Anda di halaman 1dari 8

A.

    PENGERTIAN VARIABILITAS KEHIDUPAN


Variabilitas kehidupan merupakan kondisi di mana sekumpulan skor sama atau tidak. Jika
sekumpulan skor itu sama, maka distribusi tersebut tidak mempunyai variabilitas. Besar kecilnya
variabilitas merupakan gambaran tentang penyebaran distribusi.
 Pengertian lain menyatakan bahwa ukuran variabilitas adalah suatu ukuran yang
mengukur sebaran data. Karena yang diukur adalah seberapa jauh data menyimpang dari rata-
ratanya, maka ukuran variabilitas sering disebut sebagai ukuran penyimpangan (Subagyo, 1988:
Bab 4).
 Dalam artikel lain juga dinyatakan bahwa ukuran penyebaran (variabilitas) adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa besar nilai-nilai data berbeda ataubervariasi dengan nilai
ukuran pusatnya atau seberapa besar penyimpangan nilai-nilai data dengan nilai pusatnya.
 Dari berbagai pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud ukuran variabilitas
(penyebaran) adalah ukuran yang mengukur seberapa jauh data yang ada menyimpang dari
ukuran pusatnya (tendency central).[1]
Tingkat variabilitas kehidupan (keanekaragaman hayati) menyatakan adanya berbagai
perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat-sifat lainnya diantara organisme.
Variasi terjadi mulai dari tingkat gen, jenis sampai dengan tingkat ekosistem.
Variabilitas kehidupan tingkat gen menjelaskan adanya variasi faktor-faktor keturunan di
dalam dan diantara individu dalam suatu populasi. Disebabkan oleh perbedaan susunan dari
asam nukleat yang berfungsi sebagai pembentuk kode genetic.
Variabilitas kehidupan tingkat jenis menunjukkan semua variasi yang adapada pada
makhluk hidup antar jenis, yang akan mengakibatkan terjadinya variabilitas kehidupan tingkat
ekosistem.
Variabilitas kehidupan tingkat ekosistem dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi
lingkungan abiotik pada suatu daerah, seehingga organisme yang hidup didalamnya berbeda-
beda. Contohnya ekosistem gurun, padang rumput, pegunungan dan pantai.
B.     DINAMIKA VARIABILITAS KEHIDUPAN
Tingginya variabilitas kehidupan pada suatu wilayah/daerah dapat menunjukkan potensi
ekonomi wilayah tersebut. Variabilitas kehidupan dapat menghasilkan suatu produk yang sangat
berguna bagi manusia, diantaranya sebagai sumber pangan, bahan baku industri farmasi dan
kosmetik serta sumber plama nuftah sebagai produk alam hayatidi masa datang.
Variabilitas kehidupan memilki potensi besar untuk memberikan berbagai macam jasa
lingkungan yang sangat berharga bagi kepentingan pembangunan, antara lain sebagai sarana
pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, pengatur iklim, dan sebagai pengatur proses
ekologi pada suatu daerah misalnya daur materi dan energi, sumber keindahan dan pariwisata,
media transportasi dan komunikasi pada wilayah perairan, sumber energi dan kawasan
perlindungan (konservasi dan preservasi).
Beberapa bentuk ancaman yang sangat serius terhadap keberadaan variabilitas kehidupan
diantaranya adalah pencemaran, pembakaran dan pembabatan hutan.
Pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang No.4/1982 tentang Ketentuan –ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menetapkan perlindungan terhadap lingkungan
hidup, meliputi perlindungan sumber daya alam fisik (non hayati) dan hayati ekosistemnya, dan
perlindungan sumber daya alam buatan serta perlindungan cagar buadaya.[2]
C.    PERKEMBANGAN DAN VARIABILITAS KEHIDUPAN
1.                  Reproduksi dan Perkembangbiakan
Telah kita ketahui bahwa inti sel memegang peranan penting dalam proses pembelahan sel
atau reproduksi sel.
Adapun sitoplasma memegang peranan penting dalam metabolism sedangkan membran
berperan antara lain dalam iribilitas, namun ketiganya tak dapat berbuat sesuatu sendiri-sendiri.
Mereka merupakan satu kehidupan yang utuh.
Metabolisme menyebab protoplasma sel menjadi semakin banyak dan ini menyebabkan sel
itu tumbuh menjadi besar sampai batas tertentu. Hal ini berlaku untuk semua sel baik itu berasal
dari makhuk hidup bersel tunggal seperti amuba maupun dari makhluk hidup bersel banyak
seperti manusia. Apabila sudah sampai batas maksimumnya, sel akan membelah menjadi dua sel
yang baru atau akan mati. Kecambah akan menjadi pohon besar, kecebong akan menjadi katak
atau janin tumbuh menjadi manusia dewasa, itu semua adalah akibat dari pembelahan sel. makin
besar makhluk hidup, makin banyak pula jumlah selnya. Dari hasil pengamatan melalui
mikroskop terhadap berbagai jenis makhluk hidup ternyata terlihat adanya dua macam
pembelahan sel yaitu tipe mitosis dan amitosis.
Mitosis artinya proses pembelahan sel dengan tahapan-tahapan atau phase tertentu,
sedangkan amitosis berarti suatu proses pembelahan sel yang terjadi tanpa melalui tahapan
tertentu. Jadi kata depan a  dari amitosis berarti tidak atau tanpa.
1)             Amitosis
Pembelahan sel tipe amitosis disebut juga pembelahan sel secara langsung karena memang
tidak melalui phase-phase tertentu. Proses pembelahan tersebut adalah sebagai berikut :
a.              Mula-mula terbentuk dinding baru pada sel dewasa dan inti sel mendekati dinding itu.
b.             Inti membelah dua dan bergerak saling menjauhi.
c.              Gerakan slaing menjauhi itu diikuti oleh dinding sel.
d.             Terbentuk dua sel ”anak” yang akan berkembang jadi dewasa dan membelah lagi dan
seterusnya.
2)             Mitosis
Tipe pembelahan sel ini lebih kompleks dari pada amitosis, sering disebut juga pembelahan
tak langsung. Sebelum dua sel anak terbentuk, terlebih dahulu terjadi  perubahan-perubahan
dalam inti sel. Perubahan itu melalui 5 tingkatan atau phase yaiu :
1)             Interphase
Suatu phase di mana sel dalam keadaan dewasa terdapatnya semua kegiatan hidup, kecuali
pembelahan sel. Khromatin Nampak sebagai butiran-butiran yang tersebar dalam inti sentrosom
tampak di luar inti.
2)             Prophase
Sentrosom membelah menjadi dua dan bergerak berlawanan arah.Pasangan ini
disebut sentriole. Khromatin berubah menjadi benang-benang yang nampa dengan jelas,
disebut khromosom. Pada akhir prophase, khromosom ini yang identik,
disebut khromatida.Sedangkan pada sentriola terbentuk benang-benang protoplasma yang
disebut aster.
3)             Metaphase
Pada phase ini butir nukleolus yang masih tampak pada phase prophase ternyata tak
nampak lagi. Pasangan khromosom menjadi pendek, menempatkan diri dalam bidang ekuator
dengan sentriole sebagai kutub-kutubnya.
4)             Anaphase
Pasangan khormatid mulai memisahkan diri masing-masing ke arah kutub yang
berlawanan.
5)             Telophase
Pada phase ini masing-masing khormatid sudah benar-benar terpisah dari pasangannya,
dan sel yang identik. Sementara itu khormatid yang sebenarnya suatu khromosom “anak” ini
kemudian mengkerut menjadi butir-butir khromotin.Nukleolus dan membran inti terbentuk
kembali. Maka kembalilah sel seperti pada interphase.
a)             Mitosis pada tumbuhan
Contoh pada uraian di atas adalah dari sel hewan. Proses mitosis pada sel tumbuhan pada
hakekatnya sama, perbedaannya terletak pada :
1)             Pada tumbuhan tidak terdapat sentrosom
2)             Pada tingkat telophase sel tumbuhan memperlihatkan terbentuk nya dinding sel yang membagi
sel menjadi dua sel anak. Pada tingkat itu sel hewan memperlihatkan pembentukan membran
plasma kemudian membagi diri menjadi dua sel anak.
b)            Perkembangan makhluk hidup bersel banyak
Yang dimaksud dengan makhluk hidup bersel banyak di sini ialah tumbuhan, hewan dan
manusia. Terdapat dua tipe perkembangbiakan yaitu :
1)             Aseksual, di mana terjadi pembentukan individu baru dari satu induk tanpa melalui hubungan
atau perpaduan antara dua sel kelamin.
2)             Seksual, di mana pembentukan individu terjadi melalui peleburan atau perpaduan antara dua sel
kelamin. Berarti di sini diperlukan dua sel induk untuk menghasilkan satu keturunan atau lebih.
a)             Perkembangbiakan aseksual
Yang termasuk dalam perkembangbiakan aseksual antara lain :
1)             Pembelahan kembar
Sel membelah membentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah sitoplasma yang sama.
Hampir semua tumbuhan tingkat rendah dan hewan bersel satu berkembang baik dengan cara ini.
Induknya tidak mati tetapi membentuk dua individu baru.
Contoh :Amuba, yaitu binatang bersel satu penyebab penyakit disentri. Paramecium, Bakteri,
dan Spirogyra.
2)             Kuncupan
Cara ini terdapat baik pada tumbuhan maupun pada hewan. Inti membelah menajdi dua
belahan yang sama, tetapi sitoplasmanya membelah tidak sama besar. Bagian yang kecil disebut
kuncup.
Contoh : Hydra, binatang bunga karang.
3)             Pembentukan Spora
Spora adalah sel yang kecil sekali, diliputi oleh dinding sel lulosa ang keras.Spora dibentuk
dari inti makhluk hidup bersel satu. Inti akan membelah menajdi bnyak inti. Tiap inti dengan
sedikit sitoplasma dan dikelilingi oleh dinding akan membentuk spora. Dengan menembus
dinding sel dari sel baru. Proses ini disebut sporulasi.
Contoh : Perkembangbiakan secara sporulasi terdapat pada jamur roti.
4)             Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif ialah perkembangbiakan melalu salah satu organ dari tubuh
makhluk hidup itu diberi fungsi untuk reproduksi. Orgam itu dapat akarnya, batangnya, daunnya
ataupun jumbinya, sebagian besar tumbuhan mengikuti cara ini.
Contoh : Kentang, pada “mata” dari umbi  kentang dapat tumbuh pohon kentang yang baru.
Pisang melalui umbi batang tumbuh “anaknya”; singkong dengan batang. Tumbuh-tumbuhan
dapat juga berkembang atas bantuan manusia seperti cangkok, setek dan sebaginya pada pohon
mangga, jeruk meskipun pada tumbuhan ini dapat secar alami melalui cara seksuil aau dari
buahnya. Keuntungan cara vegetatif buatan ini ialah mendapatkan individu baru yang identik
dengan induknya sedangkan pada seksual dapat berubah.
b)            Perkembangbiakan melalui cara seksual
Cara ini berlaku baik untuk tumbuhan maupun hewan, dan terjadi bila ada dua sel kelamin
bersatu. Selama poses berlangsung, kedua inti bersatu demikian pula sitoplasmanya. Dengan cara
seksual maka dapat dihasilkan banyak varasi dan sifat-sifat pada inidvidu baru.
Contoh : Tumbuhan mempunyai sifat AaBb. Dengan cara ini vegetatif keturunannya dapat
bervariasi menjadi AABB, AaBb, aabb, dan seterusnya. Inilah salah satu sebab terjadinya
variabilitas makhluk hidup atas dasar sifat keturunannya.
Dua sel kelamin yang menjadi satu disebut gamet.Hasil peleburan drai gamet disebut zygot.
Ada beberapa tipe dari perkembanghiakan seksual :
1)        Konjugasi
Apabila dua sel khusus mempunyai bentuk  yang sama, disebut isogamete. Proses
peleburan dua isogamet disebut konjugasi.
Contoh : Tumbuhan dan hewan tingkat rendah.
2)        Fertilasi
Apabila dua sel khusus mempunyai bentuk yang tidak sama disebut heterogamete. Proses
peleburan dua heterogamete disebut fertilasi, dan terbentuklah zygot.
Contoh : Pada tumbuhan dan hewan tingkat tinggi. Zygot kemudian membelah seperti individu
bersel satu. Perbedaannya adalah bahwa semua sel berlekatan satu dengan yang lainnya dan
merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan individu. Setiap phase tumbuhan
mengikuti pola tertentu sampai menjadi organisme yang dewasa.
2.                       Evolusi
Evolusi adalah perubahan yang semua itu terjadi secara perlahan dan terus-menerus.
Adanya evolusi tidak hanya dapat dilihat dari penelitian fosil-fosil tetapi juga dapat dilihat dari
adanya persamaan dan perbedaan embrionya (embrio =  janin) atau dengan perbandingan faal
tubuhnya.
     Teori Evolusi :
Sejarah bumi dengan fosil-fosilnya itu bukan teori tetapi fakta-fakta. Teori evolusi mencoba
menjawab mengapa terjadi evolusi itu :
1)      Teori Lamarck : Evolusi disebabkan karena adaptasi makhluk hidup pada lingkungan yang
kemudian diteruskan pada keturunannya.
2)      Teori Darwin : Evolusi disebabkan oleh seleksi alam.
3)      Teori Darwin – Weismann : Evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genetika.
4)      Teori De Vries : Evolusi disebabkan oleh adanya mutasi dari gen.

D.       KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP


Sebelum kita menjelaskan bentuk dan ukuran dari suatu organisme, biasanya kita membuat
gambaran apakah ia tumbuhan atau hewan. Umumnya orang sudah menegnal sifat-sifat umum
dari tanaman dan hewan.Mislanya perkataan “pohon” orang sudah segera menegnalnya bahwa
yang dimaksud adalah tanaman.Tetapi apabila terdapat banyak pohon, perkataan pohon saja
kurang memberi gambaran yang jelas yang ana yang dimaksudkan.
1.        Sistem Klasifikasi
       Ahli ilmu pengetahuan memperkirakan bahwa di bumi ini terdapat jutaan organisme hidup.
2.         Dunia tanaman dan hewan
       Semua organime hidup di abgi 2 bagian besar, ialah dunia tanaman dan dunia hewan.
Kemudia di bagi lagi dalam phylum (division pada tanaman), kelas, ordo, family, genus, species,
dan ras (varietas pada tanaman)
3.        Dunia tanaman
1)             Thallophyta (ganggang dan jamur)
Merupakan tanaman yang paling sederhana.Tidak mempunyai akar, batang dan daun yang
sebenarnya.
2)             Bryophyta (lumut hati dan lumut daun)
Adalah tanaman dengan daun-daun yang sederhana dan bagian-bagian yang menyerupai akar
dan batang.
3)             Pterdopyta (paku)
Merupakan tingkatan yang lebih maju lagi.Sudah mempunyai daun, batang dan akar yang
sebenarnya.Cara berkembangbiak belum menggunakn biji, tetapi masih dengan spora.
4)             Spermatophyrta (tumbuhan biji)
Merupakan tingkatan yang lebih atau yang paling maju tingkatannya. Antara lain rumput-
rumputan dan tanaman-tanaman golongan. Berkembangbiak dengan biji, mempunyai sistem
perakaran luas, untuk menyerap air dan mineral-mineral.
4.        Dunia Hewan
1)             Protozoa
Adalah hewan yang bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
2)             Porifera
Phylum ini termasuk hewan bunga karang.Spons yang biasa kita pakai untuk mandi adalah
binatang sel-sel hidupnya sudah mati dan hanya tinggal skeletnya. Spons tau hewan bunga
karang adalah hewan yang bersel banyak di mana masing-masing sel berhubungan atau
tergantung satu sama lain.
3)             Coelenterata
Hewan yang menarik ini disebut sebagai “bunga laut”. Misalnya “Jelly Fish” (ubur-ubur)  dapat
memberikan sengatan yang parah.
4)             Platyhlemintes
Cacing gepeng seperti ini perkembangannya kurang maju dibandingkan dengan cacing-cacing
lainnya karena saluran pencernaannya hanya mempunyai satu lubang, diaman pengambilan
makanan dan pengeluaran zat-zat sisa terjadi melalui lubang tersebut.
5)             Nemathelmintes
Cacing bundar ini pada umumnya adalah parasit. Saluran pencernaannya mempunyai dua
lubang, ia tidak bersegmen.
6)             Annelida
Ia merupakan cacing kompleks dengan struktur tubuh yang sudah maju. Contohnya adalah
cacing tanah.
7)             Echinodermata
Merupakan binatang laut, mempunyai kulit yang berduri, tubuhnya tersusun seperti roda atau
binatang yang radial simetris.
8)             Molluska
Adalah hewan yang bertubuh lunak, terdapat di darat, laut dan air tawar.Kira-kira 90.000 species
telah diidentifikasikan.Hewan-hewan berbadan lunak dan tidak bersegmen.Kebanyakan
mempunyai kulit pelindung.Karang tiram dan remis adalah bivavula (mempunyai dua kutub).
9)             Arthorpoda
Merupakan avertebrata yang paling kompleks.Sifat-sifat dari phylum ini adaklah Crustacea,
Myriapoda, Arachnoidea dan Insekta.
10)         Chordata
Semua hewan dari phylum ini mempunyai nothocord atau tulang belakang.terbagi menjadi 4 sub
phylum ialah Hemichordata, Urochordata, Chepalochordata dan Vertebrata.[3]

E.       PENGERTIAN FITOGEOGRAFI
Fitogeogafi berasal dari kata phyto artinya tumbuhan dan geographia artinya gambaran bumi.
[4]
         Menurut Shukla dan Chandel (1996),
 Fhytogeographia adalah Suatu kajian tentang migrasi dan penyebaran tumbuh- tumbuhan di
daratan atau perairan .
         Menurut Pontunim (1994)
Fhytogeographia adalah Ilmu tentang perbedaan fenomena distribusi tumbuhan di bumi,
mencakup semua hal  yang mengubah atau mempengaruhi permukaan bumi, baik oleh pengaruh
fisik, iklim atau interaksi dari makhluk hidup ke lingkungannya.
Jadi Fitogeografi merupakan ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup  (tumbuhan)
atau distribusi vegetasi dibumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh
faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Singkatnya fitogeografi kajian yang mempelajari sebaran makhluk hidup di bumi pada masa
yang lalu dan saat ini[5].
Fitogeografi merupakan ilmu yang banyak mempelajari tentang distribusi tumbuhan dari
mulai kontrol distribusi individual hingga faktor-faktor yang mempengaruhi total komunitas dan
semua tmbuh-tumbuhan. Fitogeografi dibagi dua bidang utama[6], yaitu:
1. Fitogeografi ekologi, yaitu menerangkan bagaimana peranan komponen biotik dan
abiotik dalam mempengaruhi persebaran tumbuhan.
2. Fitogeografi historical, yaitu mengenai rekonstruksi dari sejarah persebaran dan
kepunahan dari taksa tumbuhan tertentu.
Berdasarkan terdapat atau tidak terdapat jenis-jenis tumbuhan di suatu wilayah, dikenal 3
kelompok taksa tumbuhan, yaitu:
 tumbuhan yang tersebar luas adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya
hampir terdapat di seluruh dunia di wilayah yang memiliki bermacam-macam zona iklim.
Contoh plantago mayor, atau agathis australis

         
Plantago mayor                                                Agathis australis
 tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang jenis-jenisnya tumbuh di wilayah terbatas
dan terdapat pada daerah yang tidak terlalu luas. Contoh Ginko biloba atau Rafflesia arnoldii dan

   
                           Ginko biloba                                                     Rafflesia arnoldii
 tumbuhan discontinue adalah tumbuhan yang terpisah pada dua atau lebih wilayah yang
berjarak puluhan, ratusan atau ribuan kilometer oleh adanya penghalang yang terdiri dari
pegunungan atau gunung yang tinggi di daratan atau pulau-pulau di laut. Contoh Empetum
nigrum atau Larrea tridentata.[7]

      
                               Empetum nigrum                                         Larrea tridentata
Ruang lingkup fitogeografi berhubungan erat dengan analisis dan penjelasan tentang pola
distribusi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang variasi jenis-jenisnya sebagian besar
dipengaruhi oleh lingkupan fisik tempat tumbuhnya berlangsung pada saat ini dan masa lalu.
Adapun faktor fisik yang mempengaruhi pola distribusi tumbuhan, yaitu:
1. Iklim
2. Tipe tanah
3. Salinitas
4. Variasi suhu
5. Cahaya
6. Tekanan air
Menurut konsep dinamika fitogeografi, terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi
pola dasar distribusi vegetasi, yaitu:
 kondisi habitat
 respon tumbuhan
 sifat adaptasi
 migrasi dan
 kelangsungan hidup yang sebagian besar tergantung pada sifat proses evolusi dan
kemampuan bermigrasi.
1. pola sebaran vegetasi
Menurut Weis, (1963) dan Misra, (1980) pola dasar distribusi vegetasi dipengaruhi oleh:
 habitat, sebagai tempat tumbuh tumbuhan yang mempunyai hubungan sangat erat dengan
iklim
 respon vegetasi dan sifat adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya bersifat khas dan
sering menjadi karakteristik suatu jenis tumbuhan
 migrasi
2. distribusi vegetasi alam
Secara fitogeografis, Shukla dan Chandel (19%) rnenyatakan bahwa terdapat beberapa faktor
ekologi yang berpengaruh terhadap distribusi tumbuhan. Faktor ekologi tersebut adalah:
 faktor sejarah geografi dan sebarannya
 faktor migrasi
 amplitudo ekologi 

Anda mungkin juga menyukai