KIMIA DASAR
“PEMBUATAN LARUTAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar
Disusun oleh :
Nama : Aisya Ghina Febriza
NIM : 4444200036
Kelas :IB
Kelompok : 4 (Empat)
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Kimia Dasar ini bisa
terselesaikan dengan baik. Shalawat beriringkan salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada nabi akhir zaman, panutan seluruh umat, serta sang
revolusioner yakni Baginda Nabi Muhammad SAW.
Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Praktikum Kimia Dasar pada Program Studi Teknologi Pangan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Laporan tugas ini berisikan tentang
“Pemuatan Larutan”. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Winda Nurtiana S.T.P., M.Si. dan Ibu Nia Ariani Putri S.T.P.,M.P.,
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan
2. Milna Paulina Situmorang selaku asisten praktikum Laboratorium yang telah
membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman I B Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Disini penulis juga sampaikan, apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan praktikum ini. Semoga laporan Praktikum Kimia Dasar ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
ini dalam perkembangannya digantikan dengan Fungsi elektrik pada suatu neraca
listrik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :
1. Mengetahui perhitungan yang harus dilakukan sebelum membuat larutan
2. Mengetahui pembuatan larutan dengan berbagai macam konsentrasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Molaritas larutan
Molaritas(M) adalah salah satu cara menyatakan konsentrasi atau kepekatan
larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Satuan molaritas (M) adalah mol/liter atau mmol/mL.
M = n/V
dengan:
M = molaritas (mol/liter atau M)
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (liter)
Ingat : n = massa/Mr
(Budi Utami,dkk 2009)
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan
konsentrasi (kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter lerutan, atau jumlah mol zat
terlarut dalam ml larutan. (Wulandari dan Yulkifli 2018).
4
2.5 Konsentrasi Larutam
Pembuatan reaksi kimia dikenal istilah konsentrasi. Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan.
Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah zat total dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah pelarut. Beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, persen
dan bagian per juta part per million (ppm). Sementara itu, secara kualitatif,
komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau
pekat (berkonsentrasi tinggi). (Baharuddin dan Aziz, 2013)
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut.
a. Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
b. Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
c. Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak Cara menyatakan konsentrasi:
molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll. (Tatik Widayani,
2018)
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksankan pada hari senin 19 oktober 2020 di Cilegon.
6
3. Padatan yang sudah ditimbang dimassukkan kedalam beaker glass
4. Larutkan dengan diberi sedikit aquades dan diaduk menggunakan
batang pengaduk
5. Setelah larut, dimasukkan kedalam labu ukur dan diberi aquades
hingga garis batas
6. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.3 Pembuatan Etanol 100 ml 30%
1. Dihitung cairan etanol yang dibutuhkan untuk membuat larutan
etanol 100 ml 30%
2. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur
3. Dimasukkan etonol 96% yang sudah dihitung yaitu 31,25 ml
kedalam labu ukur
4. Dimasukkan kembali aquades hingga batas akhir
5. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.4 Pembuatan Glukosa 100 ml 12%
1. Dihitung jumlah padatan Glukosa yang dibutuhkan untuk
membuat larutan glukosa 100 m 12%
2. Padatan glukosa ditimbang menggunakan neraca analitik sesuai
yang telah dihitung yaitu 12 gram
3. Padatan yang sudah ditimbang dimassukkan kedalam beaker glass
4. Larutkan dengan diberi sedikit aquades dan diaduk menggunakan
batang pengaduk
5. Setelah larut, dimasukkan kedalam labu ukur dan diberi aquades
hingga garis batas
6. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.5 Pembuatan HCl 100 ml 0,1 M
1. Dihitung cairan HCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl
100 ml 0,1 M
2. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur
3. Dimasukkan HCl 37% yang sudah dihitung yaitu 0,83 ml
kedalam labu ukur
4. Dimasukkan kembali aquades hingga batas akhir
7
5. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.6 Pengenceran HCl 100 ml 0,1 M
1. Dihitung cairan HCl induk yang dibutuhkan untuk mengencerkan
HCl 100 ml 0,1 M
2. Dimasukkan HCl induk sebanyak 10 ml kedalam labu ukur
menggunakan corong
3. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur
4. Dimasukkan HCl induk kedalam labu ukur menggunakan corong
5. Ditamhakan kembali aquades hingga batas akhir
6. Homogenkan dan di pindahkan kedalam botol dan di beri label
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dalam pembuatan larutan sebelum memulai praktikum kita harus melakukan
perhitungan dengan rumus seperti berikut:
𝑚𝑜𝑙
M= 𝑣
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)
ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)
V1x%1 = V2x%2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
%w/v = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (100 𝑚𝑙)
𝑤
% .𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 .10
𝑣
M= 𝑀𝑟
9
Untuk pembuatan larutan etanol, masukkan terlebih dahulu sedikit aquades
kedalam labu ukur lalu ambil cairan etanol menggunakan pipet ukur sesuai
dengan perhitngan yang diawal kita lakukan lalu tambahkan lagi aquades hingga
garis batas kemudian tutup dan homogenkan larutan.
Untuk padatan glukosa dan larutan HCl proses pembuatan larutannya sama
seperti NaCl dan etanol. Setelah melakukan praktikum tersebut jangan lupa untuk
memberikan label pada labu ukur yang berisi larutan baru agar tidak tertukar.
Untuk pengenceran proses yang dilalui hampir mirip dengan pembuatan
larutan. Yang harus dilakukan sebelum melakukan pengenceran yaitu melakukan
perhitungan terlebih dahulu, misalkan kita ingin mengencerkan HCl 1 M berubah
menjadi 0,1 M untuk mendapatkan berapa ml yang akan kita ambil dari HCl induk
kita melakukan perhitungan dengan rumus pengenceran sete;lah keemu hasilnya
baru mulai proses selanjutnya yaitu ambil larutan menggunakan pipet ukur dan
masukan kedalam gelas ukur dibantung dengan corong.
Sebelum dimasukan kedalam labu ukur beri sedikit aqudes kedalam labu ukur
kemudian tambahkan HCl yang ada di gelas ukur jangan lupa tambahkan lagi
aquades hingga batas akhir kemudian tutup dan homogenkan.
10
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Jadi kesimpulanya adalah dalam pembuatan larutan ada yang berbahan dasar
padatan atau cairan. Untuk padatan sebelum melakukan praktikum kita harus
terlebih dahulu melakukan perhitungan menggunakan rumus dan menemukan
hasilnya barulah di timbang menggunakan neraca analitik.
Begitupula untuk berbahan dasar cairan melakukan perhitungan terlebih
dahulu dan mendapatkan hasilnya kemudian ambil larutan menggunakan pipet
tetes dan dimasukan kedalam gelas ukur. Dan jangan lupa untuk melakukan
percobaan tersebut tetap patuhi aturan yang ada dan juga memakai perlengkapan
yang ada.
5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini yang di adakan secara online yaitu dengan
menonton video yang telah di sajikan sebenernya kurang efektif karena kita tidak
terjun langsung ke laboratoriumnya sendiri jadi masih tidak terlalu memahaminya
dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17