Ditulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Laboratorium Medik
Oleh :
IA/KELOMPOK 12
Nama Anggota :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul Pengantar
Laboratorium Medik ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas
pada Mata kuliah Pengantar Laboratorium Medik. Selain itu, paper ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengertian dari laboratorium medik, sejarah
laboratorium medik, serta contoh hasil pemeriksaan dari laboratorium medik bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur
Habibah, S.Si, M.Sc. selaku Dosen Pengantar Laboratorium Medik yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan paper ini.
Kami menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan paper ini.
Penulis
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Masalah ......................................................................................................... 2
BAB II....................................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Laboratorium Medik ............................................................................... 3
2.2. Sejarah Laboratorium Medik .................................................................................... 4
2.3. Peran dan Keterkaitan Berbagai Disiplin Ilmu dalam Bidang Lab. Medik ............... 5
2.4. Peran dan Fungsi Lab. Medik dakam Sistem Pelayanan Kesehatan ......................... 6
2.5. Contoh Hasil Pemeriksaan Laboratorium Medik ...................................................... 7
A. Tujuan dari Pengujian Parameter .............................................................................. 7
B. Membandingkan Nilai Hasil Pengujian dengan Nilai Normal Parameter ................ 8
C. Metode Pemeriksaan Masing-Masing Parameter serta Alat Bahan .......................... 8
BAB III ................................................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
3.2. Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masing-masing parameter, serta alat yang digunakan dalam pemeriksaan
parameter tersebut!
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Sejarah Laboratorium Medik
Sejarah perkembangan laboratorium kesehatan di dunia dimulai sejak
awal diketemukannya mikroba oleh Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723)
yang kemudian menjadikannya menjadi salah seorang penemu mikrobiologi.
Kemudian dilanjutkan dengan beberapa penemuan di dunia mikrobiologi
lainnya seperti Louis Pasteur (1822 – 1895) penemu teori biogenesis dan
penemu protozoa penyebab penyakit serta penemu vaksin, Robert Koch (1843
– 1910) penemu penyakit Anthrax dan terkenal dengan Postulat Koch. Tidak
ada buku sejarah yang otentik tentang perkembangan laboratorium di
Indonesia, namun menelusuri berbagai catatan dan masukan dari beberapa
orang yang terlibat dalam proses terbentuknya laboratorium kesehatan di
Indonesia.
Perkembangan tersebut adalah sejak dimulainya pemerintah
penjajahan Belanda pada abad ke -16, pada tahun 1851 sekolah dokter Jawa
didirikan oleh dr. Bosch, kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer dan dr.
Bleeker di Indonesia. Kemudian sekolah ini terkenal dengan nama STOVIA
(School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) atau sekolah untuk pendidikan
dokter pribumi. Dalam rangka mengembangkan kesehatan masyarakat di
Indonesia pada saat itu kemudian didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran di
Bandung pada tahun 1888. Kemudian pada tahun 1938, pusat laboratorium ini
berubah menjadi Lembaga Eykman dan selanjutnya disusul didirikan
laboratorium lain di Medan, Semarang, Makassar, Surabaya dan Yogyakarta.
Kemudian terjadi perkembangan pelayanan laboratorium kesehatan
selain yang diselenggarakan oleh pemerintah khususnya swasta dengan
berdirinya Laboratorium Klinik “CITO ” pada tanggal 10 April 1967 oleh
Bapak. H. Achmad Djoeahir. Berlokasi di salah satu jalan utama kota
Semarang, yaitu Jalan Imam Bonjol No. 206. Kemudian disusul dengan
Prodia yang didirikan di Solo pada tahun 1973 sebagai yayasan yang juga
melayani pemeriksaan laboratorium. Sampai sekarang perkembangan
laboratorium sudah sedemikian pesatnya dan seiring dengan perkembangan
4
teknologi laboratorium kesehatan yang semakin modern maka semakin
banyak berdiri laboratorium klinik swasta di Indonesia.
Adanya laboratorium kesehatan di Indonesia tidak bisa terlepas dari
sumber daya kesehatan yang menjalankan kegiatan pelayanan di laboratorium,
maka pemerintah kemudian mendirikan institusi pendidikan analis kesehatan.
Cikal bakal keberadaan institusi pendidikan analis kesehatan adalah dengan
didirikannya pusat pelatihan tenaga kesehatan oleh dr. Y. Sulianti bersamaan
dengan didirikan Proyek Bekasi (tepatnya Lemah Abang) sebagai proyek
percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat
pedesaan di Indonesia.
Selanjutnya berdiri Sekolah Pengatur Analis (SPA) yang didirikan
pada tahun 1958 di Medan dan Yogyakarta. Masa pendidikan pada saat itu
adalah 2 tahun yang berasal dari lulusan SD. Lulusannya dapat melanjutkan
pendidikan kekhususan selama 2 tahun lagi yaitu jurusan kimia dan jurusan
bakteri. Termasuk juga dengan berdirinya Sekolah Penjenang Kesehatan
bagian F pada tahun 1970an. Tahun 1982 karena adanya kebijakan pemerintah
berubah namanya menjadi Sekolah Menengah Analis Kesehatan dan tahun
1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Analis Kesehatan.
2.3. Peran dan Keterkaitan Berbagai Disiplin Ilmu dalam Bidang Lab. Medik
Tata kerja adalah aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi atau sub
unit di lab. Dengan prinsip partisipatif, professional dan kebersamaan kerja
untuk mencapai sasaran. Koordinasi menyeluruh oleh kepala lab, dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi hasil. Untuk jelasmnya
diberikan pengertian-pengertian sebagai berikut :
a. Koordinasi adalah salah satu upaya atau usaha pimpinan untuk
menyelaraskan kegiatan masing-masing petugas dalam organisasi
dengan maksud agar semua kegiatan yang terkait dapat
diselesaikan dengan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil tepat
sasaran atau target.
5
b. Perencanaan adalah proses atau kegiatan menetapkan apa yang
kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai waktu,
jumlah, dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu.
Bila perencanaan tersebut dapat dicapai dan diselesaikan dengan
lebih baik dan rinci maka tujuan usaha ini dapat dicapai dan
diselesaikan dengan lebih memuaskan.
c. Organisasi dan Pelaksanaan merupakan pelaksanaan atau tata
kerja berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk, semua
kegiatan laboratorium selama 24 jam (laboratorium pagi, siang,
sore, dan malam). Pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan
efektifitas, efisiensi, dan produktifitas.
2.4. Peran dan Fungsi Lab. Medik dakam Sistem Pelayanan Kesehatan
Masalah kesehatan merupakan hal penting dan mahal. Untuk itu
sebelum kesehatan terganggu, penting untuk rutin memeriksakan kesehatan di
laboratorium klinik kesehatan. Keberadaan laboratorium klinik untuk
memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat, terdapat
dalam Undang-undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES/III/2010 tentang
laboratorium klinik. Adapun peranan laboratorium medik dalam pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan seseorang, terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Sebagai pelaksana dalam melakukan pelayanan pemeriksaan di
bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, imunologi
klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
6
c. Memperhatikan fungsi sosial, membantu program pemerintah di
bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
7
bersamaan dengan tes darah dan termasuk dalam pemeriksaan fungsi
hati. Tes ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
pada organ hati. Tes SGPT dilakukan jika mengalami gejala seperti
mual dan muntah, sakit perut, mengalami penyakit kuning, hilang
selera makan, hingga kelelahan.
Dari data diatas yang merupakan hasil tes darah yang dilakukan di
laboratorium menunjukkan bahwa SGOT pasien 710 U/I dan SGPT 1082
U/I. Dimana, nilai normal dari masing-masing SGOT dan SGPT adalah <
31 U/I. Dengan demikian maka dari hasil tes tersebut berarti nilai enzim
hati pasien berpuluh-puluh kali lipat di atas nilai normal. Pasien juga
didiagnosa terkena Hepatitis A.
8
Pada umunya SGOT diperiksa secara fotometri atau
spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer atau
spektrofotometer dan dapat juga secara otomatis menggunakan
Chemistry analyzer. Pemeriksaan SGOT diperiksa dengan
menggunakan metode Kinetik sesuai rekomendasi dari IFCC
(International Federation of Clinical Chemistry).
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah Aminotransferasi ( AST )
mengkatalis transaminasi dari L aspartate dan a – kataglutarate
membentuk L – glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi
menjadi malate oleh enzym malate oleh enzym malate dehydrogenase
( MDH ) dan niconamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi
menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi, berbanding
langsung dengan aktivitas AST dan diukur secara fotometrik dengan
panjang gelombang 340 nm.
Reaksi Pemeriksaan SGOT
9
• Sampel serum darah.
2. SGPT
Pemeriksaan SGPT menggunakan metode kinetik sesuai
rekomendasi dari IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate). Prinsip dari
pemeriksaan ini adalah Alanine aminotransferase (ALT) mengkatalis
transiminasi dari L-alanine dan a-kataglutarate membentuk l-glutamate
dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh
enzym laktat dehidrogenase (LDH) dan nicotinamide adenine
dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH
yang teroksidasi hasil penurunan serapan (absobance) berbanding
langsung dengan aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan
panjang gelombang 340 nm.
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan adalah
a. Alat :
• Kuvet
• Mikropipet 100 µl
• Mikropipet 1000 µl
• Tip kuning
• Tip biru
• Spektrofotometer
b. Bahan :
• Serum atau plasma heparin
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Laboratorium Medik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakur, dan memulihkan kesehatan. Sejarah perkembangan
laboratorium kesehatan di dunia dimulai sejak awal diketemukannya
mikroba oleh Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) yang kemudian
menjadikannya menjadi salah seorang penemu mikrobiologi.
Adanya laboratorium kesehatan di Indonesia tidak bisa terlepas dari
sumber daya kesehatan yang menjalankan kegiatan pelayanan di
laboratorium, maka pemerintah kemudian mendirikan institusi pendidikan
analis kesehatan. Cikal bakal keberadaan institusi pendidikan analis
kesehatan adalah dengan didirikannya pusat pelatihan tenaga kesehatan
oleh dr. Y. Sulianti bersamaan dengan didirikan Proyek Bekasi.
Laboratorium medik juga memiliki beberapa peranan bagi pelayanan
kesehatan yaitu untuk melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen
klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan seseorang,
memperhatikan fungsi sosial, membantu program pemerintah di bidang
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
SGOP dan SGPT merupakan parameter yang biasa diuji dalam
pemeriksaan laboratorium medik dan kedua pemeriksaan ini digunakan
untuk memeriksa kerusakan pada hati. Dimana, nilai normal dari masing-
masing SGOT dan SGPT adalah < 31 U/I. Untuk metode pemeriksaan
SGOP dan SGPT biasanya menggunakan metode kinetik yang merupakan
acuan dari IFFC dengan alat yang biasa digunakan adalah micrometer 100
µl, tip kuning, tip biru, kuvet, spektrofotometer dan tak lupa serum yang
akan digunakan untuk penelitian.
11
3.2. Saran
Penulis mengharapakan dari paper ini para pembaca dapat lebih
mengetahui seputar laboratorium medik, sejarah laboratorium medik, serta
contoh dari hasil pemeriksaan di laboratorium medik. Untuk kedepannya
penulis akan mejelaskan secara detail dengan sumber yang lebih banyak dan
dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diperlukan oleh penulis.
12
DAFTAR PUSTAKA
▪ Pusat Pendidikan SDM Kesehatan. 2017.”Pengantar Laboratorium Medik”.
Jakarta: BPPSDM, Kementrian Kesehatan R.I. Diakses Senin, 16 November
2020.
▪ Halodoc, Redaksi. 2019. “Ketahui Fakta Penting Tentang Pemeriksaan
SGPT.” https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-fakta-penting-tentang-
pemeriksaan-sgpt . Diakses Senin, 16 November 2020.
▪ Nurqaidah, Widarti. 2019. “Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
(SGOT) Pada Petani yang Menggunakan Pestisida”. Jurnal Media Analis
Kesehatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2019. http://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/mediaanalis/article/download/984/487 . Diakses
pada Senin, 16 November 2020.
▪ Kusumastuti, Diah. 2017. “Suka Begadan?Hati-Hati dengan Hatimu.”
https://www.dekamuslim.com/2017/05/suka-begadang-hati-hati-dengan-
hatimu.html . Diakses pada Senin,16 November 2020.
▪ Halodoc, Redaksi. 2019. “Perlu Tahu, Fakta Penting Mengenai Pemeriksaan
SGOT.” https://www.halodoc.com/artikel/fakta-penting-mengenai-
pemeriksaan-sgot . Diakses pada Senin, 16 November 2020.
13