Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS CAIR DI LABORATORIUM KLINIK PRODIA

Dosen pengampuh

Ayu Rofia Nurfadillah, S.KM., M.Kes

Disusun :

KELOMPOK 4

Gunawan A. Buhang (811420096)

Apriani Pakaya (811416053)

Dhea Oktaviany Daud (811418061)

Rahmatia Rafikha Lahay (811418162)

Yulistiawati Suleman (811420141)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis selaku mahasiswa S1 jurusan Kesehatan Masyarakat
dapat menyelesaikan laporan yang ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
pengelolaan limbah yang bersangkutan.Tak lupa juga penulis sampaikan limpahan syukur
kepada setiap pihak yang telah mendukung kelancaran dan terciptanya laporan ini.

Laporan ini diharapkan dapat dijadikan peganggan bagi para pembaca yakni
mahasiswa ataupun dosen itu sendiri. Kami juga berharap laporan ini dapat di jadikan
acuan ajar bagi mahasiswa lain serta dapat dijadikan sumber ilmu yang bermanfaat bagi
banyak orang.

Akhir kata, demi tersempurnanya sumber ilmu yang berharga ini, maka kritik dan
saran penulis terima dengan senang hati karena layaknya penulis sebagai manusia tidak
luput dari yang namanya kelemahan dan kesalahan.

Gorontalo, Oktober 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................4
A. Pengertian Limbah Cair ..........................................................................................4
B. Karakteristik Limbah Cair.......................................................................................4
C. Limbah Cair Laboratorium .....................................................................................6
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................................8
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................9
A. Proses Pengolahan Limbah Medis Cair di Laboratorium Klinik Prodia.................9
B. Pihak ketiga yang bertanggung jawab dalam pengolahan limbah medis cair di
Laboratoriun Klinik Prodia......................................................................................9
C. Kelebihan dan kekurangan dari laboratorium klinik prodia dalam
menggunakan pihak ketiga......................................................................................10
D. Sumber limbah cair yang dihasilkan di Laboratorium Klinik Prodia......................10
BAB V PENTUP.................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................12

LAMPIRAN........................................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti “tempat
bekerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium” mempertahankan kata aslinya
yaitu “tempat bekerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. (Nyoman
Kertiasa, 2006).
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa Indonesia mengatakan
bahwa: Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan
sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan sebagainya.
Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia dan sebagainya) yang bekerja di
laboratorium. (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)
Dalam kamus Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, laboratorium atau
laboratory is a room or building with scientific equipment for teaching science, or a place
where chemicals or medicines produced. 6 Laboratorium adalah ruang atau bangunan
dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes ilmiah atau untuk mengajar ilmu
pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia atau obat-obatan yang diproduksi.
(Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, 2008).
Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam kamus Biologi, laboratorium adalah
ruang kerja khusus untuk percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan
tertentu. (Abdul Kahfi Assidiq,2008).
Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup diperlukan sarana dan prasarana
pendukung, termasuk tersedianya data dan informasi yang absah dan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk dapat menghasilkan data yang absah dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum serta diakui secara nasional, maka
diperlukan laboratorium lingkungan yang kompeten dan akuntabel dimana validitas data
dapat dipercaya dan memberikan jaminan kehandalan bagi penerapan perundang-undangan
LH; Limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) menurut PP 101 tahun 2014 pada pasal 1
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi, dan/atau

1
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Ada beberapa contoh dampak dari terbuangnya limbah tersebut secara
ilegal ke lingkungan misalnya tragedi Minamata di Jepang pada tahu 1950 an yang
membuat banyak orang mengalami penyakit Congenital karena Methyl Mercury yang
terbuang sembarangan. Adapun tragedi di Love Canal, USA pada tahun 1970-an dimana
ada banyak limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ditimbun dengan pengelolaan
yang tidak baik. Karena hal tersebut, maka wajib bagi penghasil untuk melakukan
pengelolaan terhadap limbahnya yang dihasilkan tersebut. Adapun terkait pengelolaan,
pada pasal 11 PP No. 101 tahun 2014 dijelaskan bahwa kegiatannya adalah meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan
dan/atau penimbunan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami selaku mahasiswa peminatan
kesehatan lingkungan untuk mengobservasi dan melakukan kegiatan wawancara kepada
wakil pimpinan laboratorium klinik prodia terkait pengolahan limbah medis cair di salah
satu laboratorium yang ada di Kota Gorontalo yaitu Laboratorium Klinik Prodia. Dalam
kegiatan wawancara itu ada beberapa pertanyaan yang kami ajukan yang nantinya dalam
laporan ini kami masukkan di rumusan masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengolahan limbah medis cair di Laboratorium Klinik Prodia?
2. Siapa pihak ketiga yang bertanggung jawab dalam pengolahan limbah medis cair di
Laboratoriun Klinik Prodia?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari laboratorium klinik prodia dalam menggunakan
pihak ketiga?
4. Apa saja sumber limbah cair yang dihasilkan di Laboratorium Klinik Prodia?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah cair Laboratorium Klinik Prodia.

2
2. Untuk mengetahui pihak ketiga yang bertanggung jawab dalam pengolahan limbah
medis cair di Laboratoriun Klinik Prodia.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Laboratorium Klinik Prodia
dalam menggunakan pihak ketiga.
4. Untuk mengetahui sumber limbah cair yang dihasilkan di Laboratorium Klinik
Prodia.
5.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Limbah Cair


Limbah adalah merupakan buangan dari suatu proses produksi yang sudah tak
terpakai lagi, karena tidak memiliki nilai ekonomi dan daya guna lagi limbah bisa sangat
membahayakan bila sudah mencemari lingkungan sekitar terutama untuk limbah yang
mengandung bahan kimia yang tidak mudah terurai oleh bakteri pengurai. Limbah
merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak di kehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negatif pada lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Pembuangan limbah dalam
bentuk limbah cair dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas dari
limbah tersebut tidak memenuhi baku mutu limbah. Dalam kegiatan industri, air limbah
akan mengandung zat-zat yang dihasilkan dari sisa-sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan
adiktif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan. (Ginting Pradana,
2014)
Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari proses industri yang berwujud
cair dan mengandung padatan tersuspensi atau terlarut, akan mengalami proses perubahan
fisik, kimia, maupun biologi yang menghasilkan zat beracun dan dapat menimbulkan
gangguan ataupun resiko terjadinya penyakit dan kerusakan lingkungan (Kaswinarni,
2007).

B. Karakteristik Limbah Cair


Limbah cair merupakan limbah sisa olahan industri yang sudah tidak terpakai oleh
karena itu limbah cair memiliki karakteristik tersendiri. Sejalan dengan pendapat Suharto
(2011:318) “karakteristrik limbah juga merupakan jenis pencemar yang perlu diketahui
terlebih dahulu sebelum diproses.

4
Karakteristik limbah cair dapat dianalisa dengan metode kimia, fisika, biologi, dan
kombinasi”. Selanjutnya menurut Siregar (2005:18) “air limbah memiliki karakteristik yang
dapat menentukan unit proses yang dibutuhkan, karakteristik air limbah meliputi sifat –
sifat kimia, fisika, dan biologi. Sejalan dengan pendapat ahli di atas”, oleh karena itu
mengetahui karakteristrik dari limbah sablon sangat penting untuk menentukan unit proses
yang akan dilakukan pengolahan meliputi sifat kimia, fisika, biologi. Agar tidak terjadinya
pencemaran lingkungan akibat dari pada limbah sablon.
Adapun karakteristik dari pada limbah cair secara fisik, kimia, biologi menurut
Siregar (2005:20-23) sebagai berikut.
a. Karakteristik limbah cair secara fisik
Karakteristik air limbah secara fisik dapat dilihat melalui suhu, bau, warna dan padatn
yang tersuspensi. Suhu merupakan parameter yang penting dalam pengoperasian unit
pengolahan limbah dengan skala suhu yang digunakan oC dan oF karena berpengaruh
terhadap proses biologi dan fisik. Pada karakter fisik secara bau maerupakan parameter
yang subjektif dengan tergantungnya pada sensitivitas indera penciuman seseorang
kehadiran bau dapat menunjukkan adanya komponen – komponen lain di dalam air.
Karakter limbah cair melalui warna disebabkan dari adanya materi – materi dissolved,
suspended, dan senyawa – senyawa koloidal, yang dapat dilihat dari spektrum warna.
Dengan padatan dapat diklasifikasikan menjadi floating, sttleable, suspended atau
dissolved.
b. Karakteristik limbah cair secara kimia
Karakteristik limbah cair secara kimia dapat dilihat dari senyawa organik dan
anorganik yang ada pada limbah cair tersebut.Senyawa organik adalah karbon yang
dikombinasikan dengan satu atau lebih dari elemen elemen unsur lainnya seperti O, N,
P, H. Sedangkan senyawa anorganik terdiri atas semua kombinasi elemen yang bukan
tersusun dari karbon organik.
c. Karaketeristik limbah cair secara biologi
Keberadaan bakteri pada limbah cair merupakan kunci efisiensi dalam proses biologis.
Microorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir semua dalam
bentuk air limbah dengan konsestrasi 105 - 108 organisme/ml.

5
d. Karakteristik air limbah yang biasanya diukur
Air limbah merupakan sisa dari kegiatan industri yang sudah tidak terpakai, dengan
dilakukannya pengukuran dapat mengetahui tingkat pencemar dari limbah cair.Pada
limbah sablon pengukuran suhu, pH, alkalinitas, padatan – padatn, kebutuhan oksigen
pada limbah cair, nitrogen, dan fosfor.

C. Limbah Cair Laboratorium


Limbah cair laboratorium adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan selama
proses aktivitas di laboratorium. Aktifitas penelitian maupun pengujian di laboratorium
yang padat menghasilkan volume limbah cair laboratorium yang cukup signifikan. Dari sisi
jumlah, sebenarnya limbah cair yang dihasilkan oleh suatu laboratorium umumnya memang
relatif sedikit, akan tetapi limbah cair ini tercemar berat oleh berbagai jenis bahan kimia
toksik. Artinya, limbah cair laboratorium memiliki zat pencemar yang sangat variatif
sehingga secara kolektif dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan lingkungan.
(Suprihatin dan Nastiti Siswi Indrasti, h. 45. 2010).
Limbah cair laboratorium dapat dijumpai dalam berbagai jenis, misalnya berupa
pelarut organik, halogen dan non halogen, residu bahan anorganik beracun, bahkan garam
logam berat dalam larutannya. Jenis logam berat yang tergolong memiliki tingkat toksisitas
tinggi antara lain adalah Hg, Cd, Cu, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn, dan Mn. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.85 Tahun 1999 bahwa unsur-unsur di atas
merupakan senyawa yang tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun. Suatu limbah
digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat
dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Sehingga
pembuangan limbah yang terkontaminasi oleh logam berat ke dalam sumber air bersih (air
tanah atau air permukaan) menjadi masalah utama pencemaran karena sifatnya yang toksik
dan tidak terdegradasi secara biologis (nonbiodegradable). Diantara jenis logam berat yang
sering dijumpai dalam limbah cair laboratorium yaitu logam Pb dan Cr. Berdasarkan
peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 kandungan maksimum logam
berat Pb dalam air limbah 0,5 mg/L.3. (Muhammad said, Loc Cit)

6
Air Limbah laboratorium berasal dari pencucian peralatan laboratorium dan bahan
buangan hasil pemeriksaan contah darah dan lain-lain. Air limbah ini umumnya banyak
mengandung berbagai senyawa kimia sebagai bahan pereaksi sewaktu pemeriksaan contoh
darah dan bahan lain. Air limbah laboratorium mengandung bahan antiseptik dan antibiotik
sehingga bersifat toksik terhadap mikroorganisme, juga mengandung logam berat. Apabila
air limbah tersebut dialirkan ke dalam poses pengolahan secara biologis, logam berat
tersebut dapat mengganggu proses kerja dari pengolahan secara biologis, oleh karena itu
untuk air limbah yang berasal dari laboratorium diolah tersendiri secara fisika dan kimia,
selanjutnya hasil olahannya dialirkan bersama limbah lainnya.

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan wawancara dan observasi ini dilakukan pada :

1. Hari/tanggal : Selasa, 04 Oktober 2022


2. Pukul : 10.15 WITA
3. Lokasi : Laboratorium Klinik Prodia

Kegiatan observasi dan wawancara terkait pengolahan limbah medis cair di


Laboratorium Klinik Prodia ini dilaksanakan oleh 5 orang mahasiswa.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pengolahan Limbah Medis Cair di Laboratorium Klinik Prodia


Di Laboratorium Klinik Prodia Gorontalo karena IPAL nya tidak memenuhi syarat
dan memang ada peraturan terbaru lagi dari Permenkes. Jadi limbah yang ada di
Laboratorium Klinik Prodia Gorontalo itu sepenuhnya di ambil oleh pihak ketiga, kalau di
Gorontalo itu Laboratorium Klinik Prodia Gorontalo bekerja sama dengan PT Tenang Jaya
Sejahtera dan itu diangkut oleh mereka. Laboratorium klinik prodia menggunakan pihak ketiga
sejak tahun 2016 dimana awal mula Laboratorium itu berproses di gorontalo.
Limbah yang ada di Laboratorium Klinik Prodia tidak ada yang tertumpah semuanya
di masukkan ke dalam jergen terus ditutup, dan itu diangkut selama 1 bulan 1 kali diangkut
melalui jalur darat. Jadi tidak ada yang di kelola kalau sistem pengolahan IPAL karena itu
sudah sesuai dengan Permenkes yang terbaru tentang pengolahan Limbah Medis dan
Limbah B3.
Jadi untuk proses pemindahan Limbah Cair oleh Laboratorium Klinik Prodia itu di
kumpulkan dan menunggu untuk diangkut dan di timbang kira-kira berapa timbangannya.
Untuk timbangannya di hitung per liter, setiap Kg di taksir seharga Rp. 53.000/liter.
Limbah cair yang di produksi oleh laboratorium klinik prodia dalam setiap hari
menghasilkan satuan volume 5 liter/hari. Tiap pengangkutan dilaboratorium klinik prodia
dilakukan tiap bulan sekali dan jergen yang dihasilkan yaitu 5 liter sebanyak 14 jergen dan
20 liter sebanyak 3 jergen, maka total jergen yang dihasilkan sebanyak 17 jergen. Jadi
limbah cair yang dihasilkan sebanyak 130 liter/bulan.

B. Pihak ketiga yang bertanggung jawab dalam pengolahan limbah medis cair di
Laboratoriun Klinik Prodia
Di Laboratorium Klinik Prodia menggunakan pihak ketiga dalam pengolahan limbah
medis cair adalah PT. Tenang Jaya Sejahtera didirikan pada tahun 2008 oleh putra putri
terbaik bangsa Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri Jasa
Pengangkutan dan Pengumpulan serta Pengelolaan (Pengolahan dan Pemanfaatan) Limbah

9
Bahan Berbahaya Dan Beracun (Limbah B3) yang telah mempunyai ijin dari Kementerian
Negara Lingkungan Hidup (KLH) maupun Ijin dari Instansi lainnya.
Didalam melakukan kegiatan usahanya PT. Tenang Jaya Sejahtera mengikuti kaidah
EHSC (Environmental, Health, Safety and Compliance). Sehingga seluruh kegiatannya,
dimulai dari Pembersihan, Pengangkutan, Pengumpulan serta Pengelolaan dilakukan sesuai
dengan kaidah tersebut. Selain itu perusahaan ini bergerak dalam hal pembuatan Batako,
Paving Block dan Kertas Low Grade sebagai komoditi dari hasil pengolahan material
limbah B3 tersebut yang telah melalui proses pengolahan (treatment). Adapun proses
pengolahan limbah B3 yang dimiliki oleh PT. Tenang Jaya Sejahtera antara lain : WWTP
dengan sistem Elektrocoogulation, Distilasi pada pengolahan Solvent bekas, Incenerator B3
untuk limbah Infecsius (Medis) dan Tungku Pembakaran untuk Pemusnahan produk
expired/kadaluarsa maupun gagal produk (offspec).

C. Kelebihan dan kekurangan dari laboratorium klinik prodia dalam menggunakan


pihak ketiga
Kelebihan laboratorium klinik prodia dalam menggunakan pihak ketiga :
1. Lebih mudah
2. Lebih efisien
3. Tidak mencemari lingkungan sekitar laboratorium klinik prodia
4. Hanya membutuhkan peralatan sederhana contohnya jerigen

Kekurangan laboratorium klinik prodia dalam menggunakan pihak ketiga :


1. Membutuhkan biaya yang banyak
2. Pihak ketiga hanya akan datang sebulan sekali

D. Sumber limbah cair yang dihasilkan di Laboratorium Klinik Prodia


Sumber limbah cair yang dihasilkan di laboratorium klinik prodia merupakan sisa-
sisa bahan kimia berupa zat pelarut yang bersifat B3 (Bahan Bahaya Beracun) yang telah
digunakan contohnya sisa-sisa sampel yang telah di uji, air bekas cucian, chloroform,
antiseptic, asam, obat dan bahan kimia kadaluarsa.

10
11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Laboratorium Klinik Prodia tidak menggunakan teknologi untuk pengolahan limbah
medis karena IPAL yang ada di Laboratorium tersebut tidak memenuhi syarat, jadi limbah
yang ada di Laboratorium di angkut oleh pihak ketiga yaitu PT Tenang Jaya Sejahtera
setiap 1 bulan 1 kali. Jadi untuk proses pemindahan Limbah Cair oleh Laboratorium Klinik
Prodia itu di kumpulkan dan menunggu untuk diangkut dan di timbang kira-kira berapa
timbangannya. Untuk timbangannya di hitung per Kg, setiap Kg di taksir seharga Rp.
53.000/Kg. . Limbah cair yang di produksi oleh laboratorium klinik prodia dalam setiap
hari menghasilkan satuan volume 5 liter/hari. Tiap pengangkutan dilaboratorium klinik
prodia dilakukan tiap bulan sekali dan jergen yang dihasilkan yaitu 5 liter sebanyak 14
jergen dan 20 liter sebanyak 3 jergen, maka total jergen yang dihasilkan sebanyak 17
jergen. Jadi limbah cair yang dihasilkan sebanyak 130 liter/bulan.

Kelebihan yang ada di Laboratorium Klinik Prodia dalam menggunakan pihak ketiga
yaitu lebih mudah dan lebih efisien. Selain kelebihan ada pun kekurangannya yaitu pihak
Laboratorium membutuhkan biaya yang banyak dan pihak ketiga hanya akan datang
sebulan sekali. Sumber limbah cair yang dihasilkan di laboratorium klinik prodia
merupakan sisa-sisa bahan kimia berupa zat pelarut yang bersifat B3 (Bahan Bahaya
Beracun) yang telah digunakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008), hlm 391.

Cambridge University Press, Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary, (Singapore: Green


Gian Press, 2008), hlm 799.

Ginting Pradana, Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Yrama Widya,
2014, Yogyakarta, hlm. 50. 19 Peraturan Daerah Bantul N

Kaswinarni, F. (2007). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu.
Tesis. Program Study Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.

Nyoman Kertiasa, Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya, (Bandung: Pudak Scientific,


2006), hlm. 1.

Permendiknas No. 24 Tahun 2007

Siregar, SA. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius.

Suharto. 2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: ANDI.

Suprihatin dan Nastiti Siswi Indrasti, “Penyisihan Logam Berat Dari Limbah Cair
Laboratorium Dengan Metode Presipitasi dan Adsorpsi”, Makara Vol. 14 no. 1,
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. (Bogor: 2010). h. 45.

13
LAMPIRAN

(Proses wawancara dan foto bersama wakil pimpinan Laboratorium Klinik Prodia)

14

Anda mungkin juga menyukai