DISUSUN OLEH :
TRI HARTATI
NIM : 20144320114
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “
Dokumentasi Bahan Pemeriksaan” kiranya makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu sangat di harapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca demi perbaikan penyusunan karya tulis ilmiah
kami selanjutnya, Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi kita
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara identifikasi dan persiapan pemeriksaan pasien?
2. Bagaimana cara pengambilan spesimen, penanganan/pengolahan dan
pengiriman spesimen yang benar?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Persiapan pemeriksaan
Setiap saat spesimen dikumpulkan oleh petugas di lapangan perlu :
Membuat pengaturan lebih lanjut dengan penerima spesimen termasuk
investigasi, keperluan untuk ijin import jika ada transport ke luar negeri.
Membuat pengaturan lebih lanjut dengan pembawa spesimen agar yakin
bahwa pengiriman akan diterima sesuai dengan alat transportasinya.
3
Perhatikan peraturan penerbangan domestic perihal Biosafety.
Bahwa pengiriman (transport langsung jika mungkin) ditangani oleh
perjalanan langsung, hindari kedatangan diakhir pekan bila mungkin,
hindari perubahan dalam transport jika mungkin.
Siapkan dokumen yang perlu seperti syarat pengiriman, termasuk ijin
bila diperlukan, berita acara, dan dokumen pengiriman.
Beritahukan kepada penerima spesimen di laboratorium perkiraan waktu
kedatangan spesimen.
4
bertutup ulir dan segera dikirim ke laboratorium. Agar jaringan tidak
kering dapat ditambahkan cairan isotonic (NaCl fisiologis).
Untuk pemeriksaan mikrobiologi, direkomendasikan pengambilan
spesimen sebanyak mungkin dan ditanam ke dalam media sebelum 2 jam.
Jika diperlukan isolasi anaerob, cairan diambil dengan alat suntik,
kemudian jarum ditusukan ke dalam karet atau sumbat untuk mencegah
masuknya udara. Sampel yang telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam
anaerobic jar dan masukkan gaspak anaerob ke dalamnya. Disarankan
kultur anaerob dilakukan di tempat pengambilan sampel dan sampel
dibawa ke laboratorium sudah di dalam anaerobic jar.
Untuk pemeriksaan virus, maka swab lesi dimasukkan ke dalam wadah
yang sudah berisi virus transport medium (VTM) steril, kemudian dikirim
segera ke laboratorium virology dengan menggunakan cool box berisi
coolpack atau dry ice.
3. Spesimen Tinja :
Untuk pemeriksaan bakteri
Diambil dengan teknik rectal swab menggunakan kapas lidi steril.
Kapas lidi harus melalui sphincter anal, dan secara hati-hati diputar, ditarik
mundur dan segera dimasukkan ke dalam media transport Carry-Blair.
Segera diproses karena beberapa bakteri seperti Shigella dan
Campylobacter sp. tidak dapat bertahan hidup dengan adanya perubahan
pH dan penurunan temperature. (Campylobacter hanya dapat bertahan
hidup 2 jam dan bakteri yang lain 12 jam atau lebih). Air alkali pepton
direkomendasikan sebagai media pengayaan dan transport (6-8 jam) untuk
V.cholerae.
5
encer/berair, berdarah atau mucoid) dan adanya leukosit PMN sebagai
tanda peradangan.
Spesimen tinja dapat diawetkan dalam MIF (merthiolate iodine formalin) atau
larutan formalin 10% untuk pemeriksaan parasit. Untuk pemeriksaan
amoeba harus denga tinja segar. Tambahkan lugol yodium ke atas sediaan
basah untuk membedakan sel darah putih dan kista parasit.
Kista akan menangkap yodium dan muncul warna coklat terang, objek lain
akan tampak bersih.
Sebagai alternative:
Gunakan MIF (merthiolate iodine formalin) untuk mengkonfirmasikan
adanya leukosit pada tinja, G.lamblia dan E.histolytica.
Gunakan pewarna Ziehl-Neelsen untuk mendeteksi Cryptosporidium
yang tahan asam setelah difiksasi dengan methanol.
6
berurutan, tabung pertama jangan digunakan untuk analisa mikrobiologi,
tetapi jika spesimen hanya satu tabung maka pemeriksaan mikrobiologi
dilakukan yang pertama. Tabung dibuka di laboratorium secara aseptic dan
selanjutnya spesimen diambil untuk pemeriksaan kimia, serologi dan
sitologi.
Biakan cairan otak harus dilaksanakan segera karena organism-
organisme di dalam CSF bersifat mudah mati dan jumlahnya sangat
sedikit.
Sebagai media transport dan media pertumbuhan cairan otak,
direkomendasikan Trans-Isolate medium (TIM). Untuk isolasi virus,
sebagian dari CSF diambil secara aseptic dan dikirim dalam keadaan beku
dengan dry ice, sedangkan untuk pemeriksaan antibody (JE-IgM
antibody), CSF dapat dikirim dengan cool box (2-80C).
7
6. Biakan Apus Tenggorok
Penyebab radang tenggorok paling umum adalah S. pyogenes,
Staphylococcus aureus dan Streptococcus viridian.
Pengambilan spesimen dapat menggunakan kapas-Dacron, kapas lidi yang
dibasahi kalsium alginate. Bahan diambil dengan cara mengapus daerah
tonsil dan faring posterior jangan menyentuh lidah dan uvula. Spesimen
harus segera ditanam, jangan dibiarkan lebih dari 4 jam.
Pemilihan media berdasarkan penyakit yang dicurigai. Media diinkubasi
secara aerob dengan penambahan 5%-10% CO2
7. Spesimen urine
Untuk pemeriksaan virologist (campak) spesimen urine diambil
sebanyak 50 ml pada saat pasien panas atau timbul rash. Urine ditampung
dalam wadah yang steril, kering dan bersih, tutup berulir keluar, langsung
dikirim ke laboratorium dalam waktu 24-48 jam.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat maka
petugas laboratorium harus melakukan prosedur dokumentasi bahan
pemeriksaan yang benar. Dokumentasi bahan pemeriksaan meliputi
identifikasi pasien, cara pengambilan spesimen, penanganan dan pengiriman
spesimen.
3.2 Saran
Agar tercipta pelayanan laboratorium yang melayani masyarakat
dengan baik, harus tersedia sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu,
para petugas laboratorium harus memiliki kompetensi dan perilaku
professional sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar agar memperoleh
hasil yang akurat.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://lindalestariayu.blogspot.com/2015/01/makalah-flebotomi.html
https://id.scribd.com/doc/99863544/MAKALAH-FLEBOTOMI
10