Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum

KIMIA FARMASI 1
“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT ”

OLEH

NAMA : LUTFIAH PAKAYA


NIM 821321032
KELOMPOK : III (TIGA)
KELAS : A-D3 FARMASI 2021
ASISTEN : TRIWAHYUNI S. UMAMAH, S.Pd

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
Lembar Pengesahan
KIMIA FARMASI 1
“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT ”

OLEH
KELOMPOK III (TIGA)

NAMA : LUTFIAH PAKAYA


NIM 821321032
KELAS : A-D3 FARMASI 2021

Gorontalo, Oktober 2022 NILAI


Mengetahui Asisten

TRIWAHYUNI S. UMAMAH, S.Pd


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan
rahmat, hidayah dan taufiq-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
analisis kualitatif senyawa obat tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya, sehingga pada umatnya hingga akhir zaman, Aamiin.
Banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini, ucapan terimakasih juga kepada bapak selaku
dosen pembimbing, koordinator umum dan asisten kami yang telah membantu
kami selama proses praktikum proses praktikum.
Sebagai manusia bisa kami menyadari bahwa kami tidak pernah luput dari
dari khilaf dan salah. Demikian juga dalam penulisan proses ini. Oleh karena itu
dengan hati tulus, kami akan menerima saran dan kritikan yang dapat
menyempurnakan laporan ini
Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh

Gorontalo, Oktober 2022

Lutfiah Pakaya

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…...ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Maksud Percobaan................................................................................. 2
1.3 Tujuan Percobaan...................................................................................2
1.4 Manfaat Percobaan.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
2.1 Dasar Teori.............................................................................................3
2.2 Uraian Bahan......................................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksana...............................................................12
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................12
3.3 Cara Kerja............................................................................................. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................14
4.1 Hasil...................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan...........................................................................................14
BAB V PENUTUP............................................................................................18
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
5.2 Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Farmasi adalah suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan


pembuatan dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat, ini meliputi seni dan
ilmu pengetahuan dari sumber alam atau sintetik menjadi material atau produk
yang cocok dipakai untuk mencegah, dan mendiagnosa penyakit. Dalam farmasi
juga mempelajari berbagai ilmu terapan salah satunya ilmu kimia.
Ilmu kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Selain
itu, ilmu kimia merupakan ilmu yang berlandaskan eksperimen. Ilmu kimia dalam
proses pembelajarannya memerlukan adanya kegiatan praktikum agar siswa dapat
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya (Yunita, 2009).
Kimia Analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori
dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan pemisahan zat kimia
atau mengidentifikasi dan penentuan komponen senyawa dalam sampel. Seperti
senyawa organik, senyawa anorganik dan senyawa halogen.
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak
diantara senyawa organik seperti protein, lemak, dan karbohidrat merupakan
komponen penting dalam biokimia. Diantara beberapa golongan senyawa organik
adalah senyawa alifatik (rantai karbon yang dapat di ubah gugus fungsinya),
hidrokarbon aromatik (senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin
benzena), senyawa heterosiklik (yang mencakup atom-atom nonkarbon dan
struktur cincinnya), dan polimer (molekul rantai panjang gugus berulang).
Sedangkan anorganik didefinisikan sebagai senyawa pada alam yang pada
umumnya menyusun material atau benda tak hidup. Semua senyawa yang berasal
dari makhluk hidup di golongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal
dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik (wawan, 2009).
Senyawa halogen berasal dari dua kata bahasa Yunani yang berate "Garam
Laut" dan "Menghasilkan" jadi halogen berarti : penghasil garam laut.halogen

1
yaitu senyawa yang unsur-unsurnya dapat bereaksi dengan logam untuk
membentuk garam, keempat unsur yaitu Fluor, Chlor, Brom, Iod, karena garam-
garam natriumnya sangat mirip dengan garam laut biasa (Tantri ambarsari 2020).
Dalam mengidentifikasi reaksi-reaksi senyawa dapat dilakukan dengan
metode analisis kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan
identifikasi elemen spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel
dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan can untuk mengetahui ada
atau tidaknya suatu sampel (Gandjur, L.G. dam Rohman, A., 2007).
Analisis kualitatif merupakan suatu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode
analisis kualitatif,kita menggunakan beberapa pereaksi,di antaranya percaksi
golongan dan pereaksi spesifik (Miessler, 1991)
1.2 Maksud percobaan
Mahasiswa mampu mengetahui mengetahui cara melakukan uji analisis
kualitatif senyawa obat.
1.3 Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami uji analisis kualitatif
senyawa obat.
1.4 Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara melakukan uji
analisis kualitatif senyawa obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Senyawa

Senyawa merupakan salah satu zat kimia. Dimana senyawa dapat terbentuk
karena adanya proses alami. Namun ada juga yang sengaja dibuat demi
kepentingan manusia. Senyawa sendiri merupakan zat tunggal yang masih bisa
diuraikan menjadi beberapa unsur. Umumnya, senyawa mempunyai berbagai
macam unsur yang saling tergabung secara kimiawi. Sehingga, lambang senyawa
terdiri dari beberapa lambang unsur. Selain itu, senyawa merupakan zat yang
terdiri dari dua ataupun lebih unsur, dimana unsur tersebut tergabung secara kimia
menjadi sebuah zat baru yang sifatnya berbeda dari unsur penyusunnya. Unsur-
unsur tersebut akan kehilangan sifatnya dan muncul dengan sifat barunya sesuai
dengan sifat senyawa yang terbentuk.
Sebuah senyawa akan dilambangkan dengan rumus kimia. Dimana rumus
kimia dalam suatu senyawa akan menyatakan komposisi, jumlah, dan juga jenis
atom yang ada di dalam suatu senyawa. Contoh senyawa yaitu air (H 2O), garam
dapur (NaCl), karbon dioksida (CO2), kalium hidroksida (KOH), dan barium
hidroksida (Ba(OH)2).
Berikut ini adalah beberapa ciri dari senyawa kimia, antara lain:
a. Terbentuk dari dua ataupun lebih unsur yang disusun dengan
menggunakan reaksi kimia biasa.
b. Mempunyai perbandingan komposisi yang tetap.
c. Kehilangan sifat zat asalnya apabila sudah jadi senyawa.
d. Dapat diuraikan secara kimia, namun tidak secara fisika.
2.1.2 Sifat-Sifat Senyawa
Masing-masing senyawa mempunyai sifat yang berbeda-beda dengan unsur
pembentuknya. Senyawa hanya dapat diuraikan menjadi unsur pembentuknya
melalui sebuah reaksi kimia. Di dalam kondisi yang sama, senyawa dapat
memiliki wujud yang berbeda dengan unsur pembentuknya.
Sifat fisika dan juga senyawa kimia adalah dua hal yang berbeda dengan
unsur pembentuknya. Misalnya saja, reaksi kimia dua atom hidrogen (2H) dan
juga satu atom oksigen (O) bisa membentuk sebuah molekul air (H2O). Secara
sederhana, senyawa memiliki lima sifat yang bisa kita bedakan antara satu
senyawa dan senyawa lain, diantaranya yaitu:
a. Senyawa dapat terbentuk melalui proses reaksi kimia
b. Komponen penyusun yang ada di dalam senyawa mempunyai suatu
perbandingan tertentu yang memiliki sifat tetap
c. Senyawa sendiri tidak bisa dipisahkan dengan komponen penyusunnya lagi
dengan menggunakan reaksi kimia
d. Senyawa bisa dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal
e. Senyawa mempunyai sifat tertentu yang berbeda-beda dengan unsur
pembentuknya
2.1.3 Senyawa Organik
Senyawa organik diartikan sebagai salah satu senyawa yang disusun oleh
unsur karbon sebagai kerangka utamanya yang mengikat unsur non logam seperti
oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Senyawa tersebut biasanya berasal dari makhluk
hidup ataupun yang terbentuk dari makhluk hidup organisme. Senyawa yang satu
ini sangat mudah sekali dijumpai, seperti misalnya ureum ataupun urea yang ada
di air seni atau urin. Kemudian gula pasir atau sukrosa yang ada di dalam tebu dan
juga alkohol adalah hasil dari fermentasi dari larutan gula (Riswiyanto, 2009).
Pengertian lain dari senyawa organik yaitu senyawa yang memiliki
kandungan karbon dan juga hidrogen beserta dengan elemen lain seperti halnya
nitrogen dan oksigen. CO, CO2, dan O2 bukanlah senyawa organik, karena
ketiganya tidak mengandung atom hidrogen. Senyawa karbon ialah senyawa yang
dapat dihasilkan dari hasil pembakaran hewan atau pun pembakaran tumbuhan.
Pada saat itu sebenarnya karbon dianggap hanya berasal dari makhluk hidup
sehingga senyawa karbon tersebut digolongkan sebagai senyawa organik.
Kemudian para ahli menemukan bahwa senyawa karbon tidak saja dapat
ditemukan dalam tubuh makhluk hidup tapi, juga terdapat dalam senyawa
anorganik, contohnya CO2, CO dan juga senyawa karbonat, maka dari itu,
anggapan bahwa senyawa karbon selalu merupakan senyawa organik yang kuran
tepat. Saat ini telah banyak ditemukan senyawa karbon yang bearsal dari benda
mati dan dihasil dari sintesis di laboratorium atau industri, mislanya plastik, obat-
obatandan serat sintesis (Jels, 2012).
Sedangkan Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung karbon
danhidrogen. Banyak hidrogen menunjukkan isomer struktur: isomer-isomer
struktur mempunyai rumus molekul yang sama tetapi berbeda
struktur molekulnya. Alkana, alkena, dan alkuna adalah golongan pertama pada
hidrokarbon (Stanley, 1988).
Halogen memiliki sifat tertentu dan berubah dengan teratur dari satu unsur
ke unsur berikutnya. Kenaikan titik leleh dan titik didih dengan bertambahnya
nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar,
mempunyai gaya tarik menarik Van Der Walls yang lebih besar dari pada yang
dimiliki molekul molekul yang lebih kecil. Kecuali gas mulia, halogen memiliki
energi pengionan dan keelektronegatifan yang paling tinggi dari semua unsur
(Keenan, 1984). Semua senyawa halogen membentuk senyawa stabil pada
keadaan oksidasi -1, senyawa flour hanya memiliki satu keadaan oksidasi yaitu -1,
sedangkan klor, brom, dan iod selain memiliki keadaan oksidasi lain yaitu +1, +3,
+5, atau 7. Flour dan klor merupakan unsur yang melimpah di alam (Sunarya,
2012).
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol 70% (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna jenuh, mudah menguap


Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam eter P
Kegunaan : Sebagai anti bakteri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.2.2 Amilum (Rowe, 2009. Edisi VI)
Nama resmi : AMILUM
Nama lain : Amilum, pati, kanji
Bobot jenis : 1,478 g/cm3
Rumus molekul : (C6H10O5)n
Rumus struktur :

Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna


putih berupa granul-granul kecil berbentuk
sterik atau oval dengan ukuran dan bentuk
yang berbeda untuk setiap varietas tanaman
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol dingin (95%) dan
air dingin. Amilum mengembang dalam air
dengan konsentrasi 5-10% pada 37oC.
Kegunaan : Sebagai indikator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.2.3 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUADESTILATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
Berat molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna


Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Khasiat : Sebagai pelarut
Kegunaan : Penjenuh kertas saring
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2.2.4 Asam Salisilat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain : Asam salisilat
Berat molekul : 138,12 g/mol
Rumus molekul : C7H6O3
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna atau serbuk


berwarna putih hampir tidak berbau rasa
agak manis dan tajam.
Kelarutan : Sebagai sampel Larut dalam 550 bagian air
dan dalam 4 bagian etanol p, mudah larut
dalam ammonium asetat p, dinatrium
hidrogen fosfat p, kalium sitrat p dan
natrium sifat p.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2.2.5 Asam Benzoat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM BENZOICUM
Nama lain : Asam benzena-karbonat
Berat molekul : 122,12 g/mol
Rumus molekul : C7H6O2
Rumus struktur :

Pemerian : Kristal tak berwarna atau putih, hampir


tidak berbau,rasa asam agak manis
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol, kloroform, dan eter.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2.2.6 Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Asam 2-hidroksi-1,2,3-propanetricarboxylic
Nama lain : Asam salisilat
Berat molekul : 138,12 g/mol
Rumus molekul : C7H6O3
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna atau serbuk


berwarna putih hampir tidak berbau rasa
agak manis dan tajam.
Kelarutan : Sebagai sampel Larut dalam 550 bagian air
dan dalam 4 bagian etanol p, mudah larut
dalam ammonium asetat p, dinatrium
hidrogen fosfat p, kalium sitrat p dan
natrium sifat p.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2.2.7 Asam Sulfat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Berat molekul : 98,7g/mol
Rumus molekul : H2SO4
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak


berwarna jika ditambahkan dalam air
menimbulkan panas.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
2.2.8 Besi (III) Klorida (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : FERI KLORIDA
Nama lain : Besi (III) Klorida
Berat molekul : 162,2 g/mol
Rumus molekul : FeCl3
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak


berasa.
Kelarutan : larut dalam air, etanol, aseton
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Suhu Dingin
2.2.9 Natrium Klorida (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : NATRIUM KLORIDA
Nama lain : Sodium chloride
Berat molekul : 58,44 g/mol
Rumus molekul : NaCl
Rumus struktur :

Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau


serbuk kristal putih.
Kearutan : Larut dalam air
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Paling baik disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
yang lembap.
2.2.10 Perak Nitrat (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : PERAK NITRAT
Nama lain : Perak Nitrat
Berat molekul : 169,87 g/mol
Rumus molekul : Agno3
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur transparan


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air ;larut dalam
etanol (95%)P.
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Disimpan pada suhu 20-25 C dan di tempat
yang terlindung dari cahaya.
2.2.11 Saccharum Lactis (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : SACCHARUM LACTIS
Nama lain : Laktosa
Berat molekul : 342,3 g/mol
Rumus molekul : C12H22O11
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau


putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit
manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dan lebih mudah
larut dalam air mendidih, sangat sukar larut
dalam etanol, tidak larut dalam kloroform
dan eter
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Praktik Kerja Lapangan
Praktikum Kimia Farmasi I ini dilaksanakan pada tanggal 12 oktober 2022
pada pukul 13.00-16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Analisis,
Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Batang Pengaduk, Gelas
Ukur, Gelas Kimia, Neraca Analitik, Lumpanf alu, Penangas Air, Pipet Tetes,
Penjepit Tabung, Rak Tabung, Tabung Reaksi.
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Alkohol 70%,
Aquadest, Amilum, Asam benzoate, Asam salisilat, Asam sitrat, Ambeven,
Agno3, Cuso4, H2so4, Molisch, Nipagi, Nacl, Sukrosa, Naoh, Naftol, Paracetamol.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Uji Karbohidrat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat yang digunakan
3. Ditimbang bahan yang akan digunakan
4. Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch ( larutan naftol dalam etanol )
5. Dimiringkan tabung reaksi
6. Dialirkan dengan hati – hati 1 ml H2so4
7. Dikocok perlahan – lahan
8. Dilihat perubahan yang akan terjadi
3.3.1 Uji Golongan Asam
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat yang digunakan
3. Ditimbang bahan yang akan digunakan
4. Ditambahkan 2 Ml etanol dan 1 ml asam sulfat ke dalam tabung reaksi
5. Ditutup mulut tabung reaksi dengan menggunakan kapas.
6. Dikocok perlahan – lahan
7. Dipanaskan di penangas selama 5 menit jika tidak mengalami perubahan
reaksi
8. Dilihat perubahan yang terjadi
3.3.3 Uji Fenol
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat yang digunakan
3. Ditimbang bahan yang akan digunakan
4. Ditambahkan larutan Besi (III) Klorida
5. Diamati yang terjadi
6. Dipanaskan kembali jika tidak mengalami perubahan
3.3.4 Uji Halogen
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkhol 70%
3. Ditimbang bahan yang akan digunakan
4. Dilarutkan garam menggunakan aquadest
5. Dimasukan ke dalam tabung reaksi
6. Ditambahkan AgNO3 secukupnya
7. Dikocok hingga terlihat ada endapan putih
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Uji Senyawa Halogen
Nama pengujian Hasil pengamatan

Uji Halogen NaCl + AgNo3 Terjadi endapan putih

4.1.2 Uji Karbohidrat


Nama pengujian Hasil pengamatan
Ks1 (Sukrosa) Ks2 (Amilum) Ks3 (Laktosa)
Pereaksi Positif, karena Positif, karena Positif, karena
mollisch terbentuk cincin terbentuk cincin terbentuk cincin
berwarna ungu berwarna ungu berwarna ungu

4.1.3 Uji Golongan Asam


Nama Hasil pengamatan
pengujian As1(asam salisilat) As2 (asam benzoat) As3(asam sitrat)
Uji Positif, karena Positif, karena Positif, karena
esterifikasi berbau balsem berbau balsem berbau balsem

4.1.4 Uji Fenol


Nama pengujian Hasil pengamatan
Fs1 Fs2
Uji fenol Positif, karena terjadi Positif, karena terjadi
perubahan menjadi perubahan menjadi warna
warna ungu ungu

4.2 Pembahasan
Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. Walaupun analisis kualitatif sudah
banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif inimerupakan aplikasi prinsip-
prinsip umum dan konsep-kosep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar.
Analisis kualitatif senyawa obat membahas tentang identifikasi suatu zat fokus
kajiannya adalah unsur ap ayang terdapat dalam suatu sampel. Untuk
memudahkan dalam suatu identifikasi, sebaiknya senyawa obat yang diidentifikasi
ditentukan dahulu struktur kimia organiknya sehingga kita dapat mengetahui
golongan.
Pada praktikum ini hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu membersihkan
alat yang akan digunakan dengan menggunakan alkohol 70% untuk membunuh
mikroba, karena alkohol 70% menunjukan aktifitas sebagai antifungi dan dapat
mendenaturasi protein, alkohol mempunyai aktifitas sebagai bakterisid yang
membunuh bakteri dalam bentuk vegetatifnya (Noviansari dkk, 2013).
a. Uji Senyawa Halogen
Uji halogen bertujuan untuk mengidentifikasi halogen pada sampel. Reaksi
yang terjadi pada percobaan ini yaitu reaksi substitusi. Uji halogen dilakukan
dengan menggunakan 1 reagen, yaitu AgNO3. Uji halogen tersebut dilakukan
proses pemanasan pada sampel untuk memudahkan sampel dan reagen bereaksi
dan endapan akan terbentuk pada suhu tinggi. Sampel yang digunakan dalam uji
ini yaitu NaCl. Reaksi positif pada uji halogen ketika menggunakan pereaksi
AgNO3 adalah perubahan warna larutan yang awalnya tidak berwarna berubah
menjadi larutan berwarna putih keruh yang artinya terbentuk endapan (Saito,
2012).
b. Uji Karbohidrat
Uji kualitatif karbohidrat adalah pengujian karbohidrat yang didasarkan
atas reaksi-reaksi warna yang dihasilkan, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan
sifat oksidasi dari gugus hidroksil. Uji kualitatif karbohidrat yang digunakan
adalah uji Fehling, uji Barfoed dan uji Seliwanoff. (FI, 1979).
Pada uji karbohidrat dilarutkan masing-masing 50 mg sukrosa, 50 mg
laktosa dan 50 mg amilum dengan 1 mL aqusadest. Kemudian larutan tersebut
dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan molisch sebanyak 3
tetes kedalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu tabung reaksi dimiringkan
dan ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 1mL melalui dinding tabung reaksi agar
tidak bercampur sehingga terbentuk cincin ungu. Karena menurut Sumardjo
(2006) proses penambahan asam sulfat pekat harus dilakukan melalui dinding
tabung secara hati-hati karena sifat dasar dari karbohidrat yang sangat mudah
rusak selain itu asam sulfat pekat memiliki sifat sebagai penghidrolisis yang kuat
sehingga jika proses penambahannya tidak dilakukan secara hati-hati dan
karbohidrat rusak maka cincin ungu yang dijadikan sebagai petunjuk atau penanda
tidak akan terbentuk karena proses hidrolisis yang berjalan sangat cepat akibat
terjadinya guncangan.
Uji ini memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida,
selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam
tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi
hidroksimultifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi Molisch akan
bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif (Sumardjo 2006).
Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada sukrosa,
laktosa, amilum positif mengandung karbohidrat karena terbentuk cincin
kemerahan pada batas diantara pereaksi dengan larutan. Cincin keunguan itu
terbentuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (asam organik pekat).
H2SO4, pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, a-
naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu (Rahayu Anny et al 2005).
c. Uji golongan asam
Uji golongan asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara
umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi protein (ion H+) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk
garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat
(digunakan dalam baterai). Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian,
mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan.
(Anonim.2011).
Pada uji golongan asam dimasukkan kurang lebih 50 mg asam salisilat,
asam benzoat, dan asam sitrat kedalam masing-masing tabung reaksi setelah itu
ditambahkan 2 mL etanol dan 1 mL asam sulfat pekat kedalam masing-masing
tabung reaksi. Setelah itu tutup bagian atas tabung reaksi menggunakan kapas dan
dipanaskan diatas penangas air selama 5 menit. Kemudian terbentuknya bau ester
pada kapas penutup tabung reaksi.
d. Uji Fenol
Uji fenol Pada uji golongan fenol hal pertama yang dilakukan adalah
melarutkan 50 mg sanmol dengan 1 mL aquadest, dikarenakan aquadest
merupakan bahan pelarut yang yang universal dan merupakan pelarut terbaik. Air
mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam,
gula, beberapa jenis gas dan molekul organik (Yayan, 2008).
Kemudian dilarutkan 50 mg a-naftol dengan 1 mL etanol. Lalu ditambahkan
beberapa tetes larutan besi (III) klorida di masing-masing tabung reaksi.
Selanjutnya diamati sampai terjadi perubahan, jika hasil uji berwarna ungu sampai
merah, maka senyawa tersebut bersifat positif mengandung fenol.
Adapun kemungkinan kesalahan pada praktikum kali ini yaitu pada saat kita
menaruh larutannya sangat sedikit sehingga hanya sedikit saja larutan yang akan
menghasilkan reaksi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan senyawa obat, meliputi


semua pengetahuan tentang analisis yang hingga kini telah dikenal. Dalam
melakukan analisis kita mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat
fisik maupun sifat-sifat kimianya.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Jurusan
Agar kiranya dari pihak jurusan dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas yang
ada pada laboratorium yang di gunakan.
5.2.2 Saran untuk Laboratorium
Agar kiranya dapat meningkatkan kelengkapan alat-alat yang ada dalam
laboratorium. Agar para praktikan dapat lebih mudah, cepat dan lancar dala,
melakukan suatu percobaan dan penelitian.
5.2.3 Saran untuk Asisten
Agar kiranya dapat terjadi kerjasama yang lebih baik lagi antara asisten
dengan praktikan saat berada dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe


R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press
and American Pharmacists Assosiation, 697-699.

Depkes, RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1979). Farmakope


Indonesia Edisi III : Departemen Kesehatan Indonesia.

Ditjen POM. (1979) Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, 33, Jakarta, Depkes RI.

Gary L, Miessler., Fischer P.J., Torr D. R. (2014), Inorganic Chemistry Fifth


Edition. Prentice Hall: New Jersey.

Noviansari, R., Sudarmin, Siadi, K. (2013). Transformasi Metil EugenolMenjadi


3-(3,4 DimetoksiFenil)-1-Propanol Dan Uji Aktivitasnya Sebagai
Antibakteri. Jurnal Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Negeri Semarang.

Rahayu, Anny. (2005). “Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada


Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena Leucocephala (Lamk) De
Wit) terfermentasi Aspergillus oryzae”. Surakarta.Jurnal Bioteknologi.
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret.

Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Saito, Taro. (1996). Buku Teks Kimia Anorganik Online. Muki Kagaku, Tokyo 57.

Stanley, P.H. (1988). Kimia Oragnik 2, diterjemahkan oleh roehjati Joedodibroto


dan Sasanti W. Purbo Hadiwidjoyo, Terbitan ke empat, Penerbit ITB,
Bandung, Hal 957, 979.

Sumardjo, D.D. (2006). Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran. Jakarta: EGC

Sunarya, Yayan., (2012). Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.

Yunita, R. (2009). Pemanfaatan Variasi Somaklonal dan seleksi In Vitro dalam


Perakitan Tanaman Toleran cekaman Abiotik. Jurnal Litbang Pertanian,
28 (4): 142-148.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I: Alat dan bahan
1. Alat
No Nama Alat Gambar Keterangan
1 Gelas ukur Sebagai alat untuk mengukur
volume

2 Penangas Sebagai alat untuk


memanaskan air

3 Penjepit Sebagai alat untuk


memegang tabung reaksi
ketika dipanaskan
4 Pipet tetes Untuk memindahkan volume
cairan pengukur

4 Rak tabung Sebagai tempat tabug reaksi


reaksi

5 Tabung reaksi Sebagai wadah bahan kimia


cair
6 Neraca analitik Sebagai alat penimbang
sampel

2. Bahan
No Nama Bahan Gambar Keterangan
1. Alkohol 70% Sebagai pembersih alat
bahan

2. Aquadest Sebagai pelarut

3. AgNO3 Sebagai Sampel

4 Amilum Sebagai sampel

5 Alfa naftol Sebagai sampel

6 Asam Sulfat Sebagai sampel


7 Asam salisilat Sebagai sampel

8 Asam sitrat Sebagai sampel

9 Laktosa Sebagai sampel

10 Mollisch Sebagai sampel

11 NaCl Sebagai sampel

12 H2SO4 Sebagai sampel

13 Sanmol Sebagai sampel

14 Sukrosa Sebagai sampel

15 Tissu Sebagai pembersih alat


dan bahan
Lampiran 2: Diagram Alir
a. Identifikasi Senyawa Halogen
Identifikasi Senyawa Halogen

Disiapkan alat dan bahan yang n digunakan


aka Dibersihkan alat lkohol 70%
menggunakan a Dilarutkan st
garam dengan aquade i
Dimasukan ke dalam tabung a
reaks Ditambahkan AgNO3 pan putih
secukupny Dikocok hingga
terlihat ada enda

b. Uji Karbohidrat

Uji Karbohidrat

Diarutkan 50 mg , laktosa, dan amilum dengan 1 ml Aquadest


sukrosa dalam tabung
reaksi Ditambahkan sing tabung 3 tetes pereaksi Molisch (larutkn
masing-ma a-naftol u dikocok.
dalam etanol), lal i, lalu alirkan dengan hati-hati 1 ml H₂SO₄
Dimiringkan tabung bung agar tidak bercampur.
reaks pekat memalui tandai dengan terbentuknya cincin berwarna
dinding ta Diamati reaksi
positif di ungu.
c. Uji Golongan Asam
Uji golongan asam

Dimasukan ± 50 mg masing masing zat uji, dan dituang kedalam


masing tabung reaksi.
masing 2 ml atanol dan 1 ml asam sulfat pekat ke dalam
Ditambahkan tabung. Tutup mulut tabung dengan kapas,
masing- skan di atas penangas air selama 5 menit
masing ntuknya bau ester menunjukan positif asam
kemudian au tercium pada kapas penutup tabung reaksi masing-
pana Diamati

terbe
karbohidrat (b
d. Uji Golongan Fenol

Uji golongan fenol

Dilarutkan 50 mg sampel yang mengandung paracetamol dalam 1


ml aquadest, asukan dalam tabung reaksi beri label sebagai Fs1.
m Dilarutkan mg sampel a-naftol dengan 1 ml etanol, masukan
50 dalam aksi, beri label sebagai Fs2.
tabung re beberapa tetes larutan besi (lll) klorida, amati yang
Ditambahkan
terjadi. ak terjadi perubahan (biasanya terjadi pada nipagin),
Dilihat jika
tid panaskan. il uji berwarna ungu sampai merah menunjukan
Dilakukan has an fenol.
senyawa engamatan pada lembar kerja.
golong
Dicatat hasil p
Lampiran 3: Skema Kerja
a. Identifikasi senyawa halogen

Dikocok hingga
Dilarutkan garam Ditambahkan
terjadiendapan
dengan aquadest 1 AgNO3
secukupnya berwarna putih
mL

b. Uji Karbohidrat

Dilarutkan 50 mg Ditambahkan 3 Dimiringkan tabung


sukrosa, laktosa, tetes pereaksi reaksi,lalu alirkan
amilum dengan mollisch kedalam dengan hati-hati 1
aquadest 1 mL di masing masing mL H2SO4 pekat
dalam tabung reaksi tabung, kemudian melalui dinding
masing masing kocok tabung agar tidak
bercampur

Reaksi positif
ditandai dengan
terbentuknya cincin
c. Uji Golongan Asam

Dimasukkan ± 50 Ditambahkan 2 Tutup mulut


mg masing mL etanol dan 1 tabung, kemudian
masing zat uji mL asam sulfat dipanaskan diatas
kedalam masing pekat kedalam penangas air
masing tabung masing masig selama 5 menit
reaksi tabung

Terbentuknya bau
ester menunjukkan
positif asam
karboksilat

d. Uji Fenol

Dilarutkan 50 mg
sanmol dan alfa Ditambahkan
Diamati
naftol dengan 1 mL beberapa tetes
perubahan yang
aquadest didalam larutan besi (III)
terjadi
tabung reaksi klorida

Anda mungkin juga menyukai