Anda di halaman 1dari 10

Nama : Sarah Oktavia Hutapea

NIM : 2006541014

Kelas :A

Mata Kuliah : Botani

PEMBELAHAN SEL

SEJARAH PENEMUAN SEL

Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau
selaput sel.

Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera
manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke
tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel,
yang dijelaskan sebagai berikut:

• Galileo Galilei (Awal Abad 17) dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis dari mata
serangga. Gallei sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang mencatat hasil pengamatan
biologi melalui mikroskop.

• Robert Hook (1635-1703) melihat gambaran satu sayatan tipis gabus suatu kompertemen atau
ruang-ruang disebut dengan nama Latin cellulae (ruangan kecil), asal mula nama sel.

• Anton van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 26 Agustus 1723), menggunakan lensa-lensa
unutk melihat beragam spermatozoa, bakteri dan protista.

• Robert Brown (1733-1858) pada tahun 1`820 merancang lensa yang dapat lebih fokus untuk
mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari jaringan anggrek
yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.

• Matias Jacob Schleiden pada tahun 1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara
nukleus dan perkembangan sel.

• Teodor Schwan (1810-18830): Sel adalah bagian dari organisme


TEORI SEL

Sel ialah satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan disusun oleh sel.
Sel-sel ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk
membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf. Dalam keadaan tertentu beberapa
jaringan bergabung dan membina organ seperti kelenjar, pembuluh darah, kulit dal lain-lain. Di
alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Istilah prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan kryon, artinya
inti. Jadi sel prokariotiiik artiya ”sebelum inti”.

Ini mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki
materi genetik yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da Karyon.
Eu, berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel-sel yang telah memiliki
inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti
selnya tampak jelas (Sumardi dan Marianti, 2007). Telah diketahui bahwa semua organisme
hidup di bumi sekarang berasal dari sel tunggal yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel
purba ini digambarkan dengan suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit yang
memimpin penetapan hidup di atas bumi.

Molekul organik sederhana tersebut mungkin telah diproduksi dalam kondisi-kondisi yang
memungkinkannya hidup dan lestari di bumi dalam status awal hidpunya (kira-kira selama
milyaran tahun pertamanya).

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Dari kupu-kupu hingga
kanguru, dari pohon kelapa hingga cemara semua tersusun atas sel. Makhluk hidup ada yang
tersusun dari satu sel saja, disebut organisme uniseluler, dan ada makhluk hidup yang tersusun
lebih dari satu sel, disebut organisme multiseluler.Sel meskipun memiliki ukuran sangat kecil,
sel tergolong luar biasa. Kenapa? Sel bagai sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar
kehidupan terus berlangsung. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi, ada yang
bertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas zat
masuk dan keluar sel. Dengan mempelajari komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel
bagi kehidupan.

Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada
tahun 1665) mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel
gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin
yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.

Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan sel melalui tahapan-tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan pembelahan itu ditandai dengan penampakan yang berbeda-beda dari
kromosom yang dikandungnya. Sebagaimana diketahui, di dalam inti sel terdapat benang-benang
kromatin. Benang-benang kromatin ini dapat menyerap zat pewarna lebih banyak sehingga bila
diamati dengan mikroskop tampak lebih jelas. Ketika sel akan membelah diri, benang-benang
kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut kromosom. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat yang di dalamnya terdapat
gen.

Pada waktu sel sedang membelah dirri, terjadi proses pembagian kromosom di dalamnya.
Tingkah laku kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase pembelahan sel.
Oleh karena pembelahan terjadi melalui fase-fase itulah maka disebut sebagai pembelahan sel
secara tidak langsung. Pada dasarnya, pembelahan sel secara tidak langsung dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis.

Setiap sifat pada makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan yang disebut gen. gen
terdapat dalam lokus tertentu di dalam kromosom, sedangkan kromosom terdapat di dalam
nukleus (inti sel). Kromosom yang berpasang-pasangan disebut kromosom homolog, sedangkan
pasangan gen disebut alel. Kromosom mulai tampak sesaat ketika sel akan membelah dan selama
proses pembelahan.

Dalam pertumbuhan yang umum pada tumbuh-tumbuhan, alat-alat tumbuh-tumbuhan akan


menjadi bertambah besar, bertambah panjang serta bercabang-cabang. Terjadinya hal demikian
karena terdapatnya perbanyakan dan pertumbuhan dari sel-sel yang menyusun tumbuhan tersebut.
Perbanyakan sel-sel dapat terjadi karena terjadinya pembelahan pada sel-sel.

Umumnya pada tumbuhan terdapat zigot yaitu sebagai hasil dari peleburan antara dua buah sel
kelamin yang berlainan, yang selanjutnya dari zigot ini mulai berlangsungnya pembelahan-
pembelahan sel, misalnya dari sel yang satu dapat berbelah dua, dari dua terbelah lagi menjadi
empat, selanjutnya menjadi delapan dan demikian seterusnya, hingga pada akhirnya sel-sel itu
menjadi berates-ratus, ribuan dan jutaan sel yang dapat membangun suatu individu tumbuhan
dengan baik.

Proses pembelahan sel ini dimulai dengan pembelahan intinya yang selanjutnya terjadi
pembelahan plasma atau pembelahan sel. Dalam pembelahan-pembelahan sel ini terdapat
pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.

Pembelahan sel secara amitosis adalah pembelahan secara langsung atau istilah lainnya
fragmentation. Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan sel melalui tahapan-
tahapan tertentu. Tahapan-tahapan pembelahan itu ditandai dengan penampakan yang berbeda-
beda dari kromosom yang dikandungnya. Dalam pembelahan cara ini terdapat gejala-gejala
bahwa inti sel telah mengalami kemunduran, sehingga inti sel mulai terbelah, yang dalam
pembelahan ini dapat menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian pembelahan ini
dapat berwujud bagian yang sama besar ataupun tidak sama besar, yang dalam hal ini tidak ada
kepastian apakah masing-masing akan membawa sifat-sifat keturunan yang sama atau tidak.

Pembelahan sel secara amitosis atau langsung, disebut demikian karena terjadinya pembelahan
itu tidak mengalami tahap-tahap perubahan terlebih dahulu, melainkan langsung saja membelah.
Pembelahan sel demikianbiasanya terdapat pada Phacophyccae atau ganggang coklat, Characeae
atau ganggang chara, serta pada sel-sel tumbuhan dari family Liliaceae. Cara amitosis pada
tumbuhan menunjukkan bahwa sel atau inti masih berada dalam tingkat kemunduran.

2. Pembelahan secara mitosis (Homoiotypic Division)

Pembelahan sel secara mitosis adalah pembelahan secara tidak langsung, atau dengan istilah
lain cykenesis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi apabila sel anak
mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya. Pembelahan
sel secara mitosis disebut juga dengan pembelahan secara tidak langsung. Mitosis hanya terjadi
pada sel eukariotik dan pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma. Disebut sebagai
pembelahan sel secara tidak langsung karena sebelum terjadi pembelahan inti sel, telah didahului
dengan terjadinya beberapa perubahan yang dapat diperhatikan sebagai perubahan yang sangat
penting, yaitu terbentuknya kromosom dalam inti sel selama berlangsungnya proses pembelahan
tersebut. Kromosom-kromosom ini dapat membagi inti sel menjadi dua bagian yang sama besar.
Dengan demikian maka bagian-bagian (masing-masing inti anak) akan memiliki sifat-sifat
induknya yang sama.

Pada sel-sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap-tahap tertentu yang
disebut siklus sel. Sel-sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang
lengkap. Adapun tahapan-tahapannya yakni sebagai berikut:

a. Interfase

Adalah tahapan sebelum terjadinya inti sel. Dalam tahapan ini tampaknya seolah-olah tidak
terjadi apa-apa sehingga disebut sebagai “tahapan istirahat”. Namun istirahat disini bukan berarti
tidak melakukan aktivitas apapun. Yang dimaksud dengan istirahat disini adalah sel berhenti
membelah, tetapi masih tetap melakukan aktivitas non pembelahan. Inti sel sedang aktifnya
mengadakan metabolism (pernapasan, dan lain-lain), sehingga dapat dikatakan juga sebagai
tahap persiapan menjelang profase awal.

b. Profase awal

Sebagai pemula dari proses ini, inti sel mulai dengan pembelahan pendahuluan. Jika dilihat
dengan mikroskop electron, tampak dalam inti sel terjadi pengerutan yang disebabkan terjadinya
butiran-butiran halus ini akan berubah menjadi benang halus yang bentuknya tidak menentu.
Dalam waktu yang tidak lama, mulai tampak bahwa benang-benang halus tersebut makin lama
mulai menebal dan terbelah-belah seperti spiral yang terdiri dari dua kromatid. Tampak seperti
benang-benang yang rangkap.

c. Profase akhir

Dalam tahapan ini benang-benang tersebut akan terputus-putus, berubah menjadi batang-
batang halus yang disebut kromosom. Selanjutnya karena pengaruh dehidrasi atau kekurangan
air di dalam sel serta pengendapan nucleic acid (asam nukleat) yang terus bertambah, maka
benang-benang kromosom akan memendek.

Dapat dikatakan bahwa pengendapan asam nukleat akan menyebabkan zat warna lebih banyak,
dan terjadinya pemendekan dan penebalan kromosom karena kromatid mengerut menjadi dua
spiral yang halus.Terjadinya pengerutan spiral-spiral yang halus dalam suatu matriks yang
mengelilinginya menyebabkan tak tampaknya dengan jelas pengerutan-pengerutan tersebut.

Kromosom selanjutnya akan berkumpul di tengah-tengah nukleus (inti sel) dan di dalam
plasma sel di luar intinya akan terbentuk benda-benda seperti jala, pada dua tempat yang
berlawanan seperti kutub, yaitu kutub atas dan kutub bawah yang dihubungkan oleh benang-
benang plasma yang keluar dari masing-masing kutub tersebut. Bersamaan dengan terbentuknya
kromosom tersebut, membran inti beserta butir halusnya (nukleolus) akan menghilang, sehingga
kromosom tersebut tampak berkumpul di tengah-tengah sel di dalam sitoplasma. Kemungkinan
benang-benang plasma yang keluar dari masing-masing kutub itu hanya sebagai pendorong
kromosom, hal ini karena benang-benang plasma itu hanya sampai pada kromosom-kromosom
tersebut. Jadi benang-benang plasma (framoplast) akan mendesak kromosom ke tengah-tengah.

Apabila keadaan fiksasi sekitar kromosom itu baik, pada akhir profase ini seringkali kromosom
dapat dihitung jumlahnya dan pada tiap kromosom dapat terlihat adanya sentromer (tempat pada
kromosom dimana bagian-bagiannya belum jelas menunjukkan rangkap dua). Selanjutnya dapat
dikemukakan pula bahwa semua sentromer letaknya berdekatan antara satu ddengan lainnya
yaitu pada sisi inti selnya.

d. Prometafase (metaphase awal)

Metafase awal merupakan tahapan dalam proses pembelahan sel, dimana terjadi perubahan
besar diantaranya dinding inti dan butir halus nucleolus menjadi hilang sama sekali, berganti
dengan terbentuknya gelendong inti seperti halnya kumparan dengan kutub atas dan kutub bawah
tadi. Dalam kejadian ini tampak dengan jelas hubungan antara benang-benang fragmoplas (yang
menghubungkan kutub-kutub) dengan sentromer dari kromosom. Selanjutnya dalam gelendong
inti terjadi gerakan-gerakan kromosom yang seolah-olah diatur oleh sentromer, dengan gerakan-
gerakan bagian-bagian lain dari kromosom yang berlangsung secara pasif.
e. Metaphase Akhir

Dalam tahapan ini terjadi penempatan kromosom pada bidang ekuatorial atau pada bidang
tengah, yaitu tampak seperti papan sehingga disebut papan metaphase atau papan inti. Dalam
perwujudan bentuk yang demikian sentromer-sentromer akan berada di tengah-tengah (ekuator)
sedangkan benang-benang kromsom yang panjang terletak jauh di luar ekuator. Dalam keadaan
demikian sentromer-sentromer masih tetap belum membagi serta menghubungkan kedua
kromatid. Bagian sentromer ini menghadap ke kutub dapat dikatakan lebih dekat jika dibanding
dengan bagian-bagian kromosom lainnya yang telah saling berbelit atau berkelokan.

Apabila keadaan diatas diperhatikan dengan menggunakan mikroskop , akan tampak pada
bidang ekuator suatu wujud bagaikan bintang, sehingga tahapan ini sering juga disebut tahapan
bintang (stadium aster).

f. Anafase awal

Pada tahapan ini ternyata bahwa tiap-tiap kromatid berada pada bidang ekuator. Mulai tertarik
ke kutub-kutubnya seakan-akan telah menunjukkan terjadinya pemisahan-pemisahan, yang
berlangsung dari kromatid-kromatid tadi pada sentromer-sentromer yang kenyataannya sekarang
membelah.

Dalam kejadian ini tampak seakan-akan sentromer-sentromer itulah yang mengatur gerakan-
gerakannya, seakan-akan telah terjadi tarikan-tarikan ke kutub (atas dan bawah) oleh benang-
benang fragmoplas yang melekat pada sentromer, sedangkan benang-benang dari kromosom
mengikutinya secara pasif.

Benang-benang yang telah dijelaskan diatas yaitu benang-benang fragmoplas, biasanya disebut
benang-benang tarik dan benang-benang yang berjalan dari kutub ke kutub, biasanya disebut
benang-benang penyokong atau benang peluncur.Baik benang tarik maupun benang penyokong
terdiri dari satu berkas halus dan lazimnya disebut fibril.

g. Anaphase akhir

Pada tahapan ini pembelahan telah berlangsung dengan tegas, dimana kedua kromatid dari
masing-masing kromosom tampak dengan jelas saling menjauhi bidang ekuator, dan berkumpul
pada kutub-kutubnya.

Dengan menggunakan mikroskop tampak dengan jelas bahwa di tengah-tengah sel seakan-akan
telah terbentuk dua buah bintang. Sehubungan dengan bentuk dua bintang yang tampak maka
tahapan ini sering juga disebut tahapan stadium diaster.

h. Telofase awal
Pada tahapan ini kromatid atau belahan-belahan kromosom telah berada pada kutubnya masing-
masing dari gelendongan inti. Dan disekitar kromosom dinding-dinding baru pada intinya telah
terbentuk pula, yang selanjutnya kromosom menjadi satu serta membentuk lagi benang-benang
yang tidak menentu bentuknya. Demikian pula halnya dengan butir-butir halus (nucleolus) yang
biasa terdapat pada inti menjadi tampak kembali dan terbentuk pada suatu penggentingan dari
satu pasangan kromosom tertentu. Adanya kadar air yang bertambah dan berkurangnya
nucleoprotein menjadikan kromosom pada tahapan ini menjadi berkurang kemampuannya untuk
melakukan penyerapan zat warna.

i. Telofase akhir

Tahapan ini ditandai dengan terbentuknya dua buah inti sel baru, yang merupakan inti sel anak
sebagai hasil pembelahan. Tentang terbentuknya membrane pada sel-sel baru dapat dikemukakan
bahwa benang-benang fragmoplas yang ada disekitar ekuator mengalami penebalan, dan
penebalan ini pada akhirnyaakan saling mendekati sehingga selanjutnya bersentuhan antara satu
dengan lainnya. Dengan demikian maka antara kedua inti anak sel itu dapat terbentuk membrane
sel baru, sehingga dari satu sel induk terjadi dua sel anak yang merupakan sel-sel baru dengan
jumlah kromosom masing-masing sama dengan kromosom sel induk. Selanjutnya sel anak
tersebut setelah melalui periode tertentu akan menjadi sel dewasa yang siap untuk melakukan
pembelahan dan demikian seterusnya.

Dalam hal pembentukan membran sel yang baru sehubungan dengan berlangsungnya
pembelahan sel secara mitosis dapat terjadi secara simultan (secara sekaligus atau serempak). Di
samping dapat pula terjadi secara berangsur-angsur, yang disebut succedan (suksedan). Tentang
pembentukan membran sel baru dalam kedua cara ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Simultan: pembentukan membran sel baru umumnya berlangsung pada sel-sel yang kecil
di mana vakuola pun kecil-kecil.

b. Suksedan: pembentukan membran sel baru umumnya berlangsung pada sel-sel yang besar
di mana vakuolanya yang besar terdapat pula di dalamnya. Dalam pembelahan, inti selnya akan
bergerak dari kiri ke kanan diikuti dengan terbentuknya membran sel yang baru. Pada sel-sel
kambium misalnya, pembelahan inti sel berlangsung secara membujur, membran selnya
berlangsung secara suksedan yang dimulai dari bagian tengah selnya. Selanjutnya dalam hal ini
benang-benang fragmoplas mulai melangsungkan penebalan-penebalan baru, baik ke bagian kiri
dan ke bagian kanan dari selnya.

Dalam hal berlangsungnya pembelahan sel smatis dari ujung-ujung akar tumbuhan (yang akar-
akarnya masih aktif, atau hidup) dapat dikatakan bahwa setiap inti sel membelah mengalami
semua tahapan berlangsungnya pembelahan (siklus pembelahan) dari interfase ke interfase
berikutnya. Pada preparat-preparat yang telah difiksasi serta diberi pewarnaan, walaupun
keadaannya memang rumit, kita seyogianya harus dapat merekonstruksi siklus pembelahan yang
telah berlangsung. Dinyatakan rumit terutama karena pada tahapan pemula dan tahapan akhir
memang sulit sekali dapat difiksasi dengan baik. Akan tetapi keadaannya demikian, dengan jalan
melakukan pengamatan pada pembelahan-pembelahan ini sel dan pembelahan selnya yang ada
dalam jaringan-jaringan yang aktif (hidup), maka kebenaran dari rekonstruksi yang dilakukan
dapat kita kaji.

3. Pembelahan Secara Meiosis (Reduksi= “Heterotypic Divison”)

Pembelahan sel secara meiosis atau reduksi yang sering pula dinyatakan sebagai pembelahan
“heterotypic divison”, berlangsung dalam bentuk sel-sel klamin. Dengan demikian sangat
berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yang melangsungkan pembiakannya secara generatif.

Mengenai sel kelamin ini dapat dikemukakan bahwa sel-sel tersebut mempunyai inti yang
haploid yaitu inti dengan jumlah n khromosom, sedangkan dalam zigotatau hasil peleburan dua
sel kelamin ternyata kromosomnya tidak bersatu. Dengan demikian maka tentunya dalam inti
zigot akan terdapat diploid yaitu 2n kromosom. Seluruh kromosom dalam satu sel klamin adalah
satu genom, dengan demikian maka sel diploid merupakan dua genum dan dari dua genum ini
akan terdapat dua kromosom yang memiliki kesamaan-kesamaan dalam bentuk, besar, serta
jumlah gen yang ada padanya. Kromosom demikian adalah khromosom geminusatau kembar dan
disebut kromosom homolog. Kromosomnya itu satu berasal dari sel kelamin jantan dan satunya
lagi dari sel klamin betina.

Dalam pembentukan sel-sel kelamin berasal dari sel ini tentunya jumlah kromosomnya harus
mengalami pengurangan, jelasnya dari 2n menjadi n. Sebab tanpa berlangsungnya reduksi maka
bila terjadi perkawinan, jumlah kromosomnya kan menjadi berlipat ganda. Dalam garis besarnya
sel cara meiosis berlangsung melalui dua tingkatan.

a. Pada Tingkat Pertama

Pada tingkat pertama ini pengurangan (reduksi)dalam jumlah kromosom memang benar-benar
terjadi, dan kegiatannya berlangsung dalam 4 tahapan, sebagai berikut:

1) Profase I: pada tahapan inikegiatan-kegiatannya dapat dibedakan atas 5 subfase, yaitu:

(a) Leptonema, dalam sub fase ini inti sel memperlihatkan adanya benang-benang halus yang
keadaannya berlekuk-lekuk, tapi masih sulit untuk menentukan apakah benang-benang halus itu
tunggal atau rangkap dua.

(b) Zygonema, permulaan terbentuknya kromosom yang homolog, pada tingkat ini dapat
terlihat adanya gerakan saling mendekati dari khromosom homolog, yang selanjutnya
membentuk suatu geminus. Peristiwa perkawinan khromosom tersebut disebut sinapsis. Geminus
yang dibentuknya itu bermula dari sentromer dan berlanjut pada ujung-ujungnya.

(c) Pachynema, pada tingkatan ini dapatt dinyatakan bahwa pembentukan geminus telah
sempurna, yang dalam keadaan ini tampaknyadalam inti terdapat setengah dari jumlah
khromosom yang seharusnya ada.

(d) Diplonema, kromosom yang telah membentuk geminus pada tingkatan ini melakukan
pembelahan secara membujur, dengan demikian akan tampak terbentuknya 4 buah khromatid
dari masing-masing geminus. Keempatnya akan berpasangan kemudian tiap pasangan akan
saling menjauhkan diri, walaupun tampaknya demikian, terdapat suatu tempat pada geminus
yang memperlihatkan tetap adanya hubungan. Pada tempat yang dimaksud letak 2 kromatid yang
berada di sebelah dalam persilangkan sedang 2 kromatid lagi yaitu yang letaknya di bagian
paling luar berada dalam keadaan bebas. Tempat titik persilangan tersebut disebut chiasma
(hiasma). (Dalam ilmu Genetika disebut: “crissing over”).

(e) Diakenese, gulungan-gulungan bagaikan spiral tampak pada tingkatan ini, yang makin lama
tampak makin rapat, disebut kromonema, kromosom-kromosom tampak bertambah tebal, letak
geminus-geminusnya pada bidang ekoator terdapat di pinggir inti dan belum teratur.[12]

2) Metafase I: pada permulaan dari tahapan ini membran nukleus dan nukleolusnya (butir-
butir inti) keadaannya seperti tidak tampak lagi (menghilang) dan selanjutnya merupakan awal
terbentuknya benang-benang fragmoplas. Serta geminus-geminus dengan sentromernya tampak
mulai bergerak ke arah bagian-bagian kutubnya, yang selanjutnya melakukan penempatan dari
pada bidang ekouatornya.

Ekoilibrium atau keadaan yang seimbang di mana geminus-geminus telah berhasil menempatkan
diri secara keseluruhannya pada bidang ekuator ternyata telah tercapai pada akhir dari tahapan
ini.

3) Anafase I: pada tahapan ini tampak masing-masing bagian seperduanya dari geminus
melakukan serakan ke arah kutub masing-masing yang selanjutnya berkumpul pada masing-
masing kutubnya tersebut.

4) Telofase I (interkenese): kegiatan-kegiatan selanjutnya yang berlangsung dalam tahapan


ini adalah pembentukan dua buah inti sel di dalam selnya. Kromosom-kromosom yang
terkandung dalam inti sel anak masing-masing adalah n, yang jumlahnya seperdua dari jumlah
kromosom induk selnya. Jumlah yang demikian ini jelas telah merupakan pengurangan (reduksi)
yang telah berlangsung pada jumlah khromsom yang sebenarnya. Pembelahan demikian ini
disebut pembelahan reduksi.
b. Pada Tingkat Ke Dua

1) Metafase II: masa interkenese di atas merupakan masa istirahat. Awal matafase II
berlangsung setelah masa interkenese tersebut, di mana kedua intisel anak itu mulai lagi
melangsungkan kegiatan-kegiatan pembelahan inti yang mengarah pada pembelahan tingkat
kedua. Pembelahan ini merupakan pembentukan sel-sel kelamin. Dalam hal ini prosesnya tidak
ada perbedaan dengan pembelahan mitosis dari inti sel anak. Kecuali mengenai letak ekuatornya
di mana pada metafase II ini dapat di katakan bahwa letaknya akan tegak lurus pada bidang
ekuator dari pembelahan tingkat I.

2) Anafase II: pada tahapan in tampak kromosom-kromosom inti sel anak masing-masing
telah melakukan pembelahan dan masing-masing telah jelas melakukan pemisahan-pemisahan.

3) Telofase II (tetrade): pada tahapan ini yaitu tahapan setelah selesainya pembelahan
tingkat dua, selanjutnya terdapat 4 buah sel klamin yang masing-masing bersifat haploid (n
kromosom) yang berasal dari sel induk yang bersifat diploid (2n kromosom). Reduksi di sini
disebut pembelahan tetrade.

Hasil meiosis berupa satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing –
masing haploid (n), jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya,
pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel generative atau sel-sel gamet seperti sperma dan
ovum (sel telur).

Anda mungkin juga menyukai