Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas limpahan rahmat dari Tuhan yang Maha Esa sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Mengelolah Limbah Kimia “ini dengan
lancar tanpa halangan.. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yang diampu oleh dosen Ibu Lely A.V Kapitan, S.pd, S.Farm, Apt, M.Kes

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
sebagai bahan perbaikan makalah ini.Namun dibalik ketidaksempurnaan tersebut, kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

1.3. Tujuan................................................................................................................................1

BAB II..............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN...............................................................................................................................2

2.1. Limbah Kimia........................................................................................................................2

2.2. Mengumpulkan dan Menyimpan limbah...............................................................................3

2.3. Penanganan dan pengurangan limbah kimia.........................................................................4

2.4. Opsi Pembuangan..................................................................................................................6

BAB III.............................................................................................................................................8

PENUTUP........................................................................................................................................8

3.1. Kesimpulan............................................................................................................................8

3.2. Saran......................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah
merupakan bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika tidak dikelola
dengan baik. Secara garis besar limbah medis yang dihasilkan sarana pelayanan kesehatan,
baik rumah sakit, puskesmas, atau sarana lain yang terdiri dari limbah yang diproduksi dari
beberapa tindakan seperti hasil suatu diagnosis, pengujian biologis, hasil benda tajam, atau
buangan limbah hasil suatu kegiatan.
Limbah yang dihasilkan oleh industri tahu umumnya merupakan limbah cair. Limbah
cair industri tahu mengandung bahan organik yang tinggi terutama protein yang mengandung
padatan tersuspensi (TSS) sebesar 1500 mg/l dan padatan terlarut (TDS) 6060mg/l (Astuti
dkk, 2005). Besarnya volume limbah yang melebihi daya dukung lingkungan dapat
menimbulkan efek negatif seperti bau busuk, gatal dan diare.
Setiap limbah yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus diolah terlebih dahulu agar
saat limbah tersebut dibuang ke lingkungan tidak akan menggangguatau merusak keadaan
lingkungan di sekitar industri pengolahan.

1.2. Rumusan Masalah


2. Apa itu Limbah kimia dan bahayanya?
3. Bagaimana cara mengumpulkan dan menyimpan limbah kimia?
4. Bagaimana cara penanganan dan pengrangan bahaya limbah kimia?
5. Bagaimana cara membuang limbah kimia yang benar?

1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa itu limbah kimia dan bahanya.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengumpulkan dan menyimpan limbah kimia.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dan pengrang bahaya limbah kimia.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara membuang limbah kimia dengan benar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Limbah Kimia


Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. Pembuangan limbah
kimia kedalam saluran air kotor dapat menimbulkan korosi. Sementara bahan kimia lainnya
dapat menimbulkan ledakan. Limbah kimia yang tidak berbahaya dapat dibuang bersama-
sama dengan limbah umum.

Limbah kimia sangat berbahaya untuk lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Limbah Kimia merupakan sisa bahan dari sebuah percobaan atau eksperimen yang
menggunakanbahan-bahan kimia. Bahan tersebut bisa berupa bahan kimia yang sudah tidak
bisa digunakan lagi seperti peralatan laboratorium sekali pakai, media filter, larutan air, dan
bahan kimia berbahaya. Prinsip utama penanganan limbah laboratorium kimia secara selamat
dan aman adalah tidak boleh ada kegiatan laboratorium yang dimulai kecuali telah ada
rencana pembuangan limbah yang tidak berbahaya dan berbahaya. Keputusan yang dibuat
saat menangani limbah kimia mempengaruhi orang yang menghasilkan limbah dan
masyarakat secara keseluruhan. Laboratorium kimia yang menghasilkan limbah wajib
mempertimbangkan nasib akhir bahan-bahan yang dihasilkan. Pertimbangan ini meliputi
biaya pembuangan, potensi bahaya terhadap orang-orang di luar laboratorium, dan potensi
dampaknya terhadap lingkungan.

Bahan kimia berbahaya dari sisa-sisa limbah bisa menjadi racun yang mengganggu
kesehatan dan akhirnya memunculkan masalah baru seperti penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk malaria dan polusi udara.Contoh limbah kimia berbahaya lainnya yaitu timah dan
kromium heksavalen adalah dapat menyebabkan berbagai penyakit, ketidakmampuan dan
kematian. Timah bisa menyebabkan kerusakan syaraf, gangguan pencernaan dan kerusakan
jantung, dengan kandungan timah yang lebih tinggi di kalangan anak-anak akan

2
menyebabkan rendahnya nilai kecerdasan dan meningkatnya kemungkinan cacat mental.
Sementara kandungan kromium yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan terkena
penyakit kanker paru-paru.

Bahaya yang menakutkan ini bisa diminimalisir dengan pemahaman kita sebagai individu
akan pengelolan limbah beracun dan berbahaya.Kita perlu belajar dengan cara yang baru dan
komprehensif agar mampu mengendalikan limbah berbahaya ini.

2.2. Mengumpulkan dan Menyimpan limbah


Limbah kimia pertama-tama akan dikumpulkan dan disimpan sementara di dalam atau di
dekat laboratorium. Limbah seringkali kemudian dipindahkan ke area pusat pengumpulan
limbah sebelum akhirnya dibuang ke tempat lain (pihak penerima limbah). Simpan limbah di
wadah berlabel jelas di lokasi yang ditetapkan yang tidak mengganggu beroperasinya
laboratorium secara normal. Dalam beberapa kasus, penyimpanan berventilasi mungkin
tepat. Gunakan tampungan sekunder, seperti baki, untuk berjaga-jaga jika terjadi tumpahan
atau kebocoran dari wadah utama. Selalu tutup wadah limbah dengan erat kecuali saat
menambahkan atau membuang limbah. Segera setelah limbah dihasilkan waktu yang tepat
untuk memutuskan apakah kelebihan bahan kimia akan didaur ulang atau dipakai ulang
daripada dibuang. Semua biaya dan keuntungan kedua keputusan harus dievaluasi saat ini.
Begitu limbah telah dicampur, pendaurulangan atau penggunaan kembali mungkin semakin
sulit.

Beberapa jenis limbah bisa dikumpulkan di satu wadah yang sama. Limbah yang
dicampur harus kompatibel secara kimiawi untuk memastikan tidak terjadi pembentukan
panas, evolusi gas, atau reaksi lainnya, misalnya, limbah pelarut biasanya dapat dicampur
untuk dibuang, setelah kompatibilitas komponennya dipertimbangkan dengan baik. Namun,
limbah berhalogen dan non-halogen harus ditangani secara terpisah. Pisahkan langsung
bahan yang tidak kompatibel atau simpan bahan dengan cara lain yang juga melindungi.

Labeli setiap wadah limbah berbahaya dengan identitas bahan, bahayanya (misalnya,
mudah terbakar, korosif), dan frasa “Hazardous Waste” atau “Limbah Berbahaya” Jika
limbah yang kompatibel dikumpulkan di satu wadah yang sama, simpan daftar komponen-

3
komponennya untuk membantu memudahkan pembuatan keputusan pembuangan
selanjutnya. Buat labelnya jelas dan permanen.

Kumpulkan limbah di wadah yang tepercaya yang cocok dengan isinya (misalnya jerigen
plastik 25 liter). Wadah untuk Limbah Cair: Gunakan wadah pengaman plastik (msl,
polietilena) atau logam (msl, baja galvanis atau baja anti karat) untuk mengumpulkan limbah
cair, terutama cairan yang mudah terbakar. Botol kaca tidak bisa ditembus sebagian besar
bahan kimia, tetapi berisiko pecah. Leher botol yang sempit bisa menyulitkan pengosongan
botol. Jangan simpan amina atau bahan korosif di wadah logam. Selain itu, jangan gunakan
kaleng pengaman dari baja galvanis untuk limbah pelarut berhalogen karena pelarut ini
cenderung menyebabkan korosi dan kebocoran.

Tempatkan limbah kimia padat, seperti produk sampingan reaksi atau filter yang
terkontaminasi atau media kromatografi di wadah yang berlabel tepat untuk menunggu
pembuangan. Pisahkan reagen yang tidak diinginkan untuk dibuang di wadah asalnya, jika
memungkinkan. Jika menggunakan wadah asli, pastikan labelnya utuh dan dapat dibaca.
Secara umum, jangan simpan limbah di laboratorium dalam jumlah besar atau lebih dari satu
tahun. Area pengumpulan pusat mungkin tepat untuk mengelola limbah dalam volume yang
besar. Sebagian lembaga / organisasi dan dibeberapa tempat, peraturan mensyaratkan
pencatatan tanggal dimulainya pengumpulan limbah. Bilas wadah limbah kosong (kaca,
logam) yang terkontaminasi bahan organik dengan pelarut bercampur air (aseton, metanol).
Lalu, bersihkan dengan air sebanyak tiga kali. Tambahkan bilasan ke wadah limbah kimia.
Buang wadah yang terkontaminasi tersebut seperti sampah lain.

2.3. Penanganan dan pengurangan limbah kimia


Bahan kimia berbahaya dari sisa-sisa limbah bisa menjadi racun yang mengganggu
kesehatan dan akhirnya memunculkan masalah baru seperti penyakit yang disebabkan
oleh nyamuk malaria dan polusi udara. Maka dari itu, penting untuk melakukan
penanganan limbah kimia dengan benar yaitu :

1. Menyimpan Limbah
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika menyimpan limbah kimia
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, diantaranya adalah :

4
 Hindari menyimpan wadah limbah di dekat air atau wastafel.
 Tidak menyimpan limbah di lemari asam, hal ini dapat menimbulkan reaksi
kimia yang berbahaya.
 Sesuaikan wadah untuk menyimpan limbah. Umumnya, wadah yang sering
digunakan untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
 Jangan memakai wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat
asam dan basa kuat, karena dapat menyebabkan kerusakan wadah dengan cepat.
2. Memberi Label Wadah Kimia
Langkah ini juga penting dilakukan agar masing-masing bahan kimia tidak
bercampur dengan bahan yang dapat membahayakan. Sebaiknya gunakan warna
yang mencolok pada saat memberi label pada wadah limbah.
Tulis keterangan seperti nama lengkap bahan (tunggal atau campuran), mulai
penyimpanan, tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya. Khusus untuk
tulisan "limbah berbahaya" jangan sampai hilang. Hal ini juga bertujuan untuk
menghindari terjadi pencampuran bahan yang semestinya tidak ikut bercampur.
3. Metode Pembakaran Limbah (Insinerasi)
Pada umumnya, metode insinerasi banyak digunakan untuk mengelola limbah
medis dan beberapa racun kimia. Metode insinerasi atau pembakaran juga menjadi
salah satu opsi dalam mengolah beberapa jenis limbah, termasuk limbah kimia.
Tak hanya karena lebih hemat tempat, metode pembakaran ini dinilai cukup
efektif dalam mengurangi volume limbah padat hingga 95% dan pengurangan
berat mencapai 80%.
Caranya dengan memasukkan limbah ke dalam insinerator. Dalam insinerator
senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir berupa senyawa CO2 dan
H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya yang tidak
terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya
(tergantung dari jenis limbah).
4. Metode Desinfeksi
Metode ini biasanya digunakan pada limbah kimia cair. Caranya adalah dengan
menambahkan disinfektan berupa bahan kimia yang dapat mematikan atau
membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
5
Disinfektan yang biasanya digunakan adalah khlorine dioxide, besi dan mangan,
yang berfungsi untuk oksidasi zat organik, mengontrol masalah rasa, warna dan
pertumbuhan patogen. Biasanya metode ini digunakan pada saat mengolah air
yang bercampur limbah kimia agar menjadi air bersih siap minum.

2.4. Opsi Pembuangan


Laboratorium seringkali menggunakan beberapa opsi pembuangan karena masing-
masing opsi memiliki keuntungan sendiri-sendiri untuk limbah tertentu. Insinerasi adalah
metode pembuangan limbah laboratorium yang umum. Insinerasi biasanya dilakukan pada
suhu tinggi (649-760 °C). Teknologi ini sepenuhnya menghancurkan sebagian besar
bahan organik dan secara signifikan mengurangi residu bahan yang harus dibuang di
tempat sampah. Namun, opsi ini mahal karena memerlukan volume bahan bakar yang
banyak untuk mencapai suhu yang diperlukan. Selain itu, beberapa bahan, seperti merkuri
dan garam merkuri, mungkin tidak dapat diinsinerasi karena peraturan dan pembatasan
kemampuan penghancurannya.

Pembuangan di sistem drainase (melewati pipa pembuangan) dulunya umum


dilakukan, tetapi praktik ini telah sangat berubah. Banyak fasilitas laboratorium industri
dan akademik telah sepenuhnya meniadakan pembuangan ke saluran drainase. Sebagian
besar pembuangan ke saluran drainase dikendalikan secara lokal, dan sebaiknya
konsultasikan dengan fasilitas drainase setempat untuk mengetahui apa saja yang
diperbolehkan. Pertimbangkan pembuangan sebagian bahan limbah kimia di drainase.
Bahan kimia yang mungkin diizinkan untuk dibuang drainase meliputi larutan air yang
terurai secara alami dan larutan toksisitas rendah dari zat-zat anorganik. Cairan mudah
terbakar yang tercampur air seringkali dilarang untuk dibuang di sistem drainase. Bahan
kimia bercampur air tidak boleh masuk ke saluran drainase. Buang limbah yang tepat di
saluran drainase yang mengalir ke drainase, tidak ke sistem pembuangan air hujan (storm
drain) atau septik (kakus). Alirkan limbah dengan air yang jumlah seratus kali lebih
banyak. Periksa secara berkala apakah saluran keluar air limbah di laboratorium tidak
melebihi batas konsentrasi.

Pelepasan uap ke atmosfer udara, seperti melalui saluran keluar evaporasi / lemari
asam atau tudung asap yang terbuka, bukan metode pembuangan limbah yang
6
diperbolehkan. Pasang perangkat perangkap yang tepat di semua alat untuk pengoperasian
yang diperkirakan akan melepaskan uap. Tudung asap dirancang sebagai perangkat
pengaman untuk menjauhkan uap dari laboratorium jika terjadi keadaan darurat, tidak
sebagai sarana rutin untuk membuang limbah yang menguap. Sebagian laboratorium
memiliki unit yang berisi filter penyerap, tetapi kapasitas serapnya terbatas. Pengaturan
arah tudung asap ke perangkat perangkap biasa bisa sepenuhnya meniadakan pelepasan
uap ke atmosfer.

Jika aman dan diperbolehkan oleh peraturan, pembuangan sampah yang tidak
berbahaya melalui cara pembuangan sampah biasa atau saluran drainase bisa sangat
mengurangi biaya pembuangan. Namun, ada banyak risiko yang terkait dengan bahan-
bahan yang mungkin tidak dilabeli atau diuraikan secara benar. Kembangkan daftar bahan
limbah yang dapat dibuang dengan aman dan sah di tempat pembuangan biasa. Limbah
biasa yang tidak ditetapkan sebagai berbahaya oleh aturan meliputi garam tertentu (msl,
kalium klorida, natrium karbonat), berbagai produk alami (msl, gula, asam amino), dan
bahan lembam yang digunakan di laboratorium (msl, resin dan gel kromatografi yang
tidak terkontaminasi). Tujuan akhir limbah mungkin fasilitas pengolahan, penyimpanan,
dan pembuangan. Di sinilah limbah ditampung, diolah (biasanya melalui aksi kimiawi
atau insinerasi), atau langsung dibuang. Meskipun limbah telah meninggalkan
laboratorium / pihak penerima limbah, laboratorium tetap bertanggung jawab atas nasib
jangka panjang limbah tersebut.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah
merupakan bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika tidak dikelola
dengan baik. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. Bahan kimia
berbahaya dari sisa-sisa limbah bisa menjadi racun yang mengganggu kesehatan dan
akhirnya memunculkan masalah baru seperti penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
malaria dan polusi udara.Contoh limbah kimia berbahaya lainnya yaitu timah dan
kromium heksavalen adalah dapat menyebabkan berbagai penyakit, ketidakmampuan dan
kematian.

Limbah kimia pertama-tama akan dikumpulkan dan disimpan sementara di dalam atau
di dekat laboratorium. Limbah seringkali kemudian dipindahkan ke area pusat
pengumpulan limbah sebelum akhirnya dibuang ke tempat lain (pihak penerima limbah).
Simpan limbah di wadah berlabel jelas di lokasi yang ditetapkan yang tidak mengganggu
beroperasinya laboratorium secara normal. Cara melakukan penanganan limbah kimia
dengan benar adalah menyimpan limbah dengan baik, memberi label pada wadah kimia,
melakukan metode pembakaran(insinerasi) dan metode desinfeksi. Laboratorium
seringkali menggunakan beberapa opsi pembuangan karena masing-masing opsi memiliki
keuntungan sendiri-sendiri untuk limbah tertentu. Insinerasi adalah metode pembuangan
limbah laboratorium yang umum.

3.2. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dan mahasiswi agar mengetahui bagaimana penangan
bahan kimia dan penangan limbah kimia di laboratorium.

8
DAFTAR PUSTAKA

2022.Begini Cara Mengelolah Limbah Kimia dengan Benar . Jakarta Barat : PT Wadah
Makmurkencana. Diakses dari https://www.wadahmakmurkencana.co.id/id/berita-
artikel/begini-cara-mengelola-limbah-kimia-yang-benar.

Grisselda. Makalah Limbah Pengelolahan Kimia. SCRIBD. Diakses dari


https://www.scribd.com/doc/315987740/Makalah-Limbah-pengolahan-Kimia

Soeharto Faizal, 2022, Bahan ajar K3.

Anda mungkin juga menyukai