DISUSUN OLEH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan, kelancaran, dan berkat Karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah Quality Control dan Vlidasi ini dapat selesai dengan waktu yang telah
ditentukan, dalam penulisan makalah ini penulis mendapat petunjuk dan bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Hj. Maria Tuntun Siregar, M.Biomed selaku pengampu yang telah memberi saran, dan
masukkan dalam penulisan makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
3. Rekan-rekan sekalian yang telah memberi dukungan moral, serta semangat dalam
penulisan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tahap Pra Analitik ......... ...................... ................ ...... ...................... ......................5
2.2 Kegiatan Laboratorium Tahap Pra Analitik ......... ...................... ................ ...... ........5
PENDAHULUAN
Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai pada
pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen, penerimaan
spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman spesimen dengan
maksud agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi
kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama
lainnya.
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari serangkaian proses yang saling terkait. Proses pemeriksaan
di laboratorium dibagi menjadi 3 tahap, yaitu 2 tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
d. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenang
dibandingkan berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu.
e. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
j. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh yang
dipengaruhi waktu, siklus dan umur.
k. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan nilai
rujukan
l. Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh pada
pengenceran.
2. Pengambilan Spesimen
- Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang steril.
- Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah harus terbuat dari gelas.
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh
sinar matahari, maka digunakan botol coklat.
- Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril.
c. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan
jumlahnya dalam waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
d. Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk
pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan
pada keadaan basal.
e. Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaan
menggunakan darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah arteri
umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat
paha. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan pada bayi. Tempat
yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat,
bekas luka dan radang
1. Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang
menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
2. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah
spesimen tumpah.
Pengambilan spesimen:
1. SPESIMEN DARAH: + anti koagulan Kultur media dilakukan dengan cara aseptik
2. SPESIMEN URIN:
Mulut uretra dibersihkan dgn sabun
bilas sampai bersih.: Labia minora dibersihkan dulu
Merenggangkannya pada waktu kencing.
Dikeringkan
3. SAMPEL MUNTAHAN: Muntahan yg keluar ditampung. Bila muntahan belum
sempat ditampung, gunakan tempat steril u/ mengumpulkan muntahan tsb. atau
Ambil sisa makanan sbg sampel
4. SPESIMEN TINJA: Sampel berasal dr defekasi spontan. Jika sangat diperlukan,
sampel dpt diperoleh dari pemeriksaan colok dubur. Masukkan sampel ke dalam
wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, dapat ditutup
rapat, dapat dibuka dengan mudah dan bermulut lebar.
5. SPESIMEN DAHAK
penderita diminta berkumur dengan air/gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi
palsu, sebaiknya dilepas dulu. penderita berdiri tegak atau duduk tegak Penderita tarik
nafas dalam 2 – 3 x. keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang
kali sampai dahak keluar. tampung dalam wadah dengan cara mendekatkan wadah ke
mulut. Tutup wadah dengan dan secepatnya dikirim ke laboratorium. sekret
bronkialbukan ludah atau sekret hidung
- Tanggal permintaan
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk rekam medik.
- Nomor laboratorium
- Diagnosis.keterangan klinik.
- Jenis spesimen
- Volume spesimen
Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan pada spesimen
tersebut. Pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari jenis spesimennya masing-masing.
1). Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, lalu di sentrifuge
3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
2). Plasma
Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang sesuai, lalu
dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung.
4). Urine
Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali pemeriksaan harus
segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit 1500-
2000 rpm, supernatan dibuang dan diambil sedimennya. Suspensi sedimen ini dicampur dengan
cat Sternheirmer-Malbin Stain’s untuk menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas
strukturnya.
5). Sputum
Masukkan sputum ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama banyak. Kocok dengan
baik. Inkubasi pada suhu kamar 25-30OC selama 15-20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5
menit. Sentrifuge dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Endapan diambil dan supernatan
dibuang pada air lysol.
4. Petugas laboratorium wajib menolak dan mengembalikan spesimen yang tidak memenuhi
syarat pemeriksaan.
5. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat via aiphone ruangan atau yang mengantar
spesimen.
6.Penyimpanan Spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara
lain :
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
7.Pengiriman Spesimen
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang reatif
stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain :
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian label
yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan Berbahaya”.
6. Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang standar
dan bermutu.
Hemolisis secara in vitro dapat disebabkan oleh teknik pengambilan yang tidak tepat, seperti
penusukan berulang, penusukan pada kulit yang masih basah dengan alkohol dan penarikan
spuit yang terlalu cepat sedangkan ukuran jarum yang digunakan kecil. Penyebab lain yaitu
penanganan sampel 3 yang salah misalnya homogenisasi yang terlalu kuat serta teknik
pengiriman sampel yang tidak tepat (Riswanto, 2013).
Hemolisis secara in vivo dapat disebabkan oleh adanya infeksi, zat beracun, reaksi transfusi
dan anemia hemolitik (Elrouf, 2013). Hemolisis dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
kimia klinik karena lepasnya hemoglobin dan komponen intraseluler eritrosit lain, sehingga
menyebabkan hasil tidak akurat (Elrouf, 2014). Keberadaan hemoglobin dalam serum
hemolisis juga menyebabkan perubahan warna pada serum yang diperiksa sehingga
berpengaruh terhadap analisa fotometri karena mengganggu penyerapan cahaya yang
melewati spesimen (Howanitz, dkk.,2015). Hemolisis tidak hanya disebabkan oleh
kesalahan teknis, namun juga dapat disebabkan oleh kondisi patologis pasien. Kondisi
patologis yang dapat menyebabkan hemolisis diantaranya anemia hemolitik autoimun,
infeksi, obat-obatan, hemoglobinopati dan reaksi transfusi. Hemolisis yang 4 disebabkan
kondisi patologis pasien tidak dapat dilakukan pengambilan darah ulang karena hemolis
terjadi secara in vivo, sehingga sampel yang hemolisis harus tetap digunakan untuk
pemeriksaan (Elrouf, 2013).
2. Bilirubin yang tinggi lebih 5 mg% memberikan warna kuning pada spesimen.
3. Hyperlipidemia ( kekeruhan pada serum).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Persiapan pasien
2. pengambilan spesimen
4. pengolahan spesimen
6. penyimpanan spesimen
7. pengiriman spesimen
Dan sebagai salah satu petugas paramedis kita (analis) dituntut untuk dapat melakukan hal
tersebut (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dengan baik dan benar agar hasil yang
didapatkan dapat diakui kevalidannya.
3.2 Saran
Setelah mempelajari tentang rangkaian kegiatan ini kiranya kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang langkah-
langkah / kegiatan apa saja yang harus dilakukan pada tahap pra analitik. Saya sadar dan
mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu saya
dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk
memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah ini.
Daftar Pustaka
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/pra-analitik-laboratorium-
klinik.html?q=pra+analitik
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1098/3/CHAPTER%201.pdf
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2012/11/pengendalian-mutu-
laboratorium.html?q=pra+analitik
https://patologiklinik.com/2018/11/20/mengatasi-dan-melaporkan-sampel-darah-yang-lisis/
https://www.slideshare.net/Iceteacassie/pra-analitik-laboratorium
https://www.google.com/search?q=sampel+dahak&safe=strict&sxsrf=ALeKk02pvBV350OoXFfU4I5L4oO
pCEwf5w:1612267855931&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=ei0IqLRFWJCfUM%252C-96Gnnh-
55DjrM%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kSmKuTHolpYg4Sl4_TaStu2pYdQww&sa=X&ved=2ahUKEwjmh9fmlcvuAhVJxDgGHbKyBe4Q_h16BAgJEA
E#imgrc=ei0IqLRFWJCfUM