ABSTRACT
This research is aimed to know the impact of using video as a media toward the learning
result of sciences for students in class VII in SMPN 1 Turi on 2016/2017 which is looked by
the student’s creativity. This research is quasi experiment. The object of this research is the
student’s result. The technique of data collection is using test, questioner and documentation
techniques. Instrument test is containing with 30 multiple-choice questions, and questioner
instrument is containing with 20 statements. As the result, the researcher obtained Fcalculate =
19,747 and p = 0,000, the average of learning result is 20,78, the average of questioner is
60,09. Based on the average of learning result and questioner, then there is an impact by
video as a media toward the learning result of sciences for students in class VII which is
looked by the student’s creativity.
SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 153
proses ilmiah dan sikap ilmiah. Akan tetapi mengajar berjalan dengan baik dan sesuai
faktanya pembelajaran IPA masih tujuan perencanaan yang dicapai yakni
berorientasi pada produk saja. Salah satu terjadinya perubahan yang positif dalam
tipe pembelajaran IPA yang diterapkan pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap.
pada jenjang pendidikan Sekolah Berdasarkan observasi yang
Menengah Pertama (SMP) adalah dilakukan di SMP Negeri 1 Turi, diketahui
pembelajaran IPA Terpadu. bahwa dalam proses pembelajaran IPA guru
Menurut Salirawati (B. K. Puteri dan masih menggunakan media pembelajaran
A. Widiyatmoko, 2013) menjelaskan bahwa yang sangat sederhana. Media pembelajaran
pembelajaran IPA Terpadu merupakan yang digunakan guru hanya berupa
pembelajaran IPA yang menyajikan ilmu tampilan gambar dan penjabaran materi
fisika, kimia dan biologi dalam satu yang disajikan dengan program Microsoft
kesatuan mata pelajaran. Hal ini sesuai Word. Pada penampilan media tersebut,
dengan karakteristik anak usia SMP, guru hanya memberikan penjelasan materi
dimana anak pada usia mulai dari 11 tahun saja sehingga menyebabkan proses
sampai dewasa berada ditahap operasi pembelajaran yang berlangsung didominasi
formal. Pada tahap operasi formal ini anak oleh guru (teacher center). Selain itu, guru
sudah dapat berpikir secara abstrak dan belum menciptakan adanya interaksi yang
logis sehingga anak dapat membangun baik antara siswa dengan guru maupun
sendiri skemata-skemata dari siswa dengan siswa sehingga mengalami
pengalamannya terhadap lingkungan. kesulitan untuk mengajak siswa agar
Lingkungan dalam hal ini diindikasikan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
sebagai penentu proses perkembangan Keaktifan yang dilakukan di kelas
kognitif siswa. Oleh sebab itu, guru terjadi bila ada kegiatan yang dilakukan
berperan penting unuk menciptakan kondisi guru dan siswa. Menurut Okti Desta Tri
belajar yang sesuai dengan teori Piaget. Maharani dan Firosalia Kristin (2017),
Menurut pandangan Piaget (Trianto, keaktifan siswa dalam kegiatan
2014), pengetahuan datang dari tindakan. pembelajaran dapat diketahui melalui
Perkembangan kognitif siswa sebagian kegiatan fisik dan kegiatan psikis.
besar tergantung pada seberapa jauh siswa Keaktifan merupakan unsur penting
aktif berinteraksi dengan lingkungannya. penunjang keberhasilan siswa dalam proses
Beberapa implikasi teori kognitif Piaget pembelajaran dan mendapatkan hasil
dalam pembelajaran (Lisa Ariyanti Pohan, belajar yang maksimal. Menurut Deni
2014) sebagai berikut: Afriani dan Astuti Wijayanti (2014),
a. Memusatkan perhatian kepada cara semakin tinggi tingkat keaktifan diharapkan
berpikir atau proses mental anak, tidak semakin besar hasil yang diperoleh.
sekedar kepada produknya. Menurut Nana Sudjana (2016) “Hasil
b. Mengutamakan peran siswa dalam belajar adalah kemampuan-kemampuan
berinisiatif sendiri dan keterlibatan yang dimiliki siswa setelah menerima
aktif dalam kegiatan belajar. pengalaman belajarnya”. Pembelajaran
c. Memaklumi akan adanya perbedaan dimana siswa hanya dituntut untuk
individual dalam hal kemajuan memperhatikan penjelasan materi yang
perkembangan. disampaikan oleh guru tanpa adanya
d. Mengutamakan peran siswa untuk keterlibatan siswa untuk aktif dalam
saling beinteraksi. bertanya, menanggapi materi, berinteraksi
Pendidikan yang berkualitas dan menyampaikan pendapat akan dapat
ditunjukkan dari hasil belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
diperoleh siswa melalui proses Hal ini terbukti dari hasil Ulangan
pembelajaran. Pendidikan dikatakan Akhir Semester (UAS) gasal tahun
berhasil apabila proses kegiatan belajar pelajaran 2016/2017, dimana hasilnya
154 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang Berikut ini adalah tabel hasil Ulangan
diperoleh di setiap kelas belum mencapai Akhir Semester (UAS) gasal tahun
nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran 2016/2017.
(KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 75.
SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 155
Penelitian dilakukan pada semester genap penelitian ini diuji terlebih dahulu
tahun pelajaran 2016/2017 yang dilakukan menggunakan uji validitas dan uji
mulai tanggal 26 Januari 2017 sampai 10 reliabilitas untuk mengetahui keandalan
Juni 2017. dari instrumen yang digunakan. Teknik
Populasi dalam penelitian ini adalah analisis data yang digunakan dalam
seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 4 penelitian ini diawali dengan uji prasyarat
kelas dengan jumlah 128 siswa. Sedangkan analisis yaitu uji normalitis sebaran, uji
sampel dalam penelitian terdiri atas 2 kelas homogenitas varian dan uji linieritas
dengan jumlah 64 siswa. Sampel adalah hubungan. Kemudian untuk menguji
bagian dari jumlah dan karakteristik yang hipotes menggunakan uji anakova.
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,
2015). Teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah teknik Random C. HASIL PENELITIAN
Sampling. Adapun kelas yang terpilih yaitu, Pengujian Prasyarat Analisis
kelas ekperimen = VII B dan kelas kontrol 1. Uji Normalitas Sebaran
= VII D. Teknik pengambilan data dalam Uji normalitas sebaran berfungsi
penelitian ini menggunakan teknik tes, untuk menguji normal tidaknya sebaran
teknik angket, dan teknik dokumentasi. data penelitian. Rumus yang digunakan
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan untuk menguji normalitas adalah rumus 𝜒
data hasil belajar IPA. Teknik angket (Chi-Kuadrat). Jika 𝜒 hitung dengan p ≥ 0,05
digunakan untuk mengumpulkan data berarti sebaran data berdistribusi normal.
keaktifan siswa. Sedangkan teknik Berikut ini data hasil uji normalitas
dokumentasi untuk mengumpulkan data sebaran:
nilai awal siswa berupa nilai UAS semester
ganjil. Instrumen yang digunakan dalam
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa homogen atau tidak. Untuk keperluan uji
semua hasil perhitungan diperoleh nilai homogenitas digunakan rumus uji F. Uji
𝜒 hitung dengan 𝑝 ≥ 0,05, maka dapat homogenitas untuk mengetahui apakah
dinyatakan bahwa data yang digunakan sampel berasal dari populasi yang homogen
dalam penelitian berdistribusi secara atau tidak. Untuk keperluan uji
normal. homogenitas digunakan rumus uji F.
2. Uji Homogenitas Varian Berikut data hasil uji homogenitas varian:
Uji homogenitas untuk mengetahui
apakah sampel berasal dari populasi yang
156 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Varian
Kelompok N Varian Fhitung p Keterangan
Hasil Belajar IPA Kelas
32 13,725
Eksperimen
1,052 0,445 Homogen
Keaktifan Siswa Kelas
32 65,894
Eksperimen
Hasil Belajar IPA Kelas
32 14,434
Kontrol
1,278 0,249 Homogen
Keaktifan Siswa Kelas
32 51,555
Kelas Kontrol
SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 157
Berdasarkan tabel 5 diperoleh Fhitung = pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif.
19,747 dengan p = 0,000. Dari data tersebut Sejalan dengan pendapat Sutiarso dalam A.
diketahui p ≤ 0,01 maka hipotesis diterima. Kurniawan, dkk (2013), media video
Ada perbedaan yang sangat signifikan hasil mampu menarik perhatian siswa,
belajar IPA siswa kelas VII SMP Ngeri 1 meningkatkan pengetahuan siswa,
Turi tahun pelajaran 2016/2017 antara meningkatkan daya imajinasi siswa,
pembelajaran yang menggunakan media meningkatkan daya berpikir kritis dan
video dengan pembelajaran tanpa memicu siswa untuk lebih berpartisipasi
menggunakan media video ditinjau dari serta antusias, sehingga nantinya siswa
keaktifan siswa. dapat lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu, media video me-
Pembahasan miliki fungsi untuk menghadirkan sesuatu
Hasil penelitian yang dilaksanakan di yang konkrit, meskipun tidak berbentuk
SMP Negeri 1 Turi diperoleh rerata hasil fisik Belajar dengan menggunakan indera
belajar IPA dan keaktifan siswa. Rerata ganda penglihatan dan pendengaran dapat
hasil belajar IPA untuk kelompok yang memberikan keuntungan bagi siswa untuk
diajar dengan menggunakan media video lebih memahami materi yang dijelaskan
yaitu 20,78 dan rerata yang diperoleh untuk oleh guru.
kelompok yang diajar dengan tanpa Berdasarkan dengan melihat skor
menggunakan media video adalah 14,78. rerata hasil belajar IPA dan Keaktifan
Perbedaan rerata yang hasil belajar IPA siswa, diketahui bahwa rerata yang
tersebut disebabkan karena kelompok diperoleh untuk kelompok yang diajar
siswa yang menggunakan media video dengan menggunakan media video
mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan pembelajaran yaitu 20,78 dan rerata yang
keterampilan siswa serta dapat menyajikan diperoleh untuk kelompok yang diajar tanpa
materi IPA secara lebih konkrit sehingga menggunakan media video yaitu 14,78.
mudah dipahami oleh siswa usia SMP. Hal Rerata hasil belajar IPA membuktikan
ini sesuai dengan penelitian Chalmer (A. bahwa hasil belajar IPA yang diajar dengan
Kurniawati, dkk., 2013:154) yang menggunakan media video pembelajaran
menyatakan bahwa untuk memahami suatu lebih tinggi daripada yang diajar tanpa
objek, tidak perlu menghadirkan objek menggunakan media video pembelajaran.
nyata namun dapat digantikan dengan Hal ini dikarenakan siswa dapat lebih
benda-benda yang dapat mewakili peran mudah memahami materi pembelajaran
objek tersebut. yang disampaikan secara lebih konkrit
Rerata keaktifan untuk kelompok melalui media video. Sedangkan rerata
yang diajar dengan menggunakan media keaktifan siswa, diketahui bahwa rerata
video yaitu 60,09 dan rerata untuk yang diperoleh untuk kelompok yang diajar
kelompok yang diajar tanpa menggunakan dengan menggunakan media video yaitu
media video yaitu 49,16. Perbedaan rerata 60,09 dan rerata untuk kelompok yang
keaktifan siswa ini disebabkan diajar tanpa menggunakan media video
pembelajaran yang menggunakan media yaitu 49,16. Hal ini dikarenakan media
video dapat lebih menarik minat dan video dapat menarik minat dan perhatian
perhatian siswa sehingga siswa lebih siswa untuk lebih aktif berpendapat dan
berantusias dan aktif dalam mengikuti menanggapi materi pembelajaran.
pembelajaran. Selain itu, siswa tidak hanya Berdasarkan penjabaran skor rerata
menerima materi dari guru secara terpusat hasil belajar IPA dan keaktifan siswa di atas
tetapi siswa selalu aktif bertanya, berani dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
menyampaikan pendapat, aktif berdiskusi penggunaan media video pembelajaran
dan mempresentasikan hasil kerjana terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII
sehingga aktivitas siswa dalam mengikuti
158 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
SMP Negeri 1 Turi tahun pelajaran B. K. Puteri dan A. Widiyatmoko. 2013.
2016/2017 ditinjau dari keaktifan siswa. Pengembangan LKS IPA Terpadu
Berbasis Inkuiri Tema Darah di
D. KESIMPULAN SMP N 2 Tengaran, JPII, 2 (2),
Berdasarkan data hasil penelitian uji 102-106.
anakova diperoleh hasil Fhitung = 19,747
dengan p = 0,000. Dari data tersebut Deni Afriani dan Astuti Wijayanti. 2014.
diketahui p ≤ 0,01, maka disimpulkan Penggunaan Model Pembelajaran
bahwa ada perbedaan yang sangat Tutor Sebaya untuk Meningkatkan
signifikan hasil belajar IPA siswa kelas VII Keaktifan dan Hasil Belajar IPA
SMP Negeri 1 Turi tahun pelajaran Siswa Kelas VIII SMP Taman
2016/2017 antara yang diajar menggunakan Dewasa Ibu Pawiyatan Tahun
media video dengan yang diajar tanpa Ajaran 2012/2013, Jurnal
menggunakan media video ditinjau dari Pendidikan IPA Natural, 1 (1), 17-
keaktifan siswa. Sedangkan berdasarkan 26.
rerata hasil belajar IPA dan keaktifan siswa
diketahui bahwa untuk kelompok yang Galuh Rahayuni. 2016. Hubungan
diajar dengan menggunakan media video Keterampulan Berpikir Kritis dan
pembelajaran diperoleh rerata hasil belajar Literasi Sains pada Pembelajaran
IPA (20,78) dan keaktifan siswa (60,09). IPA Terpadu dengan Model PBM
Untuk kelompok yang diajar tanpa dan STM, JPPI 2 (2), 131-146.
menggunakan media video pembelajaran
diperoleh rerata hasil belajar IPA (14,78) Imaningsih dan D. S. Bimo. 2013.
dan keaktifan siswa (49,16). Dengan Penerapan Lembar Kegiatan Siswa
demikian dapat disimpulkan bahwa ada (LKS) Discovery Berorientasi
pengaruh penggunaan media video Leterampilan Proses Sains untuk
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar IPA,
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Turi tahun JPII, 2 (2), 136-141.
pelajaran 2016/2017 ditinjau dari keaktifan
siswa. Lisa Ariyanti Pohan. 2014. Penerapan Teori
Berdasarkan hasil penelitian di SMP Piaget pada Pembelajaran IPA do
Negeri 1 Turi tahun pelajaran 2016/2017, SMP, Keguruan, 2 (1), 167-172.
maka guru diharapkan dapat meningkatkan
kualitas mengajar yang maksimal dengan M. Rohwati. 2012. Penggunaan Education
cara menggunakan media pembelajaran Game Untuk Meningkatkan Hasil
yang tepat agar siswa dapat lebih mudah Belajar Ipa Biologi Konsep
mamahami materi pembelajaran yang Klasifikasi Makhluk Hidup, JPII, 1
disampaikan. Selain itu hendaknya siswa (1). 75-81.
dapat meningkatkan keaktifan dan
kreatifitas dalam mengikuti kegiatan N. Imamah. 2012. Peningkatan Hasil
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan Belajar Ipa Melalui Pembelajaran
hasil belajar IPA. Kooperatif Berbasis
Konstruktivisme Dipadukan Dengan
E. REFERENSI Video Animasi Materi Sistem
A. Kurniawati, dkk. 2013. Implementasi Kehidupan Tumbuhan, JPII, 1 (1),
Metode Penugasan Analisis Video 32-36.
pada Materi Perkembangan
Kognitif, Sosial dan Moral, JPII, 2 Nana Sudjana. 2016. Penilaian Hasil Proses
(2), 149-155. Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 159
Okti Desta Tri Maharani dan Firosalia
Kristin. 2017. Peningkatan
Keaktifan dan Hasil Belajar IPS
Melalui Model Pembeljaran
Kooperatif Tipe Make A Match,
Wacana Akademika, 1-6.
160 SOSIOHUMANIORA - Vol.3, No.2, Agustus 2017 - Jurnal LP3M - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta