Pengertian GHS
GHS merupakan Sistem Harmonisasi Global tentang Klasifikasi dan Pelabelan Bahan Kimia
(Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals ) yang selanjutnya
disingkat GHS adalah sistem global dari PBB untuk standarisasi klasifikasi Bahaya Bahan Kimia
serta mengkomunikasikan informasi tersebut pada label dan Lembar Data Keselamatan /LDK (
Safety Data Sheet/SDS)
Piktogram
Menurut GHS ada 9, yaitu :
1. Eksplosif (Mudah
Meledak)
2. Flamable (Mudah
Terbakar)
3. Oksidizing (Oksidator)
4. Compressed gas (Gas
Bertekanan)
5. Korosif (Logam dan Kulit)
6. Toxid (Beracun)
7. Harmful (berbahaya bagi
kesehatan/ringan)
8. Healt Hazard (Bahaya
kesehatan serius)
9. Environmental Hazard
(Bahaya terhadapa
lingkungan)
GHS Hazard Communication Safety Data Sheet/SDS & Labelling
Penandaan (Labelling)
Label adalah perangkat dasar yg memberi informasi kepada pengguna tentang klasifikasi dan
terutama langkah-langkah pengamanan.
Target Pengguna : Industri, Konsumen, Petugas Tanggap Darurat, Transportasi
Syarat Label : Bahasa Indonesia, Jelas terbaca, Ukuran proporsional, Bahan bermutu baik,
Penempatan elemen baik
Product Identifier
Nama atau nomor yang digunakan pada label atau dalam SDS untuk suatu produk bahan
berbahaya ( a.l. no CAS )
4. SOP/Prosedur tetap
Hal-hal yang harus diperhatikan, harus mencakup :
1. Tujuan
2. Pelaksanaan tahapan
3. Personil :penyusun, yang menyetujui, penanggung jawab pelaksana,
pelaksana,
4. Waktu
5. Hal terkait perubahan,
6. Acuan.
Langkah yang diperlukan dalam menyusun prosedur kerja aman :
1. Observasi tahapan proses pekerjaan
2. Analisa pekerjaan pokok/ utama
3. Nilai bahaya potensial, risiko dan pengendalian yang dilakukan
4. Analisa persyaratan pekerjaan dalam peraturan /standar terkait
5. Uji coba prosedur
6. Pemberlakuan dan pendokumtasian prosedur
7. Pemantauan dan pengkajian ulang prosedur.
PENGENALAN BAHAYA & PENILAIAN RISIKO
Tujuan Saicm 2020
Tercapainya perlindungan kepada manusia dan lingkungan dari bahaya bahan kimia dengan
Tahapan :
1. Identifikasi bahaya melalui Klasifikasi bahaya sesuai GHS
2. Komunikasi bahaya melalui LDK dan label
3. Asesmen risiko
4. Manajemen risiko
5. Tercapainya Perlindungan kepada manusia dan lingkungan
Penilaian Risiko
R=BXP
R: Risiko, B: Sifat Bahaya, P:Paparan
Pengendalian Bahaya
Inherently Safer Alternative (ISA) adalah strategi pengendalian bahaya dengan cara mengganti
bahan baku atau proses berbahaya dengan bahan baku atau proses yang tingkat bahayanya
lebih rendah
Strategi yang dapat dilakukan dalam ISA
Minimize; menggunakan bahan kimia berbahaya dalam jumlah kecil, baik selama
penyimpanan, proses maupun pengiriman.
Subtitute; mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan kimia yang kurang
berbahaya. Misalnya pelarut organik yang bersifat mudah terbakar diganti denga air.
Moderate; jika dua hal diatas tidak bisa dilakukan maka kita dapat melakukan :
pengenceran, penyimpanan dengan suhu yang lebih rendah, proses yang lebih sederhana
Dilution: melarutkan untuk mengurangi tingkat bahaya reaktifitas, baik pada saat proses
produksi maupn penyimpan.
Untuk gas
Beberapa teknik Pengendalian Udara (gas) antara lain dengan metoda:
Absorpsi ; Mekanisme dimana satu atau lebih zat pencemar dalam aliran gas di eliminasi
dengan cara melarutkannya dalam cairan (liquid)
Adsorpsi; Proses dimana gas atau uap pencemar tertahan pada permukaan padat. Untuk
mengkonsentrasikan pencemar yang terdapat di udara atau dalam aliran gas
Kondensasi; Proses penyisihan gas pencemar dengan cara mengubah fasa dari fasa gas ke
fasa cair / liquid.
Pembakaran; Reaksi oksidasi gas polutan organik atau anorganik secara cepat dan dalam
kondisi panas dan suhu tinggi menghasilkan CO2 dan H2O
Biofiltrasi; Proses penyisihan gas pencemar dengan memanfaatan aktivitas mikroorganisme .
Penggunaan untuk menghilangkan bau
Sistim Penyimpanan
Paket pesanan hanya boleh dibuka dan ditangani oleh personel berwenang dan terlatih
Simpan bahan kimia berbahaya atau yang mudah rusak secukupnya saja
Bahan mudah terbakar tidak boleh disimpan diluar lemari, kecuali dalam wadah khusus yang
menjamin keselamatannya
Bila mungkin, simpan bahan yang mudah rusak atau berbahaya dalam wadah transportasinya.
Contoh: asam dan basa dalam kotak khusus dibuat dari styrofoam.
Hindari menyimpan bahan kimia pada rak diatas garis mata.
Do not!
o di atas kabinet
o di atas lantai
o di dalam lemari asam
o bersama makanan/minuman (di dalam lemari es)
o lindungi jika ada variasi yang besar dalam suhu, kelembaban atau sinar matahari
o mengunakan wadah kimia untuk menyimpan makanan dan sebaliknya
Lebih sedikit lebih baik! Simpan bahan kimia curah di ruang penyimpanan – bukan di Lab
Lebih Aman! Mungkin lebih murah kita memesan eter dietil dalam kontainer besar. Namun, jika
telah lama dibuka — dapat membentuk peroksida!
Sebagian bahan kimia mengalami penurunan mutu karena waktu
Simpan botol/wadah besar di rak bagian dasar
Terapkan prinsip: first in, first out
Bahan kimia sebaiknya disimpan dalam wadah aslinya , posisinya tidak terbalik dan ditempat
yang seharusnya.
Baca informasi pada label, khususnya sifat yang membahayakan yang dimilikinya dan dapatkan
informasi lebih lanjut dari SDS, untuk menentukan dimana tempat penyimpanan yang terbaik.
Apabila bahan kimia ini memiliki beberapa sifat bahaya, pilih yang paling membahayakan.
Pisahkan bahan kimia yang sifatnya berlawanan
Jauhkan bahan kimia yang mudah terbakar/meledak dari sumber api
Gunakan lemari tahan api untuk menyimpan solven yang mudah terbakar dalam jumlah besar
Pisahkan logam alkali dari air
Pisahkan asam dan basa
Simpan asam nitrat secara terpisah.
Pastikan semua wadah tertutup dengan baik
Bersihkan bagian luar wadah sebelum dikembalikan ke tempat penyimpanan
Lakukan pemindahan bahan kimia dengan aman, gunakan wadah berpelindung luar.
Beri label semua wadah larutan bahan kimia: nama; konsentrasi; Tanggal pembelian,
pembuatan; Sifat bahayanya; (Personel yang menyiapkannya).
Keadaan darurat
suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan
kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan,
harta benda dan lain-lain.
Tanggap darurat
Tindakan untuk mengantisipasi kedaan darurat
Keadaan darurat:
Sumber dari dalam industri kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan
kimia beracun di tempat kerja
Sumber dari luar industri sumber bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, angin kencang, petir, longsor.
Jejaring kerja
Jejaring kerja tanggap darurat di suatu perusahaan adalah dengan :
Badan Penanggulangan Bencana daerah ( BPBD )
Pemadam Kebakaran Kabupaten/Kota
Pendataan peralatan Tanggap darurat
Secara umum peralatan tanggap darurat yang perlu dimiliki oleh industri khususnya industri kimia
antara lain :
• mobil pemadam kebakaran,
• instalasi hydrant,
• instalasi sprinkler (alat penyiram/penyembur )
• instalasi foam,
• fire monitor,
• selang hydrant ( pipa air )
• nozzle hydrant ( mulut pipa, penyemprot
• self contained breathing apparatus,
• gas detector,
• mobil ambulan,
• emergency shower,
• eye wash,
• absorben (kapur, pasir, serbuk gergaji),
• safety shoes/boot,
• safety helmet,
• sarung tangan karet,
• full face mask,
• kacamata goggles,
• baju kimia,
• baju pemadam kebakaran,
• alat komunikasi
SPO
SPO yang perlu dimiliki:
prosedur evakuasi,
prosedur dekontaminasi,
komunikasi,
prosedur pengoperasian hydrant,
prosedur pengoperasian sprinkler,
prosedur penanganan tumpahan di darat,
prosedur penanganan tumpahan di laut.