Oleh :
IA KELOMPOK 5
SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
Nama Anggota :
1. Kadek Dinda Mahaputri Atmaja (P07134220013)
2. Ni Kadek Sri Oktaviari (P07134220014)
3. Zandra Elysia (P07134220015)
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya penulisan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar, tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan makalah yang berjudul
“Tissueprocessor, Embedding, Embedding Block” ini sehingga bisa tersusun dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami dapatkan dari berbagai
sumber buku dan media elektronik. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Tissueprocessor, Embedding, Embedding Block. Akhirnya, kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini di masa mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai sarana pembelajaran media
informasi mengenai penggunaan tissue processor, embedding, dan embedding block yang
baik dan benar, selain itu sebagai media analisis penggunaan tissue processor, embedding,
dan embedding block sehingga mahasiswa dapat memahami materi dengan baik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini yaitu, sebagai media informasi materi tissue
processor, embedding, dan embedding block, selain itu sebagai bahan referensi bagi
penelitian lebih lanjut dengan menggali peluang yang ada dan menerapkan konsep penelitian
ini sebagai suatu bentuk penerapan ilmu secara aplikatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Proses pembeningan dengan menggunakan XYLOL : Botol 1. Xylol I 1 Jam
Botol 2. Xylol II 1 Jam Botol 3. Xylol III 1 Jam
d) Infiltrasi paraffin
Pembenaman (impregnasi) adalah proses untuk mengeluarkan cairan
pembening (clearing agent) dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada
tahap ini jaringan harus benarbenar bebas dari cairan pembening karena sisa
cairan pembening dapat mengkristal dan sewaktu dipotong dengan mikrotom
akan menyebabkan jaringan menjadi mudah robek.
Prinsip kerja alat yaitu alat yang secara otomatis melakukan gerakan
melakukan proses persiapan jaringan dengan timer yang sudah di setting.
Tissue Processing merupakan pemrosessan jaringan untuk mencegah jaringan
mengalami pembusukan serta melakuakan clearing dan proses penggantian
cairan dengan parafin yang bertujuan agar jaringan tersebut tidak mengalami
pengerutan sel akibat proses clearing, sehingga morfologi sel tetap terjaga
seperti aslinya.
- Tahap yang pertama, tahap dehidrasi yang merupakan tahap untuk
menghilangkan/menarik air dalam jaringan dengan cara merendam
jaringan kedalam alkohol mulai dari konsentrasi terendah sampai
konsentrasi tinggi.
- Tahap Clearing yaitu tahap untuk menarik keluar kadar alcohol yang
berada dalam jaringan dengan menggunakan cairan xylol.
- Tahapan terakhir yaitu Infiltrasi paraffin yang merupakan tahap
pengisian rongga atau pori-pori jaringan dengan cairan paraffin.
4
2.1.4 Contoh Praktikum Tissue Processing (Pemprosesan Jaringan)
Alat:
1. Beaker Glass
2. Pencetak parafin
3. Pemotong (Mikrotom)
4. Waterbath
5. Sungkit
6. Fiber glass (deck glass)
7. Kaca Slide
8. Microskop
Bahan:
1. Formalin 10%
2. Alkohol 70%; 80%; 90%; 100%
3. Xylol
4. Parafin
5. Aquades
6. Pewarna HE
7. Canada Basam
8. Perekat (Albumin + gliserin)
5
3. Proses berikutnya setelah jaringan diawetkan adalah dehidrasi, dimana
air dikeluarkan dari dalam jaringan agar jaringan tersebut dapat diisi
dengan parafin sehingga jaringan mudah diiris tipis-tipis. Larutan yang
digunakan dalam dehidrasi ini adalah alkohol dari konsentrasi yang
rendah sampai pada konsentrasi absolute (70% ke 80% ke 90% ke
100%) masing-masing 3 hari. Dalam hal ini organ harus terendam
semua di dalam alkohol. Alasan penggunaan konsentrasi alkohol dari
yang rendah ke yang tinggi supaya proses dehidrasi tidak terlalu cepat
yang akan merusak mukosa (jaringan lunak) dan supaya tidak
menimbulkan artefack yang akan mengganggu diagnosis.
4. Setelah proses dehidrasi dilakukan clearing pada organ tersebut.
Clearing dilakukan dengan xylol selama 30 menit sebanyak 2 kali.
Clearing dilakukan dalam xylol sebanyak dua kali karena pada
perendaman xylol pertama kemungkinan alkohol masih ada, sehingga
dilakukan clearing pada xylol kedua agar alkohol benar-benar tidak ada
lagi pada organ. Fungsi xylol adalah untuk menarik alkohol,
mempersiapkan bagian organ untuk pembenaman (memasukkan
parafin) karena xylol menyebabkan sitoplasma kosong dan hanya
terdiri bagian padat saja. Yang perlu diperhatikan adalah perendaman
tidak boleh terlalu lama pada xylol karena dapat memberikan warna
kehitaman pada bagian organ.
5. Setelah bening bagian organ dimasukkan ke dalam parafin cair yang
proses ini disebut pembenaman (impregnation/embedding). Parafin
yang digunakan adalah parafin yang mencair pada suhu 56 – 59
°C,pembenaman dilakukan sebanyak 3 kali pemindahan wadah dengan
waktu ± 3 jam (masing-masing 1 jam untuk setiap wadah parafin).
Tujuan dari pembenaman dilakukan pemindahan wadah parafin
sebanyak 3 kali supaya ada waktu resting bagian yang dibenamkan dan
praktikan lebih siaga dengan waktu.
6
6. Proses selanjutnya adalah pengecoran (blocking/casting), yaitu proses
pembuatan blok parafin, yaitu dengan menggunakan cetakan besi
berbentuk L dengan menuangkan parafin secukupnya pada cetakan dan
meletakkan jaringan pada dasar cetakan. Hindari terjadinya gelembung
udara. Proses ini dibiarkan selama 1 malam agar parafin benarbenar
membeku.
7. Langkah selanjutnya adalah mengiris blok parafin dengan
menggunakan mikrotom. Mikrotom diatur sedemikian rupa hingga
diperoleh potongan-potongan jaringan yang tipis (dengan ketebalan
7m).
8. Setelah diperoleh potongan-potongan jaringan, jaringan dimasukkan ke
dalam waterbath menggunakan sengkelit dengan suhu 400 -500 yang
tujuan nya untuk menghilangkan parafin dan mengembangkan
potongan sehingga kerutan atau lipatan dapat hilang.
9. Langkah selanjutnya menyiapkan kaca objek yang telah diolesi dengan
alat perekat berupa putih telur (Albumin dan gliserin), kaca objek yng
telah diolesi perekat dicelupkan ke dalam waterbath dengan perlahan
tempelkan pita parafin pada kaca objek, usahakan potongan jaringan
berada pada tengah kaca objek, setelah menempel angkat kaca objek
dan dibiarkan kering semalaman dalam suhu kamar.
10. Proses berikutnya adalah pewarnaan. Sebelumnya dilakukan
deparafinisasi dengan xylol sebanyak dua kali dengan waktu masing-
masing 5 menit. Kemudian hidrasi dengan alkohol 100 %; 90 %; 80 %;
70 % masing-masing selama 2 menit dan sebanyak dua kali
pemindahan. Kemudian siram dibawah air mengalir selama 3 menit.
Lalu diinkubasi dalam larutan haematoxylin selama 5 menit. Setelah itu
cuci dibawah air mengalir selama 5 menit, lalu inkubasi dalam larutan
eosin selama 3 menit.
7
11. Setelah proses pewarnaan dengan HE dilakukan dehidrasi kembali
dengan alkohol bertingkat mulai 70 – 100 % masing-masing selama 2
menit dan masing-masing konsentrasi dilakukan dua kali. Kemudian
inkubasi kembali dalam xylol selama 2 x 2 menit. Dalam penggunaan
xylol apabila jaringan masih mengandung air, maka xylol akan
mengeruh sebentar.
12. Setelah proses dehidrasi kembali jaringan ditutup (mounting) dengan
balsam Kanada dan tutup dengan deck glass sampai tidak ada air bubbly
(gelembung udara) karena apabila masih mengandung air akan terjadi
penghitaman pada jaringan.
13. Pemberian Label dan Sediaan siap diamati di bawah mikroskop.
2.1.5 Diagram Mekanisme Alat Tissue Processor
8
2.1.6 Cara Mengoperasikan
1. Nyalakan alat dengan menekan tombol Powr, posisi on
2. Naikkan jarum puih keatas sampai topi alat pada posisi paling atas/tak
bergerak
3. Masukkan kaset yang sudah berisi jaringan pada keranjang metal
4. Pastikan keranjang berisi specimen sudah terendam seluruhnya dalam cairan
di container glass
5. Atur posisi keranjang yang dikehendaki dengan menekan jarum merah
kebawah
6. Tekan ke bawah jarum putih sampai posisi topi turun dengan sempurna
7. Atur Program posisi start pada jam 15.00 WIB dan finish pada posisi jam
06.00
8. Naikkan jarum putih ke atas sampai topi alat pada posisi paling atas / tak
bergerak
9. Keluarkan keranjang yang berisi jaringan dari alat
10. Tekan ke bawah jarum putih sampai posisi topi turun dengan sempurna
11. Matikan alat dengan menekan tombol off yang ada pada sisi belakang alat
2.2 Embedding
2.2.1 Pengertian Embedding
Penanaman (Embedding) merupakan proses untuk mengeluarkan cairan
pembening dari jaringan dan digantikan dengan parafin. Jaringan ini harus
terbebas dari cairan pembening karena nantinya akan mengkristal dan sewaktu
dipotong jaringan akan mudah robek. Berdasarkan metode prosesnya yaitu
jaringan akan dibenamkan di larutan parafin selama 3x dan dalam jangka
waktu tertentu sambil dipanaskan agar parafinnya tidak membeku (Rina,
2013).
9
2.3 Embedding Block
Embedding block bertujuan agar jaringan dapat dipegang pada pengait mikrotom
sehingga mempermudaah dalam pemotongan mikros.
1. Prinsip Block
Jaringan yang tlah di embedding ditanam dalam block paraffin, dicetak dengan
menggunakan alat tertentu pada suhu tertentu.
2. Alat dan bahan Blocking
- Logam L
- Logam Persegi
- Pinset
- Kompor listrik
- Mangkuk stainless steel
- Silet/cutter
- Air es
3. Prosedur Blocking
- Keluarkan jaringan yang telah di embedding bersamaan dengan nomor
laboratorium dengan menggunakan pinset
- Tata dan tekan jaringan diatas logam persegi
- Sambungkan logam L disekeliling jaringan hingga mebentuk cetakan blok
kubus
- Tambahkan paraffin cair ke dalamnya
- Setelah agak dingin tempelkan nomor Lab pada permukaan atas blok
- Lepaskan cetakkan logam L jika blok telah dingin dan mengeras
- Masukkan blok ke dala air es
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Prosesor jaringan atau tissue processor adalah peralatan yang sangat diperlukan untuk
pengolahan specimen patologi. Automatic tissue processor bekerja dengan setting
tertentu sesuai dengan kebutuhan patologist.
Penanaman (Embedding) merupakan proses untuk mengeluarkan cairan
pembening dari jaringan dan digantikan dengan parafin. Embedding block bertujuan
agar jaringan dapat dipegang pada pengait mikrotom sehingga mempermudaah dalam
pemotongan mikros.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah ini kedepannya. Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami dengan
baik mengenai Tissue Processor, Embedding, Embedding Block.
11
DAFTAR PUSTAKA
Tedi Rukmawan, Her Gumiwang Ariswati, I Dewa Gede Hari Wisanaf.Juni 2015. Automatic
Tissue Processor Tahap Clearing.Vlo. Halaman: 15 Halaman . Diakses dari :
http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-673-DRAFT.pdf
Rica Vera. 2012. Tissue Processing (Pemrosesan Jaringan ). Vol Hal : 4 Halaman. Diakses dari :
https://s3-us-west-2.amazonaws.com/oww-files-
public/8/85/Laporan_Praktikum_Rica_Histotehnik.pdf
Agnes Geovani. Nanang Adi Wibowo. Rina Astuti. PPT Alat Tissue Prosesor Dan Microtome
Untuk Pebuatan PA. Diakses dari : https://www.google.es/amp/s/slideplayer.info/amp/17985259/
Andi Tri Atmojo. Indonesian Medical Laboratory. Laporan Sitohistoteknologi Blocking. Diakses
Dari : https://medlab.id/blocking/
12