KONSENTRASI LARUTAN
Disusun oleh :
i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan
petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami
sekelompok tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas ini. Dalam penyajian makalah mungkin masih banyak
kekurangan, baik dari penulisan dan pembahasan di dalamnya. Maka,kami mohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………….…………….......……..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4
A. Latar Belakang……………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….5
C. Tujuan……………………………………………………………………..5
D. Manfaat…………………………………………………………………....5
BAB II PEMBAHASAN...……………………………..……………...………...6
A. Pengertian Konsentrasi Larutan.…………….....…..…………...………...6
B. Beberapa cara menyatakan jumlahKonsentrasi Larutan.............................6
1. Molaritas ( M ).......................................................................................6
a) Pengenceran.....................................................................................7
b) Pencampuran Larutan sejenis dengan Konsentrasi berbeda............8
2. Molalitas ( m )..……………………………………………………......8
3. Fraksi Mol ( x )........................................................................…...……9
BAB III PENUTUP…………………………………...…………………….......11
A. Kesimpulan………………………...………………………………… ….11
B. Saran……………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai petugas laboratorium, Anda tentu sudah mengetahui bahwa terdapat
banyak jenis larutan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium medik, antara
lain : perekasi, larutan untuk pewarnaan bakteri, larutan standar dan larutan penyangga
(dapar/buffer). Kebanyakan larutan yang digunakan untuk pemeriksaan dapat dibeli
langsung dari pemasok komersial dan siap untuk digunakan. Namun, beberapa larutan
tersedia sebagai konsentrat dan perlu dipersiapkan sesuai dengan konsentrasi yang
diperlukan. Contohnya adalah bahan kontrol untuk pemeriksaan kimia klinik, tersedia
dalam bentuk serbuk konsentrat, sebelum digunakan harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan aquabidest sampai volume tertentu. Selain itu ada juga larutan harus disiapkan
sebagai “reagen kerja” dengan mencampurkan dua atau lebih larutan secara bersama-
sama.
Contohnya dalam pemeriksaan kimia klinik parameter kreatinin, larutan kerja
disiapkan dengan cara mencampurkan NaOH dengan asam pikrat. Di laboratorium
medik sering juga dibuat larutan pewarna untuk identifikasi sel darah, bakteri, parasit
dan jaringan. Larutan pewarna tersedia dalam bentuk pekat (stock), dan akan
diencerkan dengan larutan penyangga bila akan digunakan dengan perbandingan
tertentu. Misalnya untuk pewarnaan sel darah digunakan larutan stock Giemsa dan
penyangga dengan perbandingan 1 : 4 atau untuk pemeriksaan parasite dengan
perbandingan 1 : 9. Larutan penyangga umumnya tersedia dalam larutan siap pakai.
Larutan yang sudah jadi (komersil) direkomendasikan sebagai pilihan utama. Namun
demikian, larutan buatan sendiri dipilih apabila tidak tersedia larutan jadi/komersil,
sehingga petugas laboratorium harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam
penyediaan larutan untukpemeriksaan .
Larutan adalah campuran homogen yang komponennya terdiri atas pelarut dan
zat terlarut. Larutan disebut juga sebagai campuran homogen dua zat atau lebih. Contoh
larutan yang sering kita temui yaitu air garam, air gula, air kopi, air teh, dan lain-lainl.
Dalam larutan juga dikenal istilah solven dan solute. Solven merupakan pelarut dan
solute adalah zat pelarut. Dalam larutan, solven mempunyai jumlah zat lebih besar
sedangkan sisanya adalah solute. Larutan dapat terjadi karena adanya gaya tarik-
4
menarik antara molekul-molekul solven dan solute. Supaya Anda mudah memahami
tentang solven dan larutan, perhatikanlah gambar di bawah ini.
Sumber : https://www.google.co.id
Gambar 1. Pelarut dan Larutan
Gambar di sebelah kiri adalah pelarut yang berfungsi untuk melarutkan zat
terlarut, sedangkan gambar yang di sebelah kanan adalah larutan. Apabila terdapat yang
terlarut dalam pelarut, maka campuran tersebut dinamakan larutan. Air merupakan
contoh pelarut yang universal, artinya hampir semua bahan dapat larut di dalam air.
Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam pelarut, tetapi
umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Konsentrasi Latrutan ?
2. Apa saja cara yang dapat menyatakan jumlah Konsentrasi Latrutan ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui yang dimaksud denganKonsentrasi Larutan
2. Dapat mengetahui cara apa saja yang dapat menyatakan jumlah Konsentrasi
Larutan
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui yang dimaksud denganKonsentrasi Larutan
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja cara yang dapat menyatakan jumlah
Konsentrasi Larutan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Contoh :
Jawab :
40
M= =1
40 ×1
a. Pengenceran
Pengenceran adalah proses dimana konsentrasi larutan akan menurun
dengan penambahan pelarut. Pengenceran yang dimaksudkan dalam larutan kimia,
yaitu memperbesar jumlah pelarut pada suatu larutan yang mempunyai jumlah
mol zat tertentu. Pengenceran yang biasa dilakukan adalah dengan mengambil
larutan yang mempunyai konsentrasi volume tertentu kemudian ditambah dengan
pelarut (aquades untuk pelarut air) sampai volumenya sesuai dengan yang
diharapkan
Hasil pengenceran jumlah mol zat terlarut yang ada dalam larutan tidak
berubah, akan tetapi konsentrasi larutan berubah, hal ini disebabkan oleh
perubahan volume pelarut
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
7
M1 : Konsentrasi larutan (molaritas) sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan (molaritas) setelah diencerkan
V2 : Volume larutan setelah diencerkan
2. Molalitas (m)
Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-
sifat yang tergabung dari jumlah partikel dalam larutan.
×1000
m=n … (1-1)
𝑝
Keterangan:
m = molalitas larutan
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut (gram)
8
Jumlah mol zat terlarut (n) dapat kita tentukan dari massa zat terlarut (m) dibagi
dengan massa molekul relatif zat terlarut (Mr). Jadi persamaan (1 – 1) dapat juga kita
tuliskan seperti berikut.
m ×1000
m= …(1-2)
Mrp
Contoh :
Jika kita melarutkan 9 gram gula sederhana (C6H12O6) ke dalam 500 gram air
maka berapakah molalitas glukosa tersebut dalam larutan?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 9 gram
Mr C6H12O6 = 180
p = 500 gram
Ditanya : molalitas (m) ...?
Jawab :
m 1000
m= ×
Mr p
9 gr 1000
= ×
180 500 gr
= 0,1 molal
Jadi, kemolalan glukosa tersebut adalah 0,1 molal.
Contoh: :
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaCl dilarutkan dalam 360 air! (Mr
NaCl = 58,7)
Penyelesaian:
9
massa NaCl
Mol NaCl =
Mr NaCl
117
= mol = 2 mol
58,7
massa H2 O
Mol H2O =
Mr H2 O
360
= mol = 20 mol
18
2
Fraksi Mol NaCl = = 0,091
2+20
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teknik pembuatan larutan dapat di lakkan dengan cara mencampurkan dua larutan
atau lebih.
2. Menentukan konsentrasi sebuah larutan dapat dilakukan dengan membandingkan
volume konsentrasi dan normalitas sebelum dan sesudah dilarutkan.
3. Teknik pengenceran larutan yang benar adalah mencapur larutan dengan bahan
pelarut murni agar diperoleh volume konsentrasi yang lebih rendah.
4. Teknik mencampurkan larutan adalah dengan mencampurkan dua larutan atau
lebih dengan konsentrasi yang berbeda hingga tidak padapat dibedakan lagi secara
fisik.
B. Saran
Saran untuk praktikum pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran
adalah harus dilakukan dengan teliti, misalnya pada penghitungan jumlah bahan yang
akan dilarutkan ataupun diencerkan. Karena apabila praktikan tidak teliti atau salah
dalam menghitung massa tiap sampel maka akan mempengaruhi pada proses
pembuatan larutan dan pengenceran. Maka, dari itu dalam praktikum harus hati-hari
dan teliti.
11
Daftar Pustaka
Mardiana. Rahayu, IG. 2017. Pengantar Laboratorium Medik (Bahan ajar).
Samarinda (ID). Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Sukmanawati, W. 2009. Kimia 3: untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: PT.
Sekawan Cipta Karya
12