Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sitologi
Nama sitologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kytos yang berarti ruang kosong
atau sel, dan logos yang berarti ilmu. Sehingga dapat didefiniskan bahwa sitologi
merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Tahun 1839
merupakan pertama kalinya sitologi dinyatakan sebagai salah satu cabang ilmu
dengan teori sel pertama yang disusun secara akurat berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan para ilmuwan pada tahun tersebut. Teori ini menyatakan bahwa
semua makhluk hidup baik manusia, tumbuhan, maupun hewan sama-sama terdiri
atas satu atau lebih unit serupa yang disebut sel. Teori sel menyatakan bahwa
melalui pembelahan sel sifat-sifat herediter diturunkan dari generasi ke generasi.
Pembelahan sel umumnya memiliki periode siklus yang teratur dan berjangka
waktu di mana sel tumbuh, membelah, atau mati. Hampir semua sel melakukan
fungsi biokimia, menghasilkan dan mentransmisikan energi, dan menyimpan data
genetik yang dibawa ke generasi sel selanjutnya.
Ukuran, bentuk, pergerakan, dan struktur sel sangat bervariasi dari organisme
satu dengan yang lainnya. Sel bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil, umumnya
berkisar antara 0,5-5μm. Diameter sel tumbuhan dan hewan umumnya berkisar
antara 0,00036-0,00108 inci (10-30 mm). Struktur sel antara organisme bersel
tunggal dengan organisme multiseluler juga berbeda. Pada sel prokariota (misalnya
bakteri) tidak memiliki nukleus dan tidak memiliki organel yang tertutup membran.
Sedangkan sel tumbuhan memiliki nukleus, membran sel dan dinding sel. Struktur
sel hewan hampir sama seperti struktur sel tumbuhan, hanya saja pada sel hewan
tidak memiliki dinding sel. Perbedaan sel berdasarkan pergerakannya yaitu terdapat
beberapa sel yang pergerakannya cepat dan memiliki struktur yang dapat berubah,
terdapat juga sel yang cenderung tidak bergerak dan memiliki struktur tetap.
Keragaman lainnya dapat dilihat berdasarkan kebutuhan O2, terdapat sel yang
membutuhkan O 2 untuk hidup, ada juga sel yang tidak membutuhkan O2 untuk
hidup.
Sitologi berbeda dengan histopatologi, sitologi lebih fokus pada struktur, fungsi
dan biokimia sel normal dan abnormal. Sedangkan histopatologi membahas
perubahan sel yang disebabkan oleh suatu penyakit yang ditandai dengan
pembusukan dan kematian. Selain itu perbedaan utama antara pemeriksaan
histopatologi dan sitologi yaitu pada pemeriksaan histopatolologi akan tampak
struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan sitologi hanya tampak gambaran
sel-sel nya tanpa terlihat struktur jaringannya. Sitologi juga mempelajari tentang
ilmu genetika yang ada di dalam sel, hal ini sering disebut dengan sitogenetika.
Sitogenetika membahas tentang korelasi antara sel dengan genetik yang ada di
dalam sel tersebut, khususnya kromosom. Sitogenetika juga menjelaskan tentang
struktur, jumlah, fungsi kromosom, serta perubahan yang terjadi pada kromosom
selama proses meiosis dan mitosis.
1.2 Kromosom
Dalam inti setiap sel, molekul DNA dikemas ke dalam struktur seperti benang
yang disebut kromosom. Setiap kromosom terdiri dari DNA yang melingkar rapat
berkali-kali di sekitar protein yang disebut protein histon yang mendukung
strukturnya. Kromosom dalam inti sel tidak dapat dilihat langsung oleh mata,
bahkan di bawah mikroskop ketika sel tidak membelah kromosom juga tidak dapat
dilihat. Selama pembelahan sel kromosom dapat terlihat jelas di bawah mikroskop.
Sebagian besar dari apa yang peneliti ketahui tentang kromosom dipelajari dengan
mengamati kromosom selama pembelahan sel.
BAB II
PENGENALAN ALAT ANALISIS SITOLOGI
BAB III
PENGENALAN BAHAN ANALISIS SITOLOGI

HCL 1N Asam Asetat 45%

Aceto orcein 2%

Anda mungkin juga menyukai