Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN B3 SERTA POTENSI BAHAYA DI RS

Dosen Pengampuh: Achmad R Muttaqien Al-Maidin, SKM.,Mkes

Disusun Oleh :
Nama : Nopa Kasele
Nim : M.19.02.016
Prodi : S1. KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karna atas berkat
Rahmat dan karunia-Nya, tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian, penulis diharapkan memahami mengenai materi tentang apa saja konsep
bahan berbahaya dan beracun serta potensi bahaya di RS.
Walaupun dalam penulisan banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Walaupun makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna, dengan masih
banyaknya kekurangan, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca, degan
harapan kedepan supaya makalah ini lebih sempurna dan berguna bagi kita semua.

Palopo, 10 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................... 4
A. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
B. Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
A. Pengertian Bahan Beracun Berbahaya..............................................................................5
B. Jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan beracun......................................................5
C. Klasifikasi Bahan Beracun..............................................................................................7
D. Bahaya dan Resiko di Rumah Sakit..................................................................................8
E. Potensi Bahaya di Rumah Sakit.....................................................................................10
F. Teknik Pengendalian Risiko..........................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan................................................................................................................. 13
B. Saran.......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Beracun menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United State
Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya
berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan
atau lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya.

Bahan Beracun dan Berbahaya atau yang biasa disingkat B3 : Sisa sisa suatu
usaha atau kegiatan seperti proses produksi baik yang dihasilkan dari Rumah Tangga,
Industri, pertambangan, kesehatan dan lain-lain. Yang termasuk dalam limbah B3
yaitu bahan baku yang berbahaya dan beracun (gas, padatan, debu maupun cairan)
yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah berkurang nilai gunanya atau rusak,
sisa kemasan-kemasan, tumpahan minyak, oli, bensin, sisa proses industry maupun
rumah tangga, dll.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Bahan Beracun Berbahaya?
B. Apa jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan beracun?
C. Bagaimana klasifikasi Bahan Beracun?
D. Apa bahaya dan Resiko di Rumah Sakit?
E. Bagaiman potensi Bahaya di Rumah Sakit?
F. Bagaimana teknik Pengendalian Risiko?
C. Tujuan
A. Untuk mengetahui apa pengertian Bahan Beracun Berbahaya?
B. Untuk mengetahui apa jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan beracun?
C. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi Bahan Beracun?
D. Untuk mengetahui apa bahaya dan Resiko di Rumah Sakit?
E. Untuk mengetahui bagaiman potensi Bahaya di Rumah Sakit?
F. Untuk mengetahui bagaimana teknik Pengendalian Risiko?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Beracun Berbahaya
Bahan Beracun dan Berbahaya menurut OSHA (Occupational Safety and Health
Act of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun
kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,
kerusakan properti dan atau lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan
sebagai bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Bahan Beracun dan Berbahaya atau yang biasa disingkat B3 : Sisa sisa suatu usaha
atau kegiatan seperti proses produksi baik yang dihasilkan dari Rumah Tangga,
Industri, pertambangan, kesehatan dan lain-lain. Yang termasuk dalam limbah B3
yaitu bahan baku yang berbahaya dan beracun (gas, padatan, debu maupun cairan)
yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah berkurang nilai gunanya atau rusak,
sisa kemasan-kemasan, tumpahan minyak, oli, bensin, sisa proses industry maupun
rumah tangga, dll.
Contoh limbah B3 Yaitu :
 Logam berat : Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn
 Zat kimia : Pestisida, Sianida, Sulfide, Fenol, dsc

B. Jenis dan Penggolongan Bahan Berbahaya dan beracun


Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP
ini, B3 diklasifikasikan menjadi :
 Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar
(25 0C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
 Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama
atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.
 Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan 
cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih
rendah atau sama dengan 35 0
 Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik
nyala 0-210
 Mudah menyala (flammable).
 Amat sangat beracun (extremely toxic);
 Sangat beracun (highly toxic);
 Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan
akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam
tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
 Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
 Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang
dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang
bersifat basa.
 Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya
yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya
CFC), persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut
dapat merusak lingkungan.
 Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel
kanker.
 Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio.
 Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
(merubah genetika).

Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam Kepmenkes ini B3 dikelompokkan
dalam 4 klasifikasi yaitu

 Klasifikasi I, meliputi :
 Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan
bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit
penanganan dan pengamanannya;
 Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
 Klasifikasi II, meliputi :
 Bahan radiasi;
 Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
 Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat) kurang
dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput lendir;
 Bahan etilogik/biom
 Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
 Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
 Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
 Klasifikasi III, meliputi :
 Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah meledak
karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
 Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi tidak
mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
 Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan nyeri;
 Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
350Csampai 600C;
 Bahan pengoksidasi organik;
 Bahan pengoksidasi kuat;
 Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
 Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya lainnya.
 Klasifikasi IV, yaitu :
 Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
 Bahan pengoksid sedang;
 Bahan korosif sedang dan lem

Identifikasi B3
 Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan
lembar data keselamatan bahan (Material safety data sheet)
 Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3, dan label adalah
uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3

C. Klasifikasi Bahan Beracun

Urutan Kelompok LD 50 mg/kg


1 Amat sangat beracun 1
2 Sangat beracun 1-50
3 Beracun 51-500
4 Agak beracun 501-5.000
5 Praktis tidak beracun 5001-15.000
6 Relative tidak berbahaya 15.000

1. Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya


Dasar : Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja.
Pengurus atau pengusaha : Wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya di tempat
kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan PAK
Pengendalian Kimia Berbahaya :
 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label
 Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
2. Lembar Data Keselamatan Bahan Berisi Keterangan
Identitas Bahan dan Perusahaan
• Komposisi Bahan
• Identifikasi Bahaya
• Tindakan P3K
• Tindakan Penanggulangan Kebakaran
• Tindakan Mengatasi Kebocoran & Tumpahan
• Penyimpanan & Penanganan Bahan
• Pengendalian & AP Sifat Fisika dan Kimia
• Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
• Informasi Toksikologi
• Informasi Ekologi
• Pembuangan Limbah
• Pengangkutan Bahan
• Informasi Lain yang Diperlukan.

D. Bahaya dan Resiko di Rumah Sakit


Bahaya dan Resiko di rumah sakit yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
faktor biologi, fisik, kimia, fisiologi, dan psikologi dapat menyebabkan penyakit dan
kecelakaan kerja, atau menjadi penyebab kecelakaan bagi pengunjung, pasien dan
masyarakat sekitar lingkungan rumah sakit. Pekerja rumah sakit memiliki risiko kerja
yang lebih tinggi dibanding pekerja industri lain sehingga bahaya resiko tersebut
harus dikendalikan. Selain itu, hal ini harus diketahui bersama sebagai bentuk
tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak kita inginkan.
Berikut merupakan penjelasan mengenai sistem pengendalian bahaya dan resiko
rumah sakit yang harus dilakukan di rumah sakit (Modul Pelatihan Dasar Wajib
Pengendalian Risiko Bahaya di Rumah Sakit) :
a. Risiko bahaya fisik
Risiko bahaya mekanik
Risiko yang paling sering terjadi adalah tertusuk jarum, terpeleset ataupun menabrak
dinding/pintu kaca. Pengendalian yang harus dilakukan antara lain : penggunaan
safety box limbah tajam, kebijakan dilarang menutup kembali jarum bekas,
pemasangan keramik anti licin pada koridor dan lantai yang miring, pemasangan
rambu “awas licin”, pemasangan kaca film dan stiker pada dinding/pintu kaca agar
lebih kelihatan.
b. Risiko bahaya radiasi
Risiko ini terdapat di ruang radiologi, radio therapy, kedokteran nuklir dan beberapa
kamar operasi yang memiliki x-ray. Pengendalian yang harus dilakukan antara lain :
pemasangan rambu peringatan bahaya radiasi, pengecekan tingkat paparan radiasi
secara berkala dan pemantauan paparan radiasi.
c. Risiko bahaya kebisingan
Risiko ini terdapat pada ruang boiler, generator listrik dan ruang chiller. Pengendalian
yang harus dilakukan antara lain : substitusi peralatan melalui alat-alat baru dengan
intensitas kebisingan yang lebih rendah, penggunaan pelindung telinga dan
pemantauan tingkat kebisingan secara berkala oleh sanitasi.
d. Risiko bahaya pencahayaan
Risiko bahaya pencahayaan ini seperti di kamar operasi dan laboratorium.
Pengendalian yang harus dilakukan adalah pemantauan tingkat pencahayaan secara
berkala oleh sanitasi dan hasil pemantauan dilaporkan ke petugas teknisi untuk tindak
lanjut ruangan yang tingkat pencahayaannya tidak memenuhi persyaratan.
e. Risiko bahaya listrik
Risiko bahaya listrik terdiri dari konsleting dan kesetrum. Pengendalian yang harus
dilakukan adalah adanya kebijakan penggunaan peralatan listrik harus memenuhi SNI,
serta dilakukan pengecekan secara rutin baik fungsi dan kelayakan peralatan listrik di
rumah sakit. isiko bahaya biologi
f.Risiko bahaya biologi yang paling banyak adalah akibat kuman patogen dari pasien
yang ditularkan melalui darah, cairan tubuh, dan udara. Pengendalian yang harus
dilakukan adalah melalui sanitasi dan harus didukung dengan housekeeping yang baik
dari seluruh karyawan dan penghuni rumah sakit.
g. Risiko bahaya kimia
Risiko ini terdapat pada bahan-bahan kimia golongan berbahaya dan beracun.
Pengendalian yang harus dilakukan adalah dengan identifikasi bahan-bahan B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun), pelabelan standar, penyimpanan standar, penyiapan
MSDS (Material Safety Data Sheet) atau lembar data keselamatan bahan, penyiapan
P3K, serta pelatihan teknis bagi petugas pengelola B3. Selain itu pembuangan limbah
B3 cair harus dipastikan melalui saluran air kotor yang akan masuk ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
f. Risiko bahaya fisiologi
Risiko ini terdapat pada sebagian besar kegiatan di rumah sakit berupa kegiatan
angkat angkut, posisi duduk, ketidaksesuaian antara peralatan kerja dan ukuran fisik
pekerja. Risiko ini misalnya terjadi pada pekerjaan angkat dan angkut baik pasien
maupun barang. Selain itu pemilihan sarana dan prasarana rumah sakit juga harus
mempertimbangan faktor fisiologi, terutama peralatan yang dibeli dari negara lain
yang secara fisik terdapat perbedaan ukuran badan. Pengendalian yang harus
dilakukan yaitu melalui melakukan gerak tubuh secara rutin.
g. Risiko bahaya psikologi
Risiko bahaya psikologi dapat terjadi di seluruh rumah sakit berupa
ketidakharmonisan hubungan antar manusia didalam rumah sakit, baik sesama staff,
staff dengan pasien, maupun staff dengan pimpinan. Risiko psikologi akan
memberikan pengaruh pada perilaku atau semangat kerja petugas sehingga
produktivitas akan menurun. Upaya pengendalian yang dilakukan untuk risiko ini
adalah dengan mengadakan pertemuan antar satuan kerja, antar staff, dan pimpinan
pada acara-acara bersama yang bertujuan agar terjalin komunikasi dengan baik.
Sehingga secara psikologi hal ini berdampak baik pada proses pengakraban, dengan
harapan risiko bahaya psikologi dapat ditekan seminimal mungkin.

1. Karakteristik RumahSakit
 Pelayanan kesehatan : industri jasa yang kompleks
 padat masalah
 Ragam potensi profesi RS
 Tenaga medis
 Perawat
 Tenaga teknis
 Analis
 Administrasi
 Kerumahtanggaan
 RS tempat kerja berbahaya (multi faktor risiko)
Risiko bahaya K3 petugas RS >>> pekerja sektor lain
2. Resiko kerja di RS
 Health Risk (Risiko Kesehatan):
a. Blood borne pathogen: HIV, HBV, HCV
b. TB, Typhoid, Hep-A, Varicella Zooster Waste anesthetic gases
c. Sterilants: ethylene oxide, formaldehyde  Anti neoplastic drugs
d. Ergonomic (e.g.chronic back pain; shift work) 
e. Radiation (X-rays, UV, Lasers)
f. Psychosocial: Job related stresses
g. Others: food poisoning
 Safety Hazards (risiko keselamatan):
a. Electrocution (tersengat listrik);
b. Fire (kebakaran)
c. Trauma.
E. Potensi Bahaya di Rumah Sakit
1. Bahaya Kimia (chemical hazard)
 Bahan mentah, produk antara, produk akhir, limbah, dan bahan kimia
pembantu yang digunakan dalam proses
 Dalam batas tertentu berdampak terhadap kesehatan, namun dapat digunakan
secara aman dengan prosedur yang benar
 Tidak ada bahan kimia yang entirely safe
 Klasifikasi: - bahan kimia tidak berbahaya
 bahan kimia berbahaya dan beracun (B3).

2. Bahaya Ergonomi
 Merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan Kesehatan sebagai
akibat dari ketidaksesuaian desain kerja dengan pekerja.
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaannya, diaplikasikan untuk mendesain pekerjaan dan tempat kerja agar
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan tubuh manusia.
Tujuan penerapan ergonomic yaitu menyesuaikan pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia untuk menurunkan resiko yang akan dihadapi.

Contoh bahaya potensial (berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Rumah Sakit)

Jenis bahaya Bahaya potensial lokasi Pekerjaan yang peling


beresiko
Kimia  Formaldehyde Laboratorium, kamar Petugas kamar mayat,
mayat, Gudang petugas laboratorium
farmasi dan farmasi

Petugas/dokter gigi,
 Methyl: metharcrylate, Hg Ruang pemeriksaan dokter bedah, dan
(almagam) gigi perawat.

Teknisi, petugas
 Solvents Laboratorium, bengkel laboratorium, dan
kerja, semua area di petugas pembersi
Rumah Sakit

Ruang operasi gigi, Dokter gigi, perawat,


 Gas-gas anestesi OK, dan ruang dokter bedah,
pemulihan dokter/perawat
anestesi
Biologik AIDS, hepatitis B, dan Non A- IGD, kamar operasi, Dokter, dokter gigi,
Non B ruang pemeriksaan perawat, petugas
gigi, laboratorium, laboratorium, sanitasi
laundry dan laundry.

Cytomegalovirus Ruang kebidanan, dan Perawat, dokter yang


ruang anak bekerja dibagian ibu
dan anak.
Dokter dan perawat
Rubella Ruang ibu dan anak
Perawat, petugas
Tuberculosis Bangsal, laboratorium, laboratorium, dan
ruang isolasi fisioterapis
Ergonomik Pekerjaan yang dilakukan Area pasien dan Petugas yang
secara manual tempat penyimpanan menangani pasien dan
barang (Gudang) barang

Semua area
Postur yang salah dalam Dokter gigi, petugas
melakukan pekerjaan pembersi, fisioterapis,
sopir, operator
computer, dan yang
berhungan dengan
pekerjaan juru tulis

F. Teknik Pengendalian Risiko


1. Factor fisika
 Tata ruang yang sehat
 Penggunaan APD
 Technical engineering
 Pemeliharaan kebersihan lingkungan
2. Factor biologi
 Penggunaan APD
 Penerapan hand hygiene -5 moments
 Imunisasi pekerja berisiko tertular penyakit
 Penerapan teknik dekontaminasi dan disinfeksi secara benar
 Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
3. Factor kimiawi
 MSDS (Material Safety Data Sheet) tersedia pada ruang simpan B3 dan harus
dipahami oleh pengguna
 Pemberian simbol dan label identitas pada kemasan
 Penggunaan APD
 Penyediaan dan pelatihan penggunaan spill kit
 Ruang penyimpanan sesuai ketentuan teknis
 Pembatasan akses
 Penyediaan sarana proteksi kebakaran dan pelatihan/simulasi.
4. Factor psikososial
 Pengaturan kerja -shifting
 Variasi kerja
 Rotasi kerja
 Kegiatan hiburan
5. Factor ergonomic
 Eliminasi/substitusi metode kerja berisiko (mendorong, menarik, mengangkat)
 Menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan ukuran tubuh agar tidak
melelahkan
 Pengaturan suhu, kelembaban dan pencahayaan
 Technical control (penggunaan alat bantu, pengaturan workstation)
 Medical test

Upaya Keselamatan
1. Budayakan Gerakan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin)
2. Hazard free yaitu waspada dan kendalikan factor bahaya dilingkungan kerja anda
3. APD yaitu gunakan alat pelindung diri
4. Partisipatif yaitu pelihara kondisi aman.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan Beracun dan Berbahaya menurut OSHA (Occupational Safety
and Health Act of the United State Government) adalah bahan yang karena
sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada
kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Bahaya dan Resiko di rumah sakit yang disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti faktor biologi, fisik, kimia, fisiologi, dan psikologi dapat
menyebabkan penyakit dan kecelakaan kerja, atau menjadi penyebab
kecelakaan bagi pengunjung, pasien dan masyarakat sekitar lingkungan rumah
sakit. Pekerja rumah sakit memiliki risiko kerja yang lebih tinggi dibanding
pekerja industri lain sehingga bahaya resiko tersebut harus dikendalikan.
Selain itu, hal ini harus diketahui bersama sebagai bentuk tindakan preventif
untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak kita inginkan.

B. Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas. Dengan makalah ini
penyusun mengharapkan setiap mahasiswa mau memberikan kritik dan saran
untuk memaksimalkan keberhasilan makalah selanjutnya. Karena kritik dan
saran kalian semua berarti bagi penyususn. Semoga makalah ini berguna bagi
Pendidikan kita agar lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dlh.pulangpisaukab.go.id/2018/01/11/b3-bahan-berbahaya-dan-beracun/
http://riskaseptifani.lecture.ub.ac.id/files/2018/10/1.-BAHAN-BERACUN-BERBAHAYA-B3.pdf
https://alamendah.org/2014/10/05/bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-pengertian-dan-jenis/
https://prashetyaquality.com/2017/10/potensi-bahaya-dan-resiko-di-rumah-sakit/
https://id.scribd.com/presentation/391214596/Potensi-Bahaya-Di-Rumah-Sakit
http://sib3pop.menlhk.go.id/articles/view?slug=informasi-b3

Anda mungkin juga menyukai