Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

“TEKNIK DASAR DALAM ANALISIS KUALITATIF”

Mata Kuliah: Kimia Analitik Kualitatif

Dosen Pengampu : Dra. Anna Juniar, M.Si

Disusun oleh:
Nama : Ruth Yohana Saragih
NIM : 4192510010
Kelas : Kimia Non Kependidikan 19A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah
kimia analitik kualitatif ini hingga selesai tepat pada waktunya. Di samping itu, ucapan
terima kasih juga kepada Dosen Pengampu mata kuliah, Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si yang
telah bersedia membimbing penulis sejauh ini.

Penulis telah menyusun Critical Book Report ini sebaik-baiknya tetapi penulis
menyadari mungkin masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunan Critical Book
Report ini. Oleh karena itu, penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
Critical Book Report ini. Penulis berharap mendapatkan saran maupun sumbangan pemikiran
yang membangun guna kesempurnaan makalah ini selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas ini berguna kedepannya dan dapat menjadi
bahan rujukan bagi penulis dalam setiap penugasan di bidang Critical Book Report dan
menambah wawasan bagi kita semua, terima kasih.

Medan, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I IDENTITAS BUKU..............................................................................................1
1.1 IDENTITAS BUKU 1.....................................................................................1
1.2 IDENTITAS BUKU 2.....................................................................................2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU.....................................................................................3
2.1 RINGKASAN BUKU SATU..........................................................................3
2.2 RINGKASAN BUKU DUA............................................................................7
BAB III KEUNGGULAN BUKU...................................................................................10
3.1 KEUNGGULAN BUKU SATU...................................................................10
3.2 KEUNGGULAN BUKU DUA .................................................................10
BAB IV KELEMAHAN BUKU.....................................................................................11
4.1 KELEMAHAN BUKU SATU......................................................................11
4.2 KELEMAHAN BUKU DUA........................................................................11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................12
5.1 KESIMPULAN.............................................................................................12
5.2 SARAN..........................................................................................................12

ii
BAB I

IDENTITAS BUKU

1.1 Identitas Buku Utama

Judul Buku : Kimia Analisis Kualitatif


Pengarang : Anna Juniar
Tahun Terbit : 2020
Kota Terbit : Medan
Cetakan ke :1
Edisi :-
Jumlah Bab : 12 Bab
Jumlah halaman : xi + 107 + cover

1
1.2 Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : Kimia Analitik


Pengarang : Adam Wiryawan, Rurini Retnowati, dan Akhmad Sabarudin
Penerbit : Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan
Tahun Terbit : 2008
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan ke :1
Edisi :-
Jumlah Bab : 18 Bab
ISBN : 978-602-8320-40-5
Jumlah halaman : vii + 307 + cover

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Satu (Buku Utama)

Dalam analisis kualitatif, seorang analis maupun kimiawan perlu terampil dan
profesional dalam lingkup keahlian kimia khususnya menganalisis bahan-bahan kimia di
laboratorium. Berbagai teknik yang harus dikuasai oleh seorang analis maupun kimiawan di
antaranya adalah melarutkan suatu bahan atau sampel padat, menguapkan dan
mengkristalisasi suatu sampel, mendestilasi, mengendapkan, menyaring serta mendekantasi
suatu bahan atau sampel, mengadministrasikan serta memelihara alat-alat dan sarana
laboratorium kimia, menggunakan alat-alat kesehatan dan keselamatan dengan benar,
melakukan pengolahan limbah laboratorium kimia, menganalisis bahan makanan, bahan
farmasi, bahan alam, dan lainnya. Skala percobaan dalam analisis kualitatif dapat dilakukan
dalam analisis makro, mikro dan semimikro. Dalam analisis kualitatif dianjurkan untuk
menggunakan mikroanalisis dan semimikroanalisis, hal ini disebabkan karena efisiensi
pemisahan, waktu dan biaya serta limbah yang dibuang dapat lebih mudah dikontrol dan
ditangani.

Dalam teori dasar kimia pembuatan larutan, ada beberapa hal pokok yang harus
diperhatikan seperti memahami teori dasar kimia (klasifikasi zat, konsep mol, massa atom
dan massa molekul, massa molar, pengertian larutan, penetapan konsentrasi larutan seperti
ppm, M, N dan % w/v, pengenceran, sifat larutan), memahami teknik dasar membuat larutan
(melarutkan/mengocok, menyaring, menguapkan dengan penangas, menimbang,
mengencerkan, memeriksa pH).

Sebagai contoh, untuk mempersiapkan 2.00 L 0.108M BaCl 2.2H2O (244.3gr/mol) maka kita
perlu menyiapkan larutan yang kita butuhkan dengan melakukan perhitungan terlebih dahulu

0.108 mol BaCl 2 .2 H 2O


2.00 L× =0.126 mol BaCl 2 .2 H 2 O, massa BaCl2.2H2O adalah
L

244.3 g BaCl 2.2 H 2O


0.126 mol BaCl 2.2 H 2O × =52.8 gram BaCl 2.2 H 2 O
mol BaCl 2.2 H 2 O

3
Dilihat dari wujudnya, zat-zat kimia itu ada yang berwujud padat, cair dan gas. Zat
kimia padatan yang disediakan di laboratorium ada yang berupa lempengan seperti
aluminium, butiran seperti timah dan serbuk seperti aluminium dan kanji. Penting untuk
diingat bahwa ada beberapa zat kimia padatan yang mudah menguap. Zat kimia cairan ada
yang larut dalam air seperti asam klorida dan ada yang tidak dalam air seperti aseton, perlu
berhati-hati karena beberapa zat kimia cairan mudah menguap. Zat kimia berupa gas biasanya
gas nitrogen, gas butane (Liquid Petroleum Gas). Persediaan zat kimia berwujud padat dan
cair lebih banyak daripada yang berwujud gas.

Pengujian dalam analisis kualitatif dapat dilakukan dengan analisis kering dan analisis
basah. Dalam analisis kering dapat dilakukan dengan test pemanasan, test pembakaran
melalui pipa tiup, test nyala, test boraks, dan test posfat. Test pemanasan dilakukan dengan
menempatkan sampel pada wadah pembakaran yang terbuat dari tabung gelas jena ataupun
pyrex, kemudian dipanaskan dengan pemanas bunsen dengan menggunakan nyala rendah
hingga nyala tinggi sehingga senyawa yang dianalisis akan mengalami pelelehan atau terurai
yang disertai adanya perubahan warna sampel atau mengeluarkan gas sebagai hasil reaksi.

Pada analisis di laboratorium, prosedur yang mudah dan sederhana dapat dilakukan oleh
pemula. Hal-hal berikut yang harus dipahami sebagai dasar bagi pemula di laboratorium:

 Sentrifugasi
Adalah metode pemisahan yang didasarkan pada perilaku partikel-partikel yang
biasanya tersuspensi dalam medium cair spesifik, di bawah pengaruh medan
sentrifugal.
 Pengendapan suatu padatan
Penambahan sejumlah reagensia pengendap ke larutan sampel dan diaduk dengan
baik memakai batang pengaduk lalu dipanaskan di dalam penangas air. Setiap
endapan memerlukan waktu yang berbeda-beda sampai terbentuk sempurna
 Pencucian suatu padatan
Cuci padatan, tambahkan sejumlah cairan pencuci pada tabung reaksi dan aduk
dengan baik memakai batang pengaduk. Hal ini dilakukan agar tidak ada ion-ion yang
mengganggu test dari padatan tersebut sehingga percobaan harus diulangi lagi dan
agar hasil test yang diperoleh dapat lebih baik.
 Pemanasan suatu campuran

4
Jagalah penangas air dengan menggunakan nyala yang kecil pada waktu
menggunakan beaker glass atau memakai kawat kassa asbes, kemudian gunakan
penangas pada setelah 10 menit dipanaskan, tabung reaksi dapat langsung diletakkan
dalam penangas, disanggah dengan dinding beaker di dalam penangas air kira-kira
100℃ tanpa mendidih.
 Penguapan suatu cairan
Dalam beberpa hal perlu mendidihkan cairan sehingga volume menjadi lebih sedikit,
hal ini menjadikan sampel lebih pekat, menghilangkan reagen yang mudah menguap
atau mungkin reaksi akan berlangsung cepat dalam larutan mendidih.
 Mengukur pH suatu larutan
Salah satu dari begitu banyak variabel penting untuk mengkontrol reaksi-reaksi kimia
adalah pH larutan sewaktu mebuat larutan asam atau basa. Mengukur pH tidaklah
sulit tetapi harus dilakukan sebaik-baiknya jika reaksi yang diinginkan terlaksana.

Test nyala merupakan pemeriksaan pendahuluan untuk analisis kation dalam keadaan kering
didasarkan pada pembentukan warna senyawa pada nyala bunsen. Nyala bunsen terbagi
menjadi 4 zona:

 Zona oksidasi atas


Gas terbakar dengan sempurna, tetapi kelebihan udara sehingga temperatur tidak
begitu tinggi.
 Zona oksidasi bawah
Zona dengan temperatur yang tertinggi, dalam daerah ini yang terbaik untuk melebur
benda-benda
 Zona reduksi atas
Di daerah ini, terdapat gas-gas yang terbakar tidak sempurna, karena itu sangat baik
untuk mereduksi zat-zat
 Zona reduksi bawah
Di daerah ini, sudah tercampur dengan udara dan kekuatan untuk mereduksi kurang
kuat.

Test boraks didasarkan pada pembentukan warna senyawa yang dibakar di dalam
nyala bunsen yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam senyawa boraks Na 2B4O7.10H2O
sebagai media. Pada pemanasan akan terbentuk NaBO2 ; B2O3 dan H2O. B2O3 ini dengan
garam-garam akan terjadi metaborat yang warnanya karakteristik untuk tiap-tiap logam.

5
Adapun cara membuat mutiara boraks batang kawat platina mula-mula dipanasi, kemudian
lubang dari kawat platina itu diberi boraks, dipanasi perlahan-lahan hingga terjadi mutiara
yang jernih. Setelah itu mutiara panas dimasukkan dalam garam yang dibuat halus kemudian
dipanasi. Pertama, dalam api oksidasi lihat warna mutiara dalam keadaan panas dan dalam
keadaan dingin,kedua, dalam api reduksi lihat warna dari mutiara dalam keadaan panas dan
keadaan dingin.

Berikut adalah tabel warna mutiara dingin dalam api oksidasi dan api reduksi

Warna Mutiara dingin Warna mutiara dingin Unsur


dalam api oksidasi dalam api reduksi
Tidak Berwarna Abu-abu Bi
Biru Merah Cu
Kuning Tak berwarna Ni
Coklat merah Tak berwarna Mn
Hijau Hijau Cr

Test posfat adalah didasarkan pada pembentukan warna senyawa yang dibakar di
dalam nyala bunsen yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam senyawa Na(NH 4)HPO4.4H2O
sebagai media. Karena pemanasan, maka akan terurai menjadi NH3, H2O, dan NaPO3. Test ini
biasanya hanya untuk menyelidiki adanya silikat saja. Pada waktu memanaskan garam
Na(NH4)HPO4.4H2O ini memercik-mercik. Karena itu cara membuat mutiara agak sukar,
memanaskannya harus perlahan-lahan.

Pada reaksi analisis basah dilakukan terhadap senyawa di dalam larutan. Perubahan
yang diamati terjadinya endapan, gas yang dikeluarkan dan perubahan warna. Reaksi analisis
basah dapat dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi, beaker glass, erlenmeyer dan spot
plate. Penggunaan spot plate cukup dengan menggunakan sampel dalam jumlah kecil
(mikro). Pada analisis dan identifikasi kation dan anion perlu diketahui reaksi identifikasi
spesifik masing-masing kation maupun anion sehingga reagensia yang digunakan seperlunya
saja dan waktu analisis menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu perlu juga dipahami
hubungan konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) dengan terbentuknya endapan dalam suatu
reaksi kimia. Kemudian warna-warna endapan yang terbentukdari hasil reaksi kimia harus
dapat dibedakan satu sama lain dengan jelas.

6
2.2 Ringkasan Buku 2 (Buku pembanding)

Dalam melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh
hasil analisis kimia yang tepat dan teliti. Sebelum melakukan analisis kualitatif, maka perlu
diperhatikan analisis apa yang diperlukan (dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan
dan ketelitian hasil analisis yang diperlukan dan tipe sampel yang dianalisis) dan metode
analisis yang harus digunakan (untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan
dan ketelitian tertentu memerlukan metode analisis tertentu, selain itu untuk memilih metode
analisis diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu).

Masalah utama dalam sampling (pengambilan sampel) adalah pengambilan sampel secara
representatif. Hal ini sering tidak tercapai karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak
homogen. Dalam tahap persiapan sampel untuk analisis maka tahapan-tahapannya adalah:

 Pengeringan sampel
Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat. Pengeringan sampel dilakukan
untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Pengeringan sampel
dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100-110℃ sampai mencapai berat
konstan.
 Penimbangan atau pengukuran volume sampel
Dalam analisis kualitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuantitatif
berat atau volume sampelnya.
 Pelarutan sampel
Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapat melarutkan sampel secara
sempurna. Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi air, pelarut organik,
pelarut asam (asam encer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan.

Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau senyawa
yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif karena adanya unsur atau
senyawa pengganggu. Untuk itu, unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari
sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling mudah untuk pemisahan unsur atau
senyawa pengganggu adalah pengendapan. Metode yang lain adalah ekstrasi pelarut dan
kromatografi.

7
Setelah dilakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu dilakukan perhitunan untuk
mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk memperhitungkan berapa berat sampel
(untuk sampel padat) atau volume sampel (untuk sampel cair) dan juga faktor pengenceran.
Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya.

Kegiatan yang benar di laboratorium meliputi:

Melaksanakan pencekan peralatan


Laboratorium dalam melaksanakan kegiatannya, harus melakukan pemantauan
kondisi laboratorium, di antaranya melakukan pengecekan alat gelas dan instrumen.
Pengecekan alat gelas dan instrumen dilakukan dengan cara memeriksa secara
periodik alat gelas dan instrumen selalu dalam keadaan bersih setelah digunakan, bila
ada kerusakan alat gelas dan instrumen maka diperbaiki atau tidak digunakan lagi.
Pengecekan sampel uji
Sampel yang ada atau diterima suatu laboratorium harus disiapkan untuk selanjutnya
sampel tersebut diuji menggunakan prosedur yang tersedia
Memelihara kesehatan laboratorium
Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus menggunakan baju atau jas
laboratorium dan pelindung yang lain seperti kacamata untuk bekerja di laboratorium.

Dalam menyiapkan laboratorium untuk analisis rutin, pertama harus dilakukan


membersihkan wilayah kerja. Ruangan laboratorium dibersihkan setiap selesai digunakan
yaitu lantai dan meja laboratorium. Bila ada tumpahan dibersihkan dan dibuang dengan
menggunakan pelindung untuk tangan dan muka. Kedua, harus dibersihkan timbangan dan
ruang timbang. Timbangan harus ditempatkan di ruang khusus yang tertutup sehingga tidak
bercampur dengan alat yang lain. Secara teratur setiap kali selesai menimbang maka
timbangan dan piringan timbangan harus bersih dari debu dan tumpahan bahan kimia.
Pembersihan timbangan menggunakan alat kuas/sikat yang halus.

Bahan kimia dikelompokkan menjadi bahan padat, bahan cair, asam kuat dan lainnya.
Pengelompokkan tersebut harus disertai dengan inventarisasi dan data masing-masing bahan
kimia dan stok serta kartu kendalinya. Larutan yang disiapkan dikelompokkan menjadi
larutan yang tahan dalam beberapa bulan dan yang harus disiapkan setiap saat sebelum
digunakan. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, perlu dihitung menggunakan
rumus yang telah ada. Larutan yang tidak digunakan lagi atau kadaluarsa serta sisa atau

8
buangan ditampung pada penampung dengan pengelompokkan: sisa logam, asam, basa,
bahan organik, dan lainnya.

Alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium kimia dikelompokkan menjadi


perlatan dasar (gelas piala, erlenmeyer, tabung reaksi, cawan, pipet, botol pereaksi, dll) serta
peralatan ukur (gelas ukur, pipet ukur, pipet volume, buret, botol BOD, dll) serta peralatan
analisis (termometer, piknometer, elektroda, dll). Peralatan alat gelas yang telah digunakan
harus dicuci dan dibersihkan. Untuk alat gelas yang terkontaminasi dipisahkan dari alat gelas
yang lain, bila perlu, dilakukan sanitasi. Secara periodik, dalam melakukan inventarisasi alat
gelas perlu pengecekan apakah ada kerusakan (pecah) sehingga bila ada kerusakan maka
perlu diadakan perbaikan atau dibuang. Perlu adanya formulir peminjaman alat gelas,
sehingga ada kendali keluar masuknya alat gelas dari gudang alat gelas.

9
BAB III

KEUNGGULAN BUKU

3.1 Keunggulan Buku Satu (Buku Utama)

a. Buku ini memuat contoh soal disertai perhitungan dengan sangat jelas sehingga
memudahkan pembaca untuk semakin memahami materi yang disampaikan beserta
pengaplikasiannya dalam bentuk soal dan pembahasan.
b. Penjelasan yang dimuat sangat mendalam, contohnya seperti pada pembahasan
pencucian suatu padatan, buku ini benar-benar menjelaskan secara rinci mulai dari
cara mencuci, alasan mengapa harus dicuci, hingga resiko yang mungkin terjadi bila
pencucian tidak dilakukan.
c. Buku ini memuat gambar dan tabel yang dapat mempermudah pembaca untuk
semakin memahami materi yang dibahas.

3.2 Keunggulan Buku Dua (Buku Pembanding)

a. Buku ini dilengkapi warna- warna dalam halaman-halamannya sehingga menarik


pembaca untuk membaca buku ini.
b. Buku ini dilengkapi urutan-urutan dalam setiap penjelasannya sehingga
mempermudah pembaca untuk mengikuti alur pembahasan materi.

10
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

4.1 Kelemahan Buku Satu (Buku Utama)

a. Secara tampilan, buku ini masih kurang karena tidak berwarna.

4.2 Kelemahan Buku Dua (Buku Pembanding)

a. Tidak ada contoh soal dan pembahasan yang dimuat sehingga pembaca tidak dapat
menerka atau memahami kira-kira soal yang ada terkait materi yang dibahas.
b. Buku ini penjelasan materi yang dimuat terlalu sedikit sehingga belum dapat terlalu
dipahami oleh pembaca.
c. Buku ini tidak memuat tabel atau gambar atau bagan yang dapat mendukung
pembahasan materi.

11
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Analisis kualitatif adalah suatu pekerjaan analis yang bertujuan untuk mengetahui
keberadaan atau bisa juga untuk mengidentifikasi suatu ion, unsur atau bahkan senyawa
kimia lain baik organik maupun anorganik di dalam suatu sampel yang dianalisa. Analisis
kualitatif bertujuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur atau senyawa,
analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
serta unsur-unsur dan ion-ionnya dalam larutan. Jenis analisis ini terbagi menjadi analisis
mikro, analisis makro dan analisis semimakro, dan menggunakan dua macam uji yaitu reaksi
kering (digunakan pada zat padat) dan reaksi basah (digunaka untuk zat dalam larutan).

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar buku pembanding dapat diberi contoh sooal dan
pembahasan dan agar buku utama dapat dibuat semenarik mungkin.

12
13

Anda mungkin juga menyukai