Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL

KIMIA FISIK LARUTAN

Dosen Pengampu : Junifa Layla Sihombing, S.Si, M.Sc

DISUSUN OLEH:

ADELIA NAIBAHO (4202431014)

DINA ASIMA (4203131009)

YONNI TAMPUBOLON (4202431006)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Karena Atas Rahmat dan Karunia-Nya berupa Kesehatan dan percaya akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Disini penulis dapat merasa sangat bersyukur
karena telah menyelesaikan tugas makalah tentang meriview jurnal dalam mata
kuliah Kimia Fisik larutan.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu hingga terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada dosen
pembimbing yang telah mengajari dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga
memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.

Medan, 23 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................1
1.2 TUJUAN..............................................................................................................1
1.3 MANFAAT..........................................................................................................2
1.4 IDENTITAS JURNAL........................................................................................2
BAB II RINGKASAN JURNAL................................................................................4
2.1 RINGKASAN JURNAL 1...................................................................................4
2.2 RINGKASAN JURNAL 2...................................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................13
3.2 SARAN..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penulisan jurnal ini dilatar belakangi dalam rangka menyelesaikan tugas
review jurnal dari Mata Kuliah Kimia Fisik Larutan. Bunyi dari hukum Raoult
adalah: “tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi
mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan tersebut”. Penyimpangan Hukum
Raoult. Tidak semua campuran bersifat ideal. Campuran–campuran nonideal ini
mengalami penyimpangan/deviasi dari hukum Raoult.

Terdapat dua jenis penyimpangan hukum Raoult, yaitu:

a. Penyimpangan positif

Penyimpangan positif hukum Raoult terjadi apabila interaksi dalam masing–


masing zat lebih kuat daripada interaksi dalam campuran zat ( A – A, B – B > A –
B).Penyimpangan ini menghasilkan entalpi campuran (ΔHmix) positif (endotermik)
dan mengakibatkan terjadinya penambahan volume campuran (ΔVmix > 0). Contoh
penyimpangan positif terjadi pada campuran etanol dan n–hekasana.

b. Penyimpangan negatif

Penyimpangan negatif hukum Raoult terjadi apabila interaksi dalam campuran


zat lebih kuat daripada interaksi dalam masing–masing zat ( A – B > A – A, B –
B). Penyimpangan ini menghasilkan entalpi campuran (ΔHmix) negatif (eksotermik)
dan mengakibatkan terjadinya pengurangan volume campuran (ΔVmix < 0). Contoh
penyimpangan negatif terjadi pada campuran aseton dan cairan.

1
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengulas isi sebuah jurnal.
2. Untuk mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal
3. Untuk melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
oleh setiap bab dari jurnal.
4. Untuk menambah pengetahuan tentang Penyimpangan Hukum Raoult

1.3 MANFAAT
Adapun manfaat dari pelaksanaan tugas CJR ini adalah untuk melatih dan
mengembangkan kebiasaan membaca bagi para mahasiswa, dimana membaca jurnal
merupakan tuntutan dan sebagai salah satu kewajiban bagi para mahasiswa karena
dianggap sebagai kader-kader masa depan yang diharapkan mampu untuk membawa
perubahan bagi negara. Selain itu dengan adanya tugas ini secara langsung maupun
tidak langsung mampu menambah ilmu serta pengetahuan bagi para mahasiswa.

1.4 IDENTITAS JURNAL

JURNAL 1

Judul Jurnal : Tekanan Uap (Vapor Pressure) untuk Campuran 2-Butanol + Diethyl
;;dan Tert-Butanol + Diethyl Carbonate

Nama Jurnal : Jurnal Integrasi Proses

Penulis : Gede Wibawa, Annas Wiguno, Rizky Tetriyanda, dan Kuswandi

Halaman : 87-92

Tahun Terbit : 2018

Kota terbit : Surabaya

Vol/No. : Vol. 7, No. 2

ISSN :-

2
JURNAL 2

Judul Jurnal : Predicting the outcome of roulette

Nama Jurnal : An Interdisciplinary Journal Of Non Linear Science

Penulis : Michael Small and Chi Kong Tse

Halaman : 12 Halaman

Tahun Terbit : 2012

Kota Terbit : Maryland

Vol/No. : Vol. 22, No. 3

DOI : 10.1063/1.4753920

3
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 RINGKASAN JURNAL 1

1. PENDAHULUAN

Penggunaan MTBE sebagai additive dari gasoline ditujukan untuk


meningkatkan nilai octannya sehingga disebut sebagai octane booster. Namun MTBE
telah diketahui tidak ramah lingkungan dan bersifat karsinogenik atau dapat memicu
kanker. Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai octane booster adalah jenis
alcohol seperti ethanol dan dapat diproduksi secara besar-besaran dengan bahan baku
biomasa.

Dietil karbonat (DEC) merupakan aditif dengan kandungan oksigen yang


memiliki potensial tinggi untuk mengurangi emisi dari pembakaran bahan bakar
bensin maupun diesel. Diketahui bahwa dengan penambahan 5% berat DEC pada
bahan bakar diesel dapat mengurangi emisi hingga 50%.

Dalam mengatasi kekurangan yang ada pada alkohol sebagai campuran pada
bensin yang berupa rendahnya nilai oktan, maka DEC yang memiliki nilai oktan lebih
tinggi yakni 111, dapat digunakan sebagai zat tambahan (co-aditif) dalam campuran
bensinalkohol. Selain itu, DEC dapat menjadi oxygenated compound pada bahan
bakar untuk mengurangi polusi yang dihasilkan oleh mesin karena memiliki
kandungan oksigen yang tinggi yaitu 40.6%.

2. METODE PERCOBAAN

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah ebulliometer statis


sederhana. Peralatan ini memiliki bagian utama yaitu Ebulliometer Cell, satu buah
kondensor untuk kondensasi uap, beberapa alat pelengkap seperti pompa vakum
(VALUE VG140) untuk mengatur tekanan operasi, magnetic stirrer sebagai

4
pengaduk, Indikator perekam suhu (AUTONICS TC4S) dan Thermocouple RTD Pt
100 (Four-wire) dengan akurasi ±0.1 K, Pressure gauge (AUTONICS PSAN) dengan
akurasi ±0.1 kPa dan Ambient pressure gauge (Lutron MHB 382SD).

Bahan-bahan yang digunakan pada eksperimen ini adalah 2-butanol p.a


dengan kemurnian ≥ 99% yang disupply dari MERCK, tert-butanol p.a dengan
kemurnian ≥ 99.5% yang disupply dari MERCK, dan DEC p.a dengan kemurnian
99.92% yang disupply dari Wuhan Fortuna Chemicals.

Prosedur eksperimen penelitian diawali dengan memasukkan campuran


dengan komposisi tertentu dengan volume kurang lebih 225 mL ke dalam
ebulliometer cell. Setelah itu tekanan vakum diatur. Kondensor dialiri oleh air
pendingin terlebih dahulu, kemudian magnetic stirrer, Sistem pemanas dinyalakan
untuk memanaskan larutan.

5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil eksperimen untuk tekanan uap zat murni, tert butanol dan DEC pada
rentang suhu 303.15 sampai dengan 323.15 K.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa tekanan uap DEC lebih rendah dari 2-
butanol dan tert-butanol sehingga potensi pencampuran DEC dan kedua jenis alkohol
tersebut dalam penurunan tekanan uap bahan bakar cukup bagus. Hasil eksperimen
untuk masing-masing campuran biner yang diperoleh kemudian dikorelasikan dengan
model aktifitas koefision Wilson, NRTL dan UNIQUAC

Dimana P adalah tekanan uap campuran, x1 dan x2 adalah fraksi mol komponen 1
dan 2, dan , P1Sat, P2Sat adalah tekanan uap murni komponen 1 dan 2.

6
Pada Table 2 ditunjukkan juga average absolute deviation (AAD) untuk
tekanan uap campuran antara data eksperimen dengan hasil korelasi tidak lebih dari
1,5% yang dinyatakan dengan persamaan:

Dimana N adalah jumlah data subscript calcd dan exp adalah hasil
perhitungan dan hasil eksperimen. Hasil ini menunjukkan bahwa korelasi dengan
ketiga model tersebut cukup memadai seperti di tunjukkan pada Gambar 2 untuk
sistim 2-butanol(1)-DEC(2) dan Gambar 3 untuk sistim tert-butanol(1)-DEC(2).

7
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kenaikan komposisi 2-butanol dapat
meningkatkan tekanan uap campuran dan pada range kosentrasi 0,6 keatas
kenaikannya tidak sigifikan dan tren yang berbeda ditunjukkan untuk sistim tert-
butanol(1)-DEC(2) dimana pada keseluruhan range kosentrasi kenaikan tekanan
uapnya signifikan.

Jika fasa cair dari sistim dianggap larutan ideal (sistim mengikuti Hukum
Raoult) maka koefisien aktifitas dari masing-masing komponen pada persamaan (1)
mempunyai nilai satu sehingga tekanan uap campuran mengikuti hokum Raoult dapat
dihitung dengan: P = x1P1Sat + x2P2Sat.

Kalau dibandingkan dengan hasil real maka sistim tersebut menyimoang


secara positif terhadap Hukum Raoult seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

8
4. KESIMPULAN

Pada penelitian ini telah berhasil diperoleh data kesetimbangan uap cair yang
akurat untuk sistem biner 2-butanol (1) + DEC (2) dan tert-butanol (1) + DEC (2)
pada suhu 303.15 – 323.15 K. Semua sistem yang diteliti menunjukkan deviasi positif
terhadap hukum Raoult. Data eksperimen berhasil dengan baik dikorelasikan dengan
model Wilson, NRTL, dan UNIQUAC dengan AAD memberikan AAD 1.3% dan
untuk campuran 2-butanol (1) + DEC (2) memberikan AAD maksimum 1.5 % untuk
semua model yang dipelajari.

2.2 RINGKASAN JURNAL 2

1. Pendahuluan
2. Klasifikasi Campuran
Campuran dapat diklasifikasikan secara umum dalam dua jenis yaitu
campuran miscible (bet campur) dan campuran imiscible (tidak bercampur).
Campuran miscible dapat juga berupa campuran. ideal atau non-ideal. Campuran
non-ideal dapat mempunyai deviasi positif atau deviasi negatif dari hukum Raoult.

9
1. Campuran ideal
Hukum yang mengatur campuran ideal adalah hukum Raoult untuk fasa
cairan dan hukum Dalton untuk fasa uap. Kriteria yang lain dari campuran ideal
adalah bahwa pencampuran dari unsur-unsur pokok me nyebabkan tidak ada
perubahan dalam gaya-gaya inter molekuler rata-rata dari kejadian itu. Sesuai dengan
keadaan di atas, maka campur an ideal tidak akan timbul panas evolusi atau absorpsi
selama proses pencampuran jadi enthalpi dari campuran ideal dapat diperoleh dengan
men jumlahkan enthalpi-enthalpi dari kedua komponen tunggal pada temperatur dan
tekanan campuran dalam perbandingan fraksi Mole, yaitu:

2. Campuran Non ideal


Campuran non-ideal dapat dibedakan dari campuran ideal dalam dua hal, yaitu :
1. Memperlihatkan suatu perubahan volume pada pencampuran fasa uap.
2. Dalam fasa cair terjadi timbul panas absorpsi atau evolusi selama proses
pencampuran.
Sebaliknya dari fenomena di atas, campuran dengan penyimpangan negatif
dari hukum Raoult, akan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
I. Menghasilkan tekanan uap yang lebih rendah dari pada yang diberikan oleh
hukum Raoult pada tekanan dan fraksi Mole tertentu.
II. Temperatur titik didih dari campuran akan lebih tinggi pada tekanan dan
temperatur tertentu.
III. Pencampuran dari komponen-komponen menghasilkan evolusi panas. Enthalpi
dari campuran cairan harus dikurangi panas pen campuran, berarti akan
menghasilkan pe nambahan panas laten penguapan.

Contoh dari campuran yang mempunyai penyim pangan positif


adalah campuran R-22 dan R-14, sedangkan sistem NH3+ H2O
adalah contoh dari campuran yang mempunyai penyimpangan
negatif dari hukum Racult(14)
3. Campuran aezotropik
Seperti telah dikemukakan terdahulu, azco trop adalah campuran non-ideal.
Azeotrop umum nya dihasilkan jika perbedaan dalam titik didih dari kedua komponen
tidak terlalu besar dan jika penyimpangan dari sifat-sifat ideal cukup besar. Sebagai
contoh dari azeotrop yang mempunyai penyimpangan positif dari hukum Raoult
adalah azeotrop R-22 dan R-12. Campuran azeotrop ini mempunyai titik didih atau
titik embun yang lebih rendah dari titik didih tiap-tiap komponen, seperti
diperlihatkan pada Gb. 3. Campuran azeotrop ini disebut azcotrop pendidihan
minimum. Pada sisi yang lain, azeotrop dengan penyimpangan negatif dari hukum

10
Raoult mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada titik didih tiap-tiap
komponen, seperti diperlihatkan pada Gb. 4. Campuran azeotrop ini disebut azcotrop
pendidihan maksimum.

3. Sifat sifat TERMODINAMIKA CAMPUR. AN R-22 DAN R-12


1. Persamaan tingkat keadaan fasa gas
Untuk refrigeran tunggal persamaan Martin-Hou yang di sederhanakan dapat
mengkorelasikan P-V-T dengan ketelitian yang cukup tinggi.
2. Enthalpi cairan jenuh
Harga-harga enthalpi cairan jenuh untuk R-22 dan R-12 diambil dari pustaka (18),
dan penulisan dalam bentuk aljabarnya disusun dengan metoda least square dalam
bentuk fungsi polinomial derajat sebelas dan delapan sebagai fungsi dari (T-419, 67)
pada daerah kisaran temperatur 360 sampai 660° R.
3. Panas jenis cairan jenuh
Dengan cara serupa, harga-harga panas jenis cairan jenuh pada tekanan konstan
untuk R-22 dan R-12 diambil dari pustaka (18). Dengan mengguna kan metoda least
square dengan fungsi polinomial derajat lima pada daerah 360° sampai 660°R.
4. Analisa sifat-sifat Campuran Refrigeran
Konstanta-konstanta pada persamaan ini didapat dengan mengkombinasikan
konstanta-kons tanta refrigeran tunggal yang disesuaikan. Aturan aturan
pengkombinasian ini diajukan oleh Bijlani (20) yang diuji kebenarannya oleh
Quraishi(21) untuk campuran refrigeran R-502 dan R-503.
5. Tekanan dan temperatur kesetimbangan kondisi jenuh.
Dengan memakai data kesetimbangan tekanan, temperatur dan konsentrasi dari
Krie bel(19) dalam daerah temperatur yang lebih luas yaitu 380 sampai 600 R akan
diterapkan prosedur yang sama untak kurva titik didih dan titik embun dari campuran
tersebut.
6. Massa jenis campuran cairan jenuh
Perubahan volume masing-masing komponen pada proses pencampuran untuk
campuran biner R-22 dan R-12 adalah sangat kecil seperti telah diukur oleh loeffler,
dengan demikian pengabaian harga ini tidak akan mendatangkan kesalahan fatal,
karena hasil pengukuran ternyata tidak lebih besar dari 1,5%. Juga pengaruh dari
perubahan tekanan pada berat jenis cairan dapat diabaikan. Jadi volume refrigeran
cairan jenuh pada temperatur konstan adalah sama dengan jumlah dari volume
masing masing komponen pembentuknya, dan massa jenis dari campuran cairan
jenuh diberikan.
7. Enthalpi dari campuran cairan jenuh
Enthalpi dari campuran cairan jenuh diberikan oleh:

11
dimana, Hmix adalah panas pencampuran.
8. Enthalpi dari campuran uap jenuh
Variasi dari enthalpi untuk uap jenah terhadap tekanan dan temperatur
ditunjukkan oleh:

9. Panas jenis campuran cairan dan uap jenuh.


Dengan mengabaikan perubahan tekanan dan variasi panas pencampuran terhadap
perubahan temperatur dan tekanan, panas jenis campuran cairan pada keadaan jenuh
dapat dinyatakan dengan persamaan. Penurunan persamaan enthalpi campuran uap
pada keadaan jenuh terhadap temperatur pada tekanan konstan akan memberikan
panas jenis pada tekanan konstan dari campuran uap pada keadaan jenuh.
10. Entropi campuran untuk kondisi jenuh.
Entropi dari campuran cairan pada keadaan jenuh dihitung dari entropi campuran
uap jenuh dan enthalpi penguapan melalui persamaan,

di mana Tadalah temperatur rata-rata dari titik didih dan titik embun. Untuk fasa
uap jenuh, persamaan entropi dapat dijabarkan dari persamaan dasar.

4. Kesimpulan
Persamaan tingkat keadaan yang dijabarkan dalam bentuk persamaan aljabar
dihitung secara kuantitatif dan ditunjukkan dalam bentuk tabel untuk beberapa
kondisi

12
BAB

III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Campuran dapat diklasifikasikan secara umum dalam dua jenis yaitu
campuran miscible (bet campur) dan campuran imiscible (tidak bercampur).
Campuran miscible dapat juga berupa campuran.

3.2 SARAN
Kedua jurnal ini ditinjau dari segi isi dan materi sudah layak di jadikana
sebagai referensi bagi khalayak umum. Jurnal ini juga dilengkapi dengan hasil data
yang akurat, sehingga kualitas dan mutunya sudah terjamin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Small, M., & Tse, C. K. (2012). Predicting the outcome of roulette. Chaos: an


interdisciplinary journal of nonlinear science, 22(3), 033150.

Wibawa, G., Wiguno, A., Tetriyanda, R., & Kuswandi, K. (2018). TEKANAN UAP
(VAPOR PRESSURE) UNTUK CAMPURAN 2-BUTANOL+ DIETHYL
CARBONATE DAN TERT-BUTANOL+ DIETHYL
CARBONATE. JURNAL INTEGRASI PROSES, 7(2), 87-92.

14

Anda mungkin juga menyukai