Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“TERMOKIMIA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. ARIF GUNAWAN ( 4192431012)


2. NADA KHAIRUN NISA ( 4181131008)
3. RIDA ANASTASIA NST (4181131022)
4. ORYZA SATIVA (4181131010)
5. NUR VADILLA (4183331043)
6. MITA KHAIRANI (4181131031)

DOSEN PENGAMPU :

DEWI SYAFRIANI, S.Pd, M.Pd

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENNGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical journal review ini dengan
baik.Dengan selesainya makalah critical journal review ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dewi Syafriani, S.Pd, M.Pd, selaku dosen
matakuliah yang telah memberikan tugas ini dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari tugas ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Medan, 13 Oktober 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENGANTAR........................................................................................................1

1.1.................................................................................................................................. Latar
Belakang..................................................................................................................1
1.2.................................................................................................................................. Rumusa
n Masalah.................................................................................................................4
1.3.................................................................................................................................. Tujuan.
.................................................................................................................................4
1.4.................................................................................................................................. Identita
s Jurnal.....................................................................................................................5

BAB II URAIAN ISI JURNAL........................................................................................7

2.1.................................................................................................................................. Uraian
Isi Jurnal Pertama....................................................................................................7
2.2.................................................................................................................................. Uraian
Isi Jurnal Kedua.......................................................................................................10

BAB III KEUNGGULAN JURNAL................................................................................14

3.1.................................................................................................................................. Kedala
man atau Kelengkapan Uraian Materi.....................................................................14
3.2.................................................................................................................................. Keterka
itan antar Konsep.....................................................................................................14
3.3.................................................................................................................................. Kemuta
khiran Uraian Materi dan Referensi........................................................................14

BAB IV KELEMAHAN JURNAL...................................................................................17


4.1..................................................................................................................................Kedala
man atau Kelengkapan Uraian Materi.....................................................................17
4.2.................................................................................................................................. Keterka
itan antar Konsep.....................................................................................................17
4.3.................................................................................................................................. Kemuta
khiran Uraian Materi dan Referensi........................................................................17

BAB V KESIMPULAN.....................................................................................................18

REFERENSI......................................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kalor dalam suatu reaksi kimia.
Kalor pada suatu reaksi kimia dalam sistem terbagi atas dua, yaitu kalor yang dapat dilepaskan
(eksoterm) dan kalor reaksi yang dapat diserap (endoterm). Jumlah perubahan kalor reaksi
sebagai hasil kimia dapat diukur dengan alat yang bernama kalorimeter dimana yang diukur pada
alat ini adalah temperaturnya. Prinsip kerja kalorimeter adalah dengan cara mengisolasi kalor
dalam sistem agar kalor nya tidak berpindah ke lingkungan (kalornya tetap terjaga).

Aplikasi dari termokimia adalah penggunaan termos air panas, dimana termos air panas
selalu menjaga kalor/panas dari sistem agar perpindahan kalor/panas dari sistem ke lingkungan
menjadi lambat dan air yang didalam termos menjadi tetap panas. Karena termokimia ini
merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai. Termokimia merupakan
materi yang harus dipahami denganbaikkarena di dalamnya mencakup cukup banyak materi
lainnya, seperti termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess,
penentuan H reaksi, energy ikatan, dan jenis-jenis kalor. Maka dariitu, kami berusaha untuk
membuat materi termokimia dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.

Dasar Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energy panas dan
energy kimia. Sedangkan energy kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap
unsure atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energy
potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas
dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi
hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol
ΔH. Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi
juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh
sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan
hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahast entang kalor yang
menyertai reaksi kimia. II.2. Termodinamika I Termodinamika kimia dapat didefenisikan
sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerjadan bentuk lain energy, dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya
dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan
kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Penerapan
hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari termokimia.”
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain, atau energy alam semesta adalah konstan.”

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kedalaman atau kelengakapan uraian materi pada kedua jurnal ?
2. Bagaimana keterkaitan antar konsep yang dibahas dalam kedua jurnal ?
3. Bagaimana kemutakhiran uraian materi dan referensi dalam kedua jurnal ?
1.3 TUJUAN
1. Menganalisis kedalaman atau kelengakapan uraian materi pada kedua jurnal
2. Mengalisis keterkaitan antar konsep yang dibahas dalam kedua jurnal
3. Menganalisis kemutakhiran uraian materi dan referensi dalam kedua junal

1.4 IDENTITAS JURNAL


1. IdentitasJurnal Pertama
Judul Jurnal : Identifikasi Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Termokimia
dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument di Kelas XI
MIA 5 MAN MODEL Banda Aceh
Penulis: Aswita, Rusman, danRatu Fazlia Inda Rahmayani
Tahun Terbit : 2017
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)
Vol. danhlm : Vol 2. No.1 ( 35-44)
ISSN :-
2. IdentitasJurnalKedua
Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)
UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KIMIA
PADA MATERI POKOK TERMOKIMIA SISWA KELAS XI. IA
SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Penulis: Restika Maulidina Hartantia, Elfi Susanti, Agung Nugroho, Catur S
Tahun Terbit : 2013
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kimia
Vol. danhlm : Vol 2. No.2 ( 100-109)
ISSN : 2337-9995
BAB II

URAIANISI JURNAL

2.1 Isi Jurnal Pertama


PENDAHALUAN

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru yang bertugas
menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima pesan yaitu siswa. Proses pembelajaran
dikatakan berhasil ketika siswa dapat memahami atau mengerti konsep-konsep yang
disampaikan oleh guru. Sebagaimana pada kompetensi inti mata pelajaran kimia bertujuan agar
siswa mampu memahami dan menerapkan pengatahuan faktual dan konseptual dalam ilmu
pengetahuan (Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013).

Rendahnya pemahaman konsep siswa dapat dipengaruhi oleh siswa sendiri ataupun guru.
Siswa salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya, dan
pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam
menginterpretasikan suatu konsep (Mentari, dkk., 2014). Pemahaman siswa terhadap materi
berdampak pada kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal. Kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal disebabkan karena penanaman konsep yang kurang mendalam. Siswa
cenderung menghafal konsep dan tidak memahaminya sehingga konsep yang telah dipelajari
akan mudah hilang. Akibatnya siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kasus atau
masalah yang berhubungan dengan materi yang telah dipelajari. Hal ini sesuai pendapat Sunyono
dkk (2009) bahwa umumnya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
kimia akibat rendahnya pemahaman konsepkonsep kimia serta kurangnya minat siswa terhadap
pelajaran kimia.

Salah satu bentuk soal untuk mendiagnosis tingkat pemahaman konsep siswa dapat dilakukan
penyusunan instrumen berupa tes diagnostik three-tier multiple choice. Hal ini di dukung oleh
Tan dan Treagust dalam Fauzia (2013) yang mengungkapkan bahwa penggunaan tes diagnostik
three-tier dapat mengidentifikasi kesulitan dan miskonsepsi siswa dalam memahami materi
kimia. Menurut Cetin, dkk (2011), penggunaan instrumen three-tier multiple choice dapat
mengidentifikasi pemahaman konsep peserta didik dengan mudah dan tidak membutuhkan
banyak waktu. Selain itu dapat pula membedakan antara siswa yang menjawab salah karena
mengalami miskonsepsi atau kurang memahami materi. Tes pilihan ganda tiga tingkat (three-tier
multiple choice) merupakan pengembangan dari tes pilihan ganda dua tingkat (two-tier multiple
choice). Tuysuz (2009) menyatakan bahwa dalam bidang kimia, two-tier multiple choice
diagnostic test terdapat dua tingkat. Tingkat pertama terdiri atas pertanyaan dan pilihan jawaban,
pada tingkat kedua terdiri atas pilihan alasan yang mengacu pada jawaban pada tingkat pertama.
Tes pilihan ganda tiga tingkat dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur
tingkat keyakinan terhadap jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal. Materi
termokimia mempelajari energi yang dibebaskan, atau diserap dalam suatu reaksi kimia, satuan-
satuan energi, dan perubahan energi, siswa yang belajar diharapkan memahami persamaan
termokimia dan mampu menentukan berbagai kalor reaksi.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif yang berfokus pada identifikasi kesulitan siswa dalam memahami materi
termokimia dengan menggunakan Three-tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Penelitian
telah dilakukan di MAN Model Banda Aceh. Waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan
Januari hingga November 2016. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara purposive
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pengalaman PPL dan rekomendasi dari guru
bidang studi kimia disekolah tersebut.

Penelitian identifikasi kesulitan siswa dimulai dari menganalisis dan menentukan materi
berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 2013. Selanjutnya tahap persiapan
instrumen sebelum tindakan pelaksanaan tes pemahaman konsep. Instrumen yang sudah disusun
kemudian diwujudkan dengan saran dari validator. Tahap ini dihasilkan instrumen tes berupa tes
three-tier multiple choice.

Dalam menyusun instrumen tes three-tier multiple choice ada beberapa komponen yang
harus diperhatikan yaitu materi yang ingin diuji, indikator soal, kesesuaian isi soal dengan
indikator dan materi, serta kesesuaian antar tingkat 1 dengan tingkat 2. Pada tingkat 3 terdapat
pilihan berupa tingkat keyakinan dengan menggunakan CRI. Instrumen tes berupa three-tier
multiple choice disusun dalam desain 3 tingkat. Pada tingkat pertama yang merupakan pilihan
jawaban yaitu dengan 5 opsi jawaban berupa A, B, C, D dan E. Pada tingkat 2 yang berupa
pilihan alasan ini dibuat sama yaitu dengan 5 pilihan alasan yang disediakan. Pilihan alasan pada
tingkat 2 yang diberikan mengacu dan sesuai dengan opsi jawaban pada tingkat 1. Pada tingkat 3
dimuat dengan 6 pilihan tingkat keyakinan mengggunakan skala keyakinan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
wawancara. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa pada materi
termokimia. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam
memahami konsep materi termokimia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat pemahaman siswa pada masing-masing indikator soal materi termokimia yang
diberikan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Apabila jawaban siswa pada soal tingkat
pertama dan tingkat kedua benar, kemudian siswa yakin terhadap jawaban tingkat pertama dan
kedua atau tingkat keyakinan diatas 2,5 (CRI > 2,5), maka siswa diberi skor 1. Siswa dikatakan
sudah memahami materi tersebut dapat dilihat dari konsisten atau terhadap jawaban yang
diberikan pada soal yang memiliki indikator yang sama.

Berdasarkan perlakuan eksperimen dan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa
beserta guru kimia, terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan siswa yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diantaranya faktor psikis, dimana siswa lupa cara mengerjakan
soal yang telah dipelajari sebelumnya, siswa kurang fokus pada saat guru menjelaskan materi,
dan siswa juga sulit dalam memahami materi yang bersifat algoritmik. Sedangkan faktor
eksternalnya siswa mengganggap angka-angka yang terdapat pada materi termokimia terlalu
tinggi, sehingga siswa membutuhkan alat bantu dalam menghitung. Selain itu, kurangnya
fasilitas laboratorium pada saat melakukan eksperimen menyebabkan siswa gagal mendapatkan
hasil yang akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestyah (1982) bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar adalah 1) Faktor internal yaitu faktor yang
terdapat dalam diri anak; (i) Faktor fisik yaitu mengenai kesehatan dan cacat badan misalnya,
bisu, tuli, dan sebagainya; dan (ii) Faktor psikis yaitu mengenai intelegensi/kecerdasan,
perhatian, bakat, minat, emosi, kepribadian dan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian
lainnya; 2) Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terletak di luar diri anak; (i) Faktor keluarga
yaitu mengenai faktor orang tua, suasana rumah dan keadaan ekonomi; (ii) Faktor sekolah yaitu
mengenai cara penyajian pelajaran, hubungan antara guru dan murid, hubungan antara murid dan
temannya; (iii) Faktor masyarakat; dan (iv) Faktor-faktor lain, yaitu metode belajar murid/anak
didik dan tugas-tugas rumah yang terlalu banyak.

2.2 Isi Jurnal Kedua


PENDAHALUAN

Pada tahun 2012 ini Indonesia menerapkan KTSP. KTSP merupakan kurikulum
operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang
sudah siap dan mampu untuk mengembangkannya. KTSP menganjurkan untuk menerapkan
pembelajaran Student Center Learning (SCL) dengan harapan agar siswa lebih aktif dan lebih
dominan berperan dalam proses pembelajaran, aktif dalam memecahkan masalah, terjalin kerja
sama dalam kelompok, dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik

Guru di SMA Negeri Colomadu khususnya guru kimia, belum sepenuhnya menerapkan
pembelajaran SCL. Guru masih lebih aktif dibandingkan siswa, siswa hanya mendengarkan guru
menerangkan dan mencatat materi yang diberikan oleh guru dan kurang berperan aktif dalam
pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut dapat
diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada guru
masih dominan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan kejenuhan. 2)
kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran kimia. 3) kondisi siswa kurang aktif. 4) masih
banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM.

Permasalahan - permasalahan yang timbul di atas merupakan masalah desain dan strategi
pembelajaran kelas yang dapat dipecahkan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). PTK bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui
sebuah tindakan nyata, bukan hanya sekedar mengamati dan mendeskripsikan fenomena yang
terjadi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan model pembelajaran CPS dalam: 1)
meningkatkan minat belajar siswa SMA Negeri Colomadu pada materi pokok termokima. 2)
meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri Colomadu pada materi pokok termokimia.
METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SMA N Colomadu pada kelas XI. IA2 semester ganjil tahun
ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2012. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI. IA2 SMA N Colomadu semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut
memiliki permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal
sehingga penggunaan model pembelajaran yang telah dirancang diterapkan pada subjek yang
tepat yaitu kelas XI. IA2. Objek penelitian ini adalah proses belajar dan hasil belajar siswa pada
materi pokok termokimia dari penerapan model pembelajaran CPS.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer (nilai prestasi siswa
setelah penerapan CPS, data hasil observasi tindakan) dan data sekunder (dokumentasi, RPP,
silabus, daftar siswa, daftar nilai sebelum penerapan CPS). Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tes penilaian kognitif untuk mengambil data hasil belajar yang dicapai siswa,
observasi untuk mengumpulkan data mengenai penerapan model CPS dalam meningkatkan
minat dan hasil belajar, angket untuk mengetahui minat belajar dan nilai afektif siswa, dan
dokumentasi yang berupa nilai kuis siswa, catatan lapangan, daftar nama siswa, daftar kelompok
siswa, dan foto-foto selama prses pembalajaran berlangsung.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Prosedur dan
langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Kegiatan ini disebut dengan
satu siklus kegiatan pemecahan masalah.
HASIL PENELITIAN

A. Pengujian Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini sebelum digunakan untuk pengambilan data terlebih dahulu
divalidasi. Berdasarkan data diperoleh bahwa keempat instrument tersebut telah valid dan
mempunyai reliabilitas tinggi, sedangkan dari analisis lembar observasi kegiatan guru, lembar
observasi partisipasi siswa, dan lembar observasi minat belajar diperoleh kesimpulan instrument
dapat digunakan.

B. Deskripsi Pratindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru kimia di SMA N Colomadu. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran kimia ditemukakan bahwa
prestasi belajar terendah adalah pada materi pokok termokimia yang persentase ketuntasannya
sebesar 60,76%. Belum ada inovasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa untuk materi pokok termokimia.

PEMBAHASAN

Hasil tes, observasi, dan angket menunjukkan penerapan model pembelajaran CPS
berhasil meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran CPS mendorong siswa
untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dengan cara yang kreatif
dapat menarik perhatian, kemauan, dan kesenangan siswa untuk mempelajari meteri yang
diberikan, sehingga siswa mempunyai kesadaran bahwa materi tersebut penting untuk dipelajari,
dan pada akhirnya minat belajar siswa meningkat. Sedangkan peningkatan hasil belajar
disebabkan penerapan model pembelajaran CPS yang dilengkapi dengan diskusi kelas pada
siklus II. Diskusi kelas membuat siswa lebih memahami materi yang dibahas dan mengetahui
pemecahan masalah yang paling tepat.

Pengukuran data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi


adalah proses memastikan sesuatu (getting a fix) dari berbagai sudut pandang. Peneliti
menggunakan triangulasi metode (method triangulation), triangulasi instrumen (instrumental
triangulation), dan triangulasi sumber (source triangulation), agar data yang diperoleh dapat
dinyatakan valid. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil observasi selaras dengan dengan hasil
wawancara dan angket yang diisi oleh siswa. Ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga cara
pengamatan tersebut memberikan hasil yang sama, maka informasi dinyatakan valid.

Hasil belajar siswa yang mencakup aspek ketuntasan kognitif dan afektif siswa dapat
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran CPS dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar. Hasil wawancara dengan guru pengampu diketahui ketuntasan untuk materi pokok
termokimia pada tahun sebelumnya adalah 60,76%. Setelah penerapan model pembelajaran CPS
pada materi pokok termokimia, ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 62,86% pada
siklus I dan 85,71% pada siklus II. Aspek afektif siswa, ketuntasan rata-rata indikator adalah
66,38% pada siklus I dan 71,67% pada siklus II. Segi proses belajar yang dinilai adalah minat
belajar, dari hasil observasi mengalami peningkatan dari 37,14% pada pra siklus menjadi 56,33%
pada siklus I dan 72,65% pada siklus II. Sedangkan hasil angket minat belajar siswa dari 42,02%
pada pra siklus menjadi 58,4% pada siklus I dan 74,14% pada siklus II. Hasil pengamatan dan
pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil, karena masing-
masing indikator proses dan hasil belajar yang diukur telah mencapai target yang ditetapkan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model CPS dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar kimia siswa kelas XI. IA2 SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran
2012/2013.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan minat belajar
siswa SMA Negeri Colomadu pada materi pokok termokimia, yaitu berdasarkan lembar
observasi meningkat dari 56,33% pada siklus I menjadi 72,65% pada siklus II dan
berdasarkan angket meningkat dari 58,4% pada siklus I menjadi 74,14% pada siklus II.
2. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
SMA Negeri Colomadu pada materi pokok termokimia. Hasil belajar kognitif meningkat dari
62,86% pada siklus I menjadi 85,71% pada siklus II dan hasil belajar afektif meningkat dari
66,38% pada siklus I menjadi 71,67% pada siklus II.
BAB III

KEUNGGULAN JURNAL

3.1. Kedalaman atau Kelengkapan Uraian Materi


 Jurnal Pertama

Penelitianiniberhasil mengungkap kesulitan siswa pada materi termokimia. Beberapa hasil


penelitian mengenai kesulitan tersebut diantaranya (i) siswa sulit membedakan kalor dengan
suhu, (ii) siswa sulit mengidentifikasi sistem dan lingkungan pada reaksi yang berlangsung di
dalam kalorimeter, dan (iii) siswa sulit mengidentifikasi reaksi eksoterm dan endoterm
(Yalcinkaya, Tastan & Boz, 2009; Inayah, 2003 dalam Irawati, 2015). Selainitu,
penelitianinimelaporkan miskonsepsi pada materi termokimia terdapat dalam konsep reaksi
eksoterm, reaksi endoterm, konsep penulisan tanda perubahan entalpi pada persamaan
termokimia untuk reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, konsep sifat reaksi pembentukan dan
penguraian senyawa dan konsep pengunaan rumus penentuan besarnya perubahan entalpi
menggunakan data entalpi pembentukan standar.

 Jurnal Kedua

Pada jurnal kedua, Penelitianiniberhasil menemukan model yang dapat meningkatkan minat
belajar siswa SMA Negeri Colomadu pada materi pokok Teromokimia. Model yang digunakan
adalah Creative Problem Solving (CPS). Minat belajar meningkat dari 56,33% menjadi 72,65%

3.2. Keterkaitan antar Konsep


 Jurnal Pertama

Pada jurnal pertama memiliki keterkaitan antar konsep yang sistematis dimana dalam jurnal
tersebut ingin menganalisis hubungan antarmateri termokimia terdapat dalam konsep reaksi
eksoterm, reaksi endoterm, konsep penulisan tanda perubahan entalpi pada persamaan
termokimia untuk reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, konsep sifat reaksi pembentukan dan
penguraian senyawa dan konsep pengunaan rumus penentuan besarnya perubahan entalpi
menggunakan data entalpi pembentukan standar.
 Jurnal Kedua

Pada jurnal kedua memilikitujuan untuk menerapkan model pembelajaran CPS dalam
meningkatkan minat belajar siswa SMA Negeri Colomadu pada materi pokok termokima. Dan
meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri Colomadu pada materi pokok termokimia.

3.3. Kemutakhiran Uraian Materi dan Referensi


 Jurnal Pertama

Penelitian pada jurnal pertama memiliki latar belakang masalah yang berkolerasi dengan
Rendahnya pemahaman konsep siswa dapat dipengaruhi oleh siswa sendiri ataupun guru. Siswa
salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya, dan
pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam
menginterpretasikan suatu konsep. Pemahaman siswa terhadap materi berdampak pada kesulitan
siswa dalam menyelesaikan soal. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal disebabkan karena
penanaman konsep yang kurang mendalam. Siswa cenderung menghafal konsep dan tidak
memahaminya sehingga konsep yang telah dipelajari akan mudah hilang. Akibatnya siswa akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi kasus atau masalah yang berhubungan dengan materi
yang telah dipelajari.

Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan kimia akibat rendahnya


pemahaman konsepkonsep kimia serta kurangnya minat siswa terhadap pelajaran kimia.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak bisa belajar secara wajar
disebabkan karena ancaman, hambatan atau gangguan dalam belajar. Kesulitan belajar yang
dialami siswa tidak hanya di sebabkan oleh rendahnya intelegensi, karena pada kenyataannya
banyak siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah. Faktor lain
yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain kurangnya kemampuan untuk
memperoleh, menyimpan, atau menggunakan informasi secara luas yang dihasilkan dari
kekurangan perhatian, ingatan, dan latihan.
 Jurnal Kedua

Penelitian pada jurnal kedua memiliki latar belakang masalah yang berkolerasi dengan
Rendahnya minat belajar siswa terhadap materi pokok Termokimia. Guru di SMA Negeri
Colomadu khususnya guru kimia, belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran SCL. Guru
masih lebih aktif dibandingkan siswa, siswa hanya mendengarkan guru menerangkan dan
mencatat materi yang diberikan oleh guru dan kurang berperan aktif dalam
pembelajaran.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut
dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada
guru masih dominan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga menimbulkan kejenuhan.
2) kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran kimia. 3) kondisi siswa kurang aktif. 4)
masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM.
BAB IV

KELEMAHAN JURNAL

4.1. Kedalaman atau Kelengkapan Uraian Materi


 Jurnal Pertama
Pokok permasalahan yang diteliti cukup jelas, serta memaparkan kesimpulan sesuai dengan
tujuan penelitian tersebut. Hanya saja kurang dalam pembahasan materi serta jurnal ini
belum ber ISSN
 Jurnal Kedua
Kedalaman pokok pembahasan dan uraian materi disampaikan secara lengkap, sehingga
tidak ditemukan celah dalam kelengkapan uraian materi

4.2. Keterkaitan antar Konsep


 Jurnal Pertama

Keterkaitan tujuan dengan kesimpulan sejalan sehingga tidak ditemukan kelemahan dalam
keterkaitannya antar konsep

 Jurnal Kedua

Keterkaitan tujuan dengan kesimpulan sejalan sehingga tidak ditemukan kelemahan dalam
keterkaitannya antar konsep

4.3. Kemutakhiran Uraian Materi dan Referensi


 Jurnal Pertama
Jurnal ini belum memiliki ISSN sumber-sumber yang digunakan hanya menggunakan
referensi Nasional.

 Jurnal Kedua
Jurnal ini dilengkapi dengan ISSN serta sumber yang digunakan berasal dari Nasional dan
Internasional, sehingga untuk kemutakhiran uraian dan referensi tidak ditemukan masalah.
BAB V

IMPLIKASI

5.1 Teori

 Jurnal Pertama
Implikasi terhadap teori pada jurnal pertama antara teori dan keterlibatan dengan penelitian
jurnal saling keterkaitan atau terlibat dengan tepat antara teori dan penelitian yang dilakukan.
Dengan akibat-akibat yang ada pada masalah penelitian dijelaskan pada teori dijurnal
pertama ini.
 Jurnal Kedua
Pada jurnal kedia implikasi terhadap teori sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada
jurnal dengan teori yang dijelaskan pada penelitaian tersebut. Keterkaitan masalah yang ada
pada penelitian dijelaskan secara teori pada jurnal kedua ini.

5.2 Program Pembagunan Di Indonesia

 Jurnal Pertama
Pada jurnal pertama ini program pembangunan yang ada di Indonesia contohnya penelitian
yag dilakukan pada sekolah tingkat SMA yang dimana penelitian ini bertujuan untuk
meingkatkan ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran kimia materi termokimia dengan
menggunakan tier multiple choice dan menangani penyebab kesulitan materi ini pada siswa
SMA.
 Jurnal Kedua
Pada jurnal kedua ini program pembangunan juga terdapat pada sekolah dimana penelitian
ini bertujuan menerapkan model pembelajaran CPS dalam meningkatkan minat belajar siswa
SMA mengenai pembelajaran kimia tentang materi termokimia dengan menggunakan model
pembelajaran creative problem solving .

5.3 Pembahasan Dan Analisis

 Jurnal Pertama
Hasil analisis dan pembahasan pada jurnal pertama pokok bahasan berhubungan dengan
tujuan penelitian yang dilakukan. Dan tujuan berhubungan dengan pernyataan atau hipotesis.
Dan pembahasan mengenai hasil tersebut berhubungan dengan teori dan penelitian.
 Jurnal Kedua
Pembahasan penelitian dan analisis pada jurnal kedua berhubungan dengan tujuan penelitain
dan bahasan pada jurnal penelitian tersebut. Dan pembahasan mengenai hasil berhubungan
dengan teori penelitan.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kesulitan-


kesulitan yang dialami siswa tersebut. Alternatif yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya
memberikan penambahan waktu untuk membahas soal-soal yang masih sulit dipahami oleh
siswa. Kemudian penggunaan metode-metode belajar yang bervariasi, agar proses pembelajaran
menyenangkan sehingga siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu, fasilitas
dilaboratorium yang memadai akan memudahkan siswa dalam mendapatkan hasil eksperimen
yang akurat.

Dari kedua penelitian yang kami review juga yang lebih mutakhir dan dapat digunakan
sebagai refernsi adalah jurnal kedua, dimana Jurnal sudah Ber ISSN serta sumber-sumber yang
digunakan berasal dari Nasional dan Internasional yang dapat dibuktikan keaslian dan
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hartantia, RM.dkk . (2013). PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)


UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI
POKOK TERMOKIMIA SISWA KELAS XI. IA2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN
PELAJARAN 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(2) :100-109

Rahmayani, R. F. I. (2017). Identifikasi Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Termokimia


dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument di Kelas XI MIA
5 MAN MODEL Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai