Anda di halaman 1dari 12

RESUME PENGANTAR LABORATORIUM

MEDIK

DISUSUN OLEH:
SANDI PRATAMA
KELAS : 1 A

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
resume ini, dimana resume ini merupakan tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu dosen pada
Mata kuliah Pengantar Laboratorium Medik.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing saya dan teman-
teman yang telah ikut serta pada resume ini, serta berbagai sumber seperti beberapa buku dan
jurnal sehingga dapat membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa ada banyak kekurangan pada resume ini.Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga saya dapat
memperbaiki Resume selanjutnya. Saya berharap dengan selesainya resume ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Medan,25 september 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………..

1.1 Tujuan resume……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………

2.1 Penanganan bahan kimia…………………………………………………………………

2.2 Konsentrasi larutan……………………………………………………………………….

2.3 Pengoprasian neraca analitis……………………………………………………………..

2.4 Pengoprasian alat Gelas…………………………………………………………………..

2.5 Pembuatan larutan………………………………………………………………………...

2.6 Penanganan larutan……………………………………………………………………….

2.7 Pengukuran PH larutan…………………………………………………………………..

2.8 Uji kualitas larutan………………………………………………………………………..

2.9 Penyimpanan Larutan…………………………………………………………………….

2.10 Pengetahuan dan penanganan bahan kimia……………………………………………

2.11 PH dan larutan buffer……………………………………………………………………

2.12 Stoikiometri……………………………………………………………………………….

2.13 Reaksi netralisasi asam-basa…………………………………………………………….

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan resume
a. menyajikan informasi atau hal-hal penting dalam teks dalam bentuk yang lebih
ringkas
b. menyajikan informasi atau hal-hal penting dalam teks dalam bentuk yang lebih
ringkas

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penanganan bahan kimia

Iaboratorium adalah suatu banguanan berupa ruang tertutup atau terbuka,

bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis di dalamnya dilengkapi

dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk

melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian,

kalibrasi dan atau produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adaalah suatu

ruangan pengujian zat kimia baik secara kuantitatif atau kualitatif (Wardiyah, 2008).

Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan tentang komposisi, struktur, sifat dan

reaksi-reaksi bahan, terutama dalam sistem atomik dan molekuler. Kehidupan penuh

dengan ilmu kimia, misal; kehidupan merupakan gambaran serangkaian proses

biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas berbagai senyawa organik. Kehidupan

manusia secara fisik dibangun oleh senyawa-senyawa kimia, hidup dengan banyak

senyawa kimia, dan kualitas kehidupan manusia modern tergantung pada bahan-bahan

kimia (Satyajit, 2007).

Pengenalan terhadap zat merupakan hal yang sangat penting dan suatu

keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan zat (terutama di laboratorium

atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan atau memperlakukan zat

itu dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan ini sangat penting dan sangat membantu
bagaimana orang itu seharusnya dan sebaiknya berbuat sehingga diri dan

lingkungannya tetap bersih, sehat dan aman di samping pekerjaannya menjadi lebih

lancar dan cermat (Mulyono, 2005).

Sebelum bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis

bahan kimia harus dikuasai. Bahan kimia dibedakan menajdi tiga jenis yaitu, padat,

cair dan gas. Padatan.Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia

setiap saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penanganan

tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahya, mengiritasi, toksik dan


mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan

harus dihindari (Wardiyah, 2008).

Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia

meliputi; bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak dan

kersinogenik. Kemudian alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan

sengatan listrik seperti kompor, alat pemanasan, oven, lampu dan sebagainya. Dan

alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensial melukai tubuh serta pemanas air

atau minyak yang dapat memercik (Wardiyah, 2008).


Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifar kimia. Sifat-sifat ini meliputi anatara lain

wujud, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya larut, daya cemar, daya rusak,

daya racun, rumus molekul, rumus kristal dan kereaktifan. Sebagian besar zat kimia

merupakan pencemar bagi lingkungannya, dan sekelompok zat ada yang bersifat

mudah terbakar, mudah meledak, korosif (terutama asam-asam), merusak organ tubuh

atau meracuni organisme. Pereaktifan zat dapat diartikan sebagai kemudahan zat itu

bereaksi dengan zat tertentu, udara, cahaya atau benda lain di sekitarnya (Mulyono

2005).

Zat yang diperdagangkan sering disertai dengan lambang tertentu pada


label atau etiket kemasannya, terutama dimaksudkan pada bahaya atau akibat yang

dapat ditimbulakan oleh zat yang bersangkutan (Mulyono 2005)

Kemasan suatu zat dapat mengandung satu bahkan lebih lambang yang

menandakan bahaya bukanlah berarti bahwa zat yang bersangkutan aman atau bebas

bahaya; setiap bahan atau reagen kimia harus berhati-hati didalam

memperlakukannya. Umumnya bahan kimia bersifat racun bagi tubuh bila masuk

kedalam tubuh melalui oral (lewat tangan tidak bersih atau luka). Megenal dulu

sebelum berhubungan langsung dengan zat yang bersangkutan akan memberikan rasa

aman bekerja; dan rasa takut atau sikap hati-hati yang berlebihan dalam

memperlakukan suatu zat merupakan tindakan yang tidak perlu (Mulyono 2005).

Pada etiket kemasan bahan-bahan kimia yang memiliki kemurnian sangat

tinggi, yaitu bahan-bahan kimia yang bermutu pereaksi (reagent grade), yang dalam

bahasa inggris dikenal sebagai bahan kimia


Pro Analyse
(PA),
Analytical

Reagent
(AR), atau
Guaranted Reagen
(GR), pesen kemurnian dan persen kotoran

kotoran yang terdapat di dalamnya harus dicantumkan. Pada etiket kemasan

bahan bahan kimia bermutu komersial atau berderajat teknis (technical grade),

yaitu bahanbahan kimia yang memiliki derajat kemurnian yang paling rendah dan banyak

digunakan dalam industri dalam skala besar, persentase kotoran-kotoran yang

terkandung tidak dicantumkan (Damin, 2007)

Simbol-simbol bahan kimia berlaku universal untuk seluruh dunia dan

dirancang oleh sekelompok ahli bahan-bahan kimia berbahaya. Simbol-simbol ini

digunakan oleh ILO (International Labour Organization) pada tahun 1956 untuk
menarik perhatian atas resiko dari bahan-bahan kimia tersebut. Beberapa simbol atau

lambang berupa gambar dapat diganti dengan satu atau dua buah huruf. Lambang

huruf ini juga berlaku universal. Lambang huruf untuk beberapa bahan kimia yang

berbahaya yaitu simbol bahan kimia yang mudah meledak atau bahan eksplosif

(exposive substance) disingkat dengan huruf E, simbol bahan kimia pengoksidasi atau

bahan kimia oksidator


(oxidizing substance)
disingkat dengan huruf O, simbol bahan

kimia yang mudah menyala atau mudah terbakar ( flammable substance) disingkat

dengan huruf F, simbol bahan kimia yang bersifat racun atau bahan kimia toksik
(toxic substance) disingkat dengan huruf T, simbol bahan kimia yang dapat merusak atau
bahan kimia korosif (corrosive substance) disingkat dengan huruf C, simbol

bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh (irritant substance)
disingkat dengan huruf Xi dan simbol bahan kimia yang dapat menimbulkan kerusakan kecil
atau merugikan tubuh (harmful substance) disingkat dengan huruf Xn (Damin, 2007)

2.2 Konsentrasi larutan

Konsentrasi menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat
dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secarakualitatif.
Konsentrasi secara kualitatif dinyatakan dengan istilah larutan pekat(concentrated) dan
larutan encer (dilute). Kedua istilah tersebut menyatakan bagianrelatif zat terlarut dan pelarut
dalam larutan.
Larutan pekat berarti jumlah zat terlarutrelatif lebih besar, sedangkan larutan encer
berarti jumlah zat terlarut relatif lebihsedikit. Biasanya kedua istilah ini digunakan untuk
membandingkan konsentrasi dualarutan atau lebih.
Konsentrasi secara kuantitatif dinyatakan dalam g/ml, namundalam perhitungan
stoikiometri satuan gram diganti dengan satuan mol sehinggadiperoleh satuan mol/l.Larutan
seringkali dibuat dengan mengencerkan larutan stok yang tersediadengan menggunakan
pelarut air.
Banyaknya larutan yang akan dibuat perluditetapkan terlebih dahulu kemudian
volume larutan stok yang harus diambil dapatdihitung. Mol zat terlarut sebelum pengenceran
(n1) sama dengan mol zat terlarutsesudah pengenceran (n2). Persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut.
n1= n2
V1= V2M2
M1
Dengan M adalah molaritas, V adalah volume larutan, notasi 1,2
menunjukkan sebelum dan sesudah pengenceran.Campuran zat-zat yang bersifat
homogen disebut dengan larutan, yangmemiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh
bagian volumenya. Suatularutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu produk. Zat
terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah
komponenyang terdapat dalam jumlah yang banyak.
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zatterlarut pada temperatur tertentu disebut
sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapaititik jenuh, disebut sebagai larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatukeadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak dari
pada zat terlarut yangseharusnya dapat melarut dalam temperatur tersebut, Larutan yang
demikian disebutlarutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh,dalam jumlah tertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutansuatu zat bergantung pada sifat
zat itu sendiri, molekul pelarut, temperatur dantekanan (Achmad, 2001).
Larutan merupakan campuran yang sifatnya homogen (homogeneous
mixture).Dikatakan bersifat homogen karena komposisi dan juga sifatnya yang seragam,
dandisebut campuran karena mengandung dua atau lebih zat yang proporsinya bisa
saja bervariasi. Pelarut (solvent) adalah komponen yang kuatitasnya terbesar atau yangmenen
tukan wujud materi larutan.
Komponen larutan lainnya, yang dinamakan zatterlarut (solute), dikatakan terlarut
dalam pelarut. Larutan pekat memiliki kuantitas zatterlarut yang relatif tinggi dan larutan
encer hanya mempunyai kuantitas zat terlarutyang rendah.
Cobalah Bayangkan larutan yang mengandung sukrosa (gula pasir)sebagai salah satu
zat terlarut dalam pelarut air: sirup merupakan larutan pekat,sedangkan kopi manis jauh lebih
encer (Petrucci, 2011).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang sama adatiga
kemungkinan, yaitu zat tersebut akan bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur.Jika zat
tersebut bereaksi maka akan terbentuk zat baru yang sifatnya berbeda dari zat yang semula.
Kalau zat bercampur maka sifatnya tidak berubah dan dapat dipisahkankembali dengan cara
fisika, seperti dengan destilasi, kristalisasi, kromatografi, danlain-lain.
Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi ituditentukan
oleh wujud dan sifat zat nya. Oleh karena itu, campuran dapat dibagimenjadi : gas-gas, gas-
padat, cair-cair, cair-padat, dan padat-padat (Syukri S, 1999).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Untukmengetahui perubahan warna dipakai suatu indikator. Indokator adalah zat
yangwarnanya berbeda dalam lingkungan yang sifatnya berlainan.
Pada titrasi ini digunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah senyawa
organikgolongan pewarna yang mampu memberikan perubahan warna apabila pH dari
suatularutan berubah. Ada beberapa indikator asam basa diantaranya adalah kertas
lakmus,larutan metil orange,phenophtalein. (Lusiana, 2012).
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jikasuatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panasdilepaskan. Hal ini
terutam dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan asam sulfat, asam sulfat pekat yang harusdit
ambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalamasam sulfat
pekat, panas yang dilepaskan sedemikan besar dapat menyebabkanairmendadak mendidih
dan menyebabkan asal sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini
merusak kulit (Sukardjo, 2005).
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuanlarutan atau
pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik,
satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, daneki
valen. Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu persen berat (%w/w), persen
volume (%v/v), persen berat-volume (%w/v), gram zat terlarut dalam satu literlarutan,
miligram zat terlarut dalam satu miiliter larutan, parts per million (ppm)
dan parts per billion (ppb). Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitukemolaran
(M), kenormalan (N), keformalan (F), kemolalan (m), dan fraksi mol.
Di bidang kedokteran dan ilmu-ilmu biologi biasanya digunakan satuan konsentrasidalam
persen berat-volume (%w/v), persen miligram, ekivalen (Eq), mili ekivalen (mEq), dan
keosmolaran (Achmad, 2001)

2.3 Pengoprasian neraca analitis

Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenisatau


alat ukur yang ditetapkan sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat
diukur,mempunyai nilai yang dapat dinyatakan dengan angka-angka dan memiliki
satuantertentu. Sedangkan satuan adalah pernyataan yang menjelaskan arti dari suatu besaran
(Rully Bramasti dan Eko Sujatmiko, 2012).
Dalam ilmu terapan seperti kimia dan fisika, pengukuran merupakan aktivitasyang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukuradalah
alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut (Melia, 2014).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,prinsip
kerja atau proses berlangsungnya ketika alat digunakan. Beberapa kegunaandapat dikenali
berdasarkan namanya (Taiyeb, 2006).
Sifat-sifat zat biasanya dinyatakan dengan menggunakan tiga dimensi dasar
yaitupanjang, bobot, dan waktu. Masing-masing sifat ini menentukan satuan tertentu
danstandar pembanding. Dalam sistem metrik, satuannya adalah centimeter (cm), gram
(g),dan detik (s), karena itu sering disebut system cgs
. Suatu standar pembanding adalahsatuan dasar yang menghubungkan setiap besaran terukur
dengan beberapa konstantaalami atau buatan secara keseluruhan (Sinko, 2006).
Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untukmenjelaskan
berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massabiasanya
disinonimkan dengan berat. Namun, menurut pemahaman ilmiah modern, beratsuatu objek
diakibatkan adanya interaksi antara massa dengan medan gravitasi(JThorneBOT,
2015).Satuan standar massa adalah kilogram (kg). Kilogram adalah massa balokplatinum-
iridium yang disimpan di Bureau of Weights and Measures. Satuan praktismassa dalam
system cgs adalah gram (g), yaitu 1/1000 dari 1 kilogram (Sinko, 2006)

2.4 Pengoprasian Alat Gelas

Laboratorium adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan praktik yang mendukungpembelajaran di


kelas. Agar bekerja di laboratorium merasa aman dan nyaman makalaboratorium memiliki sarana yang perlu
dikelola dan dirawat secara rutin, sehingga dapatberfungsi seoptimal mungkin sebagai sumber belajar. Salah
satu sarana pembelajaran adalahlaboratorium biologi. Pengolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola
dan pengguna,fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi dan bahan
kimia),dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga fungsinya. Pada dasarnyapengelolaan
laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupunpengguna (Yanto, 2011).
Pengenalan alat-alat meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya, memahamibentuk,
fungsi serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat denganbahan-bahan yang berbeda
satu dengan yang lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.Kebanyakan peralatan untuk percobaan di
dalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai tetapi di dalam
pemasangan alat untuk suatupercobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau
membuatperalatan khusus sesuai kebutuhan (Lubis, 2013).
Peralatan laboratorium untuk praktikum kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Gelasdipilih sebagai
bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yangmenguntungkan. Sifat-sifat gelas yang
menguntungkan tersebut antara lain tembus cahaya atautembus pandang, kaku (ligid), tidak mudah bereaksi
dengan bahan kimia, mempunyai titikdidih tingga sehingga tidak mudah meleleh terutama pada pemanasan
biasa dibawah suhu1000C dan mudah di las jika retak atau pecah. Peralatan laboratorium yang terbuat dari
gelas juga tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak. Suatu perusahaan
gelas mengeluarkanmerek dagang pyrex yang merupakan peralatan gelas yang tahan panas (Khamidinal,
2009).
Pengenalan alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukanpraktikum
ataupun penelitian. Pentingnya dilakukan pengenalan alat laboratorium agar dapatmenggunakan dengan baik
dan benar. Peralatan gelas dalam laboratorium merupakan peralatanyang sering digunakan dalam kegiatan di
laboratorium, sehingga perlu diperlakukan dandirawat dengan benar. Nama pada setiap alat menggambarkan
kegunaan dan prinsip kerja padaalat gelas. Peralatan umum digunakan untuk reparasi, sedangkan peralatan
khusus lebihdigunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan alat-alat gelas harus sesuai fungsinya supaya pekerjaan dapat berjalan denganbaik dan
tepat. Apabila ada kesalahan atau kekeliruan penggunaannya akan mempengaruhihasil yang diperoleh.
Peralatan gelas dirancang dengan bahan yang berbeda satu sama lain, adacara yang harus diikuti untuk
menjaga agar peralatan gelas tetap awet dan dapat membantupraktikan dalam melakukan
penelitian.Membersihkan peralatan gelas. Peralatan gelas dapat dibersihkan dengan mudah jadisegera
dibersihkan setelah digunakan. Bahan organik yang ditinggalkan dalam peralatan gelasdapat merusak
permukaan gelas seiring waktu.
Semakin lama menunggu untuk dibersihkan,air menjadi tidak bisa membasahi permukaan gelas
secara efektif karena terhalang olehinteraksi antara gelas dengan bahan organik yang semakin intensif. Jika
tidak memungkinkanuntuk membersihkan peralatan gelas sesegera mungkin setelah digunakan, maka
peralatangelas dapat direndam didalam air sabun terlebih dulu di dalam wadah plastik.
Wadah plastikmerupakan wadah yang baik untuk merendam dan mencuci peralatan gelas, selain itu
dapatmembantu mencegahnya hilangnya bagian-bagian kecil pada peralatan gelas.Cara mengeringkan
peralatan gelas. Cara yang paling mudah untuk mengeringkanperalatan gelas adalah dengan membiarkan
hingga kering selama semalaman.
Botol, labu, danbeker sebaiknya diletakan terbalik pada selembar handuk/lap supaya air dapat
terserap.Pengeringan dengan menggunakan oven juga dapat dilakukan apabila tersedia dan oven
tidakdigunakan untuk keperluan lainya karena berakibat berbahaya. Pengeringan secara cepat dapatdilakukan
dengan pencucian peralatan gelas dengan aseton agar cepat steril kemudiandikeringkan dalam oven atau
dibiarkan hingga kering pada suhu ruang. Sebaiknya tidakmengeringkan peralatan gelas dengan handuk
kertas/lap walaupun bebas serat. Kebanyakankertas akan meninggalkan serat pada gelas yang dapat
tercampur dengan penggunaan selanjutnya.

2.5 pembuatan larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zatyang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalahlarutan
yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut.Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalammana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selainair yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena,minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidakdisebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya.Karena
semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campurangas adalah homogen
ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat denganmelarutkan gas, cairan atau padatan
dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlahair, maka larutan disebut larutan berair. Larutan
padatan adalah padatan-padatandalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada
atom atau molekuldari komponen lainnya (Syukri, 1999)
.Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentudisebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang
dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyakdaripada zat terlarut
yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut.Larutan yang demikian disebut
larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yangdapat menghasilkan larutan jenuh, daalam
jumlah tertentu pelarut pada temperaturkonstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat
bergantung pada sifat zat itu,molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan
dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yg

mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan bineryaitu pelarut
dan zat terlarut.Contoh larutan
binerZat terlarut Pelarut ContohGas Gas Udara, semua campuran gasGas Cair Karbondioksid
a dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platinaCair Cair Alcohol dalam airCair Padat Raksa dalam temba
gaPadat Padat Perak dalam platinaPadat Cair Garam dalam airFaktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur,
sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleksdan lain-
lain (Khopkar, 2003).
Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakankonsentrasi. Konsentrasi
didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan
dalam satuan volume (berat, mol) zatterlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu
dari pelarut. Berdasarkan halini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol,
molaritas, molalitas,normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume(Baroroh, 2004).
Langkah2 nya yaitu:
1. Masukan zat padat yang telah ditentukan massanyaterlebih dahulu ke dalam gelas kimia2.
Tambahkan sedikit akuades untuk melarutkan zat padat3. Aduk larutan sampai zat padat
terlarut semuanya4. Masukan larutan ke dalam labu volumetrik5. Tambahkan akuades sampai
batas skala labu volumetrik

Jika kualitatif : ukur pelarut dengan gelas ukur; pindahkan padatan ke gelas kimia
danlarutkan dengan aquadest secukupnya; lalu tambahkan sisa aquadest.Jika kuantitatif :
pindahkan dulu seluruh padatan ke gelas kimia; tambahkan airsecukupnya; pindahkan
seluruhnya secara kuantitatif ke labu takar melalui corong;tambahkan aquadest; tambahkan
air tetes demi tetes sampai garis tanda volume, tutuplabunya dan homogenkan.

2.6 Penanganan larutan


1.Mengenali tumpahan/identifikasi bahan yang tumpah dan mengetahuiteknik aman
penanganannya
2.Memastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).

Anda mungkin juga menyukai