuhan paku yaitu secara gametofit (seksual) dan sporofit (menghasilkan
spora). Mitosis adalah pembelahan duplikasi, sel menggandakan atau memproduksi dirinya sendiri
dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk. Pada pembelahan mitosis
terdapat dua tahapan meliputi interfase dan fase mitotik (Profase, Metafase, Anafase, Telofase).
Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom setengah
dari sel induknya. Tahapan pembelahan meiosis terjadi dua kali yaitu meiosis I dan meiosis II. Tujuan
dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui siklus hidup pteridophyta (paku-pakuan).
Kata kunci : siklus hidup, tanaman paku, mitosis, meiosis

PENDAHULUAN
Siklus hidup merupakan perkembangan atau kejadian dari proses kehidupan suatu
makhluk hidup. Siklus hidup pada tumbuhan yaitu proses pertumbuhan dan pertambahan
ukuran, berat, atau volume yang memiliki sifat irreversible ( hal yang tidak dapat diubah atau
tetap). Tahapan siklus hidup tumbuhan ini dimulai dari biji, perkecambahan, anakan, dan
pohon-pohon dimana proses berkembangbiaknya melalui pembungaan, kawin atau
penyerbukan, buah, dan biji hingga kemudian tumbuhan tersebut mati. Tumbuhan memerlukan
air selama siklus hidupnya, dimana pada setiap fase pertumbuhannya memiliki kebutuhan air
yang berbeda karena berhubungan dengan faktor fisiologis serta morfologis dan hal ini menjadi
faktor lingkungan (Amarullah et al., 2021).

Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang memiliki spora serta berpembuluh dan tumbuh
berkembang pada habitat yang bervariasi. Siklus hidup tumbuhan paku yaitu secara gametofit
(seksual) dan sporofit (menghasilkan spora) .Tumbuhan paku dapat hidup di tanah, air dan
hidup secara epifit (menumpang) pada tumbuhan lain. Tumbuhan paku biasanya hidup pada
tempat yang lembab dan merupakan jenis tumbuhan kormus dimana susunan tubuhnya
dibedakan menjadi tiga yaitu akar, batang, dan daun namun tidak menghasilkan biji.
Tumbuhan paku memiliki batang yang didalamnya terdapat jaringan xilem dan floem dan tidak
ditemukan pada tumbuhan lumut Campbell & Reece, 2009; Sulistyorini, 2009; Pandey, 1979).

Tumbuhan paku umumnya dapat dijadikan bahan obat (medical plants), tanaman hias
dalam kelompok polypodiaceae seperti Nephrolepis spp, serta memiliki peranan pentingdalam
pertanian yaitu sebagai pengikat nitrogen (N2) pada jenis Salviniaceae (Jati Batoro., 2019).
Oleh karena itu tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui siklus hidup tumbuhan
paku (pteridophyta).
PEMBAHASAN
1. Mitosis
Mitosis adalah pembelahan duplikasi, maksudnya sel menggandakan atau
memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah
kromosom sel induk. Pembelahan mitosis terjadi pada sel autosom atau sel tubuh serta
menghasilkan dua sel anakan yang diploid (2n). Pada pembelahan mitosis terdapat duatahapan
meliputi Interfase dan Fase Mitotik (Profase, Metafase, Anafase, Telofase).

a. Interfase : Pada proses Interfase, Nukleus dan Membran Inti terlihat jelas, kromosom
masih berbentuk benang-benang kromatin, terdapat organel sentrosom. Secara garis besar
pada interfase melalui fase gap 1 (sel mengalami pembesaran), fase sintesis (sel mengalami
replikasi dna dan sintesis protein) fase gap 2 (organel yang membesar, akan ikut membelah
dan masuk ke persiapan pembelahan sel). Selama tahap ini, informasi gen dibaca dan
ditranslasikan untuk mekanisme biokimia organisme.
b. Profase : Pada proses profase, benang-benang halus kromatin akan menebal dan memendek
membentuk kromatid, lalu membelah menjadi kromosom. Kromatid hasil duplikasi mulai
terlihat beserta nukleolus yang bundar dan berwarna gelap. Pada titik-titik tertentu
kromosom saling berpasangan.
c. Metafase : Kromosom menyusun diri secara acak di tengah sel. Membran nukleus dan
nukleolus mulai lenyap pada tahap ini. Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan
kromosom, melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah
pergerakan kromosom selama pembelahan.
d. Anafase : Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom, kromatid bergerak pada
serabut gelendong untuk menuju kutub sel terdekat, dengan sentromer sebagai pemimpin
pergerakan. Setiap kromatid saat ini, dipandang sebagai kromosom-kromosom yang baru.
e. Telofase : Kromosom baru telah menyelesaikan pergerakam menuju kutub dan menyebar
dalam membran nukleus. Saat tahap ini berlangsung, suatu dinding sel baru mulai terbentuk
diantara dua nukleus baru.

Pada proses mitosis, kromosom berproduksi dan membelah, sehingga sel anak
mengandung informasi genetik yang sama dengan sel induk. Seiring dengan berlanjutnya
pembelahan, sentromer membelah sedemikian rupa sehingga menghasilkan banyaknya sel
yang sama dengan induknya. Mitosis berperan penting dalam proses biologis, seperti
pertumbuhan, penggantian sel rusak dan perbaikan jaringan.

2. Meiosis

Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah
kromosom setengah dari sel induknya. Pembelahan meiosis disebut sebagai pembelahan
reduksi dikarenakan pada pembelahan meiosis terjadi reduksi atau pengurangan jumlah
kromosom menjadi setengah dari induk. pengurangan jumlah kromosom ini bertujuan untuk
memelihara agar jumlah kromosomnya tetap pada suatu spesies yang sama. Meiosis terjadi
pada sel hewan maupun tumbuhan dan terjadi di dalam alat reproduksi yaitu ketika
pembentukan sel kelamin atau sel gamet. Pada hewan dan manusia meiosis terjadi pada testis
dan ovarium, sedangkan pada tumbuhan meiosis terjadi pada putik dan kepala sari. Meiosis
mengalami pembelahan inti sebanyak dua kali, sehingga satu sel diploid (2n) menghasilkan
empat sel haploid (n).
Tahapan pembelahan meiosis terjadi dua kali yaitu meiosis I dan meiosis II.
Sebelum terjadi pembelahan secara meiosis, sel-sel mulai mempersiapkan diri untuk membelah
dan keadaan ini disebut dengan fase interfase. Selama interfase, sel tumbuh ke ukuran dewasa
dan menyalin DNA-nya, sehingga sel tersebut sudah memiliki satu set duplikat kromosom
ketika mulai mengalami mitosis.

a. Meiosis I

Tahapan dari meiosis I yaitu profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Pada
pembelahan meiosis I, tahap profase I terjadi cukup panjang, terdiri dari 5 fase yaituleptoten,
pada tahap ini kromatin berubah menjadi kromosom yang mengandung bentukan- bentukan
manik-manik (kromomer); zigoten, pada tahap ini terbentuk sinapsis yaitu setiap kromosom
yang terdiri dari dua kromatid akan bergabung dengan homolognya; pakiten, terjadi apabila
setiap kromosom melakukan replikasi menjadi dua kromatid dan setiap kromosom yang
berpasangan mengandung empat kromatid (tetrat); diploten, dimana kromosom homolog saling
menjauhi sehingga terbentuk kiasma; dan diakinesis merupakan fase terkhir dari profase I
dimana kromosom kembali terbentuk, transkripsi terhenti, dan tetratmulai bergerak pada garis
ekuator.

Metafase I dimulai dengan berjajarnya tetrad di bidang pembelahan dengan posisi


saling berhadapan menuju kutub masing-masing. Namun, posisi kromatid masih tetap bertahan
di sentromernya. Anafase I, kromosom homolog bergerak menuju kutub yang berlawanan,
membran sel mulai melekuk dan terjadi reduksi jumlah kromosom akibat pemisahan
kromosom homolog menjadi haploid (n). Telofase I, pada tahap ini nukleus mulai terbentuk
dan terjadi sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian sehingga terbentuk
dua sel anakan dengan kromosom yang sudah haploid (n).

b. Meiosis II

Pada meiosis II terjadi pembagian kromatid tunggal dari setiap kromosom haploid
kepada sel anakan dengan tahapannya terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, dan telofase
II. Profase II diawali dengan membran nukleus dan nukleolus mulai menghilang, sentrosom
membelah dan sepasang sentriol menuju kutub-kutub yang berlawanan, benang spindel mulai
terbentuk. Metafase II setiap kromosom haploid tertarik ke bidang ekuator, benang-benang
spindel terbentuk, kinetokor dari setiap kromatid akan menghadap ke kutub yang berlawanan,
kemudian benang-benang spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
Anafase II Spindel menarik kromatid menuju kutub pembelahan yang berlawanan, kedua
kromatid bergerak ke kutub yang berlawanan dan pada akhir anafase membran sel mulai
melekuk. Tahap yang terakhir yaitu telofase II, kromatid berubah menjadi benang-benang
kromatin, membran nukleus dan inti haploid terbentuk, kromosom menipis dan memanjang
menjadi benang-benang kromatin, dan terjadilah sitokinesis sehingga terbentuk empat sel
anakan haploid (n).

3. Siklus Hidup Pteridophyta

Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang sudah memiliki kormus. Maksudnya


adalah bagian tubuh sudah dapat dibedakan menjadi akar, batang dan daun. Tumbuhan paku
sudah memiliki berkas pengangkut daripada lumut. akar tumbuhan paku bersifat endogen dan
berasal dari rimpang. artinya embrio pteridophyta bersifat unipolar dimana akar pertama yang
tumbuh tidak dominan sehingga akar lain muncul dari batang. batang tumbuhan paku
berbentuk akar tongkat atau rimpang yang dapat merambat. Daun pteridophyta yang masih
muda akan menggulung. Pada bagian bawah daun terdapat bintik kecoklatan yang disebut
sorus. Sorus di dalamnya terdapat sporangium. Berikut siklus hidup tumbuhan paku

Siklus hidup tumbuhan paku dimulai ketika spora terbawa oleh udara dan jatuhke tanah.
Spora berasal dari sporangium. Sporangium akan terbuka ketika tanaman paku sudah dewasa.
Spora jatuh ditempat yang lembab akan tumbuh menjadi gametofit yang kemudian berkembang
dan terbentuklah protalus. Pembelahan meiosis terjadi di dalam sporangium. Di dalam protalus
terdapat anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan sel sperma, sedangkan
arkegonium menghasilkan sel ovum. sel sperma dan ovum bertemu dan terjadi pembuahan
sehingga terbentuklah zigot (2n). Zigot bersifat diploid karena terjadi penggabungan sel jantan
(n) dan sel betina (n). jika ditotalkan menjadi 2n.Zigot akan tumbuh menjadi embrio dan
berkembang sebagai tumbuhan paku dewasa. pada tumbuhan paku dewasa memiliki sporofil
yang didalamnya terdapat sporangium. Pembelahan mitosis terjadi saat pembentukan zigot.
Tahapan dari spora hingga sel jantan dan betina sebelum pembuahan dinamakan fase gametofit
(n). Sedangkan tahapan dari zigot hingga sporangium dinamakan fase sporofit (2n).

KESIMPULAN

Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang memiliki spora serta berpembuluh dan
tumbuh berkembang pada habitat yang bervariasi. Siklus hidup tumbuhan paku yaitu secara
gametofit (seksual) dan sporofit (menghasilkan spora). Mitosis adalah pembelahan sel atau
memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan sel induk. Pada
pembelahan mitosis terdapat dua tahapan meliputi interfase dan fase mitotik (Profase,
Metafase, Anafase, Telofase). Meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom setengah dari sel induknya. Tahapan pembelahan meiosis
terjadi dua kali yaitu meiosis I dan meiosis II. Siklus hidup tumbuhan paku dimulai ketika spora
terbawa oleh udara dan jatuh ke tanah. Spora berasal dari sporangium dan akan terbuka ketika
tanaman paku sudah dewasa. Spora jatuh ditempat yang lembab akan tumbuh menjadi
gametofit yang kemudian berkembang dan terbentuklah protalus. Pembelahan meiosis terjadi
di dalam sporangium. Pada tumbuhan paku dewasa memiliki sporofil yang didalamnya
terdapat sporangium. Pembelahan mitosis terjadi saat pembentukan zigot. Tahapan dari spora
hingga sel jantan dan betina sebelum pembuahan dinamakan fase gametofit. Sedangkantahapan
dari zigot hingga sporangium dinamakan fase sporofit.
DAFTAR PUSTAKA

Amarullah, Mardhiana, Willem, Nurul Chairiyah. 2021. Dasar Agronomi. Aceh: Syiah
KualaUniversity Press.

Jayanti, U.N.A.D.. 2020.Keanekaragaman Tumbuhan: Modul Inkuiri Berbasis Potensi dan


Kearifan Lokal. Malang: CV. Multimedia Edukasi.

P., F. F. & Ariebowo, M. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media Persada.

Omegawati, W.H., Sukoco, T. & Wati, H.P. 2020. Biologi Untuk SMA/MA Peminatan Matematika
dan Ilmu-Ilmu Alam. Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara.

Rizky Sianturi, Advend Sri, Amin Retnoningsih, dan Saiful Ridlo. 2020. Eksplorasi
Tumbuhan Paku Pteridophyta di Wilayah Ketinggian Yang Berbeda. Semarang:
Universitas Semarang.

Weish, J. R., & Mogea, J. P. (1991). Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai