DOSEN PENGAMPU :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Pengetahuan Media dan
Reagen.
Adapun tujuan dari penulisan materi ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas dari
Ibu Exaudian F. Lerebulan., M.Farm.Apt yang mengampu mata kuliah Pengetahuan
Media dan Reagen.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen selaku dosen mata kuliah
Pengetahuan Media dan Reageen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan materi ini. Penulis
menyadari materi yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan materi ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang khususnya
pembaca dan semoga Allah SWT. Senantiasa meridhai segala urusan kami. Aamin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAAN
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
digunakan untuk membiakkan mikroba. Media terdapat bermacam-macam yang dapat
digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba maupun untuk transport specimen dari suatu tempat ke tempat pemeriksaan
mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil
yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam pemeriksaan mikrobiologi, media
menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang dapat hidup dan menentukan bahwa
mikroba yang diperiksa adalah benar-benar mikroba yang dicari atau yang diharapkan.
Faktor-faktor yang penting bagi proses pembiakan mikroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan
gas lain, kelembaban, pH media, suhu, serta kontaminan. Media yang baik untuk pembiakan
mikroorganisme harus mengandung unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfat inorganic,
sulfur, logam, air, dan mineral.( Farida Juliantina.2013)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Media dan Reagensia adalah suatu
bidang studi yang dalam pembelajarannya membahas tentang persyaratan-persyaratan dan
bagaimana cara menguji suatu bahan. Namaun, untuk semester satu ini kita hanya akan
mempelajari tenteng Reagensia. Adapun pengertian dari reagensia itu sendiri adalah suatu zat
atau senyawa atau larutan dalam konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengetahui
4
penjelasan dari suatu analisa. Misalnya : benedict, Kapur, Natrium Hidroksida (NaOH) Asam
Sulfat (H2SO4), dll.
Berdasarkan jenisnya, reagensia itu sendiri terbagi dalam dua kelompok, yaitu:
1. Reagensia Kualitatif
Reagen dalam pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran
volume dan beratnya tidak harus menggunakan neraca analitik, tidak menunutut
digunakan bahan kimia yang murni ataupun menggunakan alat-alat gelas tertentu.
Misalnya : Amylum, Asam Sulfat (H2SO4), dll.
2. Reagensia Kuatitatif
Reagen yang dalam pembuatanya memrlukan ketelitian yang tinggi, penimbanagnnya
harus menggunakan neraca analitik dan pengukurannya harus dengan alat ukur
kuantitatif. Misalnya : Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Oksalat (H2C2O4),
K2Cr2O7, dll.
Dalam pembelajaran Media dan Reagensia, seorang calon analis harus mampu dalam
mengenali bentuk-bentuk bahan kimia, jenis-jenis bahan kimia, kulitas bahan kimia, ataupun
macam-macam logo dalam bahan kimia itu sendiri, sehingga dilapangannya nanti bias
bekerja dengan baik dan benar. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :
5
2. Basa
a. Berdasarkan Teori Arhenius, basa adalah suatu senyawa yang dapat
menghasilkan ion hidroksida (OH) bila dilarutkan.
b. Berdasarkan Teori Bronsted Lowry, Basa adalah senyawa yang molekul-
molekulnya mampu menerima proton atau akseptor proton.
3. Garam
Senyawa yang terbentuk dan reaksi kimia anatara basa dan asam yang
memenuhi hukum-hukum kimia.
6
Selain itu, seorang analis juga harus mengetahui dan memahami tentang larutan
karena ini akan sangat berkaitan dalam pembutan reagen. Pengertian larutan itu sendiri
adalah :
Sehingga konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut (solute) dan pelarutnya
(solven). Adapun satuan konsentrasi larutan adalah sebagai berikut :
1. Molaritas
Molaritas adalah banayk mol solute dalam satu liter solven atau nayak milimol
solute dala satu milliliter solven.
- Rumusnya:
M = W x 1.000
Keterangan:
M = Molaritas
W = Massa (gr)
V = Volume (ml)
2. Molalitas
Molalitas adalah jumlah mol solute dalam tiap 1000 gram solven.
- Rumusnya:
m = W x 1.000
Keterangan:
M = Molaritas
W = Massa (gr)
Mr = Massa molekul relatif
P = Massa pelarut (gr)
7
3. Normalitas
Normalitas adalah banyak grek solute dalam satu liter solven.
- Rumusnya:
N = % x BJ x V
Keterangan:
N = Normalitas
BJ = Berat jenis
V = Volume
% = Konsentrasi
I.III TUJUAN
B. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Fenol Fehling Logo (medium
biru,merah,jingga).
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit Akut dan penandaan adanya kerusakan
jaringan.(Gandasoebrata.2007)
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan LED, faktor – faktor
tersebut adalah faktor kimia, faktor teknik, faktor Waktu, faktor eritrosit, faktor plasma,
faktor usia, dan faktor jenis kelamin. Faktor kimia yang mempengaruhi adalah konsentrasi
antikoagulan dalam Pemeriksaan LED, konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
ilai dari LED meningkat dan konsentrasi yang rendah menyebabkan Penurunan nilai LED.
Natrium sitrat dan EDTA tidak akan mempengaruhi Sedimentasi jika digunakan dengan
konsentrasi yang semestinya. (McPherson dan Pincus.2011)
Agar darah yang diperiksa tidak sampai membeku dapat dipakai Bermacam-macam
antikoagulan. Dalam pemeriksaan LED, antikoagulan Yang dipakai ialah : EDTA, Heparin,
Natrium sitrat 0,8%, dan campuran Amoniumoxalat dengan kaliumoxalat.
(Gandasoebrata.2007)
Dengan demikian, larutan itu memiliki tekanan yang sama dengan pembuluh darah.
Jika konsentrasi dari larutan tersebut kurang akan menjadikan larutan tersebut hipotonik pada
pencampuran dengan darah dan jika konsentrasi berlebih akan menjadikan larutan tersebut
hipertonik. Natrium Sitrat 0,8% merupakan anti gulan yang cara kerjanya mengikat kalsium.
Jika konsentrasi antikoagulan tersebut dikurangi atau ditambah dapat menjadikan larutan
tersebut tidak isotonik, jika konsentrasi antikoagulan kurang/ hipotonik, erisrosit akan
membengkak, plasma berkurang, sehingga viskositas darah meningkat menjadikan darah
sukar mengendap. Sebaliknya, jika konsentrasi antikoagulan terlalu tinggi/ hipertonik,
eritrosit akan mengerut, plasma bertambah, sehingga viskositas darah menurun menjadikan
darah mudah mengendap.(Davey.2006)
10
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) merupakan pemeriksaan darah rutin yang
dilakukan untuk memantau perjalanan penyakit dimana nilai yang tinggi cenderung dikaitkan
dengan keberadaan radang. ICSH (International Council for Standardization in Haematology)
merekomendasikan metode westergren sebagai metode untuk pemeriksaan LED dengan
mengalami beberapa kali perkembangan dari segi antikoagulan maupun pengencer yang
digunakan. Antikoagulan yang dapat digunakan yaitu antikoagulan Natrium Sitrat 0,8% dan
antikoagulan EDTA(Ethylene Diamine Tetra-Acetid-Acid). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan Laju Endap Darah metode westergren dengan menggunakan
antikoagulan EDTA dan Natrium sitrat 0,8%. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data primer dengan jenis penelitian komparatif. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Hematologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Surabaya pada JanuariApril 2021. Sampel penelitian adalah wanita menstruasi yang telah
memenuhi beberapa kriteria sebanyak 50 orang yang akan diperiksa nilai LED dengan
metode westergren menggunakan antikoagulan EDTA pada tabung vacum ungu dan Natrium
sitrat 0,8% pada tabung vacum hitam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai
Laju Endap Darah dengan antikoagulan EDTA yaitu 27,66 mm/jam dan 22,04 mm/jam untuk
antikoagulan Natrium Sitrat 0,8%. Uji statistik dilakukan dengan uji sample paired t-test yang
menunjukkan nilai sig(p)= 0,000 0,05,sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara
LED antikoagulan EDTA dengan LED antikoagulan Natrium Sitrat. Dengan demikian
antikoagulan EDTA dapat tetap digunakan sebagai antikoagulan pada pemeriksaan Laju
Endap Darah.
11
2. Pemeriksaan Laju Endap.
Darah yang biasa dilakukan dalam laboratorium rumah sakit atau institusi pendidikan
adalah dengan metode westergren yang mana metode ini sesuai dengan ICSH
(International Council for Standardization in Hematologi). Metode pemeriksaan LED
Rujukan ICSH telah beberapa kali mengalami revisi baik dari segi antikoagulan
maupun pengencer yang digunakan yaitu pada tahun 1988, dan revisi terakhir pada
tahun 1993 yang kemudian diterima oleh World Health Organization (WHO) sebagai
metode pemeriksaan LED juga dapat digunakan untuk pemeriksaan hematologi lain.
Fenol atau hydroxbenzene dengan rumus molekul C6H5OH dan memiliki berat
molekul sebesar 94,11 g/mol merupakan komponen campuran yang memiliki satu atau lebih
gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik.pada suhu ruang fenol memiliki ciri fisik
berupa kristal putih dan perlahan berubah beubah menjadi berwarna mera mudah apabila
terkena paparan panas atau cahaya.fenol juga memiliki bau khas yaitu berbau manis dalam
kelarutannya ,zat ini sedikit sukar larut dalam air pada suhu 0-65 derajat celcius dan melarut
sempurna pada suhu diatas 65,3 derajat celcius .fenol sangat larut dalam
12
alkohol ,benzene,klorofom ,eter,dan hampir semua jenis pelarut organik.fenol juga biasa
disebut asam karbolat ,asam fenat,fenil hidroksida ,atau oksibenzena (Othmer.1962)
Fenol awalnya di temukan pada tahun 1834 yang di isolasi dari binkin dan
kemudian dikenal dengan asam karbolat.samapai sebelum perang dunia I,tar batubara adalah
satu satunya sumber penghasil fenol .setalah perang dunia brakhir ,dibutuhkan senyawa fenol
yang tak cukup hanya dari sumber alam sehingga dicarilah suatu alternatif pembuatan fenol
sintesis .pembuatan fenol sintesis pertama kali ditemukan pda saat berakhirnya perang dunia I
sekitar 1918 yaitu proses sulfonasi benzene menggunakan asam sulfat. ).namun sayangnya
metode ini menghasilkan cukup banyak produk samping berupa natrium sulfit.
(Othemer.1962)
Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat dengan adanya
Karbohidrat pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan Gula
yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal iniDapat
dinyatakan bahwa golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida positif kegiatan
mereduksi larutan fehling tersebut. Pereaksi fehling ditambah Karbohidrat kemudian
dipanaskan, akan terbentuk endapan merah bata pada hasil akhir. Berikut adalah reaksi yang
terjadi:
Dalam pereakksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi Cu+ Yang dalam suasana basa akan
Diendapkan menjadi Cu2O. Fehling B berfungsi untuk mencegah Cu2+ mengendap dalam
Suasana alkalis.Sedangkan pada sampel amilum yang tetap berwarna biru disebabkan karena
Amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan pereaksi Fehling.
Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton Bebas,
sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dengan larutan Fehling.Pereaksi fehling dapat
direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai siat Mereduksi, juga dapat direduksi oleh
reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua Larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan
13
fehling B. Larutan fehling A adalah CuSO4 Dalam air, sedangkanlarutan fehling B adalah
larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam Air. Dalam pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi
ion Cu+Yang dalam suasana basa akan Diendapkan sebagai Cu2O.Dengan larutan glukosa
1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata, Sedangkan apabila digunakan
larutan yanglebih encer misalnya larutan glukosa 0.1%, Larutan yang terjadi berwarna hijau
kekuningan. Hermann von Fehling adalah seorang kimiawan Jerman yang terkenal dalam
mengembangkan larutan Fehling yang digunakan untuk menguji adanya kandungan glukosa.
Larutan Fehling itu dikenal sebagai larutan tembaga sulfat dicampur dengan alkali dan
kalium natrium tartrat (garam Rochelle).
Air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, bau, dan warna, dan air murni termasuk
larutan bersifat netral. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak hanya mengenal larutan yang
bersifat netral, tetapi juga larutan yang bersifat asam dan basa. Sejak dahulu orang sudah
mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan ini dengan berbagai indikator khusus.Asam
dalam bahasa Inggris acid dan dalam bahasa Latin acidus yang berarti rasa asam. Secara
kimia asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion Hidrogen (H+). Asam akan
terionisasi menjadi ion Hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif.
14
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa atau netral. Untuk mengetahui
sifat asam, basa, atau netral dapat dengan menggunakan suatu Indikator. Indikator adalah zat
yang dapat digunakan untuk menunjukan sifat suatu zat melalui perubahan warnanya yang
khas. Indikator ini dapat berupa Indikator buatan yang ada di Laboratorium, atau juga dapat
menggunakan indikator asam-basa dengan menggunakan bahan dari alam.Indikator buatan
yaitu indikator siap pakai yang sudah dibuat dilaboratorium atau pabrik alat-alat kimia.
Contohnya adalah kertas lakmus dan indikator universal.Identifikasi sifat asam dan basa
dengan menggunakan kertas Lakmus di ciptakan oleh para Ilmuwan dari sejenis zat yang
diperoleh dari jenis Lumut kerak/Liken (Rocella tinctoria), suatu jenis simbiosis jamur dan
alga. Lakmus yang banyak digunakan dalam Laboratorium- laboratorium kimia sekarang ini
tersedia dalam bentuk kertas. Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas Lakmus merah
dan kertas Lakmus biru.
Identifikasi sifat asam basa dengan menggunakan larutan Indikator universal yang ada
dilaboratorium menggunakan empat jenis larutan yaitu larutan fenolftalein, metil merah,
metil jingga, dan bromtimol biru. Metil jingga adalah indikator pH yang sering digunakan
dalam titrasi karena perubahan warnanya yang jelas dan kontras. Oleh karena ia berubah
warna pada Ph sedikit asam, maka biasa digunakan dalam titrasi asam. Tidak seperti
indikator universal, metil jingga tidak memiliki spektrum perubahan warna yang lengkap,
tetapi memiliki titik akhir yang lebih tajam.Fenolftalein, adalah salah satu indikator asam
basa sintentik yang memiliki rentang pH antara 8,00-10,0. jika pada larutan asam tidak
memiliki warna. Pada larutan Basa berwarna merah. Dan pada larutan netral tidak memiliki
warna.Metil merah, sama dengan larutan metil jingga. jika pada larutan asam berwarna
merah, pada larutan basa berwarna kuning. Dan pada larutan netral berwarna
kuning.Bromtimol biru jika pada larutan asam berwarna kuning, pada larutan basa berwarna
biru, dan jika pada larutan netral berwarna biru agak kuning.Untuk mengidentifikasi sifat
asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus dan indikator universal, kita juga dapat
menggunakan indikator alami yaitu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.Indikator alami
adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami, dimana cara memperolehnya yaitu
dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda
pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa di pakai dalam pengujian
asam-basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, umbi-umbian, kulit buah, berupa
bunga – bungaan, seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang kertas,
dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.
15
Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yag memberi warna berbeda dalam
larutan asam dan larutan basa.Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman
merupakan senyawa organik bewarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah
dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat. Pada percobaan ini
kamimenggunakan indikator alami dari ekstrak bunga karamunting. Karamunting
(Rhodomyrtus tomentosa atau Ochthocharis Bornensis BI), merupakan tanaman liar berkayu
yang termasuk kedalam famili Myrtaceae (jambu-jambuan). Karamunting mempunyai nama
yang berbeda dibeberapa daerah antara Kalamunting (Pekanbaru), Haramonting (Sumatra
Utara), dan Harendong Sabrang (Jawa Barat). Tanaman ini berasal dari Asia Selatan dan Asia
Tenggara dan akhirnya menyebar kedaerah tropis dan subtropis sampai ketinggian 2400 m.
Karamunting dapat tumbuh pada berbagai habitat dan jenis tanah. Di beberapa tempat
tanaman ini digunakan sebagai tanaman hias, mengingat warna bunganya yang sangat
menarik. Tetapi ditempat lain, tanaman ini dianggap sebagai gulma (tanaman pengganggu)
karena pertumbuhannya yang sangat cepat sehingga mengalahkan vegetasi aslinya.
Karamunting mempunyai pertumbuhan yang cepat dan dapat mencapai ketinggian 4-12 m.
Letak daun berlawanan, daun berbentuk oval, bagian atas daun berwarna hijau mengkilap,
bagian bawah daun berwarna abu-abu berbulu. Panjang daun 5-7 cm dan lebar 2-3 cm. Bunga
tunggal atau berkelompok (klaster) 2-3 bunga, diameter 2,5-3 cm dengan warna beragam dari
merah muda (pink) sampai ungu dengan benang sari banyak dan tidak beraroma.Tumbuhan
karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)Hassk) adalah tumbuhan liar pada tempat yang
mendapat sinar matahari yang cukup, seperti di lereng gunung, lapangan yang tidak terlalu
gersang.
Ciri-ciri tumbuhan ini termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, pangkal daun
membulat, tepi daun rata, ujung daun meruniversal, metil jingga tidak memiliki spektrum
perubahan warna yang lengkap, tetapi memiliki titik akhir yang lebih tajam.Fenolftalein,
adalah salah satu indikator asam basa sintentik yang memiliki rentang pH antara 8,00-10,0.
jika pada larutan asam tidak memiliki warna. Pada larutan Basa berwarna merah. Dan pada
larutan netral tidak memiliki warna.Metil merah, sama dengan larutan metil jingga. jika pada
larutan asam berwarna merah, pada larutan basa berwarna kuning. Dan pada larutan netral
berwarna kuning.Bromtimol biru jika pada larutan asam berwarna kuning, pada larutan basa
berwarna biru, dan jika pada larutan netral berwarna biru agak kuning.Untuk
mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus dan indikator
universal, kita juga dapat menggunakan indikator alami yaitu yang berasal dari tumbuh-
16
tumbuhan.Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami, dimana
cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa
di pakai dalam pengujian asam-basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, umbi-
umbian, kulit buah, berupa bunga – bungaan, seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol
ungu, kunyit, kembang kertas, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa
yang baik adalah zat warna yag memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan
basa.Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik
bewarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena
bahan-bahannya mudah didapat. Pada percobaan ini kamimenggunakan indikator alami
dariekstrak bunga karamunting. Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa atau Ochthocharis
Bornensis BI), merupakan tanaman liar berkayu yang termasuk kedalam famili Myrtaceae
(jambu-jambuan). Karamunting mempunyai nama yang berbeda dibeberapa daerah antara
Kalamunting (Pekanbaru), Haramonting (Sumatra Utara), dan Harendong Sabrang (Jawa
Barat). Tanaman ini berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara dan akhirnya menyebar
kedaerah tropis dan subtropis sampai ketinggian 2400 m. Karamunting dapat tumbuh pada
berbagai habitat dan jenis tanah
17
BAB III
PENUTUPAN
III.I KESIMPULAN
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) merupakan pemeriksaan darah rutin yang
dilakukan untuk memantau perjalanan penyakit dimana nilai yang tinggi cenderung dikaitkan
dengan keberadaan radang. ICSH (International Council for Standardization in Haematology)
merekomendasikan metode westergren sebagai metode untuk pemeriksaan LED dengan
mengalami beberapa kali perkembangan dari segi antikoagulan maupun pengencer yang
digunakan. Antikoagulan yang dapat digunakan yaitu antikoagulan Natrium Sitrat 0,8% dan
antikoagulan EDTA(Ethylene Diamine Tetra-Acetid-Acid).
Fenol atau hydroxbenzene dengan rumus molekul C6H5OH dan memiliki berat
molekul sebesar 94,11 g/mol merupakan komponen campuran yang memiliki satu atau lebih
gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik.pada suhu ruang fenol memiliki ciri fisik
berupa kristal putih dan perlahan berubah beubah menjadi berwarna mera mudah apabila
terkena paparan panas atau cahaya.fenol juga memiliki bau khas yaitu berbau manis dalam
18
kelarutannya ,zat ini sedikit sukar larut dalam air pada suhu 0-65 derajat celcius dan melarut
sempurna pada suhu diatas 65,3 derajat celcius .fenol sangat larut dalam
alkohol ,benzene,klorofom ,eter,dan hampir semua jenis pelarut organik.fenol juga biasa
disebut asam karbolat ,asam fenat,fenil hidroksida ,atau oksibenzena.
II.II SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan dari makalah ini yaitu antara lain:
1. Kepada Dosen D-III Analis Kesehatan,hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
penunjang referensi pembelajaran khususnya pada bidang hematologi.
2. Kepada Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi serta
sebagai acuan mengenai LED metode westergren dengan antikoagulan EDTA dan
natrium sitrat 0,8%. Hendaknya peneliti selanjutnya melakukan penelitian LED metode
westergren dengan desain penelitian yang berbeda agar dapat diketahui perbedaan yang
terjadi signifikan atau tidak, selain itu peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian
LED dengan antikoagulan natrium sitrat 0,8% yang memperhatikan perbedaan waktu serta
faktor-faktor pengganggu LED dan dapat memperluas sampel dengan kriteria yang lebih
khusus agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ardiya Garini. 2009. Perbandingan hasil pemeriksaan laju endap darah cara Westergren
menggunakan darah EDTA tanpa pengenceran dengan cara
Gandasoebrata, R. 2007. Penuntun Laboratorium klinik. Dian Rakyat: Jakarta Jou J. M. Dkk.,
2011. ICSH review of the measurement of the erythocyte
20