Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
“PEMBUATAN LARUTAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Dasar

Disusun oleh :
Nama : Aisya Ghina Febriza
NIM : 4444200036
Kelas :IB
Kelompok : 4 (Empat)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Kimia Dasar ini bisa
terselesaikan dengan baik. Shalawat beriringkan salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada nabi akhir zaman, panutan seluruh umat, serta sang
revolusioner yakni Baginda Nabi Muhammad SAW.
Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Praktikum Kimia Dasar pada Program Studi Teknologi Pangan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Laporan tugas ini berisikan tentang
“Pemuatan Larutan”. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Winda Nurtiana S.T.P., M.Si. dan Ibu Nia Ariani Putri S.T.P.,M.P.,
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan
2. Milna Paulina Situmorang selaku asisten praktikum Laboratorium yang telah
membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman I B Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Disini penulis juga sampaikan, apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan,
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan praktikum ini. Semoga laporan Praktikum Kimia Dasar ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.

Cilegon, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Kimia .........................................................................................3
2.2 Konsep dan Massa Molar ......................................................................3
2.3 Molaritas Larutan ..................................................................................3
2.4 Molalitas ................................................................................................4
2.5 Konstrasi larutan....................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan .....................................................................................6
3.3 Cara Kerja .............................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan ........................................................................9
4.2 Pembahasan ..........................................................................................9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ..............................................................................................11
5.2 Saran ....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Perhitungan Pembuatan Larutan. ............................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kegiatan penting dalam ilmu kimia adalah melakukan percobaan
untuk mengidentifkasi zat. Ada dua kegiatan untuk mengidentifkasi zat, yakni
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
menentukan jenis komponen penyusun zat. Sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan untuk menentukan massa dari setiap komponen penyusun zat. Dengan
mengetahui jenis dan massa dari setiap komponen penyusun zat, kita dapat
mengetahui posisi zat tersebut
Proses pelarutan merupakan cara umum untuk mengubah sampel padatan
menjadi bentuk yang siap diukur. Bentuk larutan dalam air merupakan bentuk
analit fasa cair, untuk analisis sampel anorganik yang umumnya terdiri dari ion-
ion. Air sebagai pelarut bahan kimia anorganik yang memiliki berbagai
keuntungan antara lain karena memiliki tetapan dielektrikum yang tinggi,
rentangan suhu fasa cair yang stabil dan dapat melarutkan berbagai jenis bahan
kimia, terutama bahan anorganik.
Stoikiometri diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
konsep-konsep atom, unsur, molekul dan ion kemudian menerapkannya dalam
perhitungan kimia. Pada perhitungan kimia itu melibatkan konsentrasi molar,
molal, persen dan ppm (part per million). Sementara itu, secara kualitatif
komposisi larutandapat dinyatakan sebagai encer (konsentrasi rendah) atau pekat
(konsentrasi tinggi).
Teknik dasar analisa kuantitatif menyajikan tentang pengetahun mengenai
peralatan sederhana yang biasa digunakan untuk eksperimen dan penelitian
bidang kimia analitik seperti neraca, dan eksperimen sederhana juga dianjurkan
untuk dilatihkan sebelum seseorang melakukan eksperimen analisis kuantitatif.
Neraca analitik merupakan instrumen yang memiliki kemampuan mendeteksi
perbedaan berat antara standar dan sampel kurang dari 1 ppm. Merupakan alat
penimbang konvensional sampai pada tingkat milligram. Fungsi mekanis neraca

1
ini dalam perkembangannya digantikan dengan Fungsi elektrik pada suatu neraca
listrik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :
1. Mengetahui perhitungan yang harus dilakukan sebelum membuat larutan
2. Mengetahui pembuatan larutan dengan berbagai macam konsentrasi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Kimia


Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat baru (produk).
Sebagaimana telah dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom yang
terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah.
Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam
produknya. Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi. Perubahan yang
terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat
dalam reaksi. Cara pemaparan ini kita sebut dengan persamaan reaksi. (Budi
Utami,dkk 2009)
Reaksi kimia merupakan pusat perhatian dari ilmu kimia, dapat dinyatakan
bahwa reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,
terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi
kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan
endapan, atau timbulnya gas. (Sri Winarni, Ade Ismayani dan Fitriani 2013).

2.2 Konsep dan Massa Molar


Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol Satu mol zat mengandung
jumlah partikelyang sama dengan jumlah partikel dalam 12gram C–12, yaitu
6,02× 1023 partikel. Jumlah partikel ini disebut sebagai bilangan Avogadro.
Partikel zat dapat berupa atom, molekul, atauion. (Budi Utami,dkk 2009)
Massa molar (Mm) menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Massa1
mol zat sama dengan massa molekul relatif (Mr) zat tersebut dengan
satuangram/mol.Untuk unsur yang partikelnya berupa atom, maka massa molar
sama dengan Ar (massa atom relatif) dalam satuan gram/mol. (Budi Utami,dkk
2009).

3
2.3 Molaritas larutan
Molaritas(M) adalah salah satu cara menyatakan konsentrasi atau kepekatan
larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Satuan molaritas (M) adalah mol/liter atau mmol/mL.
M = n/V
dengan:
M = molaritas (mol/liter atau M)
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (liter)
Ingat : n = massa/Mr
(Budi Utami,dkk 2009)
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan
konsentrasi (kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter lerutan, atau jumlah mol zat
terlarut dalam ml larutan. (Wulandari dan Yulkifli 2018).

2.4 Zat Kimia


Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air merupakan bahan
pelarut yang universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu
melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organic. (Utomo, S. 2015).
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan
diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama)
di semua bagian (Styarini, L. W. 2012). Pada umumnya zat yang digunakan
sebagai pelarut adalah air (H20), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah
alcohol, amoniak, kloroform, benzene, minyak, asam asetat. (Estein, 2015).

4
2.5 Konsentrasi Larutam
Pembuatan reaksi kimia dikenal istilah konsentrasi. Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan.
Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah zat total dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah pelarut. Beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, persen
dan bagian per juta part per million (ppm). Sementara itu, secara kualitatif,
komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau
pekat (berkonsentrasi tinggi). (Baharuddin dan Aziz, 2013)
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut.
a. Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
b. Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
c. Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak Cara menyatakan konsentrasi:
molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll. (Tatik Widayani,
2018)

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksankan pada hari senin 19 oktober 2020 di Cilegon.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum dengan judul
“Pembuatan Larutan” ini adalah Beaker glass, gelas ukur, pipet ukur, labu ukur,
spatula, corong, neraca analitik, kaca arloji, dan botol semprot. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah Aquades, padatan NaCl, etanol 96%, glukosa, HCl pekat,
HCl 1 M.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini adalah :
3.3.1 Pembuatan Larutan NaCl 100 ml 0,1 M
1. Dihitung jumlah padatan NaCl yang dibutuhkan untuk membuat
larutan NaCl 100 ml 0,1 M
2. Padatan NaCl ditimbang menguunakan neraca analitik sesuai
yang telah dihitung yaitu 0,585 gram
3. Padatan yang sudah ditimbang, dimasukkan kedalam beaker
glass
4. Larutkan dengan diberi sedikit aquades dan diaduk menggunakan
batang pengaduk
5. Setelah larut, dimasukan kedalam labu ukur dan diberi aquades
hingga garis batas
6. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.2 Pembuatan Larutan NaCl 100 ml 100 PPM
1. Dihitung jumlah padatan NaCl yang dibutuhkan untuk membuat
larutan NaCl 100 ml 100 PPM
2. Padatan NaCl ditimbang menggunakan neraca analitik sesuai
yang telah dihitung yaitu 0,01 gram

6
3. Padatan yang sudah ditimbang dimassukkan kedalam beaker glass
4. Larutkan dengan diberi sedikit aquades dan diaduk menggunakan
batang pengaduk
5. Setelah larut, dimasukkan kedalam labu ukur dan diberi aquades
hingga garis batas
6. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.3 Pembuatan Etanol 100 ml 30%
1. Dihitung cairan etanol yang dibutuhkan untuk membuat larutan
etanol 100 ml 30%
2. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur
3. Dimasukkan etonol 96% yang sudah dihitung yaitu 31,25 ml
kedalam labu ukur
4. Dimasukkan kembali aquades hingga batas akhir
5. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.4 Pembuatan Glukosa 100 ml 12%
1. Dihitung jumlah padatan Glukosa yang dibutuhkan untuk
membuat larutan glukosa 100 m 12%
2. Padatan glukosa ditimbang menggunakan neraca analitik sesuai
yang telah dihitung yaitu 12 gram
3. Padatan yang sudah ditimbang dimassukkan kedalam beaker glass
4. Larutkan dengan diberi sedikit aquades dan diaduk menggunakan
batang pengaduk
5. Setelah larut, dimasukkan kedalam labu ukur dan diberi aquades
hingga garis batas
6. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.5 Pembuatan HCl 100 ml 0,1 M
1. Dihitung cairan HCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan HCl
100 ml 0,1 M
2. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur
3. Dimasukkan HCl 37% yang sudah dihitung yaitu 0,83 ml
kedalam labu ukur
4. Dimasukkan kembali aquades hingga batas akhir

7
5. Dihomogenkan dan diberi label
3.3.6 Pengenceran HCl 100 ml 0,1 M
1. Dihitung cairan HCl induk yang dibutuhkan untuk mengencerkan
HCl 100 ml 0,1 M
2. Dimasukkan HCl induk sebanyak 10 ml kedalam labu ukur
menggunakan corong
3. Ditambahkan sedikit aquades kedalam labu ukur
4. Dimasukkan HCl induk kedalam labu ukur menggunakan corong
5. Ditamhakan kembali aquades hingga batas akhir
6. Homogenkan dan di pindahkan kedalam botol dan di beri label

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Berikut ini tabel hasil dari praktikum “Pembuatan Larutan”
Tabel 1. Hasil Perhitungan Pembuatan Larutan
No Nama Konsentrasi Volume Proses Pembuatan
Larutan Larutan Larutan (ml) Melarutkan Mengencerkan
1. NaCl 0,1M 100ml 0,585gr -
2. NaCl 100ppm 100ml 0,1gr -
3. Etanol 30% 100ml - 31,25ml 96%
4. Glukosa 12% 100ml 12gr -
5. HCl 0,1M 100ml - 0,83ml 37%
6. HCl 0,1M 100ml - 10ml 1M

4.1 Pembahasan
Dalam pembuatan larutan sebelum memulai praktikum kita harus melakukan
perhitungan dengan rumus seperti berikut:
𝑚𝑜𝑙
M= 𝑣
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑔)
ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿)

V1x%1 = V2x%2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔)
%w/v = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (100 𝑚𝑙)
𝑤
% .𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 .10
𝑣
M= 𝑀𝑟

Setelah melakukan perhitungan kita mulai dengan menimbang padatan atau


larutan yang akan digunakan menggunakan neraca analitik atau dengan pipet
ukur. Untuk padatan NaCl setelah ditimbang masukan padatan kedalam gelas
ukur dan tambahkan sedikit aquades untuk melarutkan di aduk menggunakan
batang pengaduk. Setelah padatan terlarut masukan larutan NaCl kedalam labu
ukur menggunakan corong dan tambahkan lagi aquades sampai garis batas
kemudian tutup dan homogenkan.

9
Untuk pembuatan larutan etanol, masukkan terlebih dahulu sedikit aquades
kedalam labu ukur lalu ambil cairan etanol menggunakan pipet ukur sesuai
dengan perhitngan yang diawal kita lakukan lalu tambahkan lagi aquades hingga
garis batas kemudian tutup dan homogenkan larutan.
Untuk padatan glukosa dan larutan HCl proses pembuatan larutannya sama
seperti NaCl dan etanol. Setelah melakukan praktikum tersebut jangan lupa untuk
memberikan label pada labu ukur yang berisi larutan baru agar tidak tertukar.
Untuk pengenceran proses yang dilalui hampir mirip dengan pembuatan
larutan. Yang harus dilakukan sebelum melakukan pengenceran yaitu melakukan
perhitungan terlebih dahulu, misalkan kita ingin mengencerkan HCl 1 M berubah
menjadi 0,1 M untuk mendapatkan berapa ml yang akan kita ambil dari HCl induk
kita melakukan perhitungan dengan rumus pengenceran sete;lah keemu hasilnya
baru mulai proses selanjutnya yaitu ambil larutan menggunakan pipet ukur dan
masukan kedalam gelas ukur dibantung dengan corong.
Sebelum dimasukan kedalam labu ukur beri sedikit aqudes kedalam labu ukur
kemudian tambahkan HCl yang ada di gelas ukur jangan lupa tambahkan lagi
aquades hingga batas akhir kemudian tutup dan homogenkan.

10
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Jadi kesimpulanya adalah dalam pembuatan larutan ada yang berbahan dasar
padatan atau cairan. Untuk padatan sebelum melakukan praktikum kita harus
terlebih dahulu melakukan perhitungan menggunakan rumus dan menemukan
hasilnya barulah di timbang menggunakan neraca analitik.
Begitupula untuk berbahan dasar cairan melakukan perhitungan terlebih
dahulu dan mendapatkan hasilnya kemudian ambil larutan menggunakan pipet
tetes dan dimasukan kedalam gelas ukur. Dan jangan lupa untuk melakukan
percobaan tersebut tetap patuhi aturan yang ada dan juga memakai perlengkapan
yang ada.

5.2 Saran
Dalam praktikum kali ini yang di adakan secara online yaitu dengan
menonton video yang telah di sajikan sebenernya kurang efektif karena kita tidak
terjun langsung ke laboratoriumnya sendiri jadi masih tidak terlalu memahaminya
dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, Maswati dan Fitria Aziz. 2013. Modul Manajemen Laboratorium.


Jurusan Kimia UIN Alauddin: Makassar.
Delvi Ayu Wulandari dan Yulkifli. 2018. Studi Awal Rancang Bangun
Colorimeter Sebagai Pendeteksi Pada Pewarna Makanan Menggunakan
Sensor Photodioda. Pillar of Physics. 11(2), 8
Sri Winarni, Ade Ismayani dan Fitriani. 2013 Kesalahan Konsep Materi
Stoikiometri Yang Dialami Siswa Sma. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. VOL.
XIV NO. 1, 43-59
Tatik Widayani. 2018. Penerapan Strategi Quiz Team Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Larutan Mata Pelajaran Kimia Pada Siswa Kelas Xii Sma
Negeri 1 Sangatta Selatan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksakta. 4(4), 626
Tim Dosen Kimia UIN Alauddin Makassar. 2013. Kimia Dasar I. Jurusan Kimia
Alauddin University Press: Makassar.
Utami, Budi. 2009. Kimia 1, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Utomo, S. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan NaNO2 Sebagai Inhibitor
Terhadap Laju Korosi Besi dalam Media Air Laut. Jurnal Teknologi. Vol.7
(2) : 93-103.
Widodo, Setiyo, Didik dan Lusiana, Ariadi, Retno. 2010. Kimia Analisis
Kuantitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Yazid, Estien, M.Si., 2015, Kimia Fisika Untuk Mahasiswa Kesehatan, Pustaka
Pelajar : Yogyakart
Yusrin dan Ana. 2010. Proses Hidrolisis Onggok Dengan Variasi Asam Pada
Pembuatan etanol,Jurnal Unimus. 20-25

12
LAMPIRAN

Gambar 1 Gelas ukur Gambar 2 Corong Gambar 3Labu Ukur

Gambar 4 Aquades Gambar 5 Batang Pengaduk Gambar 6 Spatula

Gambar 7 Kaca Arloji Gambar 8 Pipet Ukur Gambar 9 Bulb Pipet

Gambar 10 Alat Pembersih Gambar 11 Glukosa Gambar 12 NaCl

Gambar 13 HCl Gambar 14 Etanol

Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17

Anda mungkin juga menyukai