Kelompok 3:
120250002 Nofitri Ramadhani Wijaya
120250005 Dendy Dorisca Zagoto
120250009 Igo Valliansyah Putra
120250020 Amanda Putri Amelia
120250027 Arissya Novia Sari
120250033 Andini Nur Anisa. B
120250047 Agita Elisabeth Br Purba
120250049 Sabrina Azima Rahma
120250054 Nartik Purnama Sari
120250087 Pera Lusiana
120250092 Rahmawati Azzahra
120250126 Gabriella Anggi Rencia
Dosen Pengampu:
Firda Cahya Alam, S.Si., M.T.
Aulia Annas Mufti, S.T., M.Eng.
Dari hasil identifikasi dengan mengacu pada PP nomor 22 tahun 2021 Lampiran IX
dan X mengenai jenis komposisi limbah B3 dari bidang Reparasi Kapal Y, didapatkan data
bahwa terdapat 5 komponen kategori bahaya tingkat 2 dan 3 kategori bahaya tingkat 1.
Menurut Menteri Perindustrian Saleh Husein menyatakan slag dan scrap (potongan
besi) yang merupakan limbah dari industri baja, tidak termasuk ke dalam limbah B3. Selain
itu, berdasarkan HS Code 7204100000 [Limbah Non-B3] sisa dan skrap dari besi tuang
menyatakan Limbah Non-B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang tidak mengandung
bahan berbahaya dan atau beracun.
Karakteristik dari Limbah B3 dari bidang Reparasi Kapal Y yaitu Mudah terbakar dan
beracun. Limbah sandblasting dikategorikan sebagai limbah B3 karena pada limbah tersebut
terindikasi mengandung sejumlah logam berat yang dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan dan lingkungan. Selain itu, Kain majun bisa dikatakan termasuk limbah
pabrik atau sampah pabrik hasil buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi garment.
3.2 Identifikasi jenis Wadah, Jumlah Wadah, Simbol, dan Label
Tabel 3.2 Jenis Limbah dari Bidang Respirasi Kapal Y
Kapasitas
Tiap
Nama Timbulan Jenis Gambar Jumlah
Wadah
No Limbah B3 (m3) Wadah Wadah1 Wadah Simbol2 Label
yang
digunakan
Kapasitas
satu drum
Drum plastik 15
1. Majun 2,94
Plastik adalah wadah
200L atau
0,2 m3
Kapasitas
satu
1
2. Kaleng Cat 47,2 Kontainer container
wadah
adalah 85
m3
Kapasitas
satu drum
Drum 15
3. Oli/pelumas 2,9 adalah
Logam wadah
200L atau
0,2 m3
Kapasitas
satu jumbo
1
4. Masker 3 Jumbo bag bag adalah
wadah
500KL atau
500 m3
Kapasitas
satu drum
Sarung Drum plastik 20
5. 4
Tangan Plastik adalah wadah
200L atau
0,2 m3
Kapasitas
satu drum
Baterai Drum plastik 10
6. 2
Bekas Plastik adalah wadah
200L atau
0,2 m3
Kapasitas
satu
kontainer
Pasir 4
38 Kontainer adalah
sandblasting wadah
10.000 L
atau 10
m3
Kapasitas
satu drum
Potongan Drum 1
8. 0,2 adalah
besi Logam wadah
200L atau
0,2 m3
Keterangan :
• 36.8 m2 diperlukan 1 detektor kebakaran sesuai dengan Permen No. 2 tahun 1983.
3.6 Jumlah Lampu
Lebar (m) Panjang (m)
Ruang Jumlah Lampu
a b
Majun 3.2 5 1
Sarung Tangan 3.2 6.8 2
Baterai 3.2 5.6 2
Masker 3.2 5 1
Oli/Pelumas 3.2 5 1
Pasir Sandblasting 5.5 9.6 4
Kaleng Cat 0
Keterangan :
• Dengan kemampuan pencahayaan berbeda per ruangan sesuai kebutuhan setiap
bahan
3.7 Jumlah Jendela atau Penerangan Alami
1. Ruang Lingkup Prosedur ini menetapkan pengolahan limbah B3 yang dihasilkan oleh unit
kerja dari bidang reparasi kapal yang menjadi tolak ukur penyimpanan.
2. Maksud dan Tujuan ➢ Maksud dari pembuatan Standar Operasional Prosedur ini adalah
untuk menjamin dan mengetahui kondisi lingkungan wilayah
pengumpulan serta penyimpanan limbah B3 diwilayah tersebut.
➢ Tujuan dibuatnya Standar Operasional Prosedur yaitu guna menjadi
acuan dasar adanya kegiatan yang terjadi di wilayah tempat
penyimpanan reparasi kapal tersebut, agar dalam pengolahan limbah
B3 akan tertib dan aman baik dari segi kesehatan maupun Lingkungan.
3. Kebijakan 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 6 Tahun
2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 294).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32).
4. Istilah dan Definisi a. Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum dalam Undang – Undang
RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan peraturan – peraturan lain di bawahnya.
b. Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 limbah B3 adalah sisa suatu
kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dan didalamnya terkandung zat
atau komponen lain yang karena karakteristiknya dapat merusak,
membahayakan kesehatan serta kelangsungan makhluk hidup.
c. Simbol dan label limbah B3 berfungsi untuk menunjukan klasifikasi
limbah B3 yang disimpan dalam suatu kemasan, pelabelan berfungsi
juga agar limbah tersebut tidak tercampur dan memudahkan pada saat
peletakan karena tidak semua jenis limbah B3 yang dapat digabung
menjadi satu tempat.
d. Waktu pengemasan, jumlah, serta karakteristik Limbah B3.
Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah Setiap bahan yang karena
sifat dan konsentrasi, jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi)
adalah tenaga ahli yang mempunyai kompetensi khusus di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi SMKK yang dibuktikan dengan
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
1) Metode Pengangkutan
Pada bidang reparasi kapal Y ini, Metode pengangkutan limbah B3 yang wajib dilengkapi
dengan rekomendasi pengangkutan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan meliputi :
➢ Pengangkutan limbah B3 (baik yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 atau
Pengangkut Limbah B3) yang dilakukan dalam tapak proyek yang sama namun
melewati jalan umum (lihat Gambar Pola 3);
2. Festronik
festronik adalah dokumen pemantauan kegiatan pengelolaan limbah B3. Namun,
festronik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan manifest fisik. Contohnya,
festronik dapat diakses melalui semua perangkat eletronik yang memililki Web browser
seperti Chrome, Mozilla, dan lainnya, sehingga pelaporan dan pemantauan dapat
dilakukan dengan lebih mudah, lebih terintegrasi dan secara langsung. Semua pihak
yang menggunakan festronik harus terdaftar di dalam sistem KLHK.
3. Sistem Informasi Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup (“Simpel”)
SIMPEL atau Sistem Informasi Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup adalah sistem
yang mengatur secara elektronik mekanisme pelaporan pelaksanaan rencana pengelolaan
lingkungan hidup, rencana pemantauan lingkungan hidup, pelaksanaan ijin perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, dan penerapan baku mutu.
Sama seperti festronik, SIMPEL adalah transformasi dari pelaporan manual ke dalam
bentuk pelaporan elektronik, sehingga pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pemenuhan tanggung jawab ijin lingkungan hidup dapat melaporkan semua kegiatan
pelaksanaan dan pemantauannya dengan mudah.
No Jenis Limbah B3 Tanggal Sumber Jumlah Tujuan Tanggal Jumlah Bukti Jumlah
Yang Di Angkut Pengangkutan Limbah Limbah Penyerahan Diterimanya Limbah B3 Nomor Barcode
Limbah B3 B3 B3 Yang Limbah Limbah B3 Yang Dokumen Yang
Di Angkut Ditujuan Diserahkan Digunak
an
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
1 B110d - Majun 20 Mei 2022 PT YY 6.90 Ton PT XX 22 Mei 2022 6.90 Ton 00111 1 Set
2 B104d – Kaleng Cat 20 Juni 2022 PT YY 0.69 Ton PT XX 22 Juni 2022 0.69 Ton 00222 1 Set
3 B105d - Oli/Pelumas 25 Juni 2022 PT YY 2.62 Ton PT XX 27 Juni 2022 2.62 Ton 00333 1 Set
Bekas
4 A337-1 - Masker 10 Juli 2022 PT YY 0.41 Ton PT XX 12 Juli 2022 0.41 Ton 00444 1 Set
5 A337-1 – Sarung 15 Juli 2022 PT YY 19.65 Ton PT XX 17 Juli 2022 19.65 Ton 00555 1 Set
Tangan
6 B355-2 – Baterai 20 Agustus PT YY 0.75 Ton PT XX 22 Juli 2022 0.75 Ton 00666 1 Set
Bekas 2022
7 Potongan Besi 30 September - - - - - - -
2022
8 B323-1 – Pasir 15 Oktober PT YY 0.37 Ton PT XX 17 Oktober 0.37 Ton 00777 1 Set
Sandblasting 2022 2022
A. Standar Pengangkutan
1. SOP tata cara muat sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3 yang akan
diangkut
SOP berupa dokumen yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan
diberikan stempel perusahaan, mengikuti format sistem mutu).
a) SOP tata cara muat merupakan 1 (satu) dokumen terpisah.
b) SOP tata cara muat merupakan dokumen resmi perusahaan, SOP setidaknya
memuat tentang bagaimana cara muat Limbah B3 ke dalam alat angkut, mulai dari
penentuan titik muat, cara memindahkan untuk masing-masing jenis kemasan
Limbah B3 yang digunakan termasuk alat bantunya (jika ada), dan tata letak
berbagai kemasan Limbah B3 yang digunakan dalam setiap jenis alat angkut.
2. SOP tata cara bongkar sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3 yang akan
diangkut
SOP berupa dokumen yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan
diberikan stempel perusahaan, mengikuti format sistem mutu).
a) SOP tata cara bongkar merupakan 1 (satu) dokumen terpisah.
b) SOP tata cara bongkar merupakan dokumen resmi perusahaan, SOP setidaknya
memuat tentang bagaimana cara bongkar atau memindahkan Limbah B3 sesuai
dengan jenis/berbagai kemasan Limbah B3 yang digunakan dan menyebutkan alat
bantu pembongkaran (jika ada) dari setiap jenis alat angkut ke tempat/titik
bongkar yang telah ditentukan oleh penerima Limbah B3
3. SOP penanganan dalam keadaan darurat sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah
B3 yang akan diangkut
SOP berupa dokumen yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan
diberikan stempel perusahaan, mengikuti format sistem mutu
a. SOP penanganan dalam keadaan darurat merupakan 1 (satu) dokumen terpisah.
b. SOP penanganan dalam keadaan darurat merupakan dokumen resmi perusahaan.
SOP setidaknya memuat tentang bagaimana cara penanganan setiap keadaan
darurat yang berpotensi terjadi pada saat proses pengangkutan Limbah B3. Mohon
disebutkan peralatan yang digunakan untuk setiap kondisi darurat
Format SOP