Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

Dosen pengampu: Dr. Komeyni Rusba S. SI, MSC.

Disusun oleh A4:

Lutfhil Albajili 227053232

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul "Identifikasi Bahaya
Bahan Kimia". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mempelajari dan
mendalami pemahaman mengenai Bahan Kimia dalam mata kuliah Keselamatan Kimia
yang diberikan oleh Bapak Dr. Komeyni Rusba S. SI, MSC.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari keterbatasan dan
kekurangan. Namun, kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam
memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang jenis bahaya bahan kimia.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan selama proses penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan wawasan yang berharga dalam
memahami serta menambah pengetahuan tentang Identifikasi Bahaya Bahan Kimia yang
kelak ilmunya akan bermanfaat untuk kita semua.

Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat
kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Kami sangat mengharapkan
kritik, saran, dan masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas penulisan di
masa mendatang.

Balikpapan, Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya...................................................................................5
2.3 Nama Bahan Kimia dan Efek yang Ditimbulkan...............................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang ruang lingkup keselamatan
kerja, bahwa aspek keselamatan kerja harus diimplementasikan disemua tempat kerja, baik di
darat, di dalam tanah, dipermukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada dalam
wilayah hukum Republik Indonesia. Salah satu aspek keselamatan kerja tersebut adalah
tanggap darurat terhadap bahan kimia berbahaya. Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan
kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan
atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan (Kepmenaker RI
No.Kep. 187/Men/1999).

Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada
manusia atau makhluk hidup lainnya. Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk
kedalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis
sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan bisa menyebabkan
kematian. Umumnya berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat
racun.

Bahan kimia merupakan suatu zat yang memiliki potensi menimbulkan bahaya baik
terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Pengenalan terhadap
bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi siapa saja yang
berada dalam lingkungan bahan kimia baik itu di laboratorium maupun area kerja seperti di
dalam gudang/penyimpanan bahan kimia, dan atau area yang memiliki kontak langsung
dengan bahan kimia. Bahan kimia memegang peran krusial dalam berbagai industri dan
kehidupan sehari-hari, dari produksi obat-obatan hingga pengolahan makanan. Namun,
penggunaan bahan kimia juga membawa potensi bahaya serius bagi kesehatan manusia dan
lingkungan.

Untuk mengatasi risiko yang terkait dengan bahan kimia, identifikasi bahaya menjadi
langkah awal yang sangat penting. Identifikasi bahaya bahan kimia melibatkan analisis
menyeluruh terhadap sifat fisik, kimia, dan toksikologi dari suatu substansi kimia. Dalam
beberapa kasus, bahaya dapat bersifat jelas, tetapi dalam banyak situasi, bahaya bahan kimia
dapat kompleks dan memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penelitian
dalam identifikasi bahaya bahan kimia tidak hanya relevan tetapi juga mendesak untuk
memahami, mengkarakterisasi, dan mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan bahan
kimia dalam berbagai konteks industri dan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa saja klasifikasi dari bahan kimia berbahaya?
2. Apa saja bahan kimia dan efek atau dampak yang ditimbulkan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

Bahan kimia berbahaya dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

No. Simbol (GHS) Simbol (EHSC) Jenis

1 GHS01: Eksplosif Bahan peledak, campuran dan benda-benda, termasuk yang diproduksi untuk
membuat peledak praktis atau efek piroteknik. Bahan peledak dipahami
sebagai zat yang mampu bereaksi dengan pembentukan gas pada suhu dan
tekanan serta dengan kecepatan seperti itu. Bahan ini menyebabkan kerusakan
pada objek di sekitarnya.

Contoh: trinitrotoluena, asam pikrat.

2 GHS02:Mudah Gas yang mudah terbakar dianggap memiliki kisaran tingkat kemudahan
terbakar untuk terbakar dengan udara pada suhu 20 °C dan 101,3 kPa. Cairan yang
mudah terbakar memiliki titik nyala tidak lebih tinggi dari 93 °C. Padatan,
yang dapat dengan mudah terpicu api atau menyebabkan pembakaran atau
pembakaran berkelanjutan akibat gesekan, juga dikategorikan mudah terbakar.

Contoh: propana, butana, dietil eter, asetaldehida.

3 GHS03: Zat pengoksidasi dianggap, tidak harus mudah terbakar sendiri, tetapi
Pengoksidasi mendukung pembakaran zat lain, biasanya karena pelepasan oksigen.

Contoh: oksigen, kalium permanganat, kalium dikromat.

4 GHS04: Gas Kategori ini mencakup gas cair yang terkompresi, tercairkan, terlarut dan
terkompresi berpendingin.

Contoh: silinder gas terkompresi, bahan bakar gas cair.

5 GHS05: Korosif Zat dan campuran yang bereaksi secara kimia dengan logam, merusak atau
menghancurkannya.

Contoh: asam klorida, bromin.


6 GHS06: Beracun Bahan kimia yang menyebabkan kematian jika tertelan, terhirup, atau diserap
melalui kulit.

Contoh: asam hidrofluorat, bromin, asam hidrosianat.

7 GHS07: Iritas Zat yang menyebabkan bahaya yang ditentukan, tetapi kurang berbahaya bagi
Berbahaya kesehatan.

Contoh: hidrokarbon, limonena.

8 GHS08: Bahaya bagi Zat dan campuran dengan berbagai efek toksik pada organ tertentu atau efek
pernapasan berbahaya kronis.

Contoh: benzena, isosianat, metanol.

9 GHS09: Bahaya bagi Zat yang memiliki efek negatif akut atau jangka panjang pada organisme
lingkungan perairan.

Contoh: natrium hipoklorit, insektisida, amonia.

2.3 Nama Bahan Kimia dan Efek yang Ditimbulkan

No. Nama Efek yang Ditimbulkan Pengendalian


Bahan
Kimia
1 NaOH (Natrium NaOH adalah basa kuat dan memiliki efek korosif Gunakan peralatan pelindung diri seperti sarung
Hidroksida) yang signifikan pada kulit, mata, dan sistem tangan nitril, kacamata pelindung, jas pelindung
pernapasan. Paparan kulit dapat menyebabkan luka kimia, dan alat bantu pernapasan jika diperlukan.
bakar, sementara paparan mata dapat Lakukan pekerjaan ini di bawah kap yang baik
mengakibatkan kerusakan permanen. ventilasi atau di dalam lemari fumehood.

2 HCl (Asam HCl adalah asam kuat yang dapat menyebabkan Gunakan sarung tangan nitril, kacamata pelindung,
Klorida) luka bakar pada kulit, mata, dan sistem pernapasan dan jas pelindung kimia. Lakukan pekerjaan ini di
jika terhirup. bawah kap ventilasi yang baik.

3 H2SO4 (Asam H2SO4 adalah asam kuat yang memiliki efek Gunakan sarung tangan nitril, kacamata pelindung,
Sulfat) korosif yang serupa dengan HCl. Kontak dengan dan jas pelindung kimia. Lakukan pekerjaan ini di
kulit atau mata harus dihindari. bawah kap ventilasi yang baik.

4 HNO3 (Asam HNO3 adalah asam kuat yang berpotensi korosif Gunakan sarung tangan nitril, kacamata pelindung,
Nitrat) dan berbahaya jika terhirup. Kontak dengan kulit dan jas pelindung kimia. Kerja di dalam lemari
atau mata harus dihindari. fumehood dengan kap ventilasi yang baik.

5 CuSO4 CuSO4 bersifat racun dan dapat menyebabkan Gunakan sarung tangan nitril saat menangani
(Tembaga(II) keracunan tembaga jika tertelan dalam jumlah tembaga(II) sulfat. Hindari kontak dengan mata dan
Sulfat) besar. Kontak dengan mata dan kulit harus kulit. Penyimpanan yang aman diperlukan untuk
dihindari. mencegah tumpahan.

6 NH4OH NH4OH adalah larutan amonia dan bersifat Gunakan sarung tangan nitril, kacamata pelindung,
(Amonia) korosif. Inhalasi uapnya dapat merusak saluran dan jas pelindung kimia. Kerja di tempat yang baik
pernapasan. ventilasi atau dalam lemari fumehood.
7 NH4Cl NH4Cl adalah senyawa yang umumnya tidak Pastikan penyimpanan yang aman untuk mencegah
(Amonium berbahaya dalam kondisi normal. tumpahan.
Klorida)

8 Na2S2O3 Natrium tiosulfat adalah senyawa yang biasanya Pastikan penyimpanan yang aman untuk mencegah
(Natrium tidak berbahaya dalam kondisi normal. tumpahan.
Tiosulfat)

9 H2C2O4 (Asam Asam oksalat beracun jika tertelan dalam jumlah Gunakan sarung tangan nitril saat menangani asam
Oksalat) besar dan dapat merusak ginjal. oksalat. Hindari kontak kulit dan inhalasi debu.

10 KMnO4 KMnO4 adalah oksidator kuat dan dapat Simpan jauh dari materi mudah terbakar dan hindari
(Kalium menyebabkan kebakaran jika kontak dengan bahan campuran dengan bahan organik.
Permanganat) organik.

11 KSCN (Kalium KSCN adalah senyawa yang biasanya tidak Pastikan penyimpanan yang aman untuk mencegah
Tiosianat) berbahaya dalam kondisi normal. tumpahan.

12 FeCl3 (Ferri FeCl3 bersifat korosif dan dapat menyebabkan Gunakan sarung tangan nitril, kacamata pelindung,
Klorida) luka bakar kulit dan iritasi mata. dan jas pelindung kimia. Kerja di bawah kap ventilasi
yang baik.

13 CH3COOH CH3COOH bersifat korosif dan dapat Gunakan sarung tangan nitril, kacamata pelindung,
(Asam Asetat) menyebabkan luka bakar kulit dan iritasi mata. dan jas pelindung kimia. Lakukan pekerjaan ini di
bawah kap ventilasi yang baik.

14 CH3COONa Natrium asetat adalah senyawa yang biasanya Pastikan penyimpanan yang aman untuk mencegah
(Natrium tidak berbahaya dalam kondisi normal. tumpahan.
Asetat)

15 Pb(NO3)2 Pb(NO3)2 adalah senyawa plumbum yang bersifat Gunakan sarung tangan nitril, simpan di tempat yang
(Plumbum racun dan dapat meracuni manusia serta hewan. aman, terkunci, dan terpisah dari bahan-bahan lain,
Nitrat) Paparan jangka panjang dapat mengakibatkan efek terutama bahan-bahan yang tidak cocok dengan
negatif pada sistem saraf. plumbum. Pastikan bahwa wadah penyimpanan tidak
bocor
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahan bahan kimia berbahaya meliputi bahan kimia yang bersifat eksplosif, oksidator,
mudah menyala, korosif, menyebabkan iritasi, berbahaya bagi lingkungan, toksik, berbahaya
terhadap pernafasan, dan dapat ditekan (gas yang mudah meledak).

Bahan-bahan kimia berbahaya yang umumnya digunakan antara lain, NaOH (Natrium
Hidroksida), HCl (Asam Klorida), H2SO4 (Asam Sulfat), HNO3 (Asam Nitrat). CuSO4
(Tembaga(II) Sulfat), NH4OH (Amonia), NH4Cl (Amonium Klorida), Na2S2O3 (Natrium
Tiosulfat), H2C2O4 (Asam Oksalat), KMnO4 (Kalium Permanganat), KSCN (Kalium
Tiosianat), FeCl3 (Ferri Klorida), CH3COOH (Asam Asetat), CH3COONa (Natrium Asetat),
Pb(NO3)2 (Plumbum Nitrat)

Efek yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya ini
adalah menyebabkan iritasi atau korosif pada mata, kulit, saluran pencernaan, dan saluran
pernafasan, luka bakar, dermatitis, sakit kepala, pusing, koma, muntah, diare, kebutaan,
gangguan saraf, keracunan, kanker, kegagalan pada sistem peredaran darah, ginjal, pankreas,
hati, paru-paru, dan merusak organ.

3.2 Saran

Dalam praktiknya, penggunaan bahan kimia berbahaya harus selalu dilakukan dengan
peralatan pelindung diri yang sesuai, termasuk sarung tangan, kacamata pelindung, dan
pakaian pelindung. Selain itu, pekerjaan dengan bahan kimia ini harus dilakukan di lokasi
yang memiliki sistem ventilasi yang baik atau dalam lemari fumehood untuk menghindari
inhalasi uap atau debu yang berbahaya. Selain itu, penting untuk memiliki pemahaman yang
kuat tentang pengelolaan limbah bahan kimia berbahaya dan pembuangan yang aman sesuai
dengan regulasi lingkungan.

Penting untuk memahami dan mengidentifikasi bahan kimia berbahaya untuk


melindungi kesehatan manusia dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Penggunaan bahan
kimia ini harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kepatuhan pada pedoman
keselamatan kerja yang ketat untuk mengurangi risiko dampak yang mungkin timbul. Dengan
langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko dan
meminimalkan potensi bahaya yang terkait dengan bahan kimia berbahaya dalam lingkungan
kerja dan sehari-hari.

a.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningrum, D. (2020). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium


Pendidikan.

Damanhuri, E. (2010). Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun B3. Program Studi Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi bandung.

Khasani, I, S. (1983). Bahan-bahan kimia korosif, reduktif dan debu atmosfer. Kursus
keselamatan kerja dalam menangani bahan-bahan kimia berbahaya, LKN, Bandung.

Liswanti, Y., Nugraha T. (2022). Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Mahasiswa Prodi
Diii Analisis Kesehatan dalam Penanganan Bahan Kimia.

Malayadi, A. F. (2017). Karakteristik dan sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun laboratorium Universitas Hasanudin kota Makassar.

Misri, G. (2014). K3 dalam industri kimia.

Soeharto, F. R. (2013). Bekerja Dengan Bahan Kimia Melalui Manajemen Bahan Kimia dan
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Kimia.

Trihadiningrum, Yulinah (2006). Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Yogyakarta: Teknos.

Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Zulkarnain Adjraam, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Bahan-bahan Berbahaya


dan Beracun”, Lokakarya Keselamatan dan Kesehatan Kerja BATAN, Tahun 1991.

Anda mungkin juga menyukai