Anda di halaman 1dari 8

E-ISSN : 2527-712X

Vol.7(no.1) Juni 2022, 15-22

Jurnal Analis Laboratorium Medik


Avalilable Online http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/ALM

PENTINGNYA MEMAHAMI BAHAYA BAHAN KIMIA SERTA


HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA DI LABORATORIUM

Sabrina Nadillah1, Sifa Nuraeni2, Rida Oktorida3


123
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayas
Email:
sabrinanadillah10@gmail.com1,syipanuraeni55@gmail.com2,
rida.khastini@untirta.ac.id3.

ABSTRAK

Health and safety of the work are one important part of engaging in an activity. The purpose of this
study is to understand more chemicals and their relation to the health and safety of the work in the
laboratory. By knowing the signs of danger from chemicals as well as by minimizing the risks that can come
from such chemicals. Chemicals have a distinctive symbol of danger based on their properties, which are
corosive, explosive, harmfull, toxic, oxidizing, and dangerous for the environment. Each chemical is ata
different risk, so each risk may be minimized by considering lab safety and health procedures, which is by
considering every rule in the laboratory, such as using self - protection tools as lab coats, gloves, footwear,
and masks could surely reduce the risk of an accident in the laboratory.

Keywords : chemicals; Health and safety of the work; Symbol of danger; Risk.

Universitas Sari Mutiara Indonesia


15
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

PENDAHULUAN akibat sentuhan terhadap bahan bersifat iritant


Laboratorium adalah tempat untuk (amonia, dioksan) yang dapat menyebabkan
melakukan percobaan, pengamatan, dan iritasi pada kulit dalam jumlah kecil. Bahan
latihan serta pengujian konsep teknologi toksik (trikloroethane, tetrachlorometana)
dan pengetahuan (Harefa et al., 2021). apabila tertelan, terhirup atau terserap oleh kulit
Laboratorium merupakan jantung dari akan menimbulkan penyakit yang kronis,
akivitas pembelajaran IPA terutama dalam hingga kematian (Zeverdegani, et al., 2016).
pembelajaran kimia, karena laboratorium Dari risiko bahaya bahan kimia di atas, perlu
adalah tempat mencoba, melihat, dilakukan penanganan dalam mengendalikan
mengevaluasi teori-teori ilmiah yang bahaya yang timbul dari bahan kimia (Aulia,
dipelajari hingga siswa mendapatkan 2018).
pengetahuan yang lebih baik tentang IPA Kecelakaan kerja adalah dampak yang
(Wiratma, 2014). Ilmu yang memerlukan perlu diperhatikan dan dicegah, maka hal ini
kegiatan praktikum dalam melaksanakan harus dihindari dan diantisipasi supaya tidak
pembuktian atau percobaan yang terstruktur terjadi (Harjanto, 2011). Oleh karena itu, dalam
adalah pembelajaran IPA (sains)(Zuhra, memperhatikan kesehatan dan keselamatan
2021). Percobaan atau penelitian atau kerja dalam laboratorium terhadap bahan kimia,
praktikum yang dilakukan dalam perlu diperhatikan penyimpanan, pengelolaan
laboratorium berkaitan dengan penggunaan dan penggunaannya (Sardi, 2018).
bahan kimia berbahaya. Penggunaan bahan Penyimpanan zat dan bahan kimia yang benar
kimia berbahaya tentunya akan berisiko, juga merupakan salah satu strategi untuk
baik bagi kesehatan pengguna, pekerja, atau mengurangi risiko kecelakaan di laboratorium
pun terhadap lingkungan (Subamia et al., (Raharjo, 2017). Eksperimen yang dilakukan
2019). oleh pengguna laboratorium yang kurang
Salah satu risiko yang tidak terduga pemahaman serta tidak mengetahui bahaya dan
dan dapat menimbulkan bahaya di risiko yang akan ditimbulkan dari bahan kimia
laboratorium adalah kadar racun yang yang digunakan akan menimbulkan kecelakan
terdapat pada berbagai bahan kimia. Tidak kerja dalam laboratorium (Sardi, 2018).
ada zat kimia yang sepenuhnya aman, Salah satu syarat penting pada
karena semua bahan kimia dapat pengembangan ilmu pengetahuan serta
menimbulkan efek toksis terhadap teknologi suatu bangsa dan nilai yang akan
kehidupan dalam berbagai bentuk. bertambah dengan naiknya kapasitas, inovasi
Beberapa bahan kimia dapat menimbulan serta kreativitas yaitu keselamatan dan
efek bahaya setelah terpapar pertama kali, kesehatan kerja atau K3 (Danjie, 2016). Pada
contohnya asam nitrat koroif. Beberapa dasarnya keselamatan merupakan kebutuhan
bahan dapat menimbulkan efek bahaya dan menjadi naluri dari tiap makhluk hidup.
setelah terpapar berulang kali atau jangka Pekerjaan dalam kondisi buruh dan memiliki
panjang, seperti karsinogen, klorometil, angka kecelakaan tinggi dapat mendorong
metil eter, dikloromethan, n-heksan dan berbagai kalangan dapat berupaya untuk
lainnya (Soeharto, 2013). meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja
Bahan kimia merupakan bahan yang (Fitriana dan Wahyuningsih, 2017).
tersedia di dalam laboratorium dan biasa Berdasarkan beberapa permasalahan di atas,
digunakan dalam kegiatan praktikum. tujuan dan pentingnya artikel ini dibuat untuk
Terdapat berbagai risiko (efek berbahaya) memberikan pemahaman lebih dalam
yang ditimbulkan bahan kimia pada menggunakan bahan-bahan kimia agar lebih
kesehatan manusia. Masalah kesehatan berhati-hati untuk terciptanya kesehatan dan
yang biasa dikenal adalah penyakit kulit, keselamatan kerja di laboratorium.
Universitas Sari Mutiara Indonesia
16
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
untuk mengetahui berbagai jenis bahaya
Korosif
yang ditimbulkan oleh bahan kimia, serta
(corrosive).
penanganan yang dapat dilakukan untuk
menghindari kecelakaan kerja saat Contoh : HCl,
menggunakan bahan kimia, yaitu asam sulfat,
melakukan penelitian dengan menggunakan natrium hidroksida.
studi pustaka. Dengan menggunakan studi Iritant (iritasi).
pustaka ini, peneliti mencari informasi dari Contoh : NaOH,
berbagai sumber, yaitu berasal dari artikel Cl2, C6H5OH.
jurnal.
Dari berbagai sumber jurnal ini,
peneliti mendapatkan informasi mengenai Berbahaya bagi
simbol-simbol bahaya, jenis bahaya yang lingkungan
ditimbulkan dari bahan kimia, serta (dangerous for the
penanganan agar terhindar dari kecelakaan environment).
kerja yang berbahaya bagi kesehatan.
Contoh: petroleum
bensin dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
stetraklorometan.
Tabel 1. Simbol-simbol bahaya bahan
kimia (Utomo, 2012; Sardi, 2018;
Subamia et al., 2019; Sangia, et al., Tabel 2. Nama bahan kimia dan efek yang
2018;) ditimbulkannya (Subamia, 2019; Indrawati,
2017)
Simbol
Sifat Bahan Zat kimia Efek yang ditimbulkan
Bahaya
Mudah terbakar KOH Jika terkena kulit dapat
(flammable).Contoh menyebabkan luka bakar
: minyak terpentin, parah.
alkohol, aseton. Silver Nitrat Memungkinkan terjadi
(AgNO3) kebakaran jika kontak
Pengoksidasi dengan bahan mudah
(oxidizing). terbakar.
Contoh : hidrogen
Metanol Jika tertelan atau
peroksida, kalium
(CH3OH) terhidup bisa
perklorat, asam
meyebabkan sakit parah
nitrat.
hingga kematian.
Mudah meledak
(explosive). NaOH Jika terkena kulit dapat
menyebabkan gatal-
Contoh : KCl3, gatal, iritasi, sampai
NH4OH, menimbulkan luka bakar
ammonium. pada kulit.
HCl Jika tertelan atau terkena
kulit dapat merusak
Universitas Sari Mutiara Indonesia
17
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Beracun (toxic). organ


Contoh : metanol tubuh,menyebabkan
(CH3OH), benzena gatal-
(C6H6), dan zat bahan kimia yang dianggap paling penting
karsinogen. untuk diperhatikan, mengingat dampak yang
ditimbulkan oleh kesalahan dalam penggunaan
gatal, iritasi, dan kulit bahan kimia laboratorium sangatlah besar.
dapat terkelupas. Tetapi menurut Syakbania (2017), laboratorium
KClO3 Jika terdapatsumber merupakan tempat untuk melakukan riset
percikan api atau ilmiah, eksperimen, serta pengukuran yang
panas serta tergesek berkaitan dengan bidang ilmu fisika kimia
atau terbentur dapat ataupun biologi.
membuat bahan ini Bahan kimia yang biasanya digunakan
meledak. untuk praktikum di laboratorium memiliki efek
negatif terhadap kesehatan. Menurut Subamia
Hidrogen Jika terkena bahan
et, al (2019), menyatakan bahwa resiko bahan
Peroksida organik serta bahan
kimia terhadap kesehatan antara lain, dapat
pereduksi dapat
menyebabkan iritasi, gatal-gatal, serta dapat
menyebabkan
mengakibatkan luka bakar. Bahan-bahan kimia
kebakaran dan
ini bila terakumulasi dalam organ-organ tubuh
menhasilkan panas
dengan jangka waktu yang panjang akan
Pertroleum Bahan ini dapat dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh. Bahan
bensin menyebabkan kimia yang bersifat korosif selain dapat
kerusakan ekosistem. merusak jaringan tubuh bila tidak sengaja
terkena kulit atau tertelan juga dapat
Propane Jika dekat dengan
menyebabkan iritasi, kulit gatal-gatal, bahkan
sumber api sangat
bisa membuat kulit terkelupas. Bahan kimia
mudah terbakar.
beracun dapat menyebabkan kematian bila
Kalium Jika tertelan dapat terpapar terus-menerus atau sampai masuk ke
sianida keracunan dan dalam tubuh melalui pernapasan, atau
berbahaya terhadap penyerapan melalui kulit. Bahan kimia harmfull
kesehatan, juga dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada
menyebabkan sakit kulit, dan dapat mengganggu sistem pernapasan
parah sampai bila terhirup. Bahan kimia bersifat explosive
kematian. mudah meledak dengan adanya per-cikan api
ataupun panas. Bahan kimia yang bersifat
Hasil dari studi pustaka bahaya bahan flammable mudah menyala karena memiliki
kimia yang menunjukkan bahwa setiap titik nyala yang rendah. Bahan kimia
bahan kimia memiliki bahayanya masing- pengoksidasi, dapat memicu terjadinya
masing. Bahan kimia ini berdasarkan kebakaran karena bahan ini mudah menguap,
sifatnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu hal ini akibat adanya reaksi bahan pengoksidasi
bahan kimia bersifat korosif atau bahan dengan panas maupun bahan lainnya. Bahan
yang dapat merusak jaringan tubuh, bahan dangerous for the environment, merupakan
kimia bersifat explosive atau bahan yang bahan yang berbahaya bagi lingkungan dan
mudah meledak, bahan kimia bersifat dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
flammable atau bahan kimia yang mudah
Universitas Sari Mutiara Indonesia
18
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

menyala atau terbakar, bahan kimia Salah satu bahan kimia yang biasanya
pengoksidator atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun
menyebabkan oksidasi, bahan kimia dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan
bersifat racun, bahan kimia bersifat iritant, adalah pestisida. Menurut Arif (2015) pestisida
dan bahan yang dapat berbahaya atau dapat yang masuk ke dalam lingkungan akan
mencemari bagi lingkungan. Jenis-jenis menstrategi pemisahan yang aman, proses
bahaya di atas merupakan jenis bahaya pemberian label pada setiap bahan kimia
yang biasanya terdapat pada kemasan bahan berdasarkan sifatnya, serta proses inventori.
kimia di laboratorium. Menurut Hasugian Penanganan untuk bahan yang bersifat
(2019), laboratorium kimia adalah suatu korosif dan beracun dapat dilakukan dengan
tempat untuk menganalisis serta mengolah beberapa cara, yaitu pencampuran, pengadukan,
berbagai macam pengaruhi kandungan baik pemanasan, dan pemindahan dilakukan dalam
pada sistem air tanah. Oleh karena itu ruangan khusus, menggunakan alat pelindung
pestisida ini sangat berbahaya bagi diri ketika berinteraksi langsung dengan bahan
lingkungan karena dapat memicu kimia serta alat pelindung ini harus tahan
kerusakan. Pestisida ini termasuk ke dalam terhadap sifat korosif dan memiliki daya
jenis campuran bahan kimia yang bersifat lindung tinggi, tidak diperkenankan untuk
dangerous fot the invironment. makan dan minum ketika berada di ruang
Efek atau risiko yang dapat laboratorium, laboratorium memiliki ventilasi
ditimbulkan dari menghirup bahan kimia udara yang baik (Harjanto et al., 2011). Untuk
terus-menerus adalah terjadinya gangguan bahan kimia yang mudah menyala atau terbakar
pernapasan, sakit kepala, serangan asma, dapat dilakukan penanganan, yaitu menjauhkan
dan risiko lainnya yang berkaitan dengan dari sumber panas, ruang laboratorium
saluran pernapasan (Rose& Tualeka, 2014). memiliki sirkulasi dan ventilasi yang baik, serta
Bila terhirup secara terus-menerus tentunya tersedia alat pemadamkebakaran api ringan.
akan menimbulkan efek yang sangat serius Sementara itu untuk bahan kimia oksidator
bahkan dapat mengancam nyawa. Oleh penanganan yang dapat dilakukan, yaitu dengan
karena itu, agar dapat terhindar dari segala menjauhkan dari sumber api atau panas,
risiko para pengguna laboratorium harus ruangan dingin dan berventilasi yang baik,
menggunakan APD yang lengkap mulai jauhkan dari bahan reduktor yang mudah
dari masker medis, kacamata pelindung, terbakar, hindarkan dari sumber api atau panas.
sarung tangan, serta jas lab sebagai Pengetahuan akan seluk beluk laboratorium
pelindung tubuh, dari cipratan atau mulai dari peralatan dan bahan kimia haruslah
tumpahan bahan kimia (Marlina, 2016). dikuasi oleh setiap praktikan atau pengguna
Bahan kimia baik yang padat, cair, maupun laboratorium sehingga dapat terlindungi dari
gas pasti memiliki risiko bahaya yang dapat berbagai risiko yang diakibatkan oleh
mengancam keselamatan jiwa (Sidoretno & kurangnya pemahaman mengenai laboratorium
Oktaviani, 2018). (Liswanti & Nugraha, 2021).
Agar terhindar dari segala risiko yang Hendrawan (2020), menyatakan bahwa
membahayakan dari setiap bahan kimia keselamatan kerja merupakan suatu keadaan
maka diperlukan penanganan bahan kimia aman bagi badan, jiwa dan sosial yang
yang sesuai dengan sifat bahayanya. Hal ini memungkinkan untuk melakukan kegiatan
bertujuan agar meminimalisir terjadinya secara sehat dan optimal sehingga tidak
kecelakaan akibat dari penggunaan bahan membahayakan diri sendiri serta orang-orang di
kimia di laboratorium. Setiap bahan kimia sekitarnya.Segala risiko kecelakaan di
memiliki sifat fisik dan kimia yang laboratorium dapat dikurangi maupun dihindari
berbeda-beda, maka cara penyimpanan atau apabila segala prosedur keselamatan kerja
Universitas Sari Mutiara Indonesia
19
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

penanganannya harus berdasarkan sifat dipatuhi dan dijalankan dengan benar. Menurut
bahaya dari bahan tersebut, diberi seperti tidak mematuhi aturan keselamatan diri
pelabelan, pendataan berdasarkan nomor
dengan tidak memakai APD, melakukan
katalog (Nurhasanah dan Deliani, 2014).
Menurut Raharjo dan Harjanto (2017), kegiatan yang tidak suesuai prosedur, bekerja
kebutuhan bahan kimia berbeda-beda dan sambil bercanda, meletakkan alat dan bahan
jumlahnya pun tidak sama, maka diperlukan sembarangan dan lain sebagainya.
cara penanganan tersendiri agar Cahyaningrum (2020) terdapat beberapa
pelayanannya mudah dan cepat. Maharani upaya yang dapat dilakukan untuk tiap bahan
& Sasi (2019) menyatakan bahwa dalam kimia memiliki resikonya masing-masing, yaitu
penyimpanan bahan kimia harus mengikuti gatal-gatal pada kulit, menyebabkan
SOP yang ada dengan mengikuti beberapa keracunan, berbahaya bagi kesehatan, risiko
komponen, yaitu prosedur penyimpanan merusak jaringan tubuh, iritasi, berpotensi
yang didasarkan pada karakteristik bahan menimbulkan ledakan dan kebakaran, korosif,
kimia, menggunakan mengendali kanrisiko serta kerusakan lingkungan.
kecelakaan kerja di laboratorium, yaitu
dengan memberikan pengenalan tentang Setiap risiko yang dapat terjadi bisa di
keselamatan kerja di laboratorium kepada minimalisir dengan memperhatikan prosedur
para praktikan melalui video, pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja di
dalam menggunakan APAR yang dilakukan laboratorium. Dengan memperhatikan setiap
oleh petugas dan pemakai laboratorium, dan peraturan di laboratorium, menggunakan APD
melakukan pelatihan ketika terjadi keadaan yang lengkap mulai dari masker medis,
darurat. Dengan adanya pelatihan (K3) kacamata pelindung, sarung tangan, serta jas
dapat menurunkan risiko terjadiya lab sebagai pelindung tubuh yang tentunya
kecelakaan kerja, sehingga pelatihan ini dapat mengurangi segala risiko kecelakaan
bertujuan agar menambah pengetahuan yang dapat terjadi di dalam laboratorium. Selain
pengguna laboratorium agar dapat itu, penanganan bahan kimia haruslah
mengurangi risiko kecelakaan kerja (Smith diperhatikan, yaitu dengan menyimpan bahan
dan Sonesh, 2011). Keselamatan setiap kimia di tempat yang sejuk dan memiliki
orang yang terlibat dalam laboratorium sirkulasi udara yang baik, hindarilah
merupakan tanggung jawab setiap petugas menyimpan bahan-bahan yang berpotensi
dan pemakai laoratorium (Nayiroh, 2019). menimbulkan ledakan atau kebakaran secara
Dengan demikian segala upaya ini berdekatan, jangan lupa untuk menutup bahan
dilakukan agar para praktikan dan petugas kimia yang bersifat korosif agar tidak mudah
laboratorium menjadi paham dan dapat menguap, serta menggunakan bahan kimia
sigap dalam meghadapi kemungkinanterjadi sesuai kebutuhan.
kecelakaan laboratorium, sehingga dapat
SIMPULAN
terwujud kesehatan dan keselamatan kerja
di laboratorium. Selain itu, dalam Berdasarkan hasil studi pustaka yang
menanggulangi kecelakaan di laboratorium dilakukan bahan kimia memiliki simbol
diperlukan manajemen risiko (K3) sebagai bahaya yang dibedakan berdasarkan sifatnya,
salah satu upaya dalam mencegah berbagai yaitu corrosove(korosif), flammable (mudah
kecelakaan yang tidak diinginkan secara menyala),explosive (mudah meledak),
terencana, dan terstruktur dalam suatu harmfull, irritant,toxic (beracun), oxidizing
sistem (Soputan, et al., 2014). Menurut (oksidator), dan dangerous for the
Waruwu & Yuamita (2018), kecelakaan environment (berbahaya bagi komponen
kerja disebabkan karena faktor manusia, lingkungan).
Universitas Sari Mutiara Indonesia
20
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

DAFTAR PUSTAKA Masyarakat Mandiri), 5(2) : 396-404


Arif, D. 2015. Pengaruh Bahan Kimia
Terhadap Penggunaan Pestisida Malik Ibrahim Malang. Jurnal Teknologi dan
Lingkungan JF FIK UINAM. 3(4) : Manajemen Pengelolaan
134-143 Laboratorium (Temapela), 2(2) : 66-
Aulia, R. K. 2018. Evaluasi Penerapan 74
Chemical Handling di Area Nurhasanah, N. & Delina O. 2014. Strategi
Produksi Sebagai Upaya Pengembangan Laboratorium
Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT Program Studi Teknik Industri di
Pupuk Kalimantan Timur. Jurnal Universitas Al-Azhar Indonesia.
Kesehatan Masyarakat, 3(2) : 57-68 Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains
Cahyaningrum, D. 2020. Program dan Teknologi, 2(1) : 1-15
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Raharjo, 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan
di Laboratorium Pendidikan. Jurnal Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Pengelolaan Laboratorium Sains dan Aplikasi, 20 (2) : 99-104
Pendidikan, 2(1) : 35-40
Raharjo & Harjanto S. 2017. Penanganan Alat
Dantjie, P. R., Baju, W., Suroto. 2016. dan Bahan yang Baik dalam Rangka
Perbedaan Pengetahuan Sikap dan Menunjang Kegiatan di
Praktik Keselamatan dan Kesehatan Laboratorium Kimia. Metana, 13(2):
Kerja Laboratorium antara 58-60
Mahasiswa Program Studi D3 dan
Rose, K. D. C., & Tualeka A. R. 2014.
S1 pada Institusi Pendidikan di
Penilaian Risiko Paparan Asap
Semarang. Jurnal Kesehatan - List
Kendaraan Bermoor Pada Polantas
Bahan Laboratorium di
Polrestabes Surabaya. The
Laboratorium Biologi FMIPA
Indonesian Journal of Occupational
UNES. Temapela, 2(1) : 38-45
Safety and Health, 3(1) : 46-57
Marlina, L. 2016. Manajemen
Sangi, M. S., & Adey T. 2018. Keselamatan
Laboratorium Kimia. Manajer dan Keamanan Laboratorium IPA.
Pendidikan, 10(4) : 10-20 Jurnal MIPA Unsrat Online, 1(20) :
Nayiroh, N. & Kusairi. 2019. Studi 20-24
Pelaksanaan Keselamatan dan Sardi, A. 2018. GHS: Keselamatan Berbicara
Kesehatan Kerja (K3) Pada Melalui Simbol. Bioscience, 2(1) : 1-
Laboratorium Jurusan Fisika 10
Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Sidoretni, W. M., & Oktaviani I. 2018. Edukasi
Bahaya Bahan Kimia Obat yang
Zeverdegani, K., Barakat S., Yazdi. 2016. Terdapat Di Dalam ObatTradisional.
Chemical Risk Assesment in a Singaraja: (Acuan Pengembangan
Chemical Laboratorium Based on Model Panduan Pengenalan
Three Different Techniques. JOHE, Laboratorium Kimia Berbasis
5(3) : 169 Kearifan Lokal (Tri Sakti). Jurnal
Zuhra, F., Nurhayati, Septiani. 2021. Pendidikan Indonesia, 3(2) : 426
Pengenalan Alat-alat Laboratorium
IPA Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa Di
Era New Normal. JMM (Jurnal
Universitas Sari Mutiara Indonesia
21
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430
Sabrina Nadillah et.all| Pentingnya Memahami Bahaya Bahan Kimia Serta
Hubungannya Dengan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Fitriana, L., dan Wahyuningsih A. S. 2017.


Penerapan Sistem Manajemen Hendrawan, A. 2020. Program Kesehatan dan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja di Atas Kapal. Jurnal
(SMK3) di PT. Ahmadaris. Sains Teknologi Transportasi Maritim.
HIGEIA, 1(1) : 30-35 2(1) : 1-10
Hasugian, B. S. 2019. Penerapan Metode Indrawati, R. & Ratnawati, G. J. 2017
Association Rule Untuk Pengaruh Perendaman Larutan Kapur Sirih
Menganalisa Pola Pemakaian Terhadap Kadar Asam Sianida Pada Biji
Bahan Kimia di Laboratorium Karet. Jurnal Laboratorium Katulistiwa,
Menggunakan Algoritma FP- 1(1) : 59-66
Growth (Studi Kasus di Liswanti, Y., & Nugraha T. 2021. Hubungan
Laboratorium Kimia PT.PLN Pengetahuan Dengan Perilaku Mahasiswa
(Persero) Sektor Pembangkitan Prodi DIII Analiis Kesehatan Dalam
Belawan Medan). Algoritma : Penanganan Bahan Kimia. Journal of Bth
Jurnal Ilmu Komputer dan Medical Laboratory Technology, 1(1) : 10-
Informatika. 3(2) : 56-59 20
Harefa, D., Efrata G., Kalvintinus N., et al. Maharani, R. & Sasi F. A. 2019. Analisis Cek
2021. Pemanfaatan Laboratorium Jurnal Pengabdian Masyarakat
IPA di SMA Negeri 1 Lasuha.
EduMatSains, 5(2) : 106 Multidisiplin, 1(2) : 117-123
Harjanto, N. T., Suliyanto, Endang S. I. Smith, A., and Sonesh, S. 2011. How Hazards
2011. Manajemen Bahan Kimia and Safety Training Influence Learning and
Bebahayadan Beracun Sebagai Performance. Journal of Applied
Upaya Keselamatan dan Kesehatan Psychology. 96(1) : 46-70
Kerja Serta Perlindungan Soeharto, F. R. 2013. Bekerja Dengan Bahan
Lingkungan. Jurnal Pengelolaan Kimia Melalui Manajemen Bahan Kimia
Instalasi Nuklir, 8(4) : 54-67 dan Manajemen Kesehatan dan
Syakbania, D. N. & Wahyuningsih A. S. Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium
2017. Program Keselamatan dan Kimia. Jurnal Info Kesehatan, 11(2) : 449
Kesehatan Kerja di Laboratorium Soputan, E. M. G., et al. 2014. Manajemen
Kimia. Higeia Journal of Public Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Health Research and Development, (K3) (Studi Kasus Pada Pembangunan
1(2) : 49-57 Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah
Waruwu, S. Dan Yuamita, F. 2016. Analisis Media Engineering. 4(4) : 229-238
Faktor Kesehatan dan Keselamatan Utomo, S. 2012. Bahan Berbahaya dan Beracun
Kerja (K3) yang Signifikan (B-3) dan keberadaannya di dalam limbah.
Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Konversi, 1(1) : 37-46
pada Proyek Pembangunan Subamia, I. D. W., Wahyuni S., Widiaasih N.
Apartement Student Castle. N. 2019. Analisis Resiko Bahan Kimia
Spektrum Industri. 14(1) : 1-108 Berbahaya di Laboratorium Kimia
Wiratma, G.L. dan Wayan S. 2014. Organik. Jurnal Matematika, Sains, dan
Pengelolaan Laboratorium Kimia Pembelajarannya, 13(1) : 49-70
pada SMA Negeri di Kota Se –
Masyarakat, 4(2) : 97-106

Universitas Sari Mutiara Indonesia


22
DOI https://doi.org/10.51544/jalm.v7i1.2430

Anda mungkin juga menyukai