Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH QUALITY CONTROL DAN VALIDASI

“ TAHAP PRA ANALITIK “

Dosen Pengampu : Hj. Maria Tuntun Siregar, M.Biomed

DISUSUN OLEH

Natasya Angelina ( 1913353007 )

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan, kelancaran, dan berkat Karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat
diselesaikan.

Makalah Quality Control dan Vlidasi ini dapat selesai dengan waktu yang telah
ditentukan, dalam penulisan makalah ini penulis mendapat petunjuk dan bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Hj. Maria Tuntun Siregar, M.Biomed selaku pengampu yang telah memberi saran, dan
masukkan dalam penulisan makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
3. Rekan-rekan sekalian yang telah memberi dukungan moral, serta semangat dalam
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat para pembaca makalah ini.

Bandar Lampung, 02 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..... ...................... ...................... .... ...................... ........ 2

DAFTAR ISI .................... ...................... ....... ............... ....................... ............ ........ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............. ......................... ........ .............. ....................... .......... 4

1.2. Rumusan Masalah .............. ...................... ........... ........... ...................... ............. 4

1.3.Tujuan ......... ...................... ................ ...... ...................... ...................... . ........ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tahap Pra Analitik ......... ...................... ................ ...... ...................... ......................5

2.2 Kegiatan Laboratorium Tahap Pra Analitik ......... ...................... ................ ...... ........5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................. ...................... ......... ............. ....................... .......... 19

3.2 Saran .................. ......................... ...... ................ ........................ .......... ...... 19

DAFTAR PUSTAKA ......... ........................ ................ ...... ...................... .............. 20


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,


penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
dan masyarakat.
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat
dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk
keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta
pengambilan keputusan lainnya.

Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan dimulai pada
pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen, penerimaan
spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman spesimen dengan
maksud agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi
kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama
lainnya.

Pemeriksaan laboratorium terdiri dari serangkaian proses yang saling terkait. Proses pemeriksaan
di laboratorium dibagi menjadi 3 tahap, yaitu 2 tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja kegiatan pada tahap pra analitik?

1.3 Tujuan

untuk mengetahui kegiatan pada tahap pra analitik


BAB II

PEMBAHASAN

Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanan


dimulai pada pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen,
penerimaan spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman spesimen
dengan maksud agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak
terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu
sama lainnya. Masing-masing tahap tersebut memiliki peluang terjadinya kesalahan. Tahap pra
analitik umumnya masih dilakukan secara manual sehingga memberikan kontribusi kesalahan
terbesar dalam keseluruhan proses di laboratorium.

Kegiatan Pra Analitik

1. Persiapan Pasien Secara Umum dan yang mempengaruhi

a. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen sesuai persyaratan umum dengan


meminta pasien berpuasa antara 8 – 12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari jam 07.00 – 09.00
dilakukan pengambilan spesimen.

b. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum spesimen diambil di laboratorium.

c. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen diambil

d. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenang
dibandingkan berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu.

e. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

f. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

g. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium.


h. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan beberapa parameter pemeriksaan,
waktu demam yang tepat akan dapat membantu menegakkan diagnosis.

i. Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga pengenceran darah.

j. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh yang
dipengaruhi waktu, siklus dan umur.

k. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan nilai
rujukan

l. Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh pada
pengenceran.

2. Pengambilan Spesimen

a. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu :

- bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen,

- Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi spesimen.

- Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel sebelumnya.

- Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang steril.

b. Wadah spesimen harus memenuhi :

- Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah harus terbuat dari gelas.

- Tidak bocor atau merembes.

- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.


- Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen

- Bersih dan kering

- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen

- Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.

- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh
sinar matahari, maka digunakan botol coklat.

- Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril.

c. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan
jumlahnya dalam waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah.

d. Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk
pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan
pada keadaan basal.

e. Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaan
menggunakan darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah arteri
umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat
paha. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan pada bayi. Tempat
yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat,
bekas luka dan radang

f. Volume : Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan


laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
g. Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar,
agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :

1. Teknik atau cara pengambilan SOP (standard operating procedure )

2. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung

1. Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang
menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
2. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah
spesimen tumpah.
Pengambilan spesimen:
1. SPESIMEN DARAH: + anti koagulan Kultur media dilakukan dengan cara aseptik
2. SPESIMEN URIN:
 Mulut uretra dibersihkan dgn sabun
 bilas sampai bersih.: Labia minora dibersihkan dulu
 Merenggangkannya pada waktu kencing.
 Dikeringkan
3. SAMPEL MUNTAHAN: Muntahan yg keluar ditampung. Bila muntahan belum
sempat ditampung, gunakan tempat steril u/ mengumpulkan muntahan tsb. atau
Ambil sisa makanan sbg sampel
4. SPESIMEN TINJA: Sampel  berasal dr defekasi spontan. Jika sangat diperlukan,
sampel dpt diperoleh dari pemeriksaan colok dubur.  Masukkan sampel ke dalam
wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, dapat ditutup
rapat, dapat dibuka dengan mudah dan bermulut lebar.
5. SPESIMEN DAHAK
penderita diminta berkumur dengan air/gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi
palsu, sebaiknya dilepas dulu. penderita berdiri tegak atau duduk tegak Penderita tarik
nafas dalam 2 – 3 x. keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang
kali sampai dahak keluar. tampung dalam wadah dengan cara mendekatkan wadah ke
mulut. Tutup wadah dengan dan secepatnya dikirim ke laboratorium. sekret
bronkialbukan ludah atau sekret hidung

SAMPEL NON MANUSIA:

1. Biarkan sampel dalam wadah aslinya.


2. Jika sampel sangat besar atau kontainer tidak aman, sampel atau sebagian dari itu perlu
dipindahkan ke wadah baru.
3. Gunakan wadah steril & tidak menyentuh bagian dlm wadah.
4. Jika beberapa sampel yang diduga pada bungkus secara terpisah. Jangan mencampur
sampel individu.
5. Whirlpack tas dapat digunakan untuk makanan padat.
6. Mengumpulkan jumlah memadai: 100-150 gram atau mililiter (4-6 oz.) Jika tersedia.
7. Sampel cair, mengisi wadah tidak lebih dari ¾ penuh.

3.Pemberian Identitas Spesimen


Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah
spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya
memuat secara lengkap :

- Tanggal permintaan

- Tanggal dan jam pengambilan spesimen

- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk rekam medik.

- Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)

- Nomor laboratorium

- Diagnosis.keterangan klinik.

- Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian.

- Pemeriksaan laboratorium yang diminta.

- Jenis spesimen

- Lokasi pengambilan spesimen

- Volume spesimen

- Pengawet yang digunakan

- Nama pengambil spesimen.


4.Pengolahan Spesimen

Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan pada spesimen
tersebut. Pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari jenis spesimennya masing-masing.

1). Serum

Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, lalu di sentrifuge
3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.

2). Plasma

Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara perlahan-lahan.

Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.

3). Whole blood

Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang sesuai, lalu
dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung.

4). Urine

Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali pemeriksaan harus
segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit 1500-
2000 rpm, supernatan dibuang dan diambil sedimennya. Suspensi sedimen ini dicampur dengan
cat Sternheirmer-Malbin Stain’s untuk menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas
strukturnya.

5). Sputum
Masukkan sputum ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama banyak. Kocok dengan
baik. Inkubasi pada suhu kamar 25-30OC selama 15-20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5
menit. Sentrifuge dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Endapan diambil dan supernatan
dibuang pada air lysol.

5.Menilai Spesimen Yang Tidak Memenuhi Syarat

1. Spesimen diterima oleh petugas loket dan sampling.

2. Penilaian spesimen harus dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan.

3. Penilaian spesimen harus segera dilakukan setelah menerima spesimen.

4. Petugas laboratorium wajib menolak dan mengembalikan spesimen yang tidak memenuhi
syarat pemeriksaan.

5. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat via aiphone ruangan atau yang mengantar
spesimen.

6. Spesimen untuk pemeriksaan Patologi Anatomi yang diantar ke laboratorium berupa


jaringan biopsi dan operasi yang telah lebih 1 hari, tidak menggunakan pengawet, ditempatkan
suhu ruang ditolak untuk pemeriksaan rujukan.

7. Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Minimal Mutlak Ditolak


No Pemeriksaan Jenis Sampel Keterangan
volume Beku Lisis Keruh
1 Hematologi Darah EDTA 3 ml + + -
rutin
2 Protein total Serum 0,2 ml - + -
3 Albumin/glob Serum 0,2 ml - + -
4 Bilirubin Serum 0,5 ml - + -
Total
5 Bilirubin Serum 0,5 ml - + -
Direk
6 Bilirubin Serum 0,5 ml - + -
Indirek
7 AST (GOT) Serum 0,5 ml - + -
8 ALT (GPT) Serum 0,5 ml - + -
9 Ureum Serum 0,2 ml - + -
10 Creatinine Serum 0,5 ml - + -
11 Asam Urat Serum 0,2 ml - + -
12 Glukosa Serum/plasma 0,2 ml - + -
13 Cholesterol Serum 0,2 ml - + +
14 Trigliserida Serum 0,2 ml - + +
15 HDL Serum 0,5 ml - + +
16 LDL Serum 0,5 ml - + +
17 Natrium Serum 0,5 ml - + -
18 Kalium Serum 0,5 ml - + +
19 Calcium Serum 0,5 ml - + -
20 Chlorida Serum 0,5 ml - + -
21 Magnesium Serum 0,5 ml - + -
22 Alk. Serum 0,5 ml - + -
Phospatase
23 HBsAg Stick Serum/plasma 0,5 ml - + -
24 Anti Hbs Serum/plasma 0,5 ml - + -
Stick
25 HBsAg Titer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
26 AntiHBs Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
Titer
27 Anti Hbc Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
IgM
28 Anti Hbe Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
29 Hbe Ag Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
30 Anti HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
IgM
31 Anti HAV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
32 Anti HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
33 HCV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
34 FT3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
35 FT4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
36 TSHs Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
37 T3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
38 T4 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
39 CEA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
40 AFP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
41 C-Peptida Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
42 Besi Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
43 TIBC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
44 HbA1c Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
45 CRP Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
46 RAF Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
47 ASTO Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
48 VDRL Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
49 TPHA Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
50 Ca 125 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
61 Ca 15.3 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
62 Ca 19.9 Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
63 Ferritin Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
64 Anti H Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
Pillory
65 Anti Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
Toxoplasma
66 Progesteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
67 Testosteron Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
68 Anti Rubella Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
69 D-Dimer Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
70 CMV Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
71 LH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
72 CKMB Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
73 Anti TB Serum 0,2 ml - + -
74 HIV Stick Serum 0,2 ml - + -
75 Analisa Gas Darah Arteri 3 ml + + - Dirujuk
Darah
76 Troponin T Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
77 CK NAC Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
78 LDH Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
79 a-Amylase Serum 0,5 ml - + - Dirujuk
80 APTT Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
81 Titer Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
Fibrinogen
82 Protrombin Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
Time
83 Trombin Darah Citrat 0,5 ml + + - Dirujuk
Time
84 Recalcifikasi Darah Citrat 0,5 ml + - - Dirujuk
Time
85 Urine Urine pagi 10 ml - - -
Lengkap
86 Urine Esbach Urine 24 jam volume - - -
87 PPT Urine pagi 5 ml - - -
88 BTA SPS Sputum SPS SPS - - -
89 Sperma Mani segar - - - -
90 LCS Segar 3 ml - - -
91 Transudat- Segar 3 ml - - -
eksudat
92 Urine Segar di lab 5 ml - - -
Narkoba
93 Creatinine Urine 24 jam volume - - -
klirens
94 Blood Smear Darah EDTA 1 ml + + -
95 Malaria Darah Slide 1 ml - - -
95 Filaria 1 ml - - -
97 Reitz serum Slide - - - -
98 Spesimen GO Slide/secret - - - -
99 Jamur Slide/secret - - - -
Candida
100 Sediaan PA +Formalin - - - - Dirujuk

6.Penyimpanan Spesimen

Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara
lain :

a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.

b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.

c. Terjadi penguapan.

d. Pengaruh suhu.

e. Terkena paparan sinar matahari.


Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis
pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa
pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan
wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan spesimen :

a. Disimpan pada suhu kamar

b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8OC

c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC

d. Dapat diberikan bahan pengawet

e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.

7.Pengiriman Spesimen

Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang reatif
stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain :

a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.


b. Tidak terkena sinar matahari langsung

c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian label
yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan Berbahaya”.

d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

8. Mempertahankan Mutu Pra Analitik

1. Mengerjakan proses/prosedur sesuai standar (SPO) yang telah ditentukan.

2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC.

3. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang


mungkin muncul.

4. Ketersediaan anggaran dana dan personil yang memadai untuk kegiatan.

5. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium.

6. Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang standar
dan bermutu.

kesalahan pada tahap pra analitik:

1. Terjadinya hemolisis pada sampel


Hemolisis adalah gangguan pada membran eritrosit dan menghasilkan lepasnya hemoglobin.
Serum menunjukkan bukti nyata bahwa hemolisis terjadi ketika konsentrasi hemoglobin
lebih dari 0,02 g/dl (Budiyono, 2011).

Hemolisis secara in vitro dapat disebabkan oleh teknik pengambilan yang tidak tepat, seperti
penusukan berulang, penusukan pada kulit yang masih basah dengan alkohol dan penarikan
spuit yang terlalu cepat sedangkan ukuran jarum yang digunakan kecil. Penyebab lain yaitu
penanganan sampel 3 yang salah misalnya homogenisasi yang terlalu kuat serta teknik
pengiriman sampel yang tidak tepat (Riswanto, 2013).

Hemolisis secara in vivo dapat disebabkan oleh adanya infeksi, zat beracun, reaksi transfusi
dan anemia hemolitik (Elrouf, 2013). Hemolisis dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
kimia klinik karena lepasnya hemoglobin dan komponen intraseluler eritrosit lain, sehingga
menyebabkan hasil tidak akurat (Elrouf, 2014). Keberadaan hemoglobin dalam serum
hemolisis juga menyebabkan perubahan warna pada serum yang diperiksa sehingga
berpengaruh terhadap analisa fotometri karena mengganggu penyerapan cahaya yang
melewati spesimen (Howanitz, dkk.,2015). Hemolisis tidak hanya disebabkan oleh
kesalahan teknis, namun juga dapat disebabkan oleh kondisi patologis pasien. Kondisi
patologis yang dapat menyebabkan hemolisis diantaranya anemia hemolitik autoimun,
infeksi, obat-obatan, hemoglobinopati dan reaksi transfusi. Hemolisis yang 4 disebabkan
kondisi patologis pasien tidak dapat dilakukan pengambilan darah ulang karena hemolis
terjadi secara in vivo, sehingga sampel yang hemolisis harus tetap digunakan untuk
pemeriksaan (Elrouf, 2013).

2. Bilirubin yang tinggi lebih 5 mg% memberikan warna kuning pada spesimen.
3. Hyperlipidemia ( kekeruhan pada serum).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi proses Pra Analitik yang harus dilakukan antara lain :

1. Persiapan pasien

2. pengambilan spesimen

3. pemberian identitas spesimen

4. pengolahan spesimen

5. menilai spesimen yang tidak memenuhi syarat

6. penyimpanan spesimen

7. pengiriman spesimen

8. mempertahankan mutu pra analitik

Dan sebagai salah satu petugas paramedis kita (analis) dituntut untuk dapat melakukan hal
tersebut (pra analitik, analitik dan pasca analitik) dengan baik dan benar agar hasil yang
didapatkan dapat diakui kevalidannya.

3.2 Saran

Setelah mempelajari tentang rangkaian kegiatan ini kiranya kita dapat memanfaatkan
semaksimal mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang langkah-
langkah / kegiatan apa saja yang harus dilakukan pada tahap pra analitik. Saya sadar dan
mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu saya
dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk
memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah ini.
Daftar Pustaka

http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/pra-analitik-laboratorium-
klinik.html?q=pra+analitik

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1098/3/CHAPTER%201.pdf

http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2012/11/pengendalian-mutu-
laboratorium.html?q=pra+analitik

https://patologiklinik.com/2018/11/20/mengatasi-dan-melaporkan-sampel-darah-yang-lisis/

https://www.slideshare.net/Iceteacassie/pra-analitik-laboratorium

https://www.google.com/search?q=sampel+dahak&safe=strict&sxsrf=ALeKk02pvBV350OoXFfU4I5L4oO
pCEwf5w:1612267855931&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=ei0IqLRFWJCfUM%252C-96Gnnh-
55DjrM%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kSmKuTHolpYg4Sl4_TaStu2pYdQww&sa=X&ved=2ahUKEwjmh9fmlcvuAhVJxDgGHbKyBe4Q_h16BAgJEA
E#imgrc=ei0IqLRFWJCfUM

Anda mungkin juga menyukai