Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA(K3)

“JENIS-JENIS LABORATORIUM KESEHATAN”

OLEH :

NAMA : ELFIANI

NIM : PO714203231018

PRODI: D4 A TK 1

DOSEN PENGAMPUH:

SYAHIDA DJASANG, SKM, M.M.KES

RIDHO PRATAMA,S.SI.,M,SI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan judul “jenis-jenis laboratorium kesehatan”.penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini,Kepada Bapak Ridho Pratama S,si.,M,si dan Ibu Syahida
Djasang,Skm.,M.kes Sebagai dosen pengampuh mata kuliah K3 dan juga kepada
kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan saya. Harapan penulis,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf, penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya
dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Makassar,06 Oktober 2023

Elfiani
DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Jenis-Jenis Laboratorium Kesehatan........................................................................3
1. Laboratorium Klinik...............................................................................................3
2. Laboratorium Patologi Anatomi.............................................................................3
3.Laboratorium Mikrobiologi.....................................................................................3
4. Laboratorium Genetika..........................................................................................3
5. Laboratorium Imunologi........................................................................................3
6. laboratorium Hematologi.......................................................................................3
7. Laboratorium kimia klinis......................................................................................3
8. Laboratorium Toksikologi......................................................................................3
9. Laboratorium Parasitologi.....................................................................................3
10. Laboratorium Virologi.........................................................................................3
11. Laboratorium Bakteriologi...................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................3
PENUTUP.........................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................3
3.2 Saran........................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium kesehatan merupakan salah satu komponen kunci dalam sistem


perawatan kesehatan modern yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada pasien. Dalam era ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang, laboratorium kesehatan memegang peran vital dalam mendiagnosis
penyakit, memantau kondisi kesehatan, dan membantu dalam pengembangan
terapi yang lebih efektif. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang komprehensif tentang peran dan jenis-jenis laboratorium kesehatan serta
relevansinya dalam konteks perawatan kesehatan saat ini.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, laboratorium kesehatan telah


menjadi pusat penelitian dan pengembangan teknologi medis terkini. Mereka
adalah penjaga data medis pasien dan ahli dalam menerjemahkan hasil-hasil tes
laboratorium menjadi informasi yang vital bagi profesional kesehatan.
Laboratorium kesehatan juga menjadi elemen penting dalam pemantauan
epidemiologi, terutama dalam situasi krisis kesehatan seperti pandemi.

Makalah ini akan merinci berbagai jenis laboratorium kesehatan yang ada,
mulai dari laboratorium klinik hingga laboratorium genetika, serta peran unik
masing-masing dalam menyediakan informasi medis yang relevan. Selain itu,
kami akan menjelaskan bagaimana laboratorium kesehatan berkontribusi pada
pengembangan terapi yang disesuaikan dengan pasien dan meningkatkan kualitas
perawatan kesehatan.

Dalam menghadapi tantangan kesehatan global, seperti pandemi, laboratorium


kesehatan memainkan peran sentral dalam mendeteksi, mengidentifikasi, dan
mengendalikan penyakit menular. Keahlian laboratorium dalam analisis
mikroorganisme, pemantauan genetik, dan pengembangan vaksin menjadi
instrumen penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai jenis laboratorium


kesehatan dan kontribusi mereka dalam perawatan kesehatan, diharapkan makalah
ini akan memberikan wawasan yang lebih baik tentang betapa pentingnya
laboratorium kesehatan dalam mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan
kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Jenis-Jenis Laboratorium Kesehatan?


2. Apa Pengertian dari jenis-jenis Laboratorium tersebut?
3. Apa peran utama atau Pemeriksaan apa yang dilakukan dalam
laboratorium tersebut?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis laboratorium Kesehatan


2. Untuk mengetahui pengertian dari berbagai jenis laboratorium
3. Untuk mengetahui peran utama/fungsi,dan pemeriksaan yang dilakukan
dari berbagai jenis laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Laboratorium Kesehatan

1. Laboratorium Klinik
a. Pengertian Laboratorium Klinik
Laboratorium klinik ialah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi
terkait kesehatan individu dalam menunjang upaya diagnosa penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Fase Pemeriksaan Laboratorium Klinik
1. Fase Pra Analitik
Fase pra analitik pemeriksaan laboratorium merujuk pada situasi
dan aksi yang terjadi sebelum pengambilan sampel, selama
pengambilan sampel serta selama pemrosesan/ penyimpanan/
transportasi spesimen. Fase ini menentukan kualitas sampel yang akan
didapatkan dan bisa mempengaruhi proses kerja berikutnya
Menurut Permenkes (2013) tahap pra analitik meliputi :
a. Formulir permintaan pemeriksaan
Formulir permintaan pemeriksaan berisi identitas pasien secara jelas,
mulai dari identitas pengirim (dokter, laboratorium,dll),
nomorlaboratorium,tanggal dan permintaan pemeriksaan.
a) Persiapan pasien
Pasien harus dipersiapkan dengan baik sesuai dengan
persyaratan pengambilan spesimen untuk setiap pemeriksaan
laboratorium.
b) Pengambilan dan penerimaan spesimen
Pengambilan spesimen harus dilakukan secara benar dengan
memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah,
spesimen, pengawet atau antikoagulan yang sesuai dengan
persyaratan pengambilan spesimen.
c) Penanganan spesimen
Pengolahan spesimen dilakukan sesuai persyaratan dengan
memperhatikan kondisi penyimpanan yang tepat, penanganan spesimen untuk
pemeriksaan khusus dan kondisi pengiriman spesimen yang sesuai.
d) Persiapan sampel untuk analisa
Sampel yang akan dianalisa harus memenuhi persyaratan, volume
memenuhi dan identifikasi sampel harus jelas.
2. Fase Analitik
Fase analitik pemeriksaan laboratorium merujuk kepada pelaksanaan
pemeriksaan yang telah diminta. Fase ini juga

mencakup pemeliharaan dan kalibrasi peralatan dan instrumen laboratorium


yang berkaitan dengan pemeriksaan dan pelaksanaan kendali mutu
3. Fase Pasca Analitik
Fase pasca analitik pemeriksaan laboratorium mencakup proses yang
berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium, penyimpanan
dan/atau pembuangan spesimen setelah pemeriksaan dan pemberitahuan
kepada pasien dan penyediaan layanan tentang hasil pemeriksaan.

C. Peran utama laboratorium klinik


1. Tes Darah:

• Tes Darah Lengkap (CBC): CBC mengukur jumlah dan jenis sel darah,
termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Ini memberikan
informasi tentang anemia, infeksi, dan gangguan pembekuan darah.
• Analisis Kimia Darah: Analisis kimia darah mengukur kadar berbagai
senyawa kimia dalam darah, termasuk enzim dan zat terkait organ seperti
hati, ginjal, dan jantung. Ini membantu dalam mendiagnosis dan
memantau kondisi seperti diabetes, penyakit hati, dan penyakit
kardiovaskular.
• Tes Koagulasi: Tes ini mengukur kemampuan darah untuk membeku. Ini
digunakan dalam diagnosis penyakit pembekuan darah seperti hemofilia
dan dalam pengendalian dosis antikoagulan (pengencer darah) seperti
warfarin.

2. Analisis Urin:

Urin Rutin: Pemeriksaan urin rutin melibatkan pemeriksaan warna,


kejernihan, dan komposisi urin. Ini membantu mendeteksi gangguan ginjal,
infeksi saluran kemih, dan masalah seperti diabetes.

Tes Urin Khusus: Tes urin khusus dapat mencakup pemeriksaan protein,
glukosa, atau keton dalam urin. Ini digunakan dalam diagnosis dan pemantauan
kondisi tertentu seperti diabetes.

3. Analisis Tinja:

Pemeriksaan Tinja: Tes tinja digunakan untuk mendeteksi gangguan


pencernaan seperti celiac disease, infeksi usus, perdarahan dalam saluran
pencernaan, dan masalah lainnya.

4. Analisis Cairan Lain:

Analisis Cairan Serebrospinal (CSF): Laboratorium klinik juga dapat


menganalisis cairan serebrospinal (CSF) yang diambil melalui prosedur lumbar
puncture. Ini digunakan dalam diagnosis penyakit neurologis seperti meningitis
dan multiple sclerosis.

5. Pemantauan Kesehatan Pasien:

Laboratorium klinik melakukan pemantauan teratur untuk pasien yang


menjalani pengobatan jangka panjang atau yang memiliki kondisi kronis. Ini
membantu dalam mengukur respons terhadap terapi dan mengidentifikasi
perubahan yang mungkin memerlukan penyesuaian dalam perawatan.
6. Kontribusi pada Diagnosis Penyakit:

Laboratorium klinik memiliki peran sentral dalam diagnosis penyakit.


Hasil tes laboratorium membantu dokter dalam mengidentifikasi penyebab
gejala pasien dan membuat keputusan klinis yang tepat.

7. Kontribusi pada Pemantauan Kondisi Kesehatan:

Laboratorium klinik memantau kondisi kesehatan pasien selama


pengobatan. Ini membantu dalam mengukur respons terhadap terapi dan
memungkinkan dokter untuk membuat penyesuaian jika diperlukan.

2. Laboratorium Patologi Anatomi


a. Pengertian patologi anatomi

Patologi Anatomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari


penyakit serta merupakan ilmu dasar biomedik yang mempelajari dasar
struktur proses terjadinya penyakit pada manusia. Patologi Anatomi
bertanggung jawab atas pemeriksaan semua spesimen yang diambil dari
pasien hidup dengan tujuan untuk menegakkan diagnosis atau untuk
menentukan penyebab kematian (otopsi klinik).

b. Peran laboratorium patologi anatomi

Patologi Anatomi merupakan laboratorium khusus untuk mendiagnosis


penyakit melalui materi biologi yang berasal dari organ jaringan, sel, atau
cairan melalui proses sistematik tertentu. Sampel jaringan atau sel tersebut
diperiksa di bawah mikroskop cahaya oleh ahli Patologi Anatomi, lalu
hasilnya dibuat laporan kepada klinisi yang mengirimkan jaringan
tersebut.

3.Laboratorium Mikrobiologi
Pengertian laboratorium mikrobiologi

Laboratorium mikrobiologi adalah laboratorium yang didesain secara khusus


untuk keperluan praktikum atau eksperimen yang berhubungan dengan
mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus
mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani
( micros=kecil, bios=hidup, dan logos=pengetahuan ) sehingga secara singkat
dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil. Mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil
tersebut juga dengan mikroorganisme, mikroba atau jasad renik

a. Peran utama laboratorium mikrobiologi

Pengujian Mikroba: Identifikasi organisme penyebab infeksi dan


penentuan sensitivitas antibiotik untuk pengobatan yang efektif.

Pemantauan Epidemiologi: Melacak wabah penyakit menular dan


memberikan data penting untuk pengendalian penyakit.

4. Laboratorium Genetika
a. Pengertian laboratorium Genetika
Laboratorium genetika adalah fasilitas kesehatan yang mengkhususkan
diri dalam analisis DNA, RNA, dan genetika individu.
b. peran utama laboratorium genetika

1. Tes Genetik:

• Mendiagnosis Penyakit Genetik: Laboratorium genetika digunakan untuk


mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik, seperti
sindrom Down, fibrosis kistik, dan distrofi otot.
• Penyaringan Genetik: Laboratorium ini juga dapat melakukan tes genetik
untuk menentukan risiko genetik seseorang terhadap penyakit tertentu,
seperti kanker herediter atau penyakit jantung koroner.

2. Pemantauan Terapi Genetik:

Laboratorium genetika memungkinkan pemantauan respons pasien


terhadap terapi genetik, seperti terapi penggantian gen atau terapi
berbasis RNA.
3. Genomika Personal:

Dalam bidang genomika personal, laboratorium genetika melakukan


pemetaan genom individu untuk memberikan wawasan tentang risiko
penyakit, respons terhadap obat, dan karakteristik genetik lainnya yang
dapat memengaruhi perawatan kesehatan.

4. Penelitian Genetika:

Laboratorium genetika juga terlibat dalam penelitian ilmiah untuk


memahami lebih dalam genetika manusia dan mengembangkan terapi
berbasis gen.

5. Analisis DNA dan RNA:

Laboratorium ini melakukan analisis DNA dan RNA melalui berbagai


teknik seperti sekuen gen, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan
analisis elektroforesis.

6. Kontribusi Terhadap Perawatan Personal:

Laboratorium genetika memungkinkan perawatan yang lebih disesuaikan


dengan karakteristik genetik pasien. Ini dapat membantu dalam
pemilihan terapi yang lebih efektif dan mengurangi risiko efek samping
yang tidak diinginkan.

7. Keamanan dan Etika:

Dalam laboratorium genetika, penting untuk mematuhi pedoman etika dan


privasi yang ketat, karena informasi genetik pasien sangat sensitif.

8. Pengembangan Terapi Genetik:

Laboratorium ini juga terlibat dalam pengembangan terapi genetik


inovatif, yang mencakup penggantian gen, terapi gen penggunaan obat,
dan vaksin berbasis gen.
9. Penelitian Kanker:

Dalam konteks kanker, laboratorium genetika membantu dalam


mengidentifikasi perubahan genetik yang mendasari perkembangan tumor,
yang dapat digunakan untuk merancang terapi yang lebih tepat sasaran.

10. Konseling Genetik:Laboratorium genetika sering bekerja sama dengan


konselor genetik untuk memberikan konseling kepada pasien tentang
implikasi hasil tes genetik dan risiko genetik yang mungkin mereka
hadapi.

5. Laboratorium Imunologi
a. Pengertian imunologi

Imunologi merupakan pemeriksaan darah yang bertujuan untuk


mendeteksi awal adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan
pemantauan respon pasca vaksinasi.

b. peran laboratorium Imunologi

1. Pengujian Antibodi:

Laboratorium imunologi mengukur kadar antibodi dalam darah pasien. Ini


membantu dalam mendiagnosis berbagai penyakit, termasuk penyakit
autoimun, infeksi, dan alergi.

2. Pengujian Respon Imun:

Laboratorium ini menganalisis bagaimana sistem kekebalan tubuh


pasien merespons berbagai antigen dan patogen. Ini berguna dalam
memahami respons kekebalan tubuh terhadap infeksi atau vaksinasi.

3. Pemeriksaan Sel Imun:

Laboratorium imunologi dapat mengkaji sel-sel kekebalan tubuh,


seperti sel T dan sel B, untuk mengevaluasi kualitas dan respons imun
pasien.
4. Pemantauan Terapi Imunologi:

Laboratorium ini membantu dalam pemantauan respons pasien


terhadap terapi kekebalan tubuh, seperti terapi sel T atau terapi
monoklonal.

5. Uji Alergi:

Laboratorium imunologi melakukan uji alergi untuk


mengidentifikasi alergen yang memicu reaksi alergi pada pasien.

6. Diagnosa Penyakit Autoimun:

Laboratorium ini membantu dalam mendiagnosis penyakit autoimun seperti


lupus, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis dengan menguji antibodi
otonom yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh.

7. Pengembangan Vaksin:

Laboratorium imunologi terlibat dalam penelitian dan pengembangan


vaksin. Mereka memahami bagaimana antigen dan vaksin memicu respons
kekebalan tubuh.

8. Pemantauan Pasien Transplantasi:

Laboratorium ini memantau pasien yang menjalani transplantasi organ atau


sumsum tulang untuk memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh tidak
menolak organ atau jaringan yang ditransplantasikan.

9. Keamanan Darah dan Transfusi:

Laboratorium imunologi memeriksa kompatibilitas darah untuk transfusi


dan memastikan bahwa donor darah dan produk darah lainnya aman dari
penyakit menular.

6. laboratorium Hematologi
a. pengertian laboratorium hematologi
Laboratorium hematologi adalah analisis pada sampel darah, seperti sifat
fisik dan fungsi darah, penanganan sampel, pemeriksaan darah rutin, serta
pemeriksaan hematologi klinik lainnya untuk menunjang diagnosis penyakit.

b. Peran utama laboratorium hematologi

 Pemeriksaan Darah Lengkap (DL)


 Pemeriksaan Hemoglobin (Sahli & Cyanmet)
 Pemeriksaan Hematokrit.
 Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Eritrosit (sel darah merah)
 Pemeriksaan Jumlah dan kelainan Leukosit (sel darah putih)

7. Laboratorium kimia klinis


a. Pengertian laboratorium kimia klinik

Kimia klinik, yaitu pemeriksaan lab yang menganalisis biokimia cairan tubuh
untuk mendukung diagnosis dan pengobatan penyakit. Beberapa contoh
pemeriksaan kimia klinik ini, meliputi tes fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah,
dan profil lemak.

b.peran utama laboratorium kmia klinis

pemeriksaan yang dilakukan dalam laboratorium kimia klinis,yaitu:

 Fungsi Hati (SGOT/SGPT, Gamma GT, ALP, Bilirubin direct/indirect,


Albumin)
 Profil Lemak (Cholesterol total, Trigliserida, HDL Cholestero dan LDL
Cholesterol)
 Fungsi Ginjal (Asam urat, BUN , Kreatinin)
 Gula Darah (Gula Darah Puasa, Sewaktu, 2 JPP)
 Protein (Globulin, Albumin, Fraksi Protein)
8. Laboratorium Toksikologi
a. pengertian laboratorium toksikolo

Laboratorium toksikologi adalah fasilitas yang mengkhususkan diri dalam


pengujian dan analisis zat-zat beracun serta dampaknya terhadap manusia dan
lingkungan. Laboratorium ini memiliki peran penting dalam mendeteksi,
mengukur, dan memahami paparan zat beracun serta dalam menilai risiko yang
terkait.

b. peran utama laboratorium toksikologi

1. Pemeriksaan Zat Beracun:

Laboratorium toksikologi menganalisis berbagai zat beracun, seperti pestisida,


logam berat, obat-obatan tertentu, dan senyawa kimia berbahaya lainnya.

2. Pemantauan Paparan Toksin:

Laboratorium ini memantau paparan toksin pada populasi tertentu, seperti


pekerja yang berpotensi terpapar bahan beracun di tempat kerja.

3. Investigasi Keracunan:

Laboratorium toksikologi membantu dalam investigasi kasus keracunan, yang


melibatkan identifikasi zat penyebab, tingkat paparan, dan dampak kesehatan
yang mungkin timbul.

4. Analisis Bahan Kimia dalam Lingkungan:

Laboratorium ini mengukur tingkat bahan kimia beracun dalam air, tanah,
udara, dan makanan untuk menilai dampaknya terhadap ekosistem dan
kesehatan manusia.

5. Uji Racun dalam Produk Konsumen:

Laboratorium toksikologi melakukan pengujian untuk memeriksa produk


konsumen seperti kosmetik, makanan, dan produk kimia rumah tangga guna
memastikan bahwa mereka aman digunakan dan tidak mengandung bahan
beracun.

6. Penilaian Risiko Toksin:

Laboratorium ini terlibat dalam penilaian risiko untuk menentukan sejauh


mana paparan terhadap zat beracun dapat membahayakan manusia dan
lingkungan.

7. Tes Narkoba dan Alkohol:

Laboratorium toksikologi juga melakukan tes narkoba dan alkohol pada


sampel biologis seperti urin dan darah untuk mendeteksi penggunaan zat
terlarang atau alkohol dalam konteks hukum atau perawatan kesehatan.

9. Laboratorium Parasitologi
a. pengertian laboratorium parasitologi

Laboratorium parasitologi merupakan lab penunjang diagnosa untuk


penyakit-penyakit parasit pada hewan, meliputi ektoparasit (lalat, kutu, caplak,
pinjal, dan nyamuk) serta endoparasit (protozoa dan cacing).

b.peran utama laboratorium parasitology

untuk mendeteksi keberadaan parasit dalam tubuh serta mempunyai peran


yang cukup penting sebagai salah satu cara menegakkan diagnosis infeksi oleh
parasit.

10. Laboratorium Virologi


a. pengertian laboratorium Virologi

Laboratorium virologi adalah pusat studi virus dan pengembangan tes


diagnostik serta cara melawan virus yang dipelajari laboratorium
tersebut. Laboratorium virologi mengembangkan reagen diagnostik dan
memasoknya ke pusat kesehatan. Laboratorium ini biasanya memelihara
repositori virus, tempat sampel disimpan dan disimpan untuk penelitian lebih
lanjut. Laboratorium virologi juga akan menyimpan serum dari pasien
terinfeksi yang telah mengembangkan antibodi virus. Sebagai bagian dari
penelitian mereka tentang virus, ahli virologi mempelajari dan menentukan
epidemiologi, diagnosis, dan patogenesis berbagai virus. Mereka juga
mengembangkan vaksin dan mempelajari reaksi virus terhadap berbagai jenis
antibodi.

b.peran utama laboratorium Virologi

Laboratorium virologi memiliki peran penting dalam diagnosis penyakit


virus, pemantauan epidemiologi, dan penelitian vaksin serta pengembangan
terapi antiviral. Dalam konteks pandemi atau wabah virus, laboratorium
virologi menjadi pusat penting dalam pengujian dan pemantauan yang
diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

11. Laboratorium Bakteriologi


a. pengertian laboratorium Bakteriologi

Laboratorium Bakteriologi adalah laboratorium untuk pemeriksaan


dan pengujian penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

b.peran utama laboratorium Bakteriologi

Tes bakteriologi dilakukan berdasarkan jenis infeksi yang


terjadi,antara lain:

• Tes Tenggorokan

Untuk mengidentifikasi dan menemukan bakteri dalam mulut. Dokter


melakukan tes ini jika kamu mengeluh sakit tenggorokan dan mencurigai
bakteri sebagai penyebabnya. Penyakit lain yang bisa diuji dengan tes
tenggorokan adalah demam scarlet, gonore, difteri, pertusis, dan kandidiasis
mulut

• Tes Urine
untuk mengidentifikasi dan menemukan bakteri dalam saluran kemih,
meliputi ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra.

• Tes Dahak

untuk diagnosis infeksi bakteri pada tenggorokan, seperti pneumonia,


tuberkulosis, dan bronkitis.

• Tes Darah.

untuk identifikasi dan menemukan bakteri dalam darah. Penyakit yang


bisa didiagnosis melalui tes ini antara lain sepsis dan endokarditis. Sampel
darah biasanya diambil di area lengan.

• Tes Feses

untuk diagnosis penyakit akibat bakteri di saluran cerna, seperti keracunan


makanan dan gangguan saluran cerna lain.

• Tes Luka

untuk deteksi infeksi penyakit yang rentan terjadi pada luka terbuka atau
luka terbakar. Tes ini dilakukan jika luka yang dialami sulit sembuh, muncul
ruam kemerahan di area luka, terasa panas dan nyeri, ada cairan keluar dari
luka, dan terjadi demam.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laboratorium kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam


perawatan kesehatan modern. Berbagai jenis laboratorium tersebut berfokus pada
berbagai aspek diagnosis dan pemantauan kesehatan. Terus berkembangnya
teknologi laboratorium kesehatan akan terus meningkatkan kemampuan kita untuk
mendiagnosis dan mengobati penyakit dengan lebih efektif. Laboratorium
kesehatan adalah salah satu komponen penting dalam sistem perawatan kesehatan
yang membantu kita merawat dan melindungi kesehatan tubuh manusia. Jenis-
jenis laboratorium tersebut meliputi laboratorium kimia klinis, hematologi,
mikrobiologi, imunologi, genetika, toksikologi, dan patologi klinis. Setiap jenis
laboratorium memiliki fokusnya sendiri dalam mendiagnosis penyakit, memantau
kesehatan, dan memberikan informasi penting bagi pasien dan profesional medis.

3.2 Saran

beberapa saran yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan peningkatan


peran laboratorium kesehatan:

• Pengembangan Teknologi
• Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
• Kerja Sama Interdisipliner
• Kualitas dan Akreditasi
• Akses yang Merata

Dengan menerapkan hal tersebut, laboratorium kesehatan dapat memainkan


peran yang lebih efektif dalam mendukung perawatan kesehatan, mendiagnosis
penyakit dengan lebih akurat, dan meningkatkan kualitas perawatan kesehatan
secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

https://upk.kemkes.go.id/new/layanan/laboratorium

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/285/penanganan-jaringan-patologi-anatomi

https://upk.kemkes.go.id/new/layanan/laboratorium

https://labkes.jogjaprov.go.id/immunologi-dan-patologi/

https://rs.ui.ac.id/umum/layanan/laboratorium

https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-tes-bakteriologi-untuk-diagnosis-penyakit

https://bvetbukittinggi.ditjenpkh.pertanian.go.id/profil_lab.html?
idz=5#:~:text=Laboratorium%20Bakteriologi%20adalah%20laboratorium
%20untuk,penyakit%20yang%20disebabkan%20oleh%20bakteri.

http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/analiskesehatan/fasilitas/laboratorium/
laboratorium-bakteriologi-2/

https://www.balaibaturaja.litbang.kemkes.go.id/i-parasitologi

https://fikes.umsida.ac.id/laboratorium-kimia-klinik-hematologi/#:~:text=Laboratorium
%20hematologi%20adalah%20sarana%20bagi,lainnya%20untuk%20menunjang
%20diagnosis%20penyakit.
SOAL PILIHAN GANDA

1. Apa tujuan utama laboratorium parasitologi?

a. Mendiagnosis infeksi bakteri

b. Mendiagnosis infeksi parasit

c. Mendiagnosis penyakit autoimun

d. Membuat vaksin

e. Memberikan perawatan bedah

2. Apa peran laboratorium klinik dalam perawatan kesehatan?

a. Memberikan vaksinasi

b. Memberikan perawatan bedah

c. Mendiagnosis penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan urin

d. Menyusun rencana diet

e. Mendiagnosis infeksi parasit

3. Apa yang biasanya dianalisis oleh laboratorium bakteriologi?

a. Sel darah merah

b. Struktur tulang

c. Bakteri dan mikroorganisme

d. Gen manusia

e. Tumbuhan

4. Laboratorium hematologi berfokus pada apa?


a. Analisis darah dan komponennya

b. Analisis bakteri dalam sampel makanan

c. Analisis kualitas air

d. Analisis keberadaan toksin dalam tubuh

e. Analisis kadar Hemoglobin

5. Laboratorium imunologi bertanggung jawab untuk apa?

a. Analisis gejala fisik

b. Menilai kondisi jaringan tubuh

c. Menganalisis respons sistem kekebalan tubuh

d. Menganalisis struktur DNA

e. Benar semua

Jawaban:

1. b (Mendiagnosis infeksi parasit)

2. c (Mendiagnosis penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan urin)

3. c (Bakteri dan mikroorganisme)

4. a (Analisis darah dan komponennya)

5. c (Menganalisis respons sistem kekebalan tubuh)


SOAL ESSAY

1. Apakah perbedaan utama antara laboratorium kimia klinis dan


laboratorium mikrobiologi? Berikan contoh kasus di mana salah satu
laboratorium ini lebih relevan daripada yang lain.
Jawab: Perbedaan utama antara laboratorium kimia klinis dan
laboratorium mikrobiologi adalah fokus utama dari jenis uji yang mereka
lakukan dan jenis contoh yang mereka proses. Berikut adalah
perbandingan antara keduanya:
Laboratorium Kimia Klinis:
1. Fokus Utama: Laboratorium kimia klinis berfokus pada analisis
komponen kimia dalam sampel biologis seperti darah, urin, dan cairan
tubuh lainnya. Ini mencakup pengukuran kadar gula darah, elektrolit,
lipid, enzim, hormon, dan banyak parameter kimia lainnya dalam
tubuh.
2. Kasus Contoh: Laboratorium kimia klinis relevan dalam kasus di mana
pasien memiliki gejala atau masalah kesehatan yang dapat
diidentifikasi atau dipantau melalui pengujian kimia. Contohnya
adalah pengukuran glukosa darah untuk mendiagnosis diabetes atau
pemantauan kadar kolesterol untuk menilai risiko penyakit jantung.
3. Pengujian Rutin: Laboratorium kimia klinis sering melakukan
pengujian rutin dalam perawatan kesehatan sehari-hari, seperti
pemeriksaan darah tahunan atau pemantauan terapi obat.
Laboratorium Mikrobiologi:
1. Fokus Utama: Laboratorium mikrobiologi fokus pada identifikasi dan
karakterisasi mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit,
dalam sampel biologis atau lingkungan. Ini digunakan untuk
mendiagnosis infeksi dan menilai keefektifan pengobatan antimikroba.
2. Kasus Contoh: Laboratorium mikrobiologi lebih relevan dalam kasus
di mana pasien mengalami gejala infeksi, seperti demam, batuk, atau
diare, dan dokter curiga adanya infeksi. Contoh kasus termasuk
pengujian kultur bakteri dari sampel tenggorokan untuk mendiagnosis
faringitis bakteri atau uji PCR untuk mendeteksi virus tertentu dalam
darah.
3. Pengujian Spesifi: Laboratorium mikrobiologi sering melakukan
pengujian yang lebih spesifik dan berfokus pada deteksi
mikroorganisme penyebab penyakit atau infeksi.
Contoh Kasus:
Misalnya, seorang pasien datang dengan gejala demam tinggi, sakit
tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar limfe. Laboratorium kimia
klinis mungkin digunakan untuk mengukur tingkat leukosit dalam darah
pasien dan menentukan adanya peningkatan kadar C-reactive protein
(CRP), yang bisa menunjukkan adanya peradangan dalam tubuh. Namun,
jika dokter mencurigai bahwa gejala ini disebabkan oleh infeksi bakteri,
laboratorium mikrobiologi kemungkinan akan melakukan uji kultur
tenggorokan untuk mengidentifikasi bakteri penyebabnya dan menentukan
pengobatan yang sesuai.
Dengan kata lain, laboratorium kimia klinis fokus pada parameter kimia
dalam tubuh, sementara laboratorium mikrobiologi fokus pada identifikasi
dan karakterisasi mikroorganisme dalam sampel biologis. Pemilihan
laboratorium yang tepat tergantung pada gejala dan dugaan penyakit
pasien.

Anda mungkin juga menyukai