Anda di halaman 1dari 10

Daftar Pustaka

https://www.indonesiasafetycenter.org/knowledges/mengenal-bahaya-kimia
https://id.scribd.com/document/229530688/Faktor-Kimia-Dilingkungan-Kerja
https://www.academia.edu/36797256/HIGIENE_INDUSTRI_HAZARD_KIMIA_DI_LINGKUNGAN_KE
RJA_Disusun_oleh_1._Lucia_Dyah_Paramitha_155100038_4
https://www.academia.edu/19639583/Bahan_Kimia_Berbahaya_and_K3
https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/abdulkholiqisa/5bd136d743322f10a44be536/baha
n-kimia-berbahaya?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15845990498337&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fabdulkholiqisa
%2F5bd136d743322f10a44be536%2Fbahan-kimia-berbahaya
https://id.scribd.com/doc/72997827/PER-13-MEN-X-2011-NAB-Faktor-Fisika-dan-kimia-di-tempat-kerja

A. Pengertian Bahan Kimia Beracun dan Berbahaya


Bahan kimia beracun dan berbahaya (B3) adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan
iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan
bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok besar yaitu :

Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan
lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam
sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.

Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,
pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.

Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian
dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Bahan kimia ada ditempat kerja karena :


1. Digunakan dalam proses produksi

2. Memproduksi bahan kimia

3. Menggunakan bahan kimia sebagai katalisator

4. Menggunakan sarana kerja yang mengandung bahan kimia

5. Menghasilkan limbah padat, cair dan gas berupa bahan kimia.

Dalam lingkungan kerja dan penyebab adanya bahan kimia tersebut, banyak bahan kimia
yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia
itu. oleh karena itu perlu tahu cara mengidentifikasi bahan kimia, sifat bahan kimia, cara
penyimpanan bahan kimia dan cara oengangkutan bahan kimia. Dengan demikian,
bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau
menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya.

B. Jenis Dan Sifat Bahan Kimia Beracun Dan Berbahaya


Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan
pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya
diklasifikasikan menjadi
beberapa golongan
diantaranya sebagai berikut :

1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)


Adalah bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena
tertelan, lewat pernafasan atau
kontak lewat kulit.
contoh : arsen triklorida, merkuri
klorida, kalium sianida, hidrogen
sulfida, metanol.

2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)


Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan
jaringan tubuh atau bahan lain.
Contoh : Klor, belerang dioksida, asam klorida, asam sulfat, soda, api (NaOH) dg kadar > 2 %.

3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable) A


Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi
kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan ledakan.
Contoh : Al alkil fosfor, fosfor putih, hidrida, asetilen, CaC2, Ca3P2, eter, alkohol, aseton, benzena, logam
natrium.

4. Bahan Kimia Mudah Meledak (Explosive)


Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan
kerusakan disekelilingnya.
Contoh : dinamit, 2,4,6-trinitrotoluen (TNT), 2,4dinitrotoluena, dibenzoilperoksida

5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang
dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
Contoh : Hidrogen peroksida, kalium klorat, kalium permanganat, asam nitrat, ammonium nitrat.

6. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang
dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
Contoh : Gas yang terdapat pada jalur perpipaan

7. Bahan Kimia Berbahaya ( Harmfull)

Utk bahan (padatan, cairan, gas) yg jika kontak / inhalasi / oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan pada tingkat tertentu.
Contoh : Piridyn, etilen glikol, diklorometan

8. Bahan Kimia Karsinogenik

Utk menunjukkan paparan jangka pendek, menengah, panjang atau berulang dari bahan ini sebabkan :
karsinogenik, teratogenik, mutagenik, toksisitas sistemik thd organ spesifik, toksisitas thd sistem
reproduksi, gangguan saluranpernafasan.
Contoh : benzena, benzidin, asbestos, naftilamin, senyawaan nikel, vinyl klorida, warfarin, roaccutane

9. Bahan Kimia Berbahaya untuk Lingkungan ( Dangerous for nvironment)


Utk bahan yg dpt merusak/ menyebabkan kematian ikan / organisme akuatik lain. - Bahan yg dpt erusak
lapisan ozon - Bahan bersifat persistent di lingkungan.
Contoh : Tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum benzena, klorofluorokarbon (CFC), PCBs.

10. Bahan Kimia Iritasi (irritant)


Utk bahan (padatan, cairan) jika kontak secara langsung / terus menerus dg kulit / selaput lendir dp
sebabkan iritasi / peradangan.
Contoh : Ammonia, benzyl klorida, kalsium klorida, isopropilamina, asam dan basa encer.

C. Pengaruhnya Terhadap Kesehatan


Bahan kimia merupakan materi dengan komposisi kimia tertentu, atau disebut juga
dengan zat kimia. Bahan kimia sering digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, dari
pembuatan garam, gula, ban kendaraan, laptop, bahkan sampai pada pembuatan bom,
racun tikus dan lain-lain. Selain manfaat bahan kimia yang dapat dapat membantu
meningkatkan taraf kehidupan manusia. Terdapat juga beberapa pengaruh negatif bahan
kimia terhadap kesehatan.
Pengaruh bahan kimia, baik akut maupun kronis, terhadap kesehatan bergantung pada
konsentrasi dan lamanya paparan terjadi. Efek bahan kimia yang berbahaya dapat
menyebabkan beberapa hal berikut ini:
Menyebabkan Iritasi, yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak atau bahan kimia
dengan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti kulit, mata, atau saluran pernapasan.
Menyebabkan Korosif, yaitu kerusakan jaringan.
Menimbulkan Alergi (sensitizers), tampak sebagai bintik merah kecil atau gelembung
berisi cairan, atau gangguan pernapasan berupa sesak-sesak, napas tersumbat dan napas
pendek terutama malam hari.
Menyebabkan sulit bernapas, seperti tercekik atau aspiksian; karena kekurangan oksigen
akibat diikat oleh gas inert, seperti nitrogen dan karbon dioksida.
Menimbulkan Keracunan Sistemik, karena bahan kimia yang dapat mempengaruhi
bagian-bagian tubuh, diantaranya merusak hati, ginjal, susunan saraf, dan lain-lain.
Menyebabkan Kanker, akibat paparan jangka panjang bahan kimia, sehingga
merangsang pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor ganas.
Menyebabkan kerusakan/kelainan janin, yang ditandai dengan kelahiran dalam keadaan
cacat dan kemandulan.
Menyebabkan Pnemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang. Akibatnya, penderita
mengalami napas pendek.
Menyebabkan Efek Bius, yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat
yang menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian.

D. Cara penyimpanan
 Cara Penyimpanan ?
1.Bahan eksplosif: bahan peledak, korek api, garam metalik yg peka  Bangunan yang kokoh, selalu
terkunci, tidak terdpt bensin, olie, gemuk & bahan mudah terbakar, nyala api/api terbuka, jarak  60m dari
sumber tenaga, terowongan, lobang tambang, bendungan, jalan raya, bangunan.
2.Bahan pengoksidasi  di ruang yg sejuk, ventilasi cukup baik, tdk mudah terbakar, jauh dari cairan dan
bahan yg mudah terbakar.
3.Bahan yg dapat terbakar  gas-gas yg menyala di udara: propan, asetilen, H2, butan, etilen, H2S, gas
arang batu, etena, HCN, Cyanogen  terpisah dari bahan oksidator, jauh dari sumber panas, ada arde
listrik ke tanah.
4.Bahan beracun  jauh dari sumber panas, sejuk, tak terkena sinar matahari langsung, ventilasi baik,
bahan yg bereaksi satu sama lain dipisah.
5.Bahan korosif  HF, HCl, HNO3, HCOOH, HClO4  terpisah dari bangunan lain, dinding & lantai
tdk tembus, dilengkapi sistem utuk penyaluran tumpahan, ventilasi baik, beberapa perlu wadah khusus (HF
tdk boleh disimpan dlm botol gelas atau dekat dg botol gelas)
Syarat Penyimpanan Lain?
1.Diawasi oleh org yg kompeten dan terlatih di bidang K3.
2.Tenaga kerja yg kelainan penglihatan, pendengaran, penciuman, usia <18 thn  tidak boleh bekerja dgn
bahan berbahaya.
3.Bahan peledak  Tenaga kerja yg bersangkutan memiliki izin khusus setelah pemeriksaan bahaya-
bahaya yg mungkin ada.
4.Tenaga kerja yg memasuki daerah penyimpanan bahan eksplosif  tidak boleh membawa korek api dan
atau merokok.
5.Menggunakan pakaian pelindung yang sesuai secara tepat.
6.Isnpeksi periodik pada tempat penyimpanan bahan berbahaya harus dilakukan oleh ahli K3/orang lain
yg kompeten.
7.Kebersihan dan tata rumah tangga harus diselenggrakan dgn baik dan terus menerus.
8.Tanda bahaya kebakaran dipasang di dalam ruang, dilengkapi petunjuk jalan keluar.
9.Tenaga kerja di tempat penyimpanan bahan berbahaya tidak boleh sendiri.

E. Pengukuran Dan Pengendalian Bahaya Kimia


Pengukuran hazard kimia
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR PER.13/MEN/X/2011
TENTANG
NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA
DI TEMPAT KERJA

NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA
(ISBB)
YANG DIPERKENANKAN
ISBB
Pengaturan waktu kerja setiap jam (˚C )
Beban Kerja
Ringan Sedang Berat
75% - 100% 31,0 28,0 -
50 % - 75% 31,0 29,0 27,5
25% - 50% 32,0 30,0 29,0
0% - 25% 32,2 31,1 30,5

Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas
radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola.

Catatan :
Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo kalori/jam.
Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan kurang dari 350
Kilo kalori/jam.
Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang dari 500
Kilo kalori/jam

Pengendalian bahaya kimia


Untuk pengendalian bahaya kimia, ada empat tipe pengendalian yang dapat dilakukan,
yaitu : inherent, active, passive dan procedural
1. Inherently Safer Alternative (ISA).
ISA adalah strategi pengendalian bahaya dengan cara mengganti bahan baku atau proses
berbahaya dengan bahan baku atau proses yang tingkat bahayanya lebih rendah. Saat
yang paling tepat melakukan ISA adalah pada saat awal pengembangan produk atau
proses (development stage). Ada empat strategi yang dapat dilakukan dalam ISA, yaitu:
a. Miminize; menggunakan bahan kimia berbahaya dalam jumlah kecil, baik selama
penyimpanan, proses maupun pengiriman. Dengan mengurangi jumlah bahan kimia maka
risiko dari bahan tersebut juga menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang
lebih besar.
b. Subtitute; mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan kimia yang kurang
berbahaya. Misalnya pelarut organik yang bersifat mudah terbakar diganti denga air.
c. Moderate; jika dua hal diatas tidak bisa dilakukan maka kita dapat melakukan proses
atau penyimpanan pada kondisi yang lebih aman, misalnya pengenceran, penyimpanan
dengan suhu yang lebih rendah, proses yang lebih sederhana dan sebagainya. Sehingga
laju reaksi atau energi yang reaksi yang dihasil lebih rendah jika dibandingkan dengan
kondisi normal.
d. Dilution; melarutkan untuk mengurangi tingkat bahaya reaktifitas, baik pada saat
proses produksi maupun penyimpanan.

2. Passive Control
Passive control adalah mengurangi bahaya atau resiko dengan merancang proses dan
peralatan yang lebih aman. Passive control dapat mengurangi frekuensi atau konsekuensi
dari bahaya tersebut tanpa fungsi aktif peralatan apapun, misalnya tempat penampungan
(contaiment), dinding tahan api, pipa atau tangki yang tahan terhadap tekanan tinggi.
3. Active Control
Active control menggunakan sistem engineering control, misalnya safety interlock,
emergency shutdown system, smoke detector dan lain sebagainya.

4. Procedural Control
Procedural control disebut juga administrative control, yaitu proses pengendalian dengan
cara membuat prosedur administratif menggurangi bahaya dan resiko dari bahaya kimia.
Misalnya work instruction, safe operating limit, work permit dan sebagainya.
Nilai Ambang Batas (NAB) / PEL /TLV Bahaya Kimia
Nilai ambang batas atau sering disingkat NAB adalah standar suatu bahan kimia
mencemari lingkungan sehingga tidak menyebabkan gangguan kesehatan maupun
kematian pada tenaga kerja selama 8 jam perhari atau 40 jam perminggu.
NAB biasanya digunakan sebagai standar dan pembanding paparan bahan kimia yang
telah ditentukan dengan bahan kimia yang ada di lingkungan. Kegunaan NAB yang lain
yaitu sebagai pedoman perencanaan dan disain teknologi pengendalian bahan kimia di
lingkungan kerja, untuk melakukan substitusi (penggantian) bahan kimia yang berbahaya
dengan bahan yang lebih aman, serta untuk membantu menentukan gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh suatu bahan kimia tertentu (PAK).
Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/ 1997, ada tiga kategori
NAB bahan Kimia di lingkungan kerja :

NAB rata-rata selama jam kerja


Merupakan kadar rata-rata bahan kimia di tempat kerja selama 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu dimana hampir semua tenaga kerja terpajan secara berulang-ulang tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan ataupun kematian.
NAB batas pemaparan singkat
Atau disebut PSD (Pemajanan Singkat yang Diperkenankan) yaitu kadar rata-
rata bahan kimia di lingkungan kerja dimana hampir semua tenaga kerja terpajan
secara terus-menerus dalam waktu singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit dan
tidak lebih dari 4 kali dalam sehari tanpa mengakibatkan iritasi dan kerusakan
atau perubahan jaringan kronis.
NAB tertinggi
Atau disebut juga KTD (Kadar Tertinggi yang Diperkenankan) yaitu kadar rata-
rata bahan kimia di udara lingkungan kerja setiap saat yang tidak boleh
dilampaui selama melakukan kerja.

Label Dan MSDS

Lembar data bahaya (Hazard Data Sheets / HDSs) terkadang disebut Material Safety
Data Sheets (MSDSs) atau Chemical Safety Data Sheet (CSDSs) adalah lembar informasi
yang detail tentang bahan-bahan kimia. Umumnya lembar ini disiapkan dan dibuat oleh
pabrik kimia atau suatu program, seperti International Programme On Chemical Safety
(IPCS) yang aktifitasnya terkait dengan World Health Organization (WHO), International
Labour Organization (ILO), dan United Environment Programme (UNEP). Suatu ide
yang baik untuk mewakili kesehatan dan keselamatan dengan menyimpan lembar data
bahaya pada setiap penggunaan bahan kimia di tempat kerja.

Informasi berikut harus muncul pada semua lembar data bahaya, akan tetapi urutan
dapat berbeda dari yang dijelaskan dibawah ini :

Bagian 1 : Identifikasi produk dan pabrik

Identifikasi produk : nama produk tertera disini dengan nama kimia atau nama
dagang, nama yang tertera harus sama dengan nama yang ada pada label. Lembar data
bahaya juga harus mendaftar sinonim produk atau substansinya, sinonim adalah nama
lain dengan substansi yang diketahui.

Identifikasi pabrik : nama pabrik atau supplier, alamat, nomor telepon, tanggal HDSs
dibuat, dan nomor darurat untuk menelepon setelah jam kerja, merupakan ide yang baik
bagi pengguna produk untuk menelepon pabrik pembuat produk sehingga mendapatkan
informasi tentang produk tersebut sebelum terjadi hal yang darurat.

Bagian 2 : Bahan-bahan berbahaya

Untuk produk campuran, hanya bahan-bahan berbahaya saja yang tercantum pada
daftar khusus bahan kimia, dan yang didata bila komposisinya ≥ 1% dari produk.
Pengecualian untuk zat karsinogen yang harus di daftar jika komposisinya 0,1% dari
campuran. Batas konsentrasi yaitu Permissible Exposure Limit (PEL) dan The
Recommended Threshold Limit Value (TLV) harus didata dalam HDSs.

Bagian 3 : Data Fisik

Bagian ini mendata titik didih, tekanan, density, titik cair, tampilan, bau, dan lain-lain.
Informasi pada bagian ini membantu anda mengerti bagaimana sifat bahan kimia dan
jenis bahaya yang ditimbulkannya.

Bagian 4 : Data Kebakaran Dan Ledakan

Bagian ini mendata titik nyala api dan batas mudah terbakar atau meledak, serta
menjelaskan kepada anda bagaimana memadamkan api. Informasi pada bagian ini
dibutuhkan untuk mencegah, merencanakan dan merespon kebakaran atau ledakan dari
bahan-bahan kimia.

Bagian 5 : Data Reaktifitas

Bagian ini menjelaskan kepada anda apakah suatu substansi stabil atau tidak, bila
tidak, bahaya apa yang ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata
ketidakcocokan substansi, substansi mana yang tidak boleh diletakkan atau digunakan
secara bersamaan. Informasi ini penting untuk penyimpanan dan penanganan produk
yang tepat.

Bagian 6 : Data Bahaya Kesehatan

Rute tempat masuk (pernafasan, penyerapan kulit atau ingestion), efek kesehatan akut
dan kronik, tanda-tanda dan gejala awal, apakah produknya bersifat karsinogen, masalah
kesehatan yang makin buruk bila terkena, dan pertolongan pertama yang
direkomendasikan/prosedur gawat darurat, semuanya seharusnya terdaftar di bagian ini.

Bagian 7 : Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan

Informasi dibutuhkan untuk memikirkan rencana respon gawat darurat, prosedur


pembersihan, metode pembuangan yang aman, yang dibutuhkan dalam penyimpanan,
dan penanganan tindakan pencegahan harus detail pada bagian ini. Akan tetapi sering
kali pabrik pembuat produk meringkas informasi ini dengan satu pernyataan yang simple,
seperti hindari menghirup asap atau hindari kontak dengan kulit.
Bagian 8 : Pengukuran Kontrol

Metode yang direkomendasikan untuk control bahaya termasuk ventilasi, praktek


kerja dan alat pelindung diri/Personal Protective Equipment (PPE) dirincin pada bagian
ini. Tipe respirator, baju pelindung dan sarung tangan material yang paling resisten untuk
produk harus diberitahu. Lebih dari rekomendasi perlindungan material yang paling
resisten, HDSs boleh dengan simple menyatakan bahwa baju dan sarung tangan yang
tidak dapat ditembus harus digunakan. Bagian ini cenderung menekankan alat pelindung
diri daripada control engineering

Pemasangan Label dan Tanda Pada Bahan Berbahaya

Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan
yang esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan
biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya,
demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan
tanda menjadi sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai