Anda di halaman 1dari 10

Pembelahan Sel secara Mitosis dan Meiosis pada Manusia

Astrid Odilia
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510. Telp. (021) 56942061 Fax.
(021) 5631731
www.ukrida.ac.id
astrid.odilia@hotmail.com

Pendahuluan

Kehidupan di bumi berlangsung dalam waktu yang lama dan panjang.


Organisme pertama kali dihasilkan dari proses evolusi kimia. Awal bumi memiliki
permukaan yang tandus dan berbatu, senyawa primitif di bumi yang ditemukan pada
saat itu adalah nitrogen, karbon dioksida, karbon monoksida, hidrogen, dan uap air.
Setelah proses yang lama dan panjang tersebut, terbentuklah bumi beserta dengan
senyawa-senyawa organik atau makhluk hidup. Istilah Biologi lahir pada jaman
peradaban Yunani yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1801 oleh Lamarck
dan Treviranus. Biologi berasal dari kata bios yang berarti hidup dan logos yang
berarti ilmu, jadi biologi merupakan bidang studi atau ilmu khusus yang mempelajari
tentang makhluk hidup. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari biologi
karena biologi mengambil peranan yang sangat penting.1
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang pembelahan sel pada manusia
yaitu pembelahan mitosis dan meiosis. Penulis akan membahas proses, fungsi, dan
letak pembelahan sel secara bertahap dan perbedaan daripada pembelahan mitosis dan
meiosis.

Tinjauan Pustaka

Sel pertama muncul di awal pencatatan fosil. Fosil-fosil ini tidak menunjukkan
adanya membran atau selubung inti. Fosil-fosil ini berbeda dari sel tumbuhan dan sel
hewan. Sel yang tidak memiliki membran yang mengikat inti sel disebut prokariotik
sementara sel yang memiliki membran yang mengikat inti disebut eukariotik. Sel
merupakan tingkat struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme tersebut. Robert Hooke, seorang ilmuwan Inggris, pertama kali
menerangkan dan menamakan sel pada tahun 1665, ketika meneliti suatu irisan gabus
dengan menggunakan mikroskop. Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli
biologi Jerman, menyimpulkan bahwa semua bentuk kehidupan tersusun dari sel.
Kesimpulan ini menjadi dasar bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk
memasukkan gagasan bahwa semua sel berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel
untuk membelah diri menghasilkan sel-sel yang baru adalah dasar bagi semua
reproduksi dan bagi pertumbuhan serta perbaikan organisme-organisme, multiseluler
termasuk manusia.1
Sel yang hidup mempunyai struktur yang sama, yaitu terdiri dari membran
plasma, nukleus (inti sel) atau nukleotida pada prokariota, sitoplasma, serta organel-
organel yang terdapat di dalamnya. Bentuk dan ukuran sel bermacam-macam,
tergantung tempat dan fungsi dari jaringan yang disusunnya. Organel di dalam sel
mempunyai fungsi yang berbeda antara satu sama lain. Teori sel mengatakan bahwa
semua sel berasal dari sel-sel yang telah ada sebelumnya. Masing-masing sel
mengandung bahan dasar yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses-proses
kehidupan yang penting. Bahan dasar ini bagaimanapun caranya dilewatkan dari sel
yang ada sebelumnya ke sel yang baru. Hasil sel yang baru, sel-sel yang sehat
melanjutkan kehidupan.1
Pembahasan

Dalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah tinggi dan besar. Begitu juga
dengan hewan dan tumbuhan. Hal yang menyebabkan pertumbuhan makhluk hidup
dapat bertambah tinggi dan besar adalah sel-sel penyusun tubuh bertambah banyak.
Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup bergantung pada perbanyakan
dan pembesaran ukuran dari sel penyusunnya. Perkembangan organisme multiseluler
berasal dari aktivitas pembelahan zigot uniseluler, aktivitas pertumbuhan, dan
diferensiasi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat pertumbuhan. Ketika
sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika kulit terluka, sel-sel pada
jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan untuk memperbaiki jaringan yang
rusak.2,3
Reproduksi seksual maupun aseksual bergantung pada pembelahan sel. Sel yang
membelah disebut sebagai sel induk dan turunannya disebut sel anakan. Sel induk
memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel
induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosom
kepada sel anakan yang menjadi sel generasi berikutnya. Dari pembelahan sel inilah
kita memperoleh penurunan sifat-sifat dari kedua orang tua kita. Sama halnya dengan
hewan dan tumbuhan. Sifat-sifat yang tampak merupakan penurunan dari sifat
induknya. Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran. Pada tingkat sel, terjadi
penambahan ukuran sel. Sering penambahan ukuran, kebutuhan sel pun akan
meningkat. Sel semakin banyak membutuhkan nutrisi dan bahan lain dari
lingkungannya serta menghasilkan banyak zat buangan. Sumber energi untuk
pembelahan sel berasal dari oksidasi makanan berupa karbohidrat, protein, dan lemak.
Energi yang digunakan pada pembelahan sel adalah energi organik berupa ATP
(adenosin trifosfat) yang dihasilkan pada proses respirasi sel. Agar lebih efisien, sel
harus membelah diri, menghasilkan dua sel baru. Secara umum, dua sel baru tersebut
mirip dengan sel sebelumnya.2,3,4
Semua makhluk hidup baik itu makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler,
tersusun atas sel. Unit fungsional terkecil ini dapat melakukan berbagai aktivitasnya
sebagai makhluk hidup. Salah satunya adalah tumbuh dan melakukan reproduksi.
Pembelahan sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel sehingga
sebuah sel akan memproduksi dirinya sendiri. Pada organisme uniseluler, pembelahan
sel merupakan cara reproduksi. Reproduksi sel akan memproduksi keturunan yang
serupa dengan sel induknya. Pada organisme multiseluler, pembelahan sel
memungkinkan satu sel, sel zigot, terus membelah dan berkembang hingga menjadi
satu individu. Meskipun untuk memperbarui sel-sel mati atau rusak. Misalnya, sel-sel
sumsum tulang belakang terus membelah untuk menghasilkan sel darah merah baru.
Reproduksi sel akan menyediakan bahan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
perbaikan. Dalam reproduksi sel bahan gen (DNA) di dalam sel akan terbagi secara
adil.1,4
Pola pembelahan sel sebenarnya sederhana. Sel yang telah melalui fase
penambahan ukuran, selanjutnya membelah diri menjadi dua. Pada proses tersebut
terdapat dua hal penting yang terjadi, yaitu 1) Proses duplikasi, yang menyebabkan
setiap sel yang dihasilkan memiliki struktur sel yang sama, termasuk gen-gen yang
dikodekan menjadi DNA; 2) Proses pemisahan sel yang dilakukan secara hati-hati dan
tepat sehingga setiap sel hasil pembelahan memiliki struktur yang lengkap. Bentuk
informasi paling penting bagi sel adalah DNA. Pada pembelahan sel, DNA diturunkan
kepada keturunannya. DNA membawa informasi bagi sintesis protein. Bahkan,
hampir semua informasi pembentukan molekul penting dikodekan menjadi DNA.
Oleh karena itu, saat kritis pembelahan sel adalah ketika duplikasi molekul DNA.
Tentunya terdapat suatu mekanisme yang menyalurkan molekul DNA antara dua sel
hasil pembelahan. Bahan inti terutama sekali mengandung bahan genetis (hereditas).
Oleh Pembelahan, bahan-bahan genetis pun membelah dua, dan masing-masing
belahan membentuk inti sel anak. Dengan demikian sel anak selalu memiliki bahan
genetis seperti sel induk. Berarti, lewat pembelahan sel terjadi pewarisan sifat
keturunan kepada sel anak.1,4
1. Pembelahan Sel secara Amitosis atau Pembelahan Biner

Cara pembelahan ini terdapat pada organisme prokariotik, contohnya bakteri.


Pada organisme prokariotik tanpa membran inti, seperti bakteri, mampu membelah
diri secara sederhana. Pembelahan biner terjadi, terutama karena sel bakteri tidak
memiliki membran inti yang membatasi nukleoplasma dengan sitoplasma. Selain itu,
DNA yang terdapat dalam sel relatif kecil dibandingkan dengan DNA sel eukariotik.
DNA prokariotik berbentuk sirkuler sehingga DNA tidak perlu dipaket menjadi
kromosom-kromosom sebelum pembelahan. Reproduksi sel akan terjadi dengan
urutan pertama akan dibentuk dua duplikat dari molekul DNA sirkuler. Setelah sel
tumbuh dan mampu melakukan pembelahan, serta telah menduplikasi molekul DNA-
nya, terjadi pelekukan pada membran sel. Molekul DNA prokariotik menempel pada
beberapa titik membran sel. Dengan demikian, molekul DNA tersebut dapat terpisah
dengan arah yang berlawanan ketika pelekukan membran sel semakin dalam. Ketika
molekul DNA terpisah, membran sel dan dinding sel semakin melekuk ke dalam
hingga mulai terlihat pemisahan dua sel baru.2,3,4
Pembelahan biner terjadi secara spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan
sel. Sel prokariotik, sel bakteri, dapat melakukan pembelahan biner setiap 20 menit.
Hal tersebut memberikan bakteri sebuah kemampuan yang menakjubkan dalam
memperbanyak dirinya.2,4

Gambar 1. Pembelahan Amitosis7

2. Pembelahan Sel secara Mitosis

Mitosis dari kata mitos yang artinya benang, yaitu terbentuknya benang-
benang kromosom dalam inti. Cara pembelahan ini terdapat pada organisme
eukariotik, proses pembelahan sel ini terjadi pada seluruh jenis jaringan tubuh, baik
jaringan somatif (vegetatif) maupun jaringan germinatif (generatif). Pembelahan sel
eukariotik lebih kompleks dibandingkan pembelahan sel pada prokariotik. Mitosis
merupakan bagian dari siklus sel. Pembelahan mitosis berlangsung pada organisme
multiselular. Pada organisme eukariotik, reproduksi sel melibatkan dua proses, yaitu
pembelahan inti (kariokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Kariokinesis
mendahului sitokinesis. Bahan dalam inti lebih dulu mengalami penggandaan
(duplikasi), kemudian membelah dua dan masing-masing belahan menyusun inti sel
anak. Setelah inti sel terbagi dua disusul oleh sitoplasma bersama membran sel,
sehingga terbentuk dua sel anak yang sempurna. Bahan sitoplasma, seperti organel
mengalami duplikasi dan pembelahan lebih dulu, sebelum terjadinya sitokinesis.1,3-5
Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik. Kromosom dapat ditemukan di
dalam nukleus (inti sel). Kromosom kali pertama ditemukan pada sel eukariotik
karena penampakannya yang jelas pada saat mitosis. Kromosom tersusun atas
rangkaian protein dan DNA yang terpilin dan membentuk badan kromosom. Namun,
rangkaian tersebut lebih sering tercerai berai di dalam nukleus selama siklus hidup
sel. Rangkaian protein dan DNA ini disebut juga benang kromatin. Ketika memasuki
mitosis benang kromatin tersebut terkondensasi dan mengumpul membentuk struktur
kromosom. Dalam mitosis 2 sel anak yang secara genetik identik dihasilkan dari satu
sel induk tunggal. Sebelum pembelahan sel, replikasi DNA telah terjadi sehingga ada
DNA jumlah ganda dan kromosom mengandung dua kromatid saudara identik. Setiap
sel anak mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk
yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anak yang dihasilkan dari
pembelahan mitosis adalah dua sel anak yang juga diploid (2n). Dengan kata lain,
pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak identik. Pembelahan mitosis terjadi
selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia, mitosis
terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh yang masih muda) yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya, sel telur yang telah dibuahi sperma
menjadi zigot. Zigot membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk suatu
embrio.2,4,5
Siklus sel terbagi atas empat fase, yaitu fase G1 (fase pertumbuhan primer),
fase S (fase sintesis, kromosom mengalami replikasi), fase G 2 (fase pertumbuhan
sekunder), dan fase M. Fase G1, fase S, dan fase G2 termasuk dalam tahap interfase.
Fase M merupakan fase pembelahan mitosis. Jadi, siklus hidup sel meliputi fase
interfase dan fase pembelahan mitosis.3

a. Fase Interfase

Interfase merupakan fase terpanjang dari siklus sel. Tahap ini terdiri atas fase
G1, fase S, dan fase G2. Pada fase ini sel sedang mempersiapkan semua kebutuhan
untuk melakukan pembelahan mitosis. Pada fase ini sel terus bertumbuh, bertambah
ukuran, membentuk struktur dan molekul baru. Proses interfase jauh lebih lama,
sering kali meliputi 90% dari siklus ini. Selama interfase inilah sel menyalin
kromosom. Fase G1 (gap 1) merupakan fase yang terdiri atas proses transkripsi RNA,
tRNA, mRNA, dan sintesis berbagai jenis protein. Pada fase ini, sel akan aktif
tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai oleh bertambahnya sitoplasma, organela dan
sintesis bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fase S. Fase S (sintesis) merupakan
tahapan ketika sel mengalami replikasi dan duplikasi kromosom. Terjadi sintesis
DNA, berupa replikasi DNA dan sintesis protein histon. Jumlah DNA dalam inti sel
bertambah dua kali lipat dan protein histon serta protein kromosom lain yang
disintesis di sitoplasma bergabung dengan DNA setelah melewati membran inti sel.
Gabungan DNA serta protein tersebut membentuk kromosom. Fase G2 (gap 2) adalah
tahapan terjadinya pembentukan komponen penyusun sitoplasma berupa organel dan
makromolekul. Terjadi metabolisme normal dan pertambahan pertumbuhan akibat
pembentukan protein yang terus terjadi. Selama interfase, inti berada dalam keadaan
utuh, jumlah DNA menjadi dua kali lipat, terjadi pembesaran nukleolus. Akhirnya,
ukuran sel menjadi meningkat.1,3-5

b. Fase Mitosis

Pada fase ini terjadi replikasi DNA yang dilanjutkan dengan pembelahan sel
secara mitosis. Ketika sel memasuki tahap M (mitosis), benang-benang kromatin
terkondensasi, dan berkumpul membentuk kromosom. Mitosis berkaitan dengan
pertumbuhan sel penyusun tubuh (sel somatik), contohnya proses pelipatgandaan
jumlah sel selama embriogenesis pada tumbuhan atau blastogenesis pada hewan.
Proses pembelahan mitosis terdiri atas beberapa fase, yakni sebagai berikut.3
1) Profase

Profase merupakan fase yang membutuhkan waktu paling lama dan energi
paling banyak dibandingkan fase lainnya. Pada profase, ditandai dengan pembentukan
spiral benang kromosom menjadi kumparan untuk membentuk kromosom yang dapat
diidentifikasi secara makroskopik, nukleolus tidak terlibat. Benang-benang kromatin
mengalami penebalan dan pemendekan sehingga kromosom dalam nukleus tampak
jelas. Kromosom berduplikasi membentuk sepasang kromatid yang makin lama makin
pendek, menebal, dan menyebar memenuhi inti. Membran inti mengalami degenerasi
dan hilang pada akhir profase, tetapi belum sempurna. Dalam sitoplasma terjadi
pembentukan spindel oleh mikrotubul. Pada profase, dua pasang sentriol yang
dikelilingi oleh aster tampak jelas. Kedua pasang sentriol bermigrasi menuju kedua
kutub sel dengan arah yang berlawanan.3,5

2) Metafase

Pada waktu metaphase, pasangan kromatid berada pada bidang ekuator sel dan
terdapat spindel yang menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
kromosom memadat dan nampak jelas sebagai struktur tersendiri. Kromosom
bersusun pada bidang ekuator.3,5

3) Anafase

Pada anafase,setiap kromatid yang berpasangan terpisah bersama sentromernya.


Selama anafase, spindel memendek. Setiap kromatid akan bergerak menuju kutub
pembelahan masing-masing. Pergerakan kromatid menuju kutub dapat terjadi melalui
mekanisme kontraksi mikrotubul dari kutub pembelahan. Ditandai dengan
pembelahan kromosom sepanjang sumbu longitudinalnya membentuk dua kromatid
anak dan perpindahan setiap kromatid pasangan menuju ujung sel yang berlawanan.3,5

4) Telofase

Berhentinya gerakan kromatid menuju kutub pembelahan merupakan awal dari


telofase. Kromosom anak mulai menipis dan menjadi lurus. Membran inti serta
nukleolus kembali terbentuk. Kekentalan matriks sitoplasma (sitosol) yang menandai
interfase dan anafase mulai hilang. Kemudian diikuti oleh hilangnya aster. Ditandai
dengan pembentukan kembali membran inti dan nukleolus dan, duplikasi sentriolus
serta pembelahan sitoplasma membentuk dua sel anak. Pada bidang pembelahan
terjadi penebalan plasma.3,5

Setelah pada bidang pembelahan terjadi penebalan plasma, dilanjutkan dengan


sitokinesis. Sitokinesis adalah proses pemisahan sitoplasma pada pembentukan dua
sel anak. Pembentukan membran baru tersebut masih merupakan hipotesis. Pada
sekitar bidang ekuatorrial terdapat mikrotubul yang keadaanya tidak terorganisasi dan
bercampur dengan gelembung yang dinamakan lapisan pemisah, selanjutnya akan
terbentuk membran sel baru. Sitokinesis atau pembelahan sel, berbeda hasilnya pada
sel hewan dan sel tumbuhan. Selama sitokinesis pada sel-sel hewan, struktur protein
yang disebut mikrofilamen membentuk cincin di sekitar ekuator. Ketika mikrofilamen
bergerak, mikrofilamen mengencangkan membran plasma untuk membentuk kurva,
atau lipatan di ekuator. Cekungan terbentuk oleh invaginasi di daerah bidang ekuator
dari kedua sisi, yang makin lama makin dalam, sampai bertemu dengan mikrotubul
serat gelendong. Mikrotubul ikut membuat lipatan bersama mikrofilamen. Sementara
itu terbentuk vesikula di bidang ekuator, menyertai invaginasi tersebut. Vesikula
bersatu membentuk 2 membran sel. Pada akhir sitokinesis, lipatan menjadi begitu
dalam sehingga membagi membran plasma menjadi setengah, membentuk dua sel
baru, sel-sel yang lebih kecil.1,3
Tujuan pembelahan mitosis pada makhluk hidup adalah membantu sel dalam
memelihara ukurannya; melalui mitosis terjadi keseimbangan jumlah DNA dan RNA;
mitosis menyediakan kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ dan
tubuh organisme; mitosis mengganti sel yang rusak atau mati; mitosis membantu
organisme dalam reproduksi aseksual; alat kelamin dan sel kelamin juga bergantung
pada mitosis untuk meningkatkan jumlahnya.3

Gambar 2. Pembelahan Mitosis8

3. Pembelahan Sel secara Meiosis (Pembelahan Reduktif)

Batasan pembelahan meiosis dikukuhkan oleh J.B. Farmer (1905). Pembelahan


meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom
setengah dari induknya. Pada sel hewan dan sel tumbuhan, pembelahan meiosis
terjadi di dalam organ-organ reproduksi, yakni organ-organ tempat pembentukan sel
kelamin atau sel gamet. Pada manusia dan hewan, pembelahan meiosis terjadi pada
testis dan ovarium, sedangkan pada tumbuhan berbiji, meiosis terjadi pada putik dan
kepala sari. Pembelahan meiosis sangat penting bagi organisme yang berkembang
biak melalui proses peleburan dua sel gamet selama reproduksi seksual. Dengan
mereduksi jumlah kromosom dari sel induk menjadi gamet yang haploid, jumlah
kromosom yang tetap pada suatu spesies dapat terpelihara.3
Pembelahan meiosis meliputi dua kali pembelahan secara lengkap dan
menghasilkan empat sel anak yang haploid. Seperti pada pembelahan mitosis,
pembelahan meiosis diawali fase interfase. Pada pembelahan meiosis I, pembelahan
disertai dengan profase yang cukup panjang dan terjadi pencampuran kromosom
homolog. Pada pembelahan meiosis (pembelahan reduksi) terjadi pewarisan faktor
hereditas melalui pembentukan dua sel anak yang haploid. Pada pembelahan meiosis
II, sel haploid mengalami pembelahan secara mitosis dan dihasilkan empat sel anak
yang masing-masing haploid. Pembelahan meiosis II dinamakan homotipe karena
terjadi pada pasangan kromosom homolog.3

a. Pembelahan Meiosis I

Pada pembelahan meiosis I yaitu nukleus membesar dan meyebabkan


penyerapan air dari sitoplasma oleh inti sel meningkat sampai mencapai tiga kali
lipat. Perubahan tersebut merupakan awal dari profase I.3
1) Profase I

Terdiri atas beberapa fase, yaitu leptoten: keadaan dimana kromosom


mengadakan orientasi yang spesifik yaitu berpasangan dengan kromosom homolog;
zigoten: kromosom yang homolog berpasangan dilanjutkan dengan pembentukan
ikatan yang saling melilit; pakiten: kadaan dimana sinapsis mengadakan duplikasi;
diploten: keadaan dimana setiap kromosom yang mengadakan sinapsis dan masing-
masing meplepaskan diri untuk berpisah; diakinesis: kromosom bivalen tampak lebih
memadat dan terdistribusi memnuhi inti sel.3

2) Metafase I

Keadaan dimana inti tidak tampak lagi, mikrotubul membentuk spindel di antara
dua sentriol yang berada di antara dua kutub sel yang berlawanan. Kromosom
homolog berderet di bidang ekuator. 2

3) Anafase I

Tahap dimana kromosom homolog yang terpisah akan tertarik menuju kutub
yang berlawanan tanpa ada pemisahan dari sentromer. Pada fase ini, terjadi reduksi
(pengurangan) jumlah kromosom.3

4) Telofase I

Tahap ini merupakan keadaan dimana retikulum endoplasma membentuk


membran inti di sekitar kromosom yang sudah sampai di kutub pembelahan. Pada
tahap ini, Nukleuolus tampak kembali dan dalam satu sel terbentuk dua inti yang
lengkap (kariokinesis). Setelah kariokinesis terjadi sitokinesis yaitu pembentukan
plasma membran untuk memisahkan sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anak yang
haploid.2,3

b. Pembelahan Meiosis II

Pembelahan meiosis II identik dengan pembelahan mitosis, yaitu dari satu sel
yang haploid menjadi dua sel anak yang haploid. Sebenarnya terdapat periode
interfase atau interkinesis antara pembelahan meiosis I dan meiosis II. Namun, pada
periode ini tidak terjadi replikasi DNA.3

1) Profase II

Keadaan dimana diawali dengan pembelahan dua buah sentriol menjadi dua
pasang sentriol baru. Setiap sentriol bermigrasi menuju sisi sel yang berlawanan
(kutub pembelahan). Mikrotubul membentuk spindel dan membran inti. Nukleolus
lenyap dan kromosom berubah menjadi kromatid.2,3

2) Metafase II

Keadaan dimana spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.


Kromatid berada di bidang ekuator.2

3) Anafase II

Keadaan dimana sentromer berpisah dan kromatid menuju kutub yang


berlawanan.2
4) Telofase II

Keadaan dimana kromatid mencapai kutub pembelahan, lalu mikrotubul


membentuk membran inti baru. Selanjutnya, nukleolus muncul dan membentuk rRNA
dari DNA sehingga terjadi akumulasi protein ribosom. Setelah itu, terjadi sitokinesis
dan terbentuk empat sel yang haploid.3

Meiosis memiliki arti penting dalam dunia kehidupan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu: meiosis memelihara jumlah mahkluk hidup, dan adanya pindah
silang memungkinkan terjadinya pertukaran gen yang akan menimbulkan variasi
genetik di antara spesies.3

Gambar 3. Pembelahan Meiosis9


Tabel 1. Perbandingan antara Mitosis dan Meiosis3,6

Mitosis Meiosis
Terjadi dalam sel somatis Terjadi dalam sel germinal, ketika
gametogenesis

Terjadi dalam satu rangkaian fase Terjadi dalam dua rangkaian fase pembelahan
pembelahan

Profase waktunya relatif singkat Profase waktunya relatif panjang

Duplikasi kromosom terjadi pada profase Duplikasi kromosom terjadi pada profase akhir
awal. Replikasi DNA terjadi pada interfase
sebelum pembelahan sel dimulai

Tidak terjadi pindah silang Dapat terjadi pindah silang, yakni ketika
profase I. Pindah silang dapat dikarenakan
jarak antara kromosom yang berpasangan
homolog sangat dekat. Dengan demikian,
kromatidnya dapat saling melekat sehingga
terjadi pertukaran genetik

Sentromer langsung memisah pada bidang Tidak terjadi pemisahan sentromer pada
ekuator sewaktu anafase meiosis I, namun terjadi pemisahan pada
meiosis II

Tujuannya adalah pergantian sel yang rusak Tujuannya adalah pembentukan gamet

Kandungan genetik pada sel-sel anak sama Kandungan genetik pada sel-sel anak
dengan sel induk berbeda dengan sel induk

Jumlah sel anak ada 4 sel Jumlah sel anak ada 2 sel

Jumlah pembelahan satu kali Jumlah pembelahan dua kali

Jumlah kromosom pada sel anak sama Jumlah kromosom pada sel anak setengah
dengan sel induk (diploid) dari sel induk (haploid)
Kesimpulan

Awal bumi memiliki permukaan yang tandus dan berbatu, senyawa primitif di
bumi yang ditemukan pada saat itu adalah nitrogen, karbon dioksida, karbon
monoksida, hidrogen, dan uap air. Setelah proses yang lama dan panjang tersebut,
terbentuklah bumi beserta dengan senyawa-senyawa organik atau makhluk hidup.
Istilah Biologi lahir pada jaman peradaban Yunani yang pertama kali dikemukakan
pada tahun 1801 oleh Lamarck dan Treviranus. Biologi berasal dari kata bios yang
berarti hidup dan logos yang berarti ilmu, jadi biologi merupakan bidang studi atau
ilmu khusus yang mempelajari tentang makhluk hidup. Oleh karena itu, penting bagi
kita untuk mempelajari biologi karena biologi mengambil peranan yang sangat
penting. Sel yang tidak memiliki membran yang mengikat inti sel disebut prokariotik
sementara sel yang memiliki membran yang mengikat inti disebut eukariotik. Sel
merupakan tingkat struktur terendah yang mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme tersebut. 1
Semua makhluk hidup baik itu makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler,
tersusun atas sel. Unit fungsional terkecil ini dapat melakukan berbagai aktivitasnya
sebagai makhluk hidup. Salah satunya adalah tumbuh dan melakukan reproduksi.
Dalam reproduksi sel bahan gen (DNA) di dalam sel akan terbagi secara adil.1,4
Pembelahan biner, cara pembelahan ini terdapat pada organisme prokariotik,
contohnya bakteri. Pada organisme prokariotik tanpa membran inti, seperti bakteri,
mampu membelah diri secara sederhana. Pembelahan biner terjadi, terutama karena
sel bakteri tidak memiliki membran inti yang membatasi nukleoplasma dengan
sitoplasma. Selain itu, DNA yang terdapat dalam sel relatif kecil dibandingkan
dengan DNA sel eukariotik. Pembelahan mitosis, siklus sel terbagi atas empat fase,
yaitu fase G1 (fase pertumbuhan primer), fase S (fase sintesis, kromosom mengalami
replikasi), fase G2 (fase pertumbuhan sekunder), dan fase M. Fase G1, fase S, dan fase
G2 termasuk dalam tahap interfase. Fase M merupakan fase pembelahan mitosis. Jadi,
siklus hidup sel meliputi fase interfase dan fase pembelahan mitosis, terdapat tahap
profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada pembelahan meiosis I (pembelahan
reduksi) terjadi pewarisan faktor hereditas melalui pembentukan dua sel anak yang
haploid. Pada pembelahan meiosis II, sel haploid mengalami pembelahan secara
mitosis dan dihasilkan empat sel anak yang masing-masing haploid. Pembelahan
meiosis II dinamakan homotipe karena terjadi pada pasangan kromosom homolog.
Masing-masing memiliki tahap profase, metafase, anafase, dan telofase.2,3,4

Daftar Pustaka

1. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Siklus sel. Dalam: Safitri A, Simarmata L,
Hardani HW, editors. Biologi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga; 2002.hlm.220-3.
2. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Pembelahan sel. Wijayanti E,
editor. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004.hlm.105-13.
3. Karmana O. Reproduksi sel. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta: PT Grafindo Media
Pratama; 2002.hlm.98-107
4. Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. Reproduksi sel. Dalam: Nugraha D,
Nurdiansyah A, editors. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: Setia Purna
Inves; 2007.hlm.70-2.
5. Behrman, Kliegman, Arvin. Abnormalitas klinik karena kromosom. Dalam: Wahab
AS, editor. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC; 2000.hlm.391.
6. Ferdinand F, Ariebowo M. Reproduksi sel. Dalam: Sobardan DA. Praktis Belajar
Biologi. Jakarta: Visinso Media Persada; 2007.hlm.66-73.
7. http://sman10garut.wordpress.com/tag/pembelahan-biner/
8. http://irfan.student.umm.ac.id/2010/02/04/pembelahan-secara-mitosis/
9. http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0113%20Bio%203-1b.htm

Anda mungkin juga menyukai