Pemahaman MSDS
dan Emergency Response System
(ERS B3)
Ice Breaking
1. Menurut anda, apa yang
dimaksud dengan MSDS ?
Kontent apa saja yang ada di
dalamnya?
2. Apa kesulitan anda dalam
memahami MSDS dan
mengelola bahan kimia dan B3
di area anda bekerja?
3. Apa yang anda harapkan dari
pelatihan ini?
Materi pelatihan
Klasifikasi dan Karakteristik
Bahan Kimia dan B3.
Versi : PP 74 / 2001, UN, GHS,
NFPA .
Pemahaman MSDS dan
Penerapannya di area kerja.
Emergency Response System
(ERS) Bahan Kimia dan B3.
Klasifikasi dan Karakteristik Bahan Kimia dan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Klasifikasi B3
Klasifikasi B3 – PP 74/2001
National
Globally Fire
United Harmoni Protectio
PP 74 Nations zing n
/2001
(UN) System Associati
(GHS) on
(NFPA)
4
Pengertian : Bahan yang pada suhu dan
tekanan standard (250C, 760 mmHg) dapat
5
Pengertian : Padatan atau cairan yang secara
general dapat menjadi sumber oksigen,
Pengoksidasi (Oxidizing)
6
3,4,5 - Menyala
3 4 5
Sangat
Mudah
Sekali
Menyala
Sangat
Mudah
Menyala
Mudah
Menyala
7
6,7,8 - Beracun
6 7 8
Amat
Sangat
Beracun
Sangat
Beracun
Beracun
8
9
Pengertian : Bahan berupa padatan, cairan,
atau gas, yang jika terjadi kontak, inhalasi atau
oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
Berbahaya (Harmful)
9
10
Pengertian : Bahan yang dapat menyebakan
iritasi (inflamasi) pada kulit dan dapat
menyebabkan kerusakan pada logam
Korosif (Corrosive)
10
11
Pengertian : Bahan baik padatan maupun
cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung, dan apabila kontak tersebut terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir
dapat menyebabkan peradangan.
Iritasi(Iritant)
11
12
Pengertian : Bahan yang dapat merusak ozon,
peristen di lingkungan atau merusak
lingkungan.
12
13,14,15 – Karsinogen,
Teratogen, Mutagen
14
13
Karsinogen
Teratogenik
15
Mutagenik
15
Gambaran Umum Klasifikasi GHS
Klasifikasi Bahaya
Klasifikasi dalam GHS:
• Bahaya Fisik
• Bahaya Kesehatan
• Bahaya Lingkungan
Pembagian Kelas
Jumlah kelas masing-masing bahaya:
• Fisik : 16 kelas
• Kesehatan: 10 kelas
• Lingkungan : 2 Kelas
Divisi/Kategori/Tipe
Setiap kelas dibagi-bagi menjadi
divisi/kategori/tipe sesuai dengan tingkat
bahayanya.
Label Elemen
Setiap divisi/kategori/tipe memiliki label elemen
(simbol, kata peringatan, dan pernyataan bahaya)
tersendiri
16
Klasifikasi B3 – GHS
Bahaya Fisik
1. Mudah meledak 8. Swa-Reaktif 13. Cairan Pengoksidasi
2. Gas Mudah Menyala 9. Cairan Piroforik 14. Padatan Pengoksidasi
3. Aerosol Mudah Menyala 10. Padatan Piroforik 15. Peroksida Organik
4. Gas Pengoksidasi 11. Swa-Panas 16. Korosif Terhadap
Logam
5. Gas Bertekanan
12. Bereaksi dengan air
6. Cairan Mudah Menyala menghasilkan gas mudah
menyala
7. Padatan Mudah Menyala
Bahaya Kesehatan
5. Mutagenisitas Sel 8. Toksisitas Sistemik
1. Toksisitas Akut
Kuman Organ Target – Paparan
2. Korosi atau Iritasi Kulit 6. Karsinogenisitas Tunggal
3. Kerusakan atau Iritasi Mata 7. Toksikologi Reproduktif 9. Toksisitas Sistemik
Organ Target – Paparan
4. Sensitisasi Pernapasan/Kulit 10. Bahaya Hirupan Berulang
Bahaya Lingkungan
1. Berbahaya Bagi Lingkungan Perairan 2. Berbahaya Terhadap Lapisan Ozon
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
MUDAH MELEDAK :
Bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 C, 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
disekitarnya.
MUDAH MENYALA:
Bahan yang berupa gas, padatan atau cairan yang pada suhu tertentu dapat
menyala
PENGOKSIDASI :
Padatan, cairan, atau gas yang secara general dapat menjadi sumber
oksigen, memicu terjadinya pembakaranmaterial lain lebih cepat atau lebih
besar dari yang terjadi dalam udara terbuka.
GAS BERTEKANAN :
Gas yang terdapat di dalam sebuah wadah dengan tekanan 200 kPa atau
lebih, atau berupa gas yang dicairkan, atau gas yang dicairkan kemudian
didinginkan.
SWA-REAKTIF :
Zat reaktif adalah zat berupa padatan/cairan yang tidak stabil dan bersifat
sangat eksotermik walaupun tanpa adanya oksigen atau udara.
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
PIROFORIK :
Zat piroforik adalah zat yang walaupun dalam jumlah kecil dapat terbakar
dalam waktu kurang dari 5 menit ketika kontak dengan udara.
SWA-PANAS :
Zat swa-panas adalah zat selain piroforik yang tanpa suplai energi dapat
memanas dengan sendirinya. Material ini akan terbakar hanya dalam jumlah
yang besar (kilogram) dan setelah periode yang lama (jam atau hari).
PEROKSIDA ORGANIK :
Zat yang memiliki gugus bivalent -O-O-, yaitu turunan dari hidrogen peroksida
(H-O-O-H) dimana atom H digantikan dengan gugus organik.
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
KOROSI KULIT/MATA :
Efek korosi terhadap kulit atau mata adalah kerusakan permanen atau
matinya (necrosis) jaringan kulit atau mata akibat kontak dengan suatu bahan.
IRITASI KULIT/MATA :
Iritasi adalah kerusakan sementara jaringan kulit atau mata akibat kontak
dengan suatu bahan.
SENSITISASI :
Sensitisasi adalah reaksi hipersensitivitas saluran pernafasan (asma/alergi)
atau reaksi alergi terhadap kulit akibat kontak dengan suatu bahan.
PENGERTIAN2 BAHAYA GHS
BAHAYA HIRUPAN:
Adalah efek akut yang berbahaya akibat masuknya suatu bahan melalui mulut
atau kerongkongan; atau akibat muntah, lalu masuk ke dalam tenggorokan
dan sistem respirasi
Label Elemen
GHS UN
F2 : Gas mudah menyala 2.1 : Gas mudah menyala
F3 : Aerosol mudah 2.2 : Gas tidak menyala
menyala dan tidak beracun
F4 : Gas pengoksidasi 2.3 : Gas beracun
F5 : Gas bertekanan 6.2 : Infeksius
K3 : Gas mudah menyala 7 : Radioaktif
No Tingkat Flammability
Bahaya (Merah)
0 Tidak Ada Rea
Hea
Bahaya ctivi
lth
1 Sedikit (Bir ty
u) (Kun
2 Sedang ing)
3 Besar
4 Sangat
O
Besar Special x
25
Simbol Simbol Bahan Kimia dan B3
GHS
26
Simbol Simbol Bahan Kimia dan B3
UN Kelas 1,2,3
Simbol Simbol Bahan Kimia dan B3
Limbah B3
F R I C E T
Flammable Reactive Infectious Corrosive Explosive Toxic
Alokasi Label Elemen
Pemahaman MSDS atau LDKB
30
Peraturan Terkait MSDS
Peraturan Pemerintah
No.74/2001 (pasal 11,12,15)
Pasal 11 “ Setiap orang yang
memproduksi B3 wajib
membuat Lembar Data
Keselamatan Bahan (MSDS)”
Pemahaman MSDS
atau LDKB KepMen Perindag No.254 /
2000
KepDirjen HubDar No.725 /
2004
PerMenkes No.472 / 1996 31
Globally Harmonized System - GHS
Lingkup GHS
GHS
=
Klasifikasi bahaya termasuk bagaimana
Klasifikasi identifikasi bahaya
+ Distribusi informasi bahaya dalam suatu
Komunikasi bahan menggunakan label dan Safety Data
Sheet
Pemahaman MSDS
atau LDKB 32
Kontent Dalam MSDS
Pemahaman MSDS
atau LDKB 33
1. Identitas Bahan dan Perusahaan
a. Nama produk
b. Identifikasi lainnya (nama
dagang, sinonim, senyawa, dll)
c. Penggunaan yang dianjurkan
dan batas penggunaan.
d. Data rinci pemasok (data
lengkap perusahaan produsen
atau distributor)
e. Nomer telepon darurat.
Pemahaman MSDS
atau LDKB 34
2. Identifikasi Bahaya
Pemahaman MSDS
atau LDKB 36
4. Tindakan Pertolongan Pertama
Pemahaman MSDS
atau LDKB 37
4.1 Contoh Tindakan Pertolongan Pertama
39
5.1 Contoh Tindakan Pemadaman Kebakaran
40
5.2 Media Pemadam
Bahan
Bakar
Pembakaran
Sumber
Oksigen
Api
Pemahaman MSDS
atau LDKB 43
5.5 Titik Api
Pemahaman MSDS
atau LDKB 44
5.6 Suhu menyala sendiri
Pemahaman MSDS
atau LDKB 46
6.3 Contoh Tindakan penanggulangan
kebocoran
Penanganan :
Jangan menghisap debu, uap, kabut atau
gas. Jangan terkena pada mata, kulit atau
pakaian. Gunakan hanya di ruang asap
bahan kimia. Simpan dan jaga dari kontak
udara.
Penyimpanan :
Simpan di tempat yang sejuk dan kering.
Pemahaman MSDS Jangan menyimpan pada paparan sinar
atau LDKB matahari langsung. Simpan di wadah yang
48
tertutup rapat.
8. Kontrol Paparan, Alat Pelindung Diri
Pemahaman MSDS
atau LDKB 49
Alat Pelindung Diri
Oral
Masker
Inhalasi
Sarung tangan
Baju pengaman
50
9. Sifat Fisik dan Sifat Kimia
8. Laju penguapan
9. Flamabilitas
51
10. LFL – UFL dan LEL-
UEL
10. Stabilitas dan reaktifitas
a. Reaktifitas
b. Stabilitas bahan kimia
c. Kemungkinan reaksi berbahaya yang bisa
terjadi.
d. Keadaan yang harus dihindari
e. Incompatible material
f. Hasil penguraian yang berbahaya.
Pemahaman MSDS
atau LDKB 52
11. Informasi Toksikologi
a. Rute paparan
b. Gejala yang muncul yang berkaitan dengan
karakteristik kimia, fisika dan toksik.
c. Efek langsung maupun tidak langsung.
d. Nilai toksisitas
a. Ekotoksisitas
b. Persistensi dan penguraian di lingkungan.
c. Potensi bioakumulasi
d. Pergerakan di tanah
e. Efek merugikan lainnya
Pemahaman MSDS
atau LDKB 53
13. Pertimbangan Pembuangan
Pemahaman MSDS
atau LDKB 54
15. Informasi peraturan
Pemahaman MSDS
atau LDKB 55
Emergency Response System
56
Definisi Tanggap Darurat
Sistem Tanggap
Darurat
57
Bagaimana Mengelola Bahaya dari Bahan Kimia
Identifikasi
Kegiatan
Identifikasi
Bahan
Identifikasi
Bahaya
Identifikasi Kemungkinan
Kecelakaan
Tindakan Pengendalian
Sistem Tanggap
Darurat 58
Bentuk umum kecelakaan
Sistem Tanggap
Darurat 59
Klasifikasi Tindakan Pengendalian
Tindakan Pengendalian
Sistem Tanggap
Darurat 60
Matriks Kecelakaan - Pengendalian
Pengendalian
(A) (B) (C)
Prevention Precaution Response
Kecelakaan
61
Permintaan User
Pengembalian ke gudang
Serah terima bahan kimia
material
Sistem Tanggap
Darurat
1.A Kondisi Ventilasi yang Memadai
Sistem Tanggap
Darurat 64
1.B APD yang Harus Dipakai
Sistem Tanggap
Darurat 65
1.C Tindakan P3K
Sistem Tanggap
Darurat 66
Pengendalian Fire Explotion
Sistem Tanggap
Darurat 67
2.A Kondisi Penyimpanan yang Aman
Penyebab lain
Sistem Tanggap
Darurat 68
2.A Kondisi Penyimpanan yang Aman
a. Hindari sumber api dan percikan listrik ; misalnya rokok, stop kontak/saklar,
lampu, gesekan sekop dengan bahan keras lainnya, exhaust elektrik, dll.
b. Segregasi bahan kimia dengan bahan lain yang incompatible. Segregasi di
tempat penyimpanan dilakukan terhadap layout maupun saluran pengumpul.
c. Lokasi penyimpanan mudah dijangkau tim pemadam kebakaran.
d. Ventilasi yang baik
e. Atap tidak dilengkapi plafon
f. Bebas banjir
g. Dilengkapi safety sign
h. Dilengkapi dengan alat komunikasi untuk tanggap darurat.
Sistem Tanggap
Darurat 69
2.A Kondisi Penyimpanan Khusus
(Bahan Mudah Meledak)
a. Lokasi pada jarak aman dengan fasilitas umum, bangunan, masyarakat, dll
(diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangan yang berlaku).
b. Memilki konstruksi lantai dan dinding yang kuat menahan ledakan namun
konstruksi atap lemah, sehingga jika terjadi ledakan akan mengarah ke atas.
c. Penyimpanan tidak boleh disatukan dengan bahan kimia .
d. Segregasi bahan mudah menyala dan pengoksidasi dengan jarak minimal 7.5
m.
e. Pisahkan bahan mudah menyala yang organik dengan anorganik.
f. Jika penyimpanan dengan bahan lain dalam satu ruangan, pisahkan dengan
sekat tahan api yang tahan terbakar selama minimal 1 jam.
Sistem Tanggap
Darurat 70
2.A Kondisi Penyimpanan Khusus
(Bahan Reaktif dan Reaktif terhadap Air)
a. Segregasi bahan reaktif dan reaktif terhadap air dengan bahan kimia apapun.
b. Jika penyimpanan dengan bahan lain dilakukan dalam satu ruangan, pisahkan
dengan sekat tahan api yang tahan terbakar selama minimal 1 jam.
c. Kondisi penyimpanan kering, tidak lembab, tidak dilengkapi dengan sprinkle air,
bebas dari masuknya air secara langsung maupun tidak langsung.
Sistem Tanggap
Darurat 71
2.B Kondisi Penggunaan yang Aman
Sistem Tanggap
Darurat 72
2.C Sistem Pemadaman Kebakaran
Sistem Tanggap
Darurat 73
Pengendalian Chemical Release
Sistem Tanggap
Darurat 74
3.A Pencegahan Release
a. Tempat penyimpanan sebaiknya terhindari dari masuknya air hujan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Kondisi lantai : kedap air, tidak retak dan tidak mudah retak, tidak licin, tahan
terhadap bahan kimia yang disimpan, landai dengan kemiringan 1% ke arah
tanggul dan bak pengumpul.
c. Ketentuan volume bak pengumpul.
Sistem Tanggap
Darurat 75
3.B Kontrol Penanganan
Sistem Tanggap
Darurat 76
3.C Penanganan Tumpah
Sistem Tanggap
Darurat 77
3.C Karakteristik Penyerap
Sistem Tanggap
Darurat 78
3.C Kriteria Pemilihan Penyerap
Sistem Tanggap
Darurat 79
Finish
80