KIMIA FARMASI 1
“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT ”
OLEH
OLEH
KELOMPOK III (TIGA)
Lutfiah Pakaya
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…...ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Maksud Percobaan................................................................................. 2
1.3 Tujuan Percobaan...................................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
2.1 Dasar Teori.............................................................................................3
2.2 Uraian Bahan......................................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksana...............................................................12
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................12
3.3 Cara Kerja............................................................................................. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................14
4.1 Hasil...................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan...........................................................................................14
BAB V PENUTUP............................................................................................18
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
5.2 Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
yaitu senyawa yang unsur-unsurnya dapat bereaksi dengan logam untuk
membentuk garam, keempat unsur yaitu Fluor, Chlor, Brom, Iod, karena garam-
garam natriumnya sangat mirip dengan garam laut biasa (Tantri ambarsari 2020).
Dalam mengidentifikasi reaksi-reaksi senyawa dapat dilakukan dengan
metode analisis kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan
identifikasi elemen spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel
dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan can untuk mengetahui ada
atau tidaknya suatu sampel (Gandjur, L.G. dam Rohman, A., 2007).
Analisis kualitatif merupakan suatu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode
analisis kualitatif,kita menggunakan beberapa pereaksi,di antaranya percaksi
golongan dan pereaksi spesifik (Miessler, 1991)
1.2 Maksud percobaan
Mahasiswa mampu mengetahui mengetahui cara melakukan uji analisis
kualitatif senyawa obat.
1.3 Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami uji analisis kualitatif
senyawa obat.
1.4 Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara melakukan uji
analisis kualitatif senyawa obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Senyawa
Senyawa merupakan salah satu zat kimia. Dimana senyawa dapat terbentuk
karena adanya proses alami. Namun ada juga yang sengaja dibuat demi
kepentingan manusia. Senyawa sendiri merupakan zat tunggal yang masih bisa
diuraikan menjadi beberapa unsur. Umumnya, senyawa mempunyai berbagai
macam unsur yang saling tergabung secara kimiawi. Sehingga, lambang senyawa
terdiri dari beberapa lambang unsur. Selain itu, senyawa merupakan zat yang
terdiri dari dua ataupun lebih unsur, dimana unsur tersebut tergabung secara kimia
menjadi sebuah zat baru yang sifatnya berbeda dari unsur penyusunnya. Unsur-
unsur tersebut akan kehilangan sifatnya dan muncul dengan sifat barunya sesuai
dengan sifat senyawa yang terbentuk.
Sebuah senyawa akan dilambangkan dengan rumus kimia. Dimana rumus
kimia dalam suatu senyawa akan menyatakan komposisi, jumlah, dan juga jenis
atom yang ada di dalam suatu senyawa. Contoh senyawa yaitu air (H 2O), garam
dapur (NaCl), karbon dioksida (CO2), kalium hidroksida (KOH), dan barium
hidroksida (Ba(OH)2).
Berikut ini adalah beberapa ciri dari senyawa kimia, antara lain:
a. Terbentuk dari dua ataupun lebih unsur yang disusun dengan
menggunakan reaksi kimia biasa.
b. Mempunyai perbandingan komposisi yang tetap.
c. Kehilangan sifat zat asalnya apabila sudah jadi senyawa.
d. Dapat diuraikan secara kimia, namun tidak secara fisika.
2.1.2 Sifat-Sifat Senyawa
Masing-masing senyawa mempunyai sifat yang berbeda-beda dengan unsur
pembentuknya. Senyawa hanya dapat diuraikan menjadi unsur pembentuknya
melalui sebuah reaksi kimia. Di dalam kondisi yang sama, senyawa dapat
memiliki wujud yang berbeda dengan unsur pembentuknya.
Sifat fisika dan juga senyawa kimia adalah dua hal yang berbeda dengan
unsur pembentuknya. Misalnya saja, reaksi kimia dua atom hidrogen (2H) dan
juga satu atom oksigen (O) bisa membentuk sebuah molekul air (H2O). Secara
sederhana, senyawa memiliki lima sifat yang bisa kita bedakan antara satu
senyawa dan senyawa lain, diantaranya yaitu:
a. Senyawa dapat terbentuk melalui proses reaksi kimia
b. Komponen penyusun yang ada di dalam senyawa mempunyai suatu
perbandingan tertentu yang memiliki sifat tetap
c. Senyawa sendiri tidak bisa dipisahkan dengan komponen penyusunnya lagi
dengan menggunakan reaksi kimia
d. Senyawa bisa dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal
e. Senyawa mempunyai sifat tertentu yang berbeda-beda dengan unsur
pembentuknya
2.1.3 Senyawa Organik
Senyawa organik diartikan sebagai salah satu senyawa yang disusun oleh
unsur karbon sebagai kerangka utamanya yang mengikat unsur non logam seperti
oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Senyawa tersebut biasanya berasal dari makhluk
hidup ataupun yang terbentuk dari makhluk hidup organisme. Senyawa yang satu
ini sangat mudah sekali dijumpai, seperti misalnya ureum ataupun urea yang ada
di air seni atau urin. Kemudian gula pasir atau sukrosa yang ada di dalam tebu dan
juga alkohol adalah hasil dari fermentasi dari larutan gula (Riswiyanto, 2009).
Pengertian lain dari senyawa organik yaitu senyawa yang memiliki
kandungan karbon dan juga hidrogen beserta dengan elemen lain seperti halnya
nitrogen dan oksigen. CO, CO2, dan O2 bukanlah senyawa organik, karena
ketiganya tidak mengandung atom hidrogen. Senyawa karbon ialah senyawa yang
dapat dihasilkan dari hasil pembakaran hewan atau pun pembakaran tumbuhan.
Pada saat itu sebenarnya karbon dianggap hanya berasal dari makhluk hidup
sehingga senyawa karbon tersebut digolongkan sebagai senyawa organik.
Kemudian para ahli menemukan bahwa senyawa karbon tidak saja dapat
ditemukan dalam tubuh makhluk hidup tapi, juga terdapat dalam senyawa
anorganik, contohnya CO2, CO dan juga senyawa karbonat, maka dari itu,
anggapan bahwa senyawa karbon selalu merupakan senyawa organik yang kuran
tepat. Saat ini telah banyak ditemukan senyawa karbon yang bearsal dari benda
mati dan dihasil dari sintesis di laboratorium atau industri, mislanya plastik, obat-
obatandan serat sintesis (Jels, 2012).
Sedangkan Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung karbon
danhidrogen. Banyak hidrogen menunjukkan isomer struktur: isomer-isomer
struktur mempunyai rumus molekul yang sama tetapi berbeda
struktur molekulnya. Alkana, alkena, dan alkuna adalah golongan pertama pada
hidrokarbon (Stanley, 1988).
Halogen memiliki sifat tertentu dan berubah dengan teratur dari satu unsur
ke unsur berikutnya. Kenaikan titik leleh dan titik didih dengan bertambahnya
nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar,
mempunyai gaya tarik menarik Van Der Walls yang lebih besar dari pada yang
dimiliki molekul molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen memiliki
energi pengionan dan keelektronegatifan yang paling tinggi dari semua unsur
(Keenan, 1984). Semua senyawa halogen membentuk senyawa stabil pada
keadaan oksidasi -1, senyawa flour hanya memiliki satu keadaan oksidasi yaitu -1,
sedangkan klor, brom, dan iod selain memiliki keadaan oksidasi lain yaitu +1, +3,
+5, atau 7. Flour dan klor merupakan unsur yang melimpah di alam (Sunarya,
2012).
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol 70% (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur :
4.2 Pembahasan
Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. Walaupun analisis kualitatif sudah
banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif inimerupakan aplikasi prinsip-
prinsip umum dan konsep-kosep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar.
Analisis kualitatif senyawa obat membahas tentang identifikasi suatu zat fokus
kajiannya adalah unsur ap ayang terdapat dalam suatu sampel. Untuk
memudahkan dalam suatu identifikasi, sebaiknya senyawa obat yang diidentifikasi
ditentukan dahulu struktur kimia organiknya sehingga kita dapat mengetahui
golongan.
Pada praktikum ini hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu membersihkan
alat yang akan digunakan dengan menggunakan alkohol 70% untuk membunuh
mikroba, karena alkohol 70% menunjukan aktifitas sebagai antifungi dan dapat
mendenaturasi protein, alkohol mempunyai aktifitas sebagai bakterisid yang
membunuh bakteri dalam bentuk vegetatifnya (Noviansari dkk, 2013).
a. Uji Senyawa Halogen
Uji halogen bertujuan untuk mengidentifikasi halogen pada sampel. Reaksi
yang terjadi pada percobaan ini yaitu reaksi substitusi. Uji halogen dilakukan
dengan menggunakan 1 reagen, yaitu AgNO3. Uji halogen tersebut dilakukan
proses pemanasan pada sampel untuk memudahkan sampel dan reagen bereaksi
dan endapan akan terbentuk pada suhu tinggi. Sampel yang digunakan dalam uji
ini yaitu NaCl. Reaksi positif pada uji halogen ketika menggunakan pereaksi
AgNO3 adalah perubahan warna larutan yang awalnya tidak berwarna berubah
menjadi larutan berwarna putih keruh yang artinya terbentuk endapan (Saito,
2012).
b. Uji Karbohidrat
Uji kualitatif karbohidrat adalah pengujian karbohidrat yang didasarkan
atas reaksi-reaksi warna yang dihasilkan, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan
sifat oksidasi dari gugus hidroksil. Uji kualitatif karbohidrat yang digunakan
adalah uji Fehling, uji Barfoed dan uji Seliwanoff. (FI, 1979).
Pada uji karbohidrat dilarutkan masing-masing 50 mg sukrosa, 50 mg
laktosa dan 50 mg amilum dengan 1 mL aqusadest. Kemudian larutan tersebut
dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan molisch sebanyak 3
tetes kedalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu tabung reaksi dimiringkan
dan ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 1mL melalui dinding tabung reaksi agar
tidak bercampur sehingga terbentuk cincin ungu. Karena menurut Sumardjo
(2006) proses penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan melalui dinding
tabung secara hati-hati karena sifat dasar dari karbohidrat yang sangat mudah
rusak selain itu asam sulfat pekat memiliki sifat sebagai penghidrolisis yang kuat
sehingga jika proses penambahannya tidak dilakukan secara hati-hati dan
karbohidrat rusak maka cincin ungu yang dijadikan sebagai petunjuk atau penanda
tidak akan terbentuk karena proses hidrolisis yang berjalan sangat cepat akibat
terjadinya guncangan.
Uji ini memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida,
selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam
tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi
hidroksimultifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch akan
bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif (Sumardjo 2006).
Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada sukrosa,
laktosa, amilum positif mengandung karbohidrat karena terbentuk cincin
kemerahan pada batas diantara pereaksi dengan larutan. Cincin keunguan itu
terbentuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik pekat).
H2SO4, pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, a-
naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu (Rahayu Anny et al 2005).
c. Uji golongan asam
Uji golongan asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara
umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion H+) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk
garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat
(digunakan dalam baterai). Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian,
mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
(Anonim.2011).
Pada uji golongan asam dimasukkan kurang lebih 50 mg asam salisilat,
asam benzoat, dan asam sitrat kedalam masing-masing tabung reaksi setelah itu
ditambahkan 2 mL etanol dan 1 mL asam sulfat pekat kedalam masing-masing
tabung reaksi. Setelah itu tutup bagian atas tabung reaksi menggunakan kapas dan
dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Kemudian terbentuknya bau ester
pada kapas penutup tabung reaksi.
d. Uji Fenol
Uji fenol Pada uji golongan fenol hal pertama yang dilakukan adalah
melarutkan 50 mg sanmol dengan 1 mL aquadest, dikarenakan aquadest
merupakan bahan pelarut yang yang universal dan merupakan pelarut terbaik. Air
mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam,
gula, beberapa jenis gas dan molekul organik (Yayan, 2008).
Kemudian dilarutkan 50 mg a-naftol dengan 1 mL etanol. Lalu ditambahkan
beberapa tetes larutan besi (III) klorida di masing-masing tabung reaksi.
Selanjutnya diamati sampai terjadi perubahan, jika hasil uji berwarna ungu sampai
merah, maka senyawa tersebut bersifat positif mengandung fenol.
Adapun kemungkinan kesalahan pada praktikum kali ini yaitu pada saat kita
menaruh larutannya sangat sedikit sehingga hanya sedikit saja larutan yang akan
menghasilkan reaksi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Ditjen POM. (1979) Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, 33, Jakarta, Depkes RI.
Saito, Taro. (1996). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Muki Kagaku, Tokyo 57.
2. Bahan
No Nama Bahan Gambar Keterangan
1. Alkohol 70% Sebagai pembersih alat
bahan
b. Uji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
terbe
karbohidrat (b
d. Uji Golongan Fenol
Dikocok hingga
Dilarutkan garam Ditambahkan
terjadiendapan
dengan aquadest 1 AgNO3
secukupnya berwarna putih
mL
b. Uji Karbohidrat
Reaksi positif
ditandai dengan
terbentuknya cincin
c. Uji Golongan Asam
Terbentuknya bau
ester menunjukkan
positif asam
karboksilat
d. Uji Fenol
Dilarutkan 50 mg
sanmol dan alfa Ditambahkan
Diamati
naftol dengan 1 mL beberapa tetes
perubahan yang
aquadest didalam larutan besi (III)
terjadi
tabung reaksi klorida