Anda di halaman 1dari 7

HEALTH RISK ASSESSMENT

dr. Anita Masidin, MS.,SpOK


Pendahuluan

1. Health Risk Assessment (HRA) adalah proses identifikasi bahaya kesehatan, penilaian
resiko bahaya kesehatan, dan tindakan kontrol untuk menghilangkan resiko bahaya
kesehatan.
2. HRA adalah kunci dari permulaan budaya kesehatan kerja di suatu perusahaan. Tanpa
HRA program keselamatan dan kesehatan kerja berjalan tanpa tujuan yang jelas.
3. Berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan, tercatat jumlah kasus kecelakaan kerja
mencapai 105.182 kasus pada 2015, dengan korban jiwa mencapai 2.375.
4. Perusahaan di Indonesia tidak sedikit yang menggunakan bahan-bahan kimia beracun
sebagai salah satu material guna memproduksi produk dari perusahaan tersebut.

Health Risk Assessment (HRA)

Health Risk Assessment (HRA) adalah suatu prosedur yg tersistematis untuk


mengidentifikasi potensi dari bahaya kesehatan, mengevaluasi dari paparan, secara
subjective dan atau objective, dan bertujuan untuk menentukan dan menilai efektivitas dari
pengendalian yang dibutuhkan.

Tujuan:

1) Menentukan pengaruh atau akibat pemaparan potensi bahaya sebagai landasan dalam
melakukan tindakan pencegahan

2) Untuk menyusun prioritas pengendalian semua jenis risiko, akibat yang bisa terjadi
tingkat keparahan, frekuensi kejadian dan cara pencegahan

Tahapan HRA

1.) Fase 1 : Merencanakan HRA


Pelaksanaan HRA yang baik harus terstruktur, terencana dan terorganisir.
2.) Fase 2 : Antisipasi
Mengenali proses atau area yang akan di lakukan HRA, disini juga
menentukan team yang akan ikut terlibat
3.) Fase 3 : Rekognisi
a. Proses untuk mengenali bahaya di tempat kerja
b. Penelitian ( Research) : mengumpulkan informasi dari data base hygienist,
medical records, hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan publikasi dari pemerintah
dan industri.

c. Survey jalan selintas (Walk-through survey): penilaian oleh team dengan


mendatangi area kerja,

4.) Fase 4 : Identifikasi Bahaya


Melihat akibat buruk yang dapat ditimbulkan dari bahaya spesifik yang ada di
lingkungan kerja tsb.
5.) Fase 5 : Evaluasi Risiko
Terdiri dari 3 fase :

a) Penilaian pajanan ( Exposure assessment).

b) Penilaian Dosis-Respons.

c) Melihat perbandingan antara pengendalian yang ada dengan pengendalian


yang dibutuhkan.

6.) Fase 6 : Mengkarakteristikan risiko dan mengurutkan


Proses untuk menilai insiden dan tingkat keparahan dari akibat buruk pada
kesehatan pekerja yang mungkin terjadi. Hasil dari tahapan ini adalah hasil akhir.
7.) Fase 7 : Pelaporan dan pencatatan
Hasil dari HRA harus dilaporkan kepada pihak manajemen dan dicatat untuk
ditindak lanjuti.
8.) Fase 8 : Mengkomunikasikan Risiko
Mengkomunikasikan hasil dari HRA kepada manajemen, pekerja atau
pemegang saham.
9.) Fase 9: Peninjauan
Proses penilaian risiko merupakan proses yang berkelanjutan, jika proses
berubah, maka harus dilakukan penilaian risiko ulang, karena saat itu bisa saja timbul
bahaya dan risiko yang baru.
Tabel 1. Klasifikasi tingkat keparahan bahaya

Tabel 2. Indeks risiko bahaya


Tabel 3. Klasifikasi frekuensi paparan bahaya
Tabel 4. Skala prioritas

Faktor Kimia Beserta Pengaruhnya


Faktor kimia adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat kimia, dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Partikel
a) Debu
b) Uap Logam
c) Asap
d) Kabut
e) Aerosol

2. Nonpartikel
a) Gas
b) Uap Air
c) Pelarut
Bahaya kimia (Chemical hazard)

Bahaya kimia (chemical hazard) adalah bahan kimia yang digolongkan kedalam
bahan-bahan berbahaya atau memiliki informasi yang menyatakan bahwa bahan tersebut
berbahaya, biasanya informasi tersebut dalam “lembar data keselamatan (chemical safety
data sheet)”
Jalan masuk bahan kimia

Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh dengan cara :

a. Pernapasan (inhalation)
b. Kulit (Skin absorption)
c. Tertelan (ingestion)

Potensi Bahaya Bahan Kimia

1. Korosi

Bahan kimia yang bersifat korosif dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan
tempat dimana terjadi kontak pada kulit, mata, dan system pencernaan.

Contohnya : konsentrat asam dan basa, fosfor.

2. Iritasi

Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada
alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan
oedema (bengkak).

Contohnya :

a) Kulit : asam , basa, pelarut, minyak.


b) Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide.
3. Reaksi Alergi

Bahan kimia allergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi.

Kulit :colophony (rosin), formaldehyde

Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.

4. Asfiksiasi

Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium.

Asfiksian kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide, hidrogen


sulphide.

5. Karsinogen

Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride


( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih );
asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma).

Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride,


dichromates, beryllium.

Efek Reproduksi

Contohnya : Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari ethylene


glycol, mercury.

1. Racun Sistemik Otak : pelarut, lead, mercury, manganese.


2. Sistem syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic, carbon disulphide.
3. Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers.
4. Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons.
5. Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis)
Arti Simbol / Logo Berbahaya Pada Bahan Kimia

Explosive

Bahaya : Eksplosif pada kondisi tertentu

Contoh : Ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT

Keamanan : Hindari benturan, gesekan, loncatan api,


dan panas
Bahaya : Oksidator dapat membakar bahan
lain, penyebab timbulnya api atau penyebab sulitnya
pemadaman api

Contoh : Hidrogen peroksida, kalium


perklorat

Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar


dan reduktor

Flammable (mudah terbakar)

Bahaya : mudah terbakar

Contoh : aluminium alkil fosfor, butane, propane.

Keamanan : hindari campuran dengan udara. Gas amat


mudah terbakar.

Toxic (Beracun)

Bahaya : Toksik; berbahaya bagi kesehatan bila


terhisap, tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat
mematikan.

Contoh : Arsen triklorida, merkuri klorida.

Keamanan : Hindari kontak atau masuk dalam tubuh,


segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi
lingkungan

Bahaya : Bagi lingkungan, gangguan ekologi

Contoh : Tributil timah klorida, tetraklorometan,

Keamanan : Hindari pembuangan langsung ke lingkungan

panas

Harmful Irritant (bahaya iritasi)

Kode Xn (Harmful)

Bahaya : Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,

Contoh : Peridin

Kemanan : Hindari kontak dengan tubuh atau hindari


menghirup Kode Xi (irritant)

Bahaya : Iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan


Contoh : Ammonia dan benzyl klorida

Keamanan : Hindari terhirup pernapasan, kontak dengan


kulit dan mata.

Corrosive (korosif)

Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia


Contoh : klor, belerang dioksida

Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan


kulit dan mata

Anda mungkin juga menyukai