Disusun oleh:
S1 FARMASI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terakhir ini semakin banyak limbah yang berasal dari rumah tangga, rumah sakit,
laboratorium dan sebagainya berupa cair, padat maupun gas dan semuanya itu dapat
membahayakan bagi kehidupan disekiar kita, namun ada limbah yang lebih berbahaya lagi
yang disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal ini sebenarnya bukan
merupakan masalah kecil, karena jika limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tersebut
dibiarkan penanganannya yang salah dalam mengelola limbah B, maka dampak dari
Limbah Bahan Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin besar dan meluas, sehingga
dampaknya akan sangat dirasakan untuk lingkungan sekitar kita serta dampak tersebut
akan mengakibatkan bagi kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan
dalam jangka pendek atau dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa
yang akan datang.
B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun didefinisikan sebagai bahan yang karena
sifat dan konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, serta dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Salah satu tujuan bagi kita bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung
jawab kita bersama untuk menanggulanginya, khususnya pada masalah limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun. Maka dari itu penulis tertarik untuk diketahui lebih lanjut tentang
masalah B3.
Menurut PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan /atau kegiatan yang mengandung B3. Pengelolaan limbah B3
meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, penimbunan, dan pembuangan limbah B3.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa definisi dari Limbah B3 ?
2. Apa akibat Limbah B3 terhadap manusia ?
3. Bagaimana perbedaan penanganan Limbah B3 di rumah tangga, rumah sakit dan
Laboratorium ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari Limbah B3.
2. Mengetahui dan memahami akibat Limbah B3 terhadap manusia.
3. Mengetahui perbedaan penanganan Limbah B3 di rumah tangga, rumah sakit dan
Laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan. B3 adalah zat, energi dan atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
a. Mudah meledak
b. Mudah menyala
c. Reaktif
d. Beracun
e. Infeksius
f. Korosif
g. Limbah berbahaya bagi lingkungan
a. Mudah menyala : limbah yang dapat menyebabkan kebakaran. Hal tersebut tergantung
pada titik nyala dari bahan. Contohnya seperti cairan atau gas yang dapat menyulut
api, senyawa yang sensitif terhadap gesekan atau dapat menyebabkan kebakaran
dengan adanya kelembaban.
b. Reaktif : kemampuan bahan untuk bereaksi dengan dirinya sendiri dan bahan lain
dalam kondisi normal. Hal ini dapat terjadi karena bahan yang tidak stabil dan
kecenderungan untuk bereaksi dengan air, udara, atau sensitifitas dengan panas
sehingga menyebabkan ledakan.
c. Beracun : kemampuan suatu bahan yang dapat menyebabkan potensi bahaya pada
kesehatan manusia maupun lingkungan. Organisme dapat terpapar dengan cara
terhirup, tertelan, atau penyerapan melalui kulit. Paparan tersebut dapat menyebabkan
dampak langsung dan tidak langsung. Paparan itu dapat dikategorikan sebagai efek
karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik, membahayakan sistem reproduksi,
pernafasan dan sistem syaraf.
d. Korosif : kemampuan sebuah bahan untuk menyebabkan korosi pada logam karena
tingkat asam dan alkalinitas. Limbah dengan sifat seperti ini perlu penanganan khusus
serta ditampung dalam wadah seperti drum, tangki, atau tong.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Limbah B3
Pengertian limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
E. Pengolahan Limbah B3
1. Pengolahan Limbah B3 Rumah Tangga
A. Pengolahan Limbah Padat/Sampah
Adapun bentuk pengelolaan yang dianjurkan untuk menangani masalah sampah adalah
sebagai berikut:
a. Pemilihan
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan mengadakan pemilahan sampah basah
(organik) dan sampah kering (anorganik) oleh masing-masing rumah tangga. Bagi
rumah tangga yang memiliki lahan, dapat mengolah sampah basah menjadi kompos
yang berguna untuk tanaman, sedangkan untuk sampah kering seperti kertas, botol,
plastik dan kaleng, sebelum dibuang sebaiknya dipilah dulu, dikarenakan sampah
tersebut ada yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, bisa juga diberikan
kepada pemulung dan yang tidak bisa dipakai kembali dapat dibuang.
b. Pewadahan
Pola pewadahan yang direncanakan adalah pola individual, yaitu setiap keluarga
menyediakan pewadahan, wadah ditempatkan di halaman depan rumah atau di
pinggir jalan sehingga mempermudah pada saat pengumpulan dan pengangkutan.
c. Pengumpulan
Untuk menangani masalah persampahan yang bersumber dari rumah tangga, pola
pengumpulan yang dianjurkan adalah pola individual tak langsung, dimana sampah
dikumpulkan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap sumber sampah
(rumah ke rumah) dan diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS). Dalam
pemuatan maupun pembongkaran sampah, compactor truck dan arm roll dilengkapi
dengan lengan tarik hidrolik sehingga dapat bergerak secara otomatis yang
dikendalikan oleh sopir sehingga tidak bersentuhan langsung dengan sampah.
d. Tempat pembuangan sementara (TPS)
Setelah sampah dikumpulkan dan diangkut, maka selanjutnya sampah dibuang ke
tempat pembuangan sementara yang tersedia.
e. Penanganan sampah dengan konsep 3R :
- Reduce (Mengurangi): kegiatan mengurangi sampah, tidak akan mungkin
menghilangkan sampah secara keseluruhan tetapi secara teoritis aktivitas ini
akan mengurangi sampah dalam jumlah yang nyata.
- Reuse (Memakai kembali): Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai, hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah.
- Recycle (Mendaur ulang): Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang, tidak semua barang bisa didaur ulang namun
saat ini sudah banyak industri formal yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
B. Air Limbah (Dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci)
Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan, mall dan lain-lain.Contoh : air
bekas cucian pakaian atau peralatan makan, air bekas mandi, sisa makanan
berwujud cair dan lain-lain. Pengelolaan air limbah rumah tangga dapat dilakukan
dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air
dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat
dan murah.
Limbah ini meliputi tinja dan urine. Menurut Suparmin keseimbangan ekosistem
tanah, air, dan udara dapat terganggu karena pencemaran ekosistem oleh berbagai
jenis bahan pencemar biologis, kimiawi, maupun fisik yang terdapat pada tinja
dan limbah cair. Oleh karena itu, pembuangan tinja dan limbah cair yang aman
dan saniter, akan mencegah pencemaran lingkungan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal
yang penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam
penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan
bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut. Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2
kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat
berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio
vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. Sementara itu,
efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek
mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat
bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi.Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3
di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning,
solidification/Stabilization dan incineration.
B. Saran
Mengingat penjelasan-penjelasan dalam makalah diatas sangat jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyaknya kekurangan dan kurang merinci dan lengkapnya
materi yang dikutip atau disampaikan. Maka untuk masa-masa yang akan datang semoga
makalah ini dapat lebih disempurnakan, dan lebih mendalami serta memperinci materi-
materinya lagi, sehingga makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi dan dari segi
materi, berhubung penulis mengambil tema yaitu B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun,
maka selaku penulis berharap agar penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut jangan dijadikan masalah yang sepele, namun hal tersebut tentunya dapat menjadi
perhatian kita bersama,bukan hanya pemerintah ,tetapi kita semua, karena apabila dampak
dari limbah B3 tersebut telah menyebar luas, maka bukan hanya satu ataupun dua orang
yang akan menerima akibatnya, tetapi juga akan berpengaruh terhadap orang banyak
termasuk mungkin diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, N.H.T., Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan, Jakarta: Erlangga.
Slamet, Juli Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.