Anda di halaman 1dari 13

PENGOLAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2
1. NORIDGE FERNALDO FALLO(KETUA)
2. ANTONIA AYU ASISI
3. ASTRID KATARINA HAWA
4. BEATRIX YULIANA SUSANG
5. DESY GLORITA LAPAIBEL
6. KRISTINA B.YUNISTA NONI
7. MARIA TEODOSIA B.DATON
8. YUNITA KASE

POLTEKES KEMENKES KUPANG


2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik,rumah tangga,perusahaan,
kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang beripa cair,padat bahkan berupa zat gas dan
semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita.tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang
disebut dengan limbah B3(bahan berbahaya dan beracun).Hal tersebut sebenarnya bukan
merupakan masalah kecil dan sepele,karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3)
tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya,atau bahkan melakukan penanganan
yang salah dalam menanganani limbah B3 tersebut,maka dampak yang luas dari Limbah Bahan
Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas,bahkan dampaknyapun akan sangat
dirasakan bagi lingkungan sekitar kita,dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada
kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun
dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang,dan kita tidak akan
tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun seperti kata pepatah”Lebih Baik
Mencegah Daripada Mengobati”,hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita
semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut,ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan
kita,dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya

Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala sesuatu
yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya,khususnya pada
masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun tersebut Dan yang menjadi permasalahannya
sekarang adalah bagaimana cara mengatasi ataupun menanggulangi limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun(B3) tersebut merupakan sesuatu yang sebenarnya harus menjadi perhatian khusus
untuk pemerintah,dan bahka menjadi salah satu hal yang juga patut menjadi perhatian kita
bersama.
Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting
dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam penanggulangan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan bukannya malah
menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut.Untuk itu
pengenalan secara umum mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut sangatlah
penting,baik dari segi penanggulangannya pada suatu tempat secara luas ataupun secara
khusus,mengetahui klasifikasi didalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tersebut,mengidentifikasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut,serat hal-hal lain yang
menjadi pendukung dalam mengenal limbah B3 tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa pengertian dari limbah B3 ?


 Apa saja sifat-sifat dan sumber dari limbah B3 ?
 Apa saja simbol dan label pada limbah B3 ?
 Bagaimana cara pengolahan dan penanganan limbah B3 ?

1.3 TUJUAN

 Untuk mengetahui pengertian dari limbah B3


 Untuk mengetahui sifat dan sumber dari limbah B3
 Untuk mengetahui simbol dan label limbah B3
 Untuk mengetahui cara pengolahan dan penanganan limbah B3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LIMBAH B3

Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena
itu, pengertian limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam
kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.

Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. B3 adalah bahan buangan
bentuk (padat, cair dan gas) yang dihasilkan baik dari proses produksi maupun dari proses
pemanfaatan produksi industri tersebut yang mempunyai sifat berbahaya dan sifat beracun
terhadap ekosistem karena dapat bersifat korosif, eksplosif, toksik, reaktif, mudah terbakar,
menghasilkan bau, radioaktif dan bersifat karsinogenik maupun mutagenik terhadap Kesehatan
manusia dan lingkungan (PP No.12/1995

Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga
menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah
tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian,
pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu, pembersih
oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai.

2.1 SIFAT DAN SUMBER LIMBAH B3


Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
 Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama,
melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian,
pengemasan dan lain-lain.
 Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri (kegiatan
utama).
 Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya
prodak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi.

Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu,
di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun, bersifat
korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik,
mutagenik, dan lain sebagainya.
 Mudah meledak (explosive)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat
meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi
fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat penanganannya,
pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa
diduga-duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah
bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat.
 Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi
sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak
ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh
limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.
 Mudah menyala (flammable)
Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar
karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan
tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena,
pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan
logam, dan laboratorium kimia.
 Beracun (moderately toxic)
Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun
bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik
melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah b3 ini adalah limbah
pertanian seperti buangan pestisida.
 Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak
inhalasi ataupun oral.
 Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam)
dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa
asam sulfat yang digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta
limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.
 Bersifat iritasi (irritant)
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi pada
kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk bila
terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet.
 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada
lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang
dihasilkan dari mesin pendingin.

 Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik (mutagenic)


Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker,
teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan limbah
mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom.

2.3 SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3


Label Limbah B3 Beracun

Label limbah B3 bahan beracun, dapat menyebabkan cedera serius atau kematian jika tertelan,
terhirup, atau kontak dengan kulit. Simbol limbah B3 beracun memiliki warna dasar putih dan
piktogram tengkorak manusia dengan tulang bersilang. Di bagian bawah gambar terdapat tulisan
BERACUN berwarna hitam dan blok segi lima berwarna merah. Dipasang pada wadah/ kemasan
bahan beracun. Misalnya, metanol, benzena, cyanohydrin, calcium cyanide, dan bahan beracun
lainnya. Misalnya, limbah sianida, sulfida atau amoniak.
Label Limbah B3 Infeksius

Label limbah laboratorium, medis, atau limbah lainnya yang mengandung bakteri/ kuman

penyebab timbulnya penyakit yang dapat menular. Simbol limbah B3 infeksius memiliki warna
dasar putih dengan piktogram infeksius berwarna hitam. Di bagian tengah terdapat tulisan
INFEKSIUS berwarna hitam dan di bawahnya terdapat blok segi lima berwarna merah.
Dipasang pada wadah/ kemasan limbah B3 yang mengandung bakteri/ kuman. Misalnya, tisu
bekas pasien, jarum suntik bekas, organ tubuh yang diamputasi, sampel darah pasien terinfeksi,
dan bangkai hewan terinfeksi.

Label Limbah B3 Padatan Mudah Menyala

Label limbah B3 bahan padat yang mudah menyala bila terjadi kontak/ gesekan dengan panas,
percikan api, atau bahan mudah terbakar lainnya. Simbol limbah B3 untuk padatan mudah
menyala memiliki warna dasar merah dan putih berjajar vertikal berselingan. Di bagian tengah
terdapat tulisan PADATAN MUDAH MENYALA berwarna hitam dan blok segi lima berwarna
kebalikan dari warna dasar. Dipasang pada wadah/ kemasan limbah B3 padatan yang mudah
terbakar. Misalnya, sulfur, magnesium, fosfor, dan padatan lainnya.
Label Limbah B3 Cairan Mudah Menyala

Label limbah B3 cairan yang mudah menyala bila terjadi kontak dengan panas, percikan api, atau
sumber nyala lainnya. Simbol limbah B3 untuk cairan mudah menyala memiliki warna dasar
merah dengan piktogram lidah api berwarna putih menyala. Di bagian tengah terdapat tulisan
CAIRAN MUDAH MENYALA dan blok segi lima berwarna putih. Dipasang pada wadah/
kemasan limbah B3 cair yang mudah terbakar. Misalnya, petrol, acetone, benzene, butanol, dan
cairan mudah terbakar lainnya.
Label Limbah B3 Campuran

Label limbah B3 campuran memiliki warna dasar putih dengan piktogram berupa tanda seru
berwarna hitam. Di bagian tengah bawah terdapat tulisan CAMPURAN berwarna hitam dan blok
segi lima berwarna merah. Dipasang pada wadah/ kemasan limbah B3 campuran.

Label Limbah B3 Korosif


Label limbah B3 bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan tubuh, menyebabkan iritasi
(terbakar) pada kulit, dan menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja. Pada simbol
limbah B3 terdapat piktogram tetesan limbah korosif yang merusak pelat bahan berwarna hitam
dan telapak tangan kanan yang terkena tetesan limbah B3 korosif. Dipasang pada wadah/
kemasan limbah B3 bahan yang bersifat korosi (mengkaratkan). Misalnya, sisa asam cuka, asam
sulfat, dan limbah asam dari baterai.

Label Limbah B3 Korosif

Simbol limbah B3 bahan kimia yang mudah meledak karena adanya panas, gesekan, atau
benturan dapat mengakibatkan ledakan yang merusak lingkungan sekitar. Simbol limbah B3
untuk bahan mudah meledak memiliki warna dasar Jingga atau oranye dengan piktogram materi
limbah yang meledak berwarna hitam. Di bagian tengah terdapat tulisan MUDAH MELEDAK
berwarna hitam dan blok segi lima berwarna merah. Dipasang pada wadah/ kemasan limbah B3
yang mudah meledak. Misalnya, amonium nitrate, amonium perchlorate, detonator, dynamite,
bubuk mesiu, dan amunisi.
Label Limbah B3 Berbahaya Terhadap Lingkungan

Label limbah B3 yang berbahaya bagi lingkungan karena dapat merusak ekosistem. Simbol ini
memiliki warna dasar putih dengan piktogram pohon, ikan, dan tumpahan limbah B3. Di bagian
tengah bawah terdapat tulisan BERBAHAYA TERHADAP LINGKUNGAN berwarna hitam
dan blok segi lima berwarna merah. Dipasang pada wadah/ kemasan limbah B3 yang berbahaya
bagi lingkungan. Misalnya, tributil timah klorida, tetraklorometan, dan petroleum bensin.

2.4 PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH B3


Menurut Peraturan Pemerintah yang berlaku, tiap orang yang menghasilkan limbah B3
berkewajiban untuk mengolah limbah tersebut. Nah, ada beberapa tahap yang bisa dilakukan
dalam penanganan dan pengelolaan limbah B3, yaitu:
 Mengurangi Limbah B3
Salah satu tahap yang bisa dilakukan adalah mengurangi jumlah limbah B3 yang dihasilkan.
Caranya antara lain dengan menggunakan bahan substitusi, melakukan modifikasi proses, dan
menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Substitusi bahan bisa dilakukan dengan memilih bahan baku yang tidak mengandung B3.
Modifikasi proses bisa dilakukan dengan memilih dan menerapkan proses yang lebih efisien.

 Menyimpan Limbah B3
Dalam melakukan penyimpanan limbah B3 yang dihasilkan, ada aturan yang harus dipenuhi.
Pertama, limbah B3 tidak dicampur dengan limbah lainnya. Kedua, penghasil limbah harus
memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan.zin tersebut bisa didapatkan
dengan syarat memiliki izin dari lingkungan dan telah mengajukan permohonan tertulis kepada
bupati.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan limbah B3 adalah syarat lokasi yang bebas
banjir serta tidak rawan bencana alam. Jika hal ini tidak terpenuhi, lokasi penyimpanan harus
bisa direkayasa menggunakan teknologi sehingga limbah B3 tidak mencemari lingkungan hidup.
Adapun fasilitas penyimpanan yang harus tersedia adalah bangunan, tangki, silo, tempat
tumpukan limbah, dan waste impoundment.
Apabila limbah B3 dikemas, kemasan yang digunakan harus memenuhi sejumlah kriteria, yaitu
terbuat dari bahan yang sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang akan disimpan, dapat
menahan limbah B3 dalam kemasan, memiliki penutup yang kuat, dan berada dalam kondisi baik
atau tidak rusak.
 Mengumpulkan Limbah B3
Pengumpulan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara segregasi dan penyimpanan. Ini juga
merupakan kewajiban perusahaan penghasil limbah B3. Kemudian, limbah akan dikumpulkan
oleh pengumpul limbah yang telah memiliki izin pengelolaan limbah B3.

 Mengangkut Limbah B3
Untuk melakukan pengangkutan limbah B3, alat angkut yang digunakan harus tertutup. Pihak
pengangkut limbah B3 juga harus sudah memiliki izin pengelolaan limbah B3.
 Memanfaatkan Limbah B3
Pemanfaatan limbah B3 bisa dilakukan oleh perusahaan penghasil limbah B3 atau pemanfaat
limbah B3 jika tidak bisa sendiri. Beberapa bentuk manfaat limbah B3 adalah sebagai substitusi
bahan baku, substitusi sumber energi, dan bahan baku. Sebelumnya, bisa dilakukan uji coba
pemanfaatan limbah B3. Uji coba tersebut harus dilengkapi dengan persetujuan dari pihak yang
berwenang.
 Mengolah Limbah B3
Untuk mengolah limbah B3, cara yang bisa dilakukan adalah termal, stabilisasi dan solidifikasi,
atau cara lain berdasarkan teknologi yang terkait. Standar yang harus dipenuhi jika menggunakan
pengolahan cara termal adalah emisi udara, efisiensi pembakaran, serta efisiensi penghancuran
dan penghilangan senyawa POHCs.
 Menimbun Limbah B3
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menimbun limbah B3, yaitu menggunakan
penimbusan akhir, sumur injeksi, penempatan kembali di area bekas tambang, dam tailing, atau
fasilitas lain.Untuk memilih lokasi penimbunan limbah B3, ada beberapa syarat yang harus
terpenuhi, yaitu bebas banjir, permeabilitas tanah, daerah aman secara geologis, stabil, dan tidak
rawan bencana, serta berada di luar kawasan lindung. Lokasi tersebut juga bukan merupakan
daerah yang digunakan sebagai resapan air tanah, khususnya untuk kebutuhan air minum.
 Membuang Limbah B3
Untuk melakukan pembuangan limbah B3, harus ada izin dari Menteri terkait. Izin tersebut
dibutuhkan untuk keperluan pembuangan limbah yang dilakukan di media lingkungan hidup
seperti tanah atau laut. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi telah tercantum dalam
peraturan pemerintah yang berlaku.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
B3 adalah bahan buangan bentuk (padat, cair dan gas) yang dihasilkan baik dari proses
produksi maupun dari proses pemanfaatan produksi industri tersebut yang mempunyai sifat
berbahaya di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun,
bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti
karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.dan sifat beracun terhadap ekosistem karena dapat
bersifat korosif,eksplosif, toksik, reaktif, mudah terbakar, menghasilkan bau, radioaktif dan
bersifatkarsinogenik maupun mutagenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

3.2 SARAN
Sebagai penghasil limbah, Rumah Sakit atau setiap fasilitas kesehatan diharapkan
melakukan pengelolahan Limbah Bahan Berbahayandan Beracun (B3) sesuai dengan pedoman
pengelolaan Limbah (B3) sesuai dengan aturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai