Astrid Odilia
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510. Telp. (021) 56942061 Fax.
(021) 5631731
www.ukrida.ac.id
astrid.odilia@hotmail.com
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Sel pertama muncul di awal pencatatan fosil. Fosil-fosil ini tidak menunjukkan
adanya membran atau selubung inti. Fosil-fosil ini berbeda dari sel tumbuhan dan sel
hewan. Sel yang tidak memiliki membran yang mengikat inti sel disebut prokariotik
sementara sel yang memiliki membran yang mengikat inti disebut eukariotik. Sel
merupakan tingkat struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme tersebut. Robert Hooke, seorang ilmuwan Inggris, pertama kali
menerangkan dan menamakan sel pada tahun 1665, ketika meneliti suatu irisan gabus
dengan menggunakan mikroskop. Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli
biologi Jerman, menyimpulkan bahwa semua bentuk kehidupan tersusun dari sel.
Kesimpulan ini menjadi dasar bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk
memasukkan gagasan bahwa semua sel berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel
untuk membelah diri menghasilkan sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua
reproduksi dan bagi pertumbuhan serta perbaikan organisme-organisme, multiseluler
termasuk manusia.1
Sel yang hidup mempunyai struktur yang sama, yaitu terdiri dari membran
plasma, nukleus (inti sel) atau nukleotida pada prokariota, sitoplasma, serta organel-
organel yang terdapat di dalamnya. Bentuk dan ukuran sel bermacam-macam,
tergantung tempat dan fungsi dari jaringan yang disusunnya. Organel di dalam sel
mempunyai fungsi yang berbeda antara satu sama lain. Teori sel mengatakan bahwa
semua sel berasal dari sel-sel yang telah ada sebelumnya. Masing-masing sel
mengandung bahan dasar yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses-proses
kehidupan yang penting. Bahan dasar ini bagaimanapun caranya dilewatkan dari sel
yang ada sebelumnya ke sel yang baru. Hasil sel yang baru, sel-sel yang sehat
melanjutkan kehidupan.1
Pembahasan
Dalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah tinggi dan besar. Begitu juga
dengan hewan dan tumbuhan. Hal yang menyebabkan pertumbuhan makhluk hidup
dapat bertambah tinggi dan besar adalah sel-sel penyusun tubuh bertambah banyak.
Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup bergantung pada perbanyakan
dan pembesaran ukuran dari sel penyusunnya. Perkembangan organisme multiseluler
berasal dari aktivitas pembelahan zigot uniseluler, aktivitas pertumbuhan, dan
diferensiasi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika
sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit terluka, sel-sel pada
jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang
rusak.2,3
Reproduksi seksual maupun aseksual bergantung pada pembelahan sel. Sel yang
membelah disebut sebagai sel induk dan turunannya disebut sel anakan. Sel induk
memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel
induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosom
kepada sel anakan yang menjadi sel generasi berikutnya. Dari pembelahan sel inilah
kita memperoleh penurunan sifat-sifat dari kedua orang tua kita. Sama halnya dengan
hewan dan tumbuhan. Sifat-sifat yang tampak merupakan penurunan dari sifat
induknya. Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran. Pada tingkat sel, terjadi
penambahan ukuran sel. Sering penambahan ukuran, kebutuhan sel pun akan
meningkat. Sel semakin banyak membutuhkan nutrisi dan bahan lain dari
lingkungannya serta menghasilkan banyak zat buangan. Sumber energi untuk
pembelahan sel berasal dari oksidasi makanan berupa karbohidrat, protein, dan lemak.
Energi yang digunakan pada pembelahan sel adalah energi organik berupa ATP
(adenosin trifosfat) yang dihasilkan pada proses respirasi sel. Agar lebih efisien, sel
harus membelah diri, menghasilkan dua sel baru. Secara umum, dua sel baru tersebut
mirip dengan sel sebelumnya.2,3,4
Semua makhluk hidup baik itu makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler,
tersusun atas sel. Unit fungsional terkecil ini dapat melakukan berbagai aktivitasnya
sebagai makhluk hidup. Salah satunya adalah tumbuh dan melakukan reproduksi.
Pembelahan sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga
sebuah sel akan memproduksi dirinya sendiri. Pada organisme uniseluler, pembelahan
sel merupakan cara reproduksi. Reproduksi sel akan memproduksi keturunan yang
serupa dengan sel induknya. Pada organisme multiseluler, pembelahan sel
memungkinkan satu sel, sel zigot, terus membelah dan berkembang hingga menjadi
satu individu. Meskipun untuk memperbarui sel-sel mati atau rusak. Misalnya, sel-sel
sumsum tulang belakang terus membelah untuk menghasilkan sel darah merah baru.
Reproduksi sel akan menyediakan bahan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
perbaikan. Dalam reproduksi sel bahan gen (DNA) di dalam sel akan terbagi secara
adil.1,4
Pola pembelahan sel sebenarnya sederhana. Sel yang telah melalui fase
penambahan ukuran, selanjutnya membelah diri menjadi dua. Pada proses tersebut
terdapat dua hal penting yang terjadi, yaitu 1) Proses duplikasi, yang menyebabkan
setiap sel yang dihasilkan memiliki struktur sel yang sama, termasuk gen-gen yang
dikodekan menjadi DNA; 2) Proses pemisahan sel yang dilakukan secara hati-hati dan
tepat sehingga setiap sel hasil pembelahan memiliki struktur yang lengkap. Bentuk
informasi paling penting bagi sel adalah DNA. Pada pembelahan sel, DNA diturunkan
kepada keturunannya. DNA membawa informasi bagi sintesis protein. Bahkan,
hampir semua informasi pembentukan molekul penting dikodekan menjadi DNA.
Oleh karena itu, saat kritis pembelahan sel adalah ketika duplikasi molekul DNA.
Tentunya terdapat suatu mekanisme yang menyalurkan molekul DNA antara dua sel
hasil pembelahan. Bahan inti terutama sekali mengandung bahan genetis (hereditas).
Oleh Pembelahan, bahan-bahan genetis pun membelah dua, dan masing-masing
belahan membentuk inti sel anak. Dengan demikian sel anak selalu memiliki bahan
genetis seperti sel induk. Berarti, lewat pembelahan sel terjadi pewarisan sifat
keturunan kepada sel anak.1,4
1. Pembelahan Sel secara Amitosis atau Pembelahan Biner
Mitosis dari kata mitos yang artinya benang, yaitu terbentuknya benang-
benang kromosom dalam inti. Cara pembelahan ini terdapat pada organisme
eukariotik, proses pembelahan sel ini terjadi pada seluruh jenis jaringan tubuh, baik
jaringan somatif (vegetatif) maupun jaringan germinatif (generatif). Pembelahan sel
eukariotik lebih kompleks dibandingkan pembelahan sel pada prokariotik. Mitosis
merupakan bagian dari siklus sel. Pembelahan mitosis berlangsung pada organisme
multiselular. Pada organisme eukariotik, reproduksi sel melibatkan dua proses, yaitu
pembelahan inti (kariokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Kariokinesis
mendahului sitokinesis. Bahan dalam inti lebih dulu mengalami penggandaan
(duplikasi), kemudian membelah dua dan masing-masing belahan menyusun inti sel
anak. Setelah inti sel terbagi dua disusul oleh sitoplasma bersama membran sel,
sehingga terbentuk dua sel anak yang sempurna. Bahan sitoplasma, seperti organel
mengalami duplikasi dan pembelahan lebih dulu, sebelum terjadinya sitokinesis.1,3-5
Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik. Kromosom dapat ditemukan di
dalam nukleus (inti sel). Kromosom kali pertama ditemukan pada sel eukariotik
karena penampakannya yang jelas pada saat mitosis. Kromosom tersusun atas
rangkaian protein dan DNA yang terpilin dan membentuk badan kromosom. Namun,
rangkaian tersebut lebih sering tercerai berai di dalam nukleus selama siklus hidup
sel. Rangkaian protein dan DNA ini disebut juga benang kromatin. Ketika memasuki
mitosis benang kromatin tersebut terkondensasi dan mengumpul membentuk struktur
kromosom. Dalam mitosis 2 sel anak yang secara genetik identik dihasilkan dari satu
sel induk tunggal. Sebelum pembelahan sel, replikasi DNA telah terjadi sehingga ada
DNA jumlah ganda dan kromosom mengandung dua kromatid saudara identik. Setiap
sel anak mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk
yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anak yang dihasilkan dari
pembelahan mitosis adalah dua sel anak yang juga diploid (2n). Dengan kata lain,
pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak identik. Pembelahan mitosis terjadi
selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia, mitosis
terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh yang masih muda) yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya, sel telur yang telah dibuahi sperma
menjadi zigot. Zigot membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk suatu
embrio.2,4,5
Siklus sel terbagi atas empat fase, yaitu fase G1 (fase pertumbuhan primer),
fase S (fase sintesis, kromosom mengalami replikasi), fase G 2 (fase pertumbuhan
sekunder), dan fase M. Fase G1, fase S, dan fase G2 termasuk dalam tahap interfase.
Fase M merupakan fase pembelahan mitosis. Jadi, siklus hidup sel meliputi fase
interfase dan fase pembelahan mitosis.3
a. Fase Interfase
Interfase merupakan fase terpanjang dari siklus sel. Tahap ini terdiri atas fase
G1, fase S, dan fase G2. Pada fase ini sel sedang mempersiapkan semua kebutuhan
untuk melakukan pembelahan mitosis. Pada fase ini sel terus bertumbuh, bertambah
ukuran, membentuk struktur dan molekul baru. Proses interfase jauh lebih lama,
sering kali meliputi 90% dari siklus ini. Selama interfase inilah sel menyalin
kromosom. Fase G1 (gap 1) merupakan fase yang terdiri atas proses transkripsi RNA,
tRNA, mRNA, dan sintesis berbagai jenis protein. Pada fase ini, sel akan aktif
tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai oleh bertambahnya sitoplasma, organela dan
sintesis bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fase S. Fase S (sintesis) merupakan
tahapan ketika sel mengalami replikasi dan duplikasi kromosom. Terjadi sintesis
DNA, berupa replikasi DNA dan sintesis protein histon. Jumlah DNA dalam inti sel
bertambah dua kali lipat dan protein histon serta protein kromosom lain yang
disintesis di sitoplasma bergabung dengan DNA setelah melewati membran inti sel.
Gabungan DNA serta protein tersebut membentuk kromosom. Fase G2 (gap 2) adalah
tahapan terjadinya pembentukan komponen penyusun sitoplasma berupa organel dan
makromolekul. Terjadi metabolisme normal dan pertambahan pertumbuhan akibat
pembentukan protein yang terus terjadi. Selama interfase, inti berada dalam keadaan
utuh, jumlah DNA menjadi dua kali lipat, terjadi pembesaran nukleolus. Akhirnya,
ukuran sel menjadi meningkat.1,3-5
b. Fase Mitosis
Pada fase ini terjadi replikasi DNA yang dilanjutkan dengan pembelahan sel
secara mitosis. Ketika sel memasuki tahap M (mitosis), benang-benang kromatin
terkondensasi, dan berkumpul membentuk kromosom. Mitosis berkaitan dengan
pertumbuhan sel penyusun tubuh (sel somatik), contohnya proses pelipatgandaan
jumlah sel selama embriogenesis pada tumbuhan atau blastogenesis pada hewan.
Proses pembelahan mitosis terdiri atas beberapa fase, yakni sebagai berikut.3
1) Profase
Profase merupakan fase yang membutuhkan waktu paling lama dan energi
paling banyak dibandingkan fase lainnya. Pada profase, ditandai dengan pembentukan
spiral benang kromosom menjadi kumparan untuk membentuk kromosom yang dapat
diidentifikasi secara makroskopik, nukleolus tidak terlibat. Benang-benang kromatin
mengalami penebalan dan pemendekan sehingga kromosom dalam nukleus tampak
jelas. Kromosom berduplikasi membentuk sepasang kromatid yang makin lama makin
pendek, menebal, dan menyebar memenuhi inti. Membran inti mengalami degenerasi
dan hilang pada akhir profase, tetapi belum sempurna. Dalam sitoplasma terjadi
pembentukan spindel oleh mikrotubul. Pada profase, dua pasang sentriol yang
dikelilingi oleh aster tampak jelas. Kedua pasang sentriol bermigrasi menuju kedua
kutub sel dengan arah yang berlawanan.3,5
2) Metafase
Pada waktu metaphase, pasangan kromatid berada pada bidang ekuator sel dan
terdapat spindel yang menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
kromosom memadat dan nampak jelas sebagai struktur tersendiri. Kromosom
bersusun pada bidang ekuator.3,5
3) Anafase
4) Telofase
a. Pembelahan Meiosis I
2) Metafase I
Keadaan dimana inti tidak tampak lagi, mikrotubul membentuk spindel di antara
dua sentriol yang berada di antara dua kutub sel yang berlawanan. Kromosom
homolog berderet di bidang ekuator. 2
3) Anafase I
Tahap dimana kromosom homolog yang terpisah akan tertarik menuju kutub
yang berlawanan tanpa ada pemisahan dari sentromer. Pada fase ini, terjadi reduksi
(pengurangan) jumlah kromosom.3
4) Telofase I
b. Pembelahan Meiosis II
Pembelahan meiosis II identik dengan pembelahan mitosis, yaitu dari satu sel
yang haploid menjadi dua sel anak yang haploid. Sebenarnya terdapat periode
interfase atau interkinesis antara pembelahan meiosis I dan meiosis II. Namun, pada
periode ini tidak terjadi replikasi DNA.3
1) Profase II
Keadaan dimana diawali dengan pembelahan dua buah sentriol menjadi dua
pasang sentriol baru. Setiap sentriol bermigrasi menuju sisi sel yang berlawanan
(kutub pembelahan). Mikrotubul membentuk spindel dan membran inti. Nukleolus
lenyap dan kromosom berubah menjadi kromatid.2,3
2) Metafase II
3) Anafase II
Meiosis memiliki arti penting dalam dunia kehidupan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu: meiosis memelihara jumlah mahkluk hidup, dan adanya pindah
silang memungkinkan terjadinya pertukaran gen yang akan menimbulkan variasi
genetik di antara spesies.3
Mitosis Meiosis
Terjadi dalam sel somatis Terjadi dalam sel germinal, ketika
gametogenesis
Terjadi dalam satu rangkaian fase Terjadi dalam dua rangkaian fase pembelahan
pembelahan
Duplikasi kromosom terjadi pada profase Duplikasi kromosom terjadi pada profase akhir
awal. Replikasi DNA terjadi pada interfase
sebelum pembelahan sel dimulai
Tidak terjadi pindah silang Dapat terjadi pindah silang, yakni ketika
profase I. Pindah silang dapat dikarenakan
jarak antara kromosom yang berpasangan
homolog sangat dekat. Dengan demikian,
kromatidnya dapat saling melekat sehingga
terjadi pertukaran genetik
Sentromer langsung memisah pada bidang Tidak terjadi pemisahan sentromer pada
ekuator sewaktu anafase meiosis I, namun terjadi pemisahan pada
meiosis II
Tujuannya adalah pergantian sel yang rusak Tujuannya adalah pembentukan gamet
Kandungan genetik pada sel-sel anak sama Kandungan genetik pada sel-sel anak
dengan sel induk berbeda dengan sel induk
Jumlah sel anak ada 4 sel Jumlah sel anak ada 2 sel
Jumlah kromosom pada sel anak sama Jumlah kromosom pada sel anak setengah
dengan sel induk (diploid) dari sel induk (haploid)
Kesimpulan
Awal bumi memiliki permukaan yang tandus dan berbatu, senyawa primitif di
bumi yang ditemukan pada saat itu adalah nitrogen, karbon dioksida, karbon
monoksida, hidrogen, dan uap air. Setelah proses yang lama dan panjang tersebut,
terbentuklah bumi beserta dengan senyawa-senyawa organik atau makhluk hidup.
Istilah Biologi lahir pada jaman peradaban Yunani yang pertama kali dikemukakan
pada tahun 1801 oleh Lamarck dan Treviranus. Biologi berasal dari kata bios yang
berarti hidup dan logos yang berarti ilmu, jadi biologi merupakan bidang studi atau
ilmu khusus yang mempelajari tentang makhluk hidup. Oleh karena itu, penting bagi
kita untuk mempelajari biologi karena biologi mengambil peranan yang sangat
penting. Sel yang tidak memiliki membran yang mengikat inti sel disebut prokariotik
sementara sel yang memiliki membran yang mengikat inti disebut eukariotik. Sel
merupakan tingkat struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme tersebut. 1
Semua makhluk hidup baik itu makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler,
tersusun atas sel. Unit fungsional terkecil ini dapat melakukan berbagai aktivitasnya
sebagai makhluk hidup. Salah satunya adalah tumbuh dan melakukan reproduksi.
Dalam reproduksi sel bahan gen (DNA) di dalam sel akan terbagi secara adil.1,4
Pembelahan biner, cara pembelahan ini terdapat pada organisme prokariotik,
contohnya bakteri. Pada organisme prokariotik tanpa membran inti, seperti bakteri,
mampu membelah diri secara sederhana. Pembelahan biner terjadi, terutama karena
sel bakteri tidak memiliki membran inti yang membatasi nukleoplasma dengan
sitoplasma. Selain itu, DNA yang terdapat dalam sel relatif kecil dibandingkan
dengan DNA sel eukariotik. Pembelahan mitosis, siklus sel terbagi atas empat fase,
yaitu fase G1 (fase pertumbuhan primer), fase S (fase sintesis, kromosom mengalami
replikasi), fase G2 (fase pertumbuhan sekunder), dan fase M. Fase G1, fase S, dan fase
G2 termasuk dalam tahap interfase. Fase M merupakan fase pembelahan mitosis. Jadi,
siklus hidup sel meliputi fase interfase dan fase pembelahan mitosis, terdapat tahap
profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada pembelahan meiosis I (pembelahan
reduksi) terjadi pewarisan faktor hereditas melalui pembentukan dua sel anak yang
haploid. Pada pembelahan meiosis II, sel haploid mengalami pembelahan secara
mitosis dan dihasilkan empat sel anak yang masing-masing haploid. Pembelahan
meiosis II dinamakan homotipe karena terjadi pada pasangan kromosom homolog.
Masing-masing memiliki tahap profase, metafase, anafase, dan telofase.2,3,4
Daftar Pustaka
1. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Siklus sel. Dalam: Safitri A, Simarmata L,
Hardani HW, editors. Biologi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga; 2002.hlm.220-3.
2. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Pembelahan sel. Wijayanti E,
editor. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004.hlm.105-13.
3. Karmana O. Reproduksi sel. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta: PT Grafindo Media
Pratama; 2002.hlm.98-107
4. Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. Reproduksi sel. Dalam: Nugraha D,
Nurdiansyah A, editors. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: Setia Purna
Inves; 2007.hlm.70-2.
5. Behrman, Kliegman, Arvin. Abnormalitas klinik karena kromosom. Dalam: Wahab
AS, editor. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC; 2000.hlm.391.
6. Ferdinand F, Ariebowo M. Reproduksi sel. Dalam: Sobardan DA. Praktis Belajar
Biologi. Jakarta: Visinso Media Persada; 2007.hlm.66-73.
7. http://sman10garut.wordpress.com/tag/pembelahan-biner/
8. http://irfan.student.umm.ac.id/2010/02/04/pembelahan-secara-mitosis/
9. http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0113%20Bio%203-1b.htm