emisi sehingga dihasilkan suatu deret emisi. Uranium-238 meluruh menjadi torium-234 dan
akan berlanjut sampai dengan terbentuk inti yang stabil yaitu timbal-206.
Ada beberapa jenis partikel yang dipancarkan pada saat radioisotop meluruh, di antaranya :
Berikut ini beberapa contoh reaksi peluruhan radioisotop dan partikel yang dipancarkannya.
Isotop uranium dengan nomor atom 92 (jumlah proton = 92) dan nomor massa 238 (jumlah
neutron = 146) bersifat tidak stabil karena perbandingan n dan p > 1. Untuk mencapai
keadaan yang lebih stabil, isotop akan meluruh menjadi dengan memancarkan
partikel alfa.
Isotop sesium dengan nomor atom 55 (jumlah proton = 55) dan nomor massa 137 (jumlah
neutron = 82) bersifat tidak stabil karena perbandingan n dan p > 1. Untuk mencapai keadaan
yang lebih stabil, isotop akan meluruh menjadi dengan memancarkan partikel
beta.
Pemancaran sinar gama terjadi pada atom dalam keadaan tereksitasi (bersifat tidak stabil).
Perpindahan dari keadaan tereksitasi menjadi keadaan stabil dengan energi yang lebih rendah
terjadi dengan disertai pemancaran sinar gama. Peluruhan jenis ini biasanya merupakan
kelanjutan dari peluruhan alfa atau beta. Misalnya peluruhan kobalt-60 menjadi nikel-60
yang memancarka sinar gama
* = keadaan tereksitasi
Partikel positron mirip dengan partikel beta. Hanya saja, positron bermuatan positif,
sedangkan beta bermuatan negatif.
Pada reaksi ini, isotop yang tidak stabil meluruh menjadi isotop yang bersifat
lebih stabil. Meskipun demikian, isotop masih bersifat tidak stabil karena
perbandingan jumlah neutron dan protonnya masih >1. Oleh karena itu, masih dapat
meluruh hingga berubah menjadi isotop yang stabil (n : p = 1). Untuk mencapai keadaan
tersebut, diperlukan sekitar 14 kali reaksi peluruhan. Perhatikanlah grafik berikut.
Gambar tersebut
menunjukkan 14 reaksi
peluruhan, dimulai
dari isotop yang tidak
stabil hingga mencapai
kestabilannya (isotop
). Kumpulan reaksi
peluruhan seperti itu disebut
deret radioaktif.
5. Waktu Paruh
Keterangan:
7,1 × 108
Radioisotop alam
1,4 × 1010
1,3 × 109
30
28,1
0,022
6. Reaksi Fisi
Jika suatu radioisotop berat (nomor atom >83) ditembak oleh suatu partikel, radioisotop
tersebut akan terbelah menjadi dua unsur yang lebih ringan. Reaksi semacam ini disebut
dengan reaksi fisi. Misalnya, penembakan isotop oleh partikel neutron.
Gambar 5. Reaksi fisi uranium-235 menunjukkan salah satu dari sekian banyak pola reaksi
fisi.
Penembakan ini akan menghasilkan dua isotop yang lebih ringan ( dan ) serta 3
partikel neutron dan disertai energi. Reaksi fisi uranium ini dipublikasikan oleh Lise Meitner.
7. Reaksi fusi
Kebalikan dari reaksi fisi adalah reaksi fusi, yaitu reaksi antara dua inti atom ringan (nomor
atom <5) yang bergabung menjadi inti yang lebih besar. Contohnya, reaksi antara deuterium
dan tritium yang menghasilkan isotop helium dan neutron.
Jauh sebelum manusia mengenal reaksi fusi, Tuhan telah menciptakan reaksi fusi pada
matahari yang energinya sangat besar sehingga bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup di
Bumi. Pada matahari, terjadi reaksi fusi yaitu reaksi isotop hidrogen pada matahari yang
menghasilkan isotop helium. Setiap detiknya, lebih dari 4 juta ton materi diubah menjadi
energi di dalam inti matahari. Dapatkah Anda bayangkan apa yang terjadi jika
energi Matahari tersebut habis?
https://amaldoft.wordpress.com/2015/10/24/kestabilan-inti-radioaktif/
A. Pita kestabilan
Dalam pita kestabilan, ditemukan bahwa kestabilan suatu inti atom ditentukan oleh
perbandingan jumlah neutron dan proton. Plot jumlah neutron terhadap jumlah proton dari
semua isotop yang sudah dikenal, baik isotop stabil maupun isotop radioaktif disebut peta
isotop. Sementara, pita kestabilan adalah Isotop-isotop stabil yang terletak dalam suatu
daerah berbentuk pita.
PITA KESTABILAN
Suatu nuklida bisa memiliki proton > neutron, begitu juga sebaliknya. Nah, karena adanya
grafik pita kestabilan, maka nuklida yang tidak stabil terbagi atas 3 jenis: