Oleh :
Golongan N1/Kelompok 4B
Putri Maulidya Fitri 211510101003
Ahmad Zaki Naufal 221510101083
BAB 1. PENDAHULUAN
dalam bekerja (khususnya siswa atau mahasiswa) dalam menggunakan bahan kimia
tersebut (Al-Zyoud et al.2019)
Pengenceran bahan kimia harus dilakukan dengan benar sesuai dengan
konsentrasi yang ditentukan. Oleh karena itu pengenceran larutan harus
dipersiapkan dengan baik seperti perhitungan larutan yang digunakan sampai
menjadi bahan terlarut. Pengenceran akan mudah apabila sudah menghitung
volume larutan yang sebelum diencerkan ataupun volume yang sudah diencerkan
(Astuti dkk., 2018).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami arti bahan
kemikalian dan simbol yang tertera pada setiap produk kemikalian yang digunakan
di laboratorium bioteknologi supaya praktikan dapat meminimalisir dan
mengetahui cara pencegahannya.
3
mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran. Pengenceran akan mudah apabila sudah menghitung volume larutan
yang sebelum diencerkan ataupun volume yang sudah diencerkan (Astuti dkk.,
2018).
2.4 Alkohol
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai satu bahkan lebih atom
hidrogen dalam alkana digantikan oleh sebuah gugus hidroksil. Alkohol memiliki
struktur hampir sama dengan air, akan tetapi terdapat pembeda yang terletak pada
satu hidrogen diganti dengan satu gugus alkil. Alkohol biasanya digunakan untuk
sterilisasi alat agar tidak terjadi kontaminasi serta untuk melarutkan senyawa yang
tidak bisa dilarutkan menggunakan air. Salah satu sifat dari alkohol yaitu memiliki
titik didih yang tinggi dari hidrokarbon lain sehingga ketika proses pemanasan
menjadi cepat ketika menggunakan alkohol (Rasyid dkk., 2021).
5
membuat larutan pengenceran sesuai dengan hasil perhitungan tadi yaitu menakar
5 ml aquadest dan 15 ml aquadest.
4.1 Hasil
4.1.1 Pengenalan simbol bahan kimia laboratorium berbahaya dalam analisis
tanaman dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
NO Gambar Nama Deskripsi
Simbol
1 Bahan Bahan bersifat
Beracun beracun yang ditandai
dengan notasi “toxic”,
dapat menyebabkan
(T) sakit serius bahkan
kematian bila tertelan
atau terhirup.
Cara Pencegahan :
Hindari kontak
langsung,
menggunakan
masker/sarung
tangan/kacamata saat
bekerja menggunakan
bahan ini.
8
Cara Pencegahan :
Hindari kontak
langsung, menggunakan
masker/sarung
tangan/kacamata saat
bekerja
menggunakan
bahan ini.
4.2 Pembahasan
Kemikalia adalah zat murni atau campuran beberapa elemen kimia.
Kemikalia atau yang sering disebut dengan bahan kimia umumnya mempunyai
beberapa jenis. Jenis tersebut dapat dibedakan dari segi nama dan simbol yang
tertera di label produk bahan kimia tersebut. Simbol tersebut menjelaskan cara
menyimpan, cara pembuangan hingga cara mengatasi apabila kontak langsung
dengan bahan kimia yang berbahaya. Penyimpanan bahan kimia harus disesuaikan
dengan wujud zat, konsentrasi zat hingga kemudahan zat tersebut menguap. Bahan
yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
Sedangkan bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol
plastik. Selain itu, bahan yang dapat berubah wujud ketika terkena matahari
langsung harus disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
Apabila terdapat Bahan berbahaya dan bahan korosif, sebaiknya disimpan terpisah
dari bahan lainnya. Pengambilan bahan kimia dari botol secukupnya saja sesuai
kebutuhan, dan sisa bahan praktikum disimpan dalam botol kecil, jangan
dikembalikan ke dalam botol induk, bertujuan untuk menghindari rusaknya bahan
dalam botol induk (Sidik dkk., 2018).
Kemikalia dalam penggunaannya harus hati-hati agar tidak terjadi
kecelakaan kerja saat di laboratorium. Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka
diperlukan penanganan secara cepat agar nyawa seseorang tetap tertolong.
Kecelakaan kerja saat di laboratorium sangat beragam mulai dari keracunan bahan
kimia berbahaya, terhirup gas beracun, dan terkena zat kimia yang bersifat korosif.
Beberapa kecelakaan tersebut memiliki cara penanganan yang berbeda-beda.
Keracunan bahan kimia berbahaya dengan tidak sengaja tertelan, maka korban
diberikan minum susu atau air minum sekitar 2 sampai 4 gelas. Setelah itu, korban
segera diperiksa ke dokter untuk menghindari kelanjutan dampak yang
ditimbulkan. Gas beracun yang terhirup oleh seseorang di laboratorium dapat
menimbulkan kematian tanpa disadari. Maka korban harus menyadari tanda-tanda
keracunan seperti pusing dan mengantuk. Ketika tanda keracunan disadari, korban
segera menghirup udara segar dari luar yang dapat dilakukan dengan membuka
jendela laboratorium agar udara dari luar masuk ke laboratorium sehingga gas
21
5.1 Kesimpulan
Upaya menghindari kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat kerja,
maka para pekerja laboratorium perlu mengetahui sumber-sumber bahaya di
laboratorium, simbol-simbol bahan kimia berbahaya dan kegiatan laboratorium
yang dapat menimbulkan kecelakaan. Bahan bakar meliputi bahan mudah terbakar,
bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang berbahaya.
Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam industri maupun
laboratorium merupakan masalahyang signifikan, baik karena sifatnya yang
berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya.
5.2 Saran
Penggunaan alat-alat laboratorium harus secara hati-hati dan rutin pemeliharaan
serta melakukan kalibrasi pada alat-alat tersebut dengan tujuan mempertahankan
keakuratan. Dan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa pertanian khususnya
agronomi dengan tujuan mahasiswa mampu mengetahui nama alat dan fungsinya
dengan baik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zyoud, W., Qunies, A. M., Walters, A. U., & Jalsa, N. K. 2019. Perceptions of
chemical safety in laboratories. Safety, 5(2), 21.
Astuti, N. P Widya., Suaniti, N. M., Mustika, I G. 2018. Validasi Metode Dalam
Penentuan Kadar Etanol Pada Arak Menggunakan Kromatografi Gas
Detektor Ionisasi Nyala. Jurnal Kimia, 12 (2).
Persson, L., Karlsson-Vinkhuyzen, S., Lai, A., Persson, Å., & Fick, S. (2017). The
globally harmonized system of classification and labelling of chemicals—
explaining the legal implementation gap. Sustainability, 9(12), 2176.
Rasyid, N. Q., Muawanah, M., & Suardi, S. 2021. Metode Sederhana Untuk
Mendeteksi Keracunan Alkohol Dalam Saliva. Jurnal Media Analis
Kesehatan, 12(2), 86-93.
Sidik, W. A., Sunardi, Supriyanto. 2018. Model Manajemen Persediaan Dan
Kontrol Kemikalia Di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Soedirman. Jurnal Pembelajaran
Kimia, 3(2), 31-34.
Subamia, I. D. P., , I. G. N. Sriwahyuni., dan N. N. Widiasih. 2019. Analisis Resiko
Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Jurnal Matematika,
Sains dan Pembelajaranya, 13 (1) : 49-70.
Usman, M., & Tejamaya, M. (2022). Penilaian Risiko Inhalasi Penggunaan Bahan
Kimia pada Air Umpan Boiler di Fasilitas Produksi Minyak dan Gas di PT X.
Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(1), 23-35.
24
LAMPIRAN
25
26