Anda di halaman 1dari 13

Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No.

2, 390-401, April 2020

Sumber dan cara penularan Mycobacterium leprae

Hari Darmawan1,2,*, Rusmawardiana1

1
Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ Rumah
Sakit Umum Pusat Dr. Moh. Hoesin Palembang, Indonesia
2
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: dr.haridarmawan@yahoo.com

ABSTRAK

Mycobacterium leprae (M. leprae) merupakan kuman basil tahan asam penyebab penyakit kusta
bersifat obligat intraseluler dan tidak dapat dibiakkan pada media buatan. M. leprae hidup di
makrofag dan sel Schwann serta tumbuh pada jaringan bersuhu dingin seperti kulit, mukosa
hidung, dan saraf tepi. Insidens penderita baru kusta tidak menurun, meski prevalens kusta terus
menurun seiring dengan program pemberantasan kusta secara masal dengan metode multi drugs
therapy (MDT) WHO. Hal ini diperkuat dengan banyak kasus baru ditemukan tanpa ada riwayat
kontak. Salah satu penyebab diduga ada sumber nonmanusia dari basil kusta terus menjadi
sumber infeksi seperti hewan dan lingkungan. Cara penularan penyakit kusta masih belum
diketahui pasti, namun diperkirakan melalui kontak langsung dari penderita kusta tipe lepromatosa
ke orang lain.

Kata kunci: Mycobacterium leprae, kusta, sumber penularan, cara penularan


menurun seiring dengan program
pemberantasan masal dengan metode
multi drugs therapy (MDT) WHO sejak
PENDAHULUAN tahun 1980, tetapi insidens penderita baru
Mycobacterium leprae (M. leprae) kusta di daerah endemik tidak menurun.2,4
merupakan basil tahan asam (BTA) Teoritis setelah sumber penularan
penyebab kusta atau Morbus Hansen (penderita kusta) berhasil diobati,
(MH) bersifat obligat intraseluler seharusnya tidak lagi ditemukan kasus
menyerang saraf perifer, kulit, dan organ baru. Banyak kasus baru ditemukan tanpa
lain seperti mukosa saluran nafas atas, riwayat kontak langsung dengan
hati, sumsum tulang, kecuali susunan penderita kusta juga mendukung
saraf pusat.1,2 Akhir-akhir ini berkembang pendapat ini.3-5
pendapat yang menyebutkan Cara penularan M. leprae masih
kemungkinan ada sumber penularan M. belum diketahui dengan pasti, namun
leprae di luar manusia seperti hewan dan diperkirakan melalui kontak langsung
lingkungan.3 Prevalens kusta terus penderita kusta ke orang lain melalui

390
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 390-401, April 2020

inhalasi dan kontak kulit.6,7 Pendapat M. leprae ditemukan pertama kali


lain mengatakan M. leprae dapat tahun 1872 oleh Gerhard A. Hansen
menular melalui transplasenta, dan termasuk dalam ordo
transfusi darah, transplantasi organ, Actinomycetalis dan family
dan saluran Mycobacteriacae.10 (Gambar 1) M.
pencernaan.6-9 leprae merupakan kuman obligat
Artikel ini membahas mikrobiologi intraseluler dan dapat bertahan
dan berbagai sumber penularan terhadap fagositosis karena
termasuk manusia, hewan dan mempunyai dinding sel sangat kuat
lingkungan serta cara penularan M. dan resisten terhadap lisosim.11

A B

Gambar 1. M. leprae pada pewarnaan Ziehl-Neelsen; A. Basil solid B. Basil non solid.10
leprae sehingga diharapkan dapat Morfologi kuman gram positif ini
memutus rantai penyakit kusta demi bentuk batang lurus dengan kedua
terwujudnya Indonesia Bebas Kusta ujung bulat, panjang 1-8 μm dan
2020. lebar
0,2-0,5 μm, tahan asam, biasa
MIKROBIOLOGI
berkelompok meski ada yang tersebar.

leprae perlu waktu sangat lama


M. leprae hidup di makrofag dan dibandingkan kuman lain, yaitu
sel Schwann, tumbuh pada 12-21 hari dan suhu optimal
jaringan bersuhu dingin seperti pertumbuhan 3033°C dengan
kulit, mukosa hidung, dan saraf masa inkubasi rerata 2-5
tepi.12,13 Masa pembelahan M. tahun.10,12

391
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No. 2, 390-401, April 2020

Hingga saat ini M. leprae, belum spesifik 3,6-di-o-methyl glucose


dapat dibiakkan dalam media dan dianggap bagian imunologik
buatan invitro.13 dominan pada M. leprae.16
Ketidakmampuan membiakkan (Gambar 2)
kuman ini pada media biakan
menyebabkan M. leprae sulit
dipelajari mendalam, sehingga
untuk keperluan penelitian
didapatkan secara invivo dari
hewan coba.1,2,11 M. leprae dapat
hidup lebih dari 7 hari di luar
pejamu, di dalam sekret hidung
kering, dan keadaan gelap
sedangkan pada tanah basah
mampu hidup lebih dari 46 hari
pada suhu bervariasi antara
20,6°C-35,7°C dengan Gambar 2. Skematik model cell envelope M.
Leprae.16
kelembapan 43,7%-77,6%.3,10
Pemeriksaan ultrastruktur M.
leprae menunjukkan dinding
SUMBER PENULARAN
kapsul kuman diselubungi zat
Manusia
transparan dan di bawah terdapat
Sumber penularan penyakit kusta
pita-pita dan lembaran tipis13
diperkirakan berasal dari penderita
yang mengandung phenolic
kusta tipe lepromatosa ke orang lain.
glycolipid (PGL).13,14 Antigen ini
Hal tersebut didukung beberapa
spesifik M. leprae dan tidak
penelitian yang memperkirakan
ditemukan pada mikroba lain.
narakontak serumah dengan
Dikenal PGL-1, PGL-2 dan
penderita kusta tipe lepromatosa
PGL-3, namun hanya PGL-1
belum mendapatkan pengobatan,
yang dianggap penting untuk
memiliki risiko 5-10 kali lebih besar
pemeriksaan imunologis.14,15
tertular kusta dibanding populasi
Determinan antigenik PGL-1
umum.17,18 Namun penularan dapat
terletak pada terminal trisakarida

392
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 390-401, April 2020

juga dari penderita kusta tipe Karena itu produksi anti PGL-1
tuberkuloid, dengan perbandingan terjadi selama tahap awal
kasus kontak terhadap penderita interaksi pejamu M. leprae.20-,22
kusta tipe lepromatosa : tuberkuloid : Hasil penelitian Araujo tahun
non kontak = 8 : 2 : 1.19 Walaupun 2012 menguatkan temuan
masih diperdebatkan, beberapa sebelumnya menunjukkan
penelitian membuktikan penderita serologi anti PGL-1 dapat
episode subklinis dapat menjadi membantu menentukan individu
sumber penularan. Pasien terpapar dengan infeksi subklinis dan
M. leprae dapat mengalami infeksi mereka yang
subklinis kemudian sembuh atau berisiko lebih besar terkena
menjadi sakit dengan spektrum klinis kusta.22

bervariasi,
tergantung respon imun seseorang.18,20 Hewan
Kusta saat ini tidak lagi dianggap
Setelah infeksi awal, respon imun
sebagai penyakit terbatas pada
adaptif pada tempat infeksi akan
manusia. Didapatkan infeksi
menentukan apakah induksi lokal
alamiah M. leprae pada
baik respon sitokin inflamasi T-
armadillo, mencit, dan kerbau
helper 1 dan T-helper 2
sehingga kusta disebut sebagai
memungkinkan pertumbuhan dan
zoonosis.9 Anggapan hanya
penyebaran kuman basil lebih lanjut
manusia yang rentan terhadap
sehingga hal ini mengakibatkan
infeksi M. leprae mulai
perkembangan penyakit dalam
dipertanyakan karena ada hewan
spektrum klinis yang luas.18,21 Dengan
sebagai pejamu juga reservoir
cara yang sama, setelah invasi di
mengakibatkan sulit mengontrol
mukosa M. leprae masuk dalam
eliminasi dan eradikasi penyakit
kapiler getah bening yang berasal
kusta.9,23
dari konka nasal. Drainase ke
kelenjar getah bening dapat Armadillo termasuk mamalia primitif
menginduksi produksi antibodi dalam taksonomi, terdiri dari 20 spesies
terhadap M. leprae. karakteristik dibedakan dari jumlah
band.

393
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No. 2, 390-401, April 2020

Armadillo nine banded (Dasypus armadillo liar mengandung sejumlah


novemcinctus) biasa digunakan dalam besar kuman M. leprae. Hal tersebut
penelitian kusta (Gambar 3). Berat dibuktikan dengan percobaan mencit
armadillo dewasa 3-5 kg, panjang 40 cm, yang terinfeksi kusta setelah ditusuk
mempunyai kaki pendek dan kuat untuk duri armadillo liar. Hal ini juga
menggali tanah. Bentuk armadillo khas menunjukkan bahwa inokulasi pada
pada bagian dorsal tertutup kulit keras kulit penting dalam cara penularan
dan bagian tengah terdapat band dapat penyakit kusta.24,27
bergerak saling menghubungkan lipatan
Clark dkk., tahun 2008 menemukan
kulit. Armadillo merupakan omnivora
kusta pada armadillo liar
dengan makanan utama serangga,
membuktikan binatang tertular
amfibi, burung, dan bermacam tumbuhan
infeksi dari alam. Ditemukan M.
hidup.24,25
leprae sebagai kuman penyebab
armadillo nine banded pertama kali
pada 7 armadillo liar disebut sebagai
diperkenalkan Storrs, et al dan dilapokan
leprosy like disease atau sekarang
ada 5 kasus kusta di Texas akibat
dikenal naturally acquired leprosy.25
memegang armadillo liar dan semua
Tahun 1985 terdapat laporan 1
tidak ada riwayat kontak dengan
diantara 8 armadillo liar menderita
penderita kusta. Storrs menyebutkan ada
leprosy like disease dan ditemukan
lesi kusta berkembang dari tusukan duri
kuman M. leprae dalam sel kupfer
armadillo liar terinfeksi M. leprae.28 Duri
hepar. Penularan M. leprae pada
pada hidung, telinga, dan telapak kaki

Gambar 3. A. Nine-banded armadillo (Dasypus novemcinctus) B. Kuman M. leprae pada saraf tepi
armadillo dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen.24

394 masa hidup 12-15 tahun sehingga dapat


Armadillo merupakan model hewan yang sangat dievaluasi untuk periode jangka
26,27
cocok untuk penelitian kusta karena memiliki panjang. Penelitian menggunakan
suhu tubuh 30-35°C dan
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 390-401, April 2020

armadillo liar terjadi secara lembab selama lebih dari 46 hari


horizontal melalui kontak dari hewan tergantung kondisi lingkungan seperti
ke hewan, kontak dengan lingkungan sinar matahari, suhu (20,6 °C-35,7 °C),
dan secara vertikal dari ibu ke anak dan kelembapan (43,7%-77,6%).3,10
(melalui air susu dan Sudah banyak penelitian tentang
transplasenta).26 Sejumlah besar keberadaan M. leprae di tanah, air,
kuman hidup diekskresi melalui debu, dan tanaman air seperti ganggang
feses armadillo. Dari data tersebut serta enceng gondok.31,32
disimpulkan armadillo Report of the International Leprosy
merupakan binatang bersifat Association Technical Forum di Paris
rentan terhadap infeksi 2228 Februari 2002 melaporkan sebuah
M. leprae.24,27 penelitian M. leprae ditemukan pada
debu dan air untuk mandi cuci di rumah
Lingkungan penderita kusta.33 Agusni dkk., tahun
Sumber kusta selain manusia dan hewan 2010 menemukan ada DNA sesuai M.
diduga juga melalui lingkungan. Hal ini leprae pada sampel air (71,4%) dan
diperkuat dengan kenyataan akar tanaman air (83,3%) menggunakan
bahwa terdapat penurunan tenik reaksi rantai polimerase (RRP)/
prevalens kusta namun tidak diikuti polymerase chain reaction pada telaga
penurunan insidens. Di samping itu sumber air masyarakat di daerah Pantai
diperkuat dengan banyak kasus baru Utara Jawa Timur.34 Lavania, et al
ditemukan tanpa riwayat kontak dengan mengemukakan bahwa ada korelasi
penderita kusta. M. leprae mampu antara penyebaran kusta dan distribusi
hidup di luar tubuh manusia terutama geografis dari tanah mengandung fosil
dari sekret nasal melalui batuk atau minyak (fossil-fuel soils) baik di
21,22
bersin. Amerika mapun India.32 Kapoor dkk.,

Paparan terhadap M. leprae terutama di melaporkan M. leprae ditemukan


lingkungan rumah penderita menggunakan pemeriksaan PCR dari
kusta sedangkan tempat lain seperti tanah daerah endemis kusta di Bombay
rumah makan, pabrik, dan rumah sakit India.35 Namun untuk menganggap
kurang penting.5,29,30 M. leprae dapat lingkungan sebagai sumber penularan
hidup pada lingkungan panas maupun kusta masih dipertanyakan karena

395
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No. 2, 390-401, April 2020

jumlah kuman basil dari penderita akan Pada tahun 2016 dugaan dibuktikan
terus berkurang di lingkungan luar.32,35 Araujo dkk., yang berhasil meneliti rute
Di samping itu M. leprae merupakan utama infeksi dan penularan M. leprae
kuman obligat intraseluler yang berarti melalui jalur respirasi. Araujo dkk., juga
hanya dapat hidup di dalam sel.11 membuktikan bahwa kontak serumah
dapat meningkatkan resiko infeksi pada
CARA PENULARAN Inhalasi mereka sendiri dengan orang lain.21,22
M. leprae dikeluarkan dari Analisis mendalam pada kumpulan data
penderita saat bicara, batuk atau dan karakterisasi cermat pada subjek
bersin. Penelitian menunjukkan penelitian menghasilkan temuan kuat
sekali bersin penderita mampu dan menjadi bukti molekular yang
melepaskan sebanyak 110.000 mendukung teori bahwa saluran napas
kuman M. leprae. Bakteri dapat atas, terutama nasal, merupakan jalur
memasuki tubuh manusia utama M. leprae untuk masuk dan
melalui saluran pernafasan lewat keluar. Pajanan dengan M. leprae
percikan ludah (droplet menyebabkan infeksi pada mukosa nasal
infection) seperti transmisi yang dan menimbulkan respon imun (seluler
terjadi pada penyakit dan humoral), jika kolonisasi berhasil M.
tuberkulosis.21 Namun, karena leprae dibawa dalam aliran darah dan
suhu paru-paru tinggi M. leprae didistribusi ke tempat pertumbuhan
tidak mengakibatkan lesi pada menguntungkan (sel Schwann yang
paru-paru tetapi langsung masuk memproduksi mielin).36 Respirasi
ke aliran darah/hematogen.19 Sisi mengambil setiap partikel di udara
anterior konka inferior hidung masuk ke dalam rongga nasal.
merupakan tempat ideal untuk Mekanisme transmisi M. leprae paling
pertumbuhan bakteri M. leprae dapat diterima adalah basil kusta
karena keadaannya lembab dan menghindari klirens epitel saluran napas
basah. Beberapa penelitian atas, memungkinkan kolonisasi mukosa,
menyatakan DNA M. leprae selanjutnya transmisi melalui udara
ditemukan pada sekresi nasal sehingga droplet mengandung M. leprae
pasien kusta tipe lepromatosa.19,21,22 yang dihembuskan dan dihirup dari
individu ke individu.19,21,22

396
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 390-401, April 2020

Langkah kedua dalam infeksi M. memiliki lesi pertama timbul berupa


leprae ditandai juga dengan bercak di dahi atau pipi ternyata
prevalensi M. leprae yang tinggi tertular dari ibu penderita kusta
pada sampel biopsi nasal dari lepromatosa.40 Penderita kusta
individu asimptomatik, dengan dengan makula tunggal memperkuat
tingkat positif lebih tinggi dari dugaan bahwa terjadi infeksi
sampel usap nasal.37,38 Hal ini kemungkinan melalui jalur kontak
menunjukkan infeksi dalam mukosa kulit lewat luka/trauma.39
lebih permanen. Setelah infeksi Girdhar BK tahun 2005 membuktikan
dalam makrofag pada rongga nasal, sejumlah besar M. leprae terlihat
sel-sel ini dapat migrasi ke tempat mikroskopis pada ulserasi nodul
lain melalui sistem sirkulasi atau penderita kusta lepromatosa. M.
limfatik, dan basil cepat leprae dari dermis dapat bergerak ke
menginduksi imunitas alami dan gen permukaan sel epidermis dan terbawa
terkait kemokin pada stadium infeksi ke lingkungan bersama keratin dan
dini mengakibatkan keringat.39 Biopsi menunjukkan satu
neuropatogenesis.36,38 atau lebih area fokal kuman basil
sering ditemukan di lapisan keratin

Kontak kulit epidermis, folikel rambut, dan batang


rambut. Mikroskop elektron
M. leprae terutama masuk tubuh
menemukan M. leprae terdapat di
manusia melalui lesi kulit atau
epidermis baik di dalam dan di luar
setelah trauma, walaupun dikatakan
keratin. Sejak M. leprae ditemukan di
penularan melalui kulit intak
sel dendritik, sebagian dikenal
mungkin tetapi lebih sulit. Berbagai
sebagai fagosit, diketahui sel tersebut
trauma pada kulit dapat menjadi
migrasi dari dermis ke epidermis dan
sumber transmisi seperti pemakaian
mungkin dibawa ke keratinosit.39,41
jarum suntik, peralatan tattoo
Dalam proses keratinisasi, M. leprae
terkontaminasi M. leprae serta
menuju ke stratum korneum dan
tertusuk duri armadillo liar yang
terlepas dari keratin. M. leprae juga
menderita kusta.39 Beberapa
ditemukan pada kelenjar minyak dan
pengamatan dilakukan di Afrika
keringat, tetapi tidak dijelaskan
pada bayi penderita kusta yang

397
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No. 2, 390-401, April 2020

apakah basil kusta tersebut masih anti M. leprae pada tali pusat
dalam keadaan hidup saat sampai ke neonatus dari ibu penderita kusta
permukaan kulit.42 Kepustakaan menunjukkan stimulasi
menyebutkan penggunaan pakaian imunologik intrauterin akibat
pelindung dan alas kaki dapat transmisi M. leprae intrauterin.
membantu mengurangi kemungkinan Antibodi IgA anti M. leprae
penularan terdeteksi 30% dan IgM anti M.
kusta melalui kontak kulit.39,42 leprae 50% pada bayi dari ibu
kusta lepromatosa, tetapi tidak
ditemukan pada ibu kusta
Transplasenta
tuberkuloid dan kontrol sehat.
Walaupun masih diperdebatkan,
Serum IgG pada seluruh bayi
epidemiologi membuktikan
pada bulan 3-6, 6-9, dan 15-24
kusta mungkin ditularkan dari
terus menurun.40
ibu ke janin melalui plasenta.
Transmisi M. leprae saat hamil pada
Pada tahun 1988, Girdhar dkk.,
hewan coba dibuktikan Deps dkk.
melaporkan penderita kusta
Penelitian tersebut melaporkan
termuda usia tiga pekan, berasal
lepromatous placentilitis pada 3 diantara
dari Martinique, sebuah pulau
9 armadilo hamil terinfeksi kusta,
kecil di dekat India Barat.43
ditemukan M. leprae di plasenta (pada
Brubaker, et al melaporkan bayi
jaringan desidual dan sel trofoblas vili
usia 2-3 bulan menderita kusta
korionik). Basil tahan asam juga
dan tidak diketahui riwayat
ditemukan pada lien 3 diantara 4 bayi
kontak keluarga.44 Berbagai
armadillo.27,40
laporan ini mendukung infeksi
dapat terjadi intrauterin karena
tidak mungkin didapat dari luar Transfusi darah dan transplantasi
jika dilihat dari masa inkubasi organ
yang mencapai tahunan.43,44 Darah penderita kusta mengandung
Bukti transmisi transplasenta banyak M. leprae, sehingga diperkirakan
pada manusia sangat sedikit dan transfusi darah dan transplantasi organ
sebagian berdasarkan serologis. mungkin menjadi salah satu cara
Terdapat antibodi IgA dan IgM penularan. Penelitian Goulart dkk., tahun

398
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 390-401, April 2020

2015 melaporkan bahwa penderita kusta transplantasi organ jantung, hati, dan
tipe lepromatosa mengandung lebih dari ginjal.46-48
100.000 bakteri permilimeter darah.45
Ketika M. leprae terdeteksi dalam Saluran pencernaan
sampel darah dapat dipastikan bahwa M.
Air Susu Ibu (ASI) dinyatakan
leprae berhasil memasuki sistem
sebagai sumber pelepasan M. leprae.
sirkulasi menyokong infeksi sistemik.
Dalam sekali minum ASI ibu
Ada M. leprae pada sediaan darah tepi
penderita kusta lepromatosa bayi
dapat dikaitkan dengan migrasi kuman
akan minum sebanyak kurang lebih
basil dan risiko tinggi untuk onset
2 miliar kuman M. leprae.49 Risiko
penyakit. Selain itu satu-satunya akses
tertular kusta melalui ASI yang
ke kompartemen endoneurial saraf
masuk ke saluran cerna masih belum
normal melalui jalur hematogen
pasti meskipun M. leprae ditemukan
mengingat sawar perineurium sangat
di ASI penderita kusta. Efek proteksi
protektif dan mengisolasi sel Schwann.36
ASI pada perempuan dengan kusta
Penelitian mengenai deteksi DNA sama dengan kontrol sehat baik dari
M. leprae pada sediaan darah tepi kadar IgA sekretori, laktoferin,
sangat sedikit. Akhir-akhir ini albumin, serta total protein
disarankan penggunaan amplifikasi kolostrum.48
PCR pada sediaan darah tepi dapat
digunakan untuk deteksi dini
KESIMPULAN
penyakit kusta.44 Penelitian Goulart.,
pada tahun 2015 mendapatkan 3,8%
Saat ini berkembang pendapat
darah pasien penderita kusta
terdapat sumber nonmanusia terus
lepromatosa mengandung DNA M.
menjadi sumber infeksi M. leprae
leprae dan antibodi anti PGL-1.45
seperti hewan dan lingkungan. Hal
Walaupun belum ada laporan kasus
ini diperkuat dengan insidens
transmisi M. leprae melalui transfusi
penderita baru kusta di daerah
darah tetapi ada beberapa laporan
endemik tidak menurun meskipun
kasus pada seseorang yang
prevalens kusta terus menurun seiring
mengalami manifestasi klinis kusta
dengan program pemberantasan
setelah menjadi resepien
masal kusta dengan metode multi

399
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No. 2, 390-401, April 2020

drugs therapy (MDT) WHO. Selain leprosy. 2nd ed. New Delhi: Jaypee
Brothers; 2016. p. 325-32
itu banyak kasus baru ditemukan 7. Rosita C, Adriaty D, Wahyuni R, Agusni
tanpa ada riwayat kontak langsung I, Izumi S. Deteksi viabilitas
Mycobacterium leprae pada biopsi kulit
dengan penderita kusta mendukung dan darah tepi. Majalah Dermatologi dan
Venereologi
pendapat ini. Cara penularan M.
Indonesia. 2011; 118-23.
leprae masih belum diketahui pasti, 8. Nurjanti L, Agusni I. Berbagai
kemungkinan sumber penularan
namun diperkirakan melalui kontak Mycobacterium leprae. Berkala Ilmu
langsung dari penderita kusta Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unair.
2002; 14: 288-98.
lepromatosa ke orang lain. Perlu 9. Bratschi MW, Steinmann P, Wickeden
A, Gillis PT. Current knowledge on
penelitian lebih lanjut untuk
Mycobacterium leprae transmission: a
memastikan apakah hewan dan systematic review. Lepr Rev. 2015; 86:
14255.
lingkungan dapat menjadi sumber 10. Rees RJ, Young DB. Microbiology
penularan kusta ke manusia. Leprosy. In Hastings RC, Opromolla
DV, editors. Microbiology essentials and
applications. 3rd ed. London: Churchill
DAFTAR PUSTAKA Livingstone; 2014. p. 49-83.
11. Adi S. Imunologi Penyakit Kusta, dalam:
1. Lee DJ, Rea TH, Modlin RL. Leprosy.
Adi S, editor. Imunodermatologi Bagi
In: Wolff K, Goldsmith LA, Kat SI,
Pemula, Sub
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
editors. Fitzpatrick’s Dermatology in Bagian Alergi & Penyakit Imunologi Bagian
General Medicine. Vol 2. 8th ed. New Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Bandung: FK
York: McGraw-Hill Companies; Unpad. 2000; 63-7.
2012. p. 2253-63. 12. Bryceson A, Pfaltzgraff RE. M. leprae.
2. Bryceson A, Pfaltzgraff RE. In: Bryceson A, Pfaltzgraff RE, editors.
Immunology. In: Bryceson A, Pfaltzgraff Leprosy. 3rd ed. London: Churchill
RE, editors. Leprosy. 3rd ed. London: Livingstone; 1990. p. 5-10.
Churchill Livingstone; 1990. p. 93-113. 13. Parosh WE. Clinical Immunology and
3. Desikan KV, Sreevatsa. Extended studies Allergy. In: Champion RH, Buston JL,
on the viability of Mycobacterium leprae Ebling FJG, editors. Rook’s Williamson
outside the human body. Lepr Rev. 1995; Ebling Textbook of Dermatology. 9th ed.
66(4): 28795. London: Blackwell Scientific
Publication; 2016. p. 1215-21.
4. Truman RW, Singh P, Sharma R, Busso
P, Rougemont J. Probable zoonotic 14. Sudhir S, Kannan S, Nagaraju B,
leprosy in the Southearn United States. N Sengupta U, Gupte MD. Utility of
Engl J. Med. 2011; 364(17): 1626-33. serodiagnostic test for leprosy: a study in
endemic population in South India. Lepr
5. Turankar RP, Mallika L, Singh M, Siva
Rev. 2004; 75: 266-73.
KS, Jadhav RS. Dynamics of
Mycobacterium leprae transmission in 15. Matsuoka M, Zhang L, Budiawan T,
environmental context: deciphering the Saeki, Izumi S.. Genotyping of
role of environment as a potential Mycobacterium leprae on the basis of the
reservoir. Infect Gen Evol. 2012; 12(1): polymorphism of TTC repeats for
121-6. analysis of leprosy
6. Singal A, Chabra N. Chilhood Leprosy. transmission. J Clin Microbiol. 2004; 42:
In Kumar B, Kar HK, eds. Indian 741-
association of leprologist textbook of 2.

400
Tarumanagara Med. J. 2, 2, 390-401, April 2020

16. Vissa VD, Brennan PJ. The genome of leprae DNA in nine banded armadillos
Mycobacterium leprae: a minimal (Dasypus novemcinctus) from the
Mycobacterial gene set. Genome Biol. Andean region of Colombia. Lepr Rev.
2001; 2: 15-6. 2009; 80: 424-31.
17. Martinez TS, Figuera MM, Costa AV, 25. Clark BM, Murray CK, Horvarth LL, et
Goncalves MA, Goulart LR, Goulart IM. al. Case control study of armadillo
Oral mucosa as a source of contact and
Mycobacterium leprae infection and Hansen’s disease. Am J Trop Med Hyg.
transmission, and implication of bacterial 2008; 78: 962-7.
DNA detection and the immunological 26. Deps PD, Alves BL, Grip CG, et al.
status. Clin Microbiol Infect. 2011; 17: Contact with armadillos increases the
1653-8. risk of leprosy in Brazil: A case control
18. Naves M, Ribeiro FA, Patrocinio LG, study. Ind J Derm and Lepr. 2008; 74:
Fleury RN, Goulart IM. Bacterial load in 338-42.
the nose and its correlation to the 27. Deps PD, Faria LV, Goncalves VC, et al.
immune response in leprosy patient. Lepr Epidemiological features of the leprosy
Rev. 2004; 84: 89-9. transmission in relation to armadillo
19. Silva CA, Danelishvili L, McNamara M, exposure. Hansenol Int. 2003; 28: 138-
et al. Interaction of Mycobacterium 44.
leprae with human airway epithelial 28. Storrs, Meyers WM, Walsh GP, Binford
cells: adherence, entry, survival, and CH. Animal models for multibacilary
identification of potential adhesins by leprosy. The inauguration of China
surface proteome analysis. Infect Immun. Leprosy. 2005; 2: 26-8.
2013; 81: 2645-59. 29. Truman R. Fine PE. Environmental
20. Masaki T, McGlinchey A, Cholewa- sources of Mycobacterium leprae: issues
Waclaw J, Qu J, Tomlinson SR, and evidence. Lepr Rev. 2010; 81(2): 89-
Rambukkana A. Innate immune response 95.
precedes Mycobacterium leprae induced 30. Goulart IM, Goulart LR. Leprosy:
reprogramming of adult schwann cells. diagnostic and control challenges for a
Cell Reprogramming 2014; 16: worldwide disease. Arch Dermatol. Res.
9-17. 2008; 300(6): 269-290.
31. Valois EM, Campos FM, Ignotti E.
21. Araujo S, Freitas LO, Goulart LR, Prevalence of Mycobacterium leprae in
Goulart IMB. Molecular evidence for the the environment: A review. Af J Micro
aerial route of infection of Res. 2015; 9(40): 210310.
Mycobacterium leprae and the role of 32. Lavania M, Katoch K, Katoch VM,
asymptomatic carriers in the persistence Gupta AK, Chauhan DS, et al. Detection
leprosy. J Clin Infect Dis. 2016; 63: of viable Mycobacterium leprae in soil
1412-20. samples. Insight into possible sources of
22. Araujo S, Lobato J, Reis EM, et al. transmission of leprosy. Elsevier. 2008;
Unveiling healthy carriers and 627-31.
subclinical infections among household 33. Report of the International Leprosy
contacts of leprosy patients who play Association Technical Forum. Paris Int J.
potential roles in the disease chain of Lepr. 2002; 70 (1 Suppl), S1-62.
transmission. Memorial do Instituto 34. Agusni I, Wahyuni R, Andriaty D,
Oswaldo Cruz. 2012; 107(suppl 1): 55-9. Iswahyudi, Prakoeswa CR.
23. Sharma R, Singh P, Loughry WJ, et al. Mycobacterium leprae in daily water
Zoonotic leprosy in the Southeastern resources of inhabitants who live in
United States. Emerg Infect Dis. 2015; leprosy endemic area of East Java. Ind J
21: 2127-34. Trop and Infect Dis. 2010; 1(2): 65-8.
24. Cardona CN, Beltran JC, Ortiz BA, 35. Kapoor S, Lavania M, Dubey A,
Vissa V. Detection of Mycobacterium Kashyap M. Detection of

401
Tarumanagara Medical Journal Vol. 2, No. 2, 390-401, April 2020

Mycobacterium leprae DNA from soil infection among blood donors may
samples by PCR targeting RLEP predict disease development and
sequences. J Comm Dis. 2006; 38: 69- suggests a potential mode of
73. transmission. J Clin Mic. 2015; 53(10):
36. Reis EM, Araujo S, Lobato J, et al. 33458.
Mycobacterium leprae DNA in 46. Modi K, Mancini M, Joyce MP.
peripheral blood may indicate a bacilli Lepromatous leprosy in a heart
migration route and high-risk for leprosy transplant recipient. Am J of Transp.
onset. Clin Microbiol Infect. 2014; 20: 2003; 3: 1600-3.
447-52. 47. Shih HC, Hung TW, Lian JD, Tsao SM,
37. Goulart IM, Bernardes Souza DO, Hsieh NK, et al. Leprosy in a renal
Marques CR, Pimenta VL, Goncalves transplant recipient: A case report and
MA, Goulart LR. Risk and protective Literature Review.
factors for leprosy development J Dermatol. 2005; 32: 661-6.
determined by epidemiological
surveillance of household contacts. Clin
Vaccine Immunol. 2008; 15: 101–5.
38. Naves MM, Ribeiro FA, Patrocinio LG,
48. Trindade MA, Palermo ML, Pagliari C,
Patrocinio JA, Fleury RN, Goulart IM.
Valente N, Naafs B. Leprosy in
Bacterial load in the nose and its
transplant recipients: report of a case
correlation to the immune response in
after liver transplantation and review of
leprosy patients. Lepr Rev. 2013; 84: 85–
the literature. Transl Inf Dis. 2010; 1-7.
91.
49. Ozturk Z, Tatliparmak A. Leprosy
39. Girdhar BK. Skin to skin transmission of
treatment during pregnancy and
leprosy. Ind J Dermatol Venereol. 2005;
breastfeeding: A case report and brief
71(4): 223-5.
review of literature. Dermatol Ther.
40. Khana N. Leprosy and pregnancy. In:
2017; 30(1): 12-9.
Kumar B, Kar HK, eds. Indian
association of leprologists textbook of
leprosy. 2nd ed. New Delhi: Jaypee
Brothers; 2016. p. 313-24.
41. Satapathy J, Kar BR, Job CK. Presence
of Mycobacterium leprae in epidermal
cells of lepromatous skin and its
significance. Ind J Dermatol Venereol.
2005; 71(2): 14-6.
42. Goulart IM, Cardoso AM, Santos MS,
Goncalves MA, Pereira JE, Goulart LR.
Detection of Mycobacterium leprae
DNA in skin lesions of leprosy patients
by PCR may be affected by amplicon
size. Arch Dermatol Res. 2007; 299:
267–71.
43. Girdhar A, Mishra B, Ravinder K,
Lavania, Ashok K. Bagga, et al. Leprosy
in infants two report cases. Int J Lepr
1988; 57(2): 472-5.
44. Brubaker ML, Meyers WM, Bourland.
Leprosy in children one year of age and
under. Int J Lepr. 1985; 57(2): 582-8.
45. Goulart IM, Araoujo S, Botelho A, Paiva
PH, Goulart LR. Asymtomatic leprosy

402

Anda mungkin juga menyukai