DISUSUN OLEH:
NIM : 4203131009
OKTOBER 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Karena Atas
Rahmat dan Karunia-Nya berupa Kesehatan dan percaya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Disini penulis dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
tugas makalah tentang Pengelolaan Limbah Laboratorium.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing yang telah
mengajari dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga memahami jika makalah ini tentu jauh
dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya
penulis dilain waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN LABORATORIUM DAN LIMBAH LABORATORIUM.......................................3
2.2 PENGERTIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)....................................................3
2.3 JENIS-JENIS LIMBAH B3...............................................................................................................4
2.4 LANGKAH-LANGKAH PENGURANGAN LIMBAH DI LABORATORIUM.............................4
2.5 PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH..............................................................................................5
2.6 CARA PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM...................................................................6
2.7 PEMBUANGAN LIMBAH B3.........................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................10
3.2 SARAN...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan
pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun
dan berbahaya). Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam
hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia,
peralatan untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai
resiko berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup.Sebagai limbah, kehadirannya cukup
mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari laboratorium kimia. Bahan beracun dan
berbahaya banyak digunakan di laboratorium kimia. Beracun dan berbahaya dari limbah
ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya.
Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah
meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah
membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat
1
merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu
ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui cara penanganan limbah laboratorium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam jumlah tertentu limbah dapat berdampak negatif pada lingkungan, terutama pada
kesehatan dan ekosistem. Sedangkan pengertian limbah laboratorium yaitu suatu zat sisa yang
berasal dari buangan hasil reaksi-reaksi kimia dari berbagai macam eksperimen atau penelitian
dan juga berupa benda-benda penunjang kegiatan di laboratorium yang sudah tidak di perlukan
lagi. Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan
industri, karena biasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi walaupun bahan
yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Artinya, limbah laboratorium meskipun
volumenya relative lebih kecil dari limbah industry, namun justru bisa saja mengandung jenis B3
yang bervariasi dengan konsentrasi yang relatif tinggi.
3
2.2 PENGERTIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
B3 adalah bahan buangan bentuk (padat, cair dan gas) yang dihasilkan baik dari proses
produksi maupun dari proses pemanfaatan produksi industri tersebut yang mempunyai sifat
berbahaya dan sifat beracun terhadap ekosistem karena dapat bersifat korosif, eksplosif, toksik,
reaktif, mudah terbakar, menghasilkan bau, radioaktif dan bersifat karsinogenik maupun
mutagenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
1. Mudah terbakar (Flamable). Buangan ini apabila dekat dengan api/sumber api, percikan,
gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama pengangkutan, penyimpanan
atau pembuangan. Contoh jenis ini buangan BBM atau buangan pelarut (benzena, toluen,
aseton).
2. Mudah meledak (Explosive), yaitu buangan yang melalui reaksi kimia menghasilkan ledakan
dengan cepat, suhu, tekanan tinggi mampu merusak lingkungan. Penanganan secara khusus
selama pengumpulan, penyimpanan, maupun pengangkutan.
3. Menimbulkan karat (Corrosive), yaitu buangan yang pH nya sangat rendah (pH < 3) atau
sangat tinggi pH > 12,5) karena dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan
karat besi dengan adanya buangan lain, dapat menyebabkan karat baja/besi. Contoh: sisa
asam terutama asam sulfat, limbah asam dan baterei.
4. Buangan pengoksidasi (Oxidizing waste), yaitu buangan yang dapat menyebabkan kebakaran
karena melepaskan oksigen atau buangan peroksida (organik) yang tidak stabil dalam suhu
tinggi. Contoh : magnesium, perklorat dan metil etil keton peroksida
5. Buangan yang menimbulkan penyakit (Infectious Waste), yaitu dapat menularkan penyakit.
Contoh : tubuh manusia, cairan tubuh manusia yang terinfeksi, limbah laboratorium yang
terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular.
4
6. Buangan beracun (Toxic waste), yaitu buangan berkemampuan meracuni, menjadikan cacat
sampai membunuh mahluk hidup dalam jangka panjang ataupun jangka pendek. Sebagai
contoh logam berat (seperti Hg, Cr), pestisida, pelarut, halogenida
5
1. Reduce
Reduce berarti mengurangi sumber limbah dan mencegah timbulnya limbah (teknik
minimalisasi limbah). Contoh: industri ramah lingkungan, perkampungan peternakan sapi.
Teknik minimalisasi limbah B3 adalah suatu cara dalam penanganan yang ditujukan pada
sumber masalah pencemaran sebelum dampak terhadap lingkungan terjadi. Tehnik ini
bersifat pencegahan (polution prevention) bukan suatu penanganan pencemaran lingkungan
(pollution control). Teknik minimisasi melindungi lingkungan dari bahaya pencemaran,
memberikan keuntungan penghematan biaya produksi industri dan dapat diterapkan untuk
industri lama/baru.
2. Reuse.
Kita dapat mempergunakan kembali limbah sesuai bentuk aslinya untuk kegunaan lain (botol
air mineral untuk tempat minyak), atau mengubah bentuk limbah untuk kegunaan lain (botol
air mineral untuk membuat lampion).
3. Recycle (daur ulang).
Recycling adalah suatu proses dimana limbah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan
mentah untuk produk baru. Plastik bekas diproses sehingga menjadi peralatan rumah tangga
daur ulang (plastic warna lebih tua dan kurang cemerlang). Empat tahapan proses daur ulang
adalah: pengumpulan limbah yang dapat didaur ulang, pemisahan limbah berdasarkan
jenisnya, mengubah menjadi bentuk yang dapat diproses lanjut, dan membentuk menjadi
bahan yang bermanfaat.
4. Replace.
Kita bisa mengganti bahan yang tidak dapat diperbaruhi dengan bahan yang dapat diperbarui.
Sebagai contoh, system pemanasan air yang biasa digunakan di Hongkong adalah system
yang ramah lingkungan yaitu energi matahari.
Setiap limbah mempunyai cara pengolaham tersendiri tergantung dari jenisnya. Berikut
adalah cara pengolahan limbah berdasarkan jenisnya:
6
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan
terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai
hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta
mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan
mencemari tanah serta air.
b. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung
dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang lebih
modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-
pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses
pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak
(bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
7
1. Pengolahan secara Fisika
Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat
disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
2. Pengolahan secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-
partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat
organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
8
2.7 PEMBUANGAN LIMBAH B3
Pembuangan akhir ke tanah dibedakan atas landfill dan sumur injeksi. Pembuangan akhir
ke tanah bukan merupakan akhir permasalahan dari sistem pengolahan sampah. Cara
penimbunan ke tanah merupakan cara yang popular dan umum. Cara ini mudah dilaksanakan,
tidak perlu keahlian khusus maupun alat khusus, biaya awal rendah, bila dibandingkan dengan
biaya setelah penutupan landfill maka penimbunan menjadi mahal. Sebagian dari limbah B3
yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada
pembuangan (disposal).
Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3 ialah landfill (lahan
urug) dan disposal well (sumur pembuangan). Landfill untuk penimbunan limbah B3
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1) secured landfill double liner, (2) secured landfill
single liner, dan (3) landfill clay liner dan masingmasing memiliki ketentuan khusus sesuai
dengan limbah B3 yang ditimbun. Di Indonesia, peraturan secara rinci mengenai pembangunan
lahan urug telah diatur oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui
Kep04/BAPEDAL/09/1995.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Limbah laboratorium yaitu suatu zat sisa yang berasal dari buangan hasil reaksi-reaksi
kimia dari berbagai macam eksperimen atau penelitian dan juga berupa benda-benda penunjang
kegiatan di laboratorium yang sudah tidak di perlukan lagi. Pengelolaan limbah B3 dapat
dilakukan mulai dari perencanaan pembelian, penyimpanan. Perbaikan pengelolaan dilakukan
dengan memperbaiki prosedur pembelian, dan penyimpanan.
3.2 SARAN
Hendaknya dalam penanganan limbah dilakukan dengan baik agar tidak mencemari
lingkungan baik tanah, air dan udara.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sulman, L., & Irawan, J. (2016). Pengelolaan Limbah Kimia di Laboratorium Kimia PMIPA
FKIP UNRAM. Jurnal Pijar Mipa, 11(2).
11