Anda di halaman 1dari 8

BIODATA NABI MUSA A.S Nabi Musa A.S..

Nama panjangnya ialah, Musa Bin Imran Bin Qahats Bin Aazar Bin Lawi
Bin Nabi Yaakob..

Bapanya ialah Imran Bin Qahats Ibunya pula ialah Yukabad

Nabi Musa mempunyai berberapa org adik beradik iaitu:


- Maryam
- Nabi Harun
- Nabi Musa

Nabi Musa juga mempunyai ibu bapa angkat iaitu Firaun dan Asiyah..

Nabi Musa juga merupakan menantu kepada Nabi Syuib A.S.. Isteri Nabi
Musa ialah Safura binti Nabi Syuib..

Nabi Musa wafat pada umur 123 dan Nabi Musa juga tergolong dari
kalangan Nabi-nabi Ulul azmi...

Cara dakwah
Beliau adalah keturunan Nabi Ibrahim as dari putranya yang bernama
Ishaq as sebagaimana bisa anda lihat nama dan nasab beliau diatas. Nabi
Musa as diutus oleh Allah SWT kepada Fir’aun, seorang raja kafir yang
dzolim dan biadab.

Allah SWT memanggil Nabi Musa as tatkala beliau melewati suatu


lembah suci di Mesir yang bernama ‘Thuwa’. Di situlah Nabi Musa as
mendapatkan perintah untuk pergi menuju Fir’aun dan
mengajaknya beriman kepada Allah SWT. Menyadari bahwa ia
mendapatkan perintah yang tidak mudah ditambah dengan lisan beliau
yang kurang fasih, Nabi Musa as memohon kepada Allah SWT untuk
mengutus seseorang untuk menemaninya menemui Fir’aun, Allah SWT
mengabulkan permintaan Nabi Musa as dan memilih Nabi Harun as
saudara Nabi Musa as sendiri untuk menjadi temannya menuju Fir’aun.
Tak hanya memerintahkan Nabi Musa as menuju Fir’aun, Allah SWT
juga mengajari beliau tata cara berbicara yang baik dengan Fir’aun yang
dzolim dan kafir. Allah SWT mengajari Nabi Musa as kata-kata yang
lembut dan halus untuk ditujukan kepada Fir’uan. Padahal Fir’aun adalah
orang yang paling kafir karena ia tidak hanya mendustakan ketuhanan
Allah, tapi ia juga mengaku dirinya sebagai tuhan, dan inilah tingkat
kekufuran yang paling besar.

Dalam ayat lain di Surah Thaha Allah berfirman:

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang


lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 44).

Inilah yang Allah SWT ajarkan kepada Nabi Musa as untuk menghadapi
Fir’aun, yaitu dengan berkata-kata lembut. Disini patut kita ambil
pelajaran bagaimana cara mengajak atau menasehati orang lain, jika Nabi
Musa as saja diperintahkan untuk berkata-kata lembut kepada Fir’aun
yang kafir, maka dalam menasehati saudara kita yang sesama muslim
dikala mereka salah lebih diperintahkan.

Setelah Nabi Musa as sampai kepada Fir’aun dan menyampaikan dakwah


beliau, Allah menjelaskan bagaimana reaksi Fir’au, Allah berfirman:

“Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi


Fir´aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian Dia berpaling seraya
berusaha menantang (Musa). Maka Dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (seraya)
berkata:”Akulah Tuhanmu yang paling tinggi”.” (QS. An-Nazi’at: 20-24).

Nabi Musa as tidak hanya mengajak Fir’aun beriman tapi juga


memperlihatkan mukjizat sebagai bukti kenabian beliau yang berupa
tongkat yang berubah menjadi ular besar dan sinar yang memancar dari
tangan beliau. Namun Fir’aun yang hatinya sudah tertutup dan dipenuhi
oleh rasa sombong tetap bersikeras dalam kekufurannya.

Fir’aun justru tambah menentang, ia berpaling dari semua ajakan Nabi


Musa as dan mengumpulkan rakyatnya seraya mengatakan “Akulah
Tuhanmu yang paling tinggi”. Maksudnya adalah; tiada tuhan diatas aku.

Menurut Ibnu Abbas ra dan Mujahid, kata-kata Fir’aun diatas ia katakan


empat tahun setelah perkataannya yang pertama:
“Dan Fir’aun berkata: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui
Tuhan bagimu selain aku…” (QS. Al-Qashash: 38).

Maka di ayat berikutnya Allah SWT berfirman:

“Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.”


(QS. An-Nazi’at: 25)

Disini para ahli tafsir berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud (yang
pertama dan yang terakhir):

Pendapat pertama adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri dan Qatadah


yang mengatakan bahwa maksud ‘yang pertama’ adalah adzab di dunia
dimana Fir’aun ditenggelamkan ke laut, dan ‘yang terakhir’ adalah adzab
api neraka. Dan ini adalah pendapat yang dipilih oleh Imam Ibnu Katsir.

Pendapat kedua adalah pendapat Imam Mujahid dan sekelompok ahli


tafsir yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘yang pertama’
adalah perkataan Fir’aun;

“aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku”

dan yang dimaksud dengan yang kedua adalah perkataannya: (Akulah


Tuhanmu yang paling tinggi), dan antara kedua perkataan tersebut jeda
waktu selama 40 tahun.

Kemudian di ayat berikutnya Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang


yang takut (kepada Tuhannya).” (QS. An-Nazi’at: 26).

Kisah ini adalah sebagai pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada
kepada Allah SWT. Dalam ayat lain Allah berfirman:

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu[*] supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan kami.” (QS. Yunus: 92)

[*] Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah,


setelah Fir’aun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan
oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang
dan dapat dilihat di musium Mesir, Berhias, atau bepergian, atau
menerima pinangan.

Wallahu a’lam

Mukjizat

1. Membelah Lautan Nabi Musa mampu membelah lautan dengan tongkatnya. cerita dimulai
saat ia bersama pengikutnya dikejar oleh firaun yang juga bersama dengan pasukannya.
namun nabi Musa akhirnya menemui jalan buntu dan harus berhadapan dengan luasnya lautan,
Allah SWT pun memberikan wahyu kepada nabi Musa AS agar memukulkan tongkatnya ke
laut dan atas izin Allah SWT maka lautan pun terbelah menjadi dua dan memberikan jalan
bagi nabi Musa dan para pengikutnya untuk lewat. nabi Musa pun berhasil melewatinya dan
sampai ke seberang, sedangkan firaun dan pasukannya yang juga melewati jalan tersebut
ditenggelamkan oleh Allah SWT karena laut kembali menyatu dan membuat firaun mati
bersama dengan seluruh pasukannya karena tenggelam. “… Dan sesungguhnya telah Kami
wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam
hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan
tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).” (QS. Taha: 77) “Lalu Kami wahyukan
kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan
tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy Syu’araa’: 26:63)
2. 2. Tongkat Nabi Musa Nabi musa memiliki sebuah tongkat yang pada awalnya ia
pergunakan untuk keperluan sehari hari. namun namun Allah SWT memberikan mukjizat
kepada nabi Musa melalui tongkatnya tersebut, sehingga tongkat tersebut mampu melakukan
berbagai hal yang luar biasa sebagai mukjizat dan bukti kenabian Nabi Musa AS. diantaranya
adalah . .. - Pada saat nabi Musa beradu dengan para penyihir penyihir firaun, tongkat tersebut
dilempar dan mampu berubah menjadi ular yang sangat besar sehingga memakan semua ular
ular kecil buatan para penyihir firaun. “… Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah
yang paling unggul (menang), dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia
akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah
tipu daya tukang sihir (belaka), dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang.” ( QS. Taha: 68-69) - Memukulkan tongkatnya kepada sebuah batu besar sehingga
muncullah dari batu tersebut 12 mata air yang digunakan untuk 12 suku bani israil. “… Dan
(ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu
dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap
suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang
diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat
kerusakan.”(QS Al-Baqarah: 60) - Membelah laut merah dengan tongkatnya menjadi 12
bagian dan menjadi jalan bagi nabi Musa serta pengikutnya untuk lari dari kejaran firaun.

3. 3. Mengeluarkan Cahaya Dari Tangannya Nabi Musa memiliki keistimewaan fisik yang
luar biasa yaitu tangan Nabi Musa as yang dapat mengeluarkan cahaya berwarna putih yang
menyilaukan, setelah ia memasukkan tangannya ke dalam jubah/bajunya. “… Dan
kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat,
sebagai mukjizat yang lain (pula).” (QS. Taha: 20:22) “… Dan masukkanlah tanganmu ke
leher bajumu, niscayaia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat
ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya.
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. An Naml: 12) “Masukkanlah tanganmu
ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan
dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua
mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan
pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS.
Al-Qashash: 32) “… Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu
menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. (QS. Al-A’raaf: 108)

4. 4.Menghidupkan Orang Mati Membangkitkan orang mati yang telah di bunuh dengan
cara memukulkan tubuh mayat itu dengan salah satu anggota tubuh sapi betina. cerita
bermulas saat terdapat seseorang yang meninggal akibat dibunuh. untuk mengetahui siapa
pembunuhnya, maka nabi Musa memerintahkan untuk memukulkan anggota tubuh sapi
kepada mayat korban pembunuhan tersebut, maka dengan izin Allah SWT mayat tersebut
hidup dan mengatakan siapa pembunuh dirinya. 5. Menurunkan Makanan Dari Surga
Meminta agar turun makanan dari surga yang bernama manna dan salwa untuk membuktikan
kenabiannya "...dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa." Kami berfirman):
"Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu. Mereka tidak
menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri."(Al-A'raaf 7:160)

Source: http://www.fiqihmuslim.com/2015/10/mukjizat-nabi-musa-as.html

Cerita kaum nya:


Kisah di Perjalanan
Sebelum sampai di Pulau Sinai, Nabi Musa dan Bani Israil melewati
gurun yang tandus lagi panas, matahari menyengat hebat. Mereka semua
kehausan dan takut akan kematian. Namun, bagi sebagian dari mereka
yang beriaman, tak merasa khawatir sedikitpun. Mereka yakin bahwa
Nabi Musa dan Allah akan menolong mereka.
Atas hal itulah, mereka meminta Nabi Musa agar berdoa kepada Allah
memohon pertolongan. Saat anak-anak, para wanita dan orang tua
menderita kehausan, Malaikat turun ke bumi dan mewayuhkan kepada
Musa. Malaikat berkata, “Pukul batu itu dengan tongkatmu!” Musa
segera menuju batu yang dimaksud, letaknya berada di kaki gunung. Ia
memukulkan tongkatnya dan batu itu pecah mengeluarkan dua belas mata
air. Jumlah yang sesuai dengan suku Bani Israil yang mengikuti Nabi
Musa.
Setelah itu, mereka pergi ke sebuah daerah luas untuk menetap. Dalam
perjalanan, mereka melihat orang-orang mengelilingi berhala. Lalu
mereka minta kepada Musa agar membuatkan Tuhan. Hal itu membuat
Musa marah dan mencoba menyadarkan mereka. Mereka masih tak
percaya akan adanya Tuhan. Namun, mereka terdiam dengan jawaban
Musa, tapi mereka juga tetp keras kepala.
Allah mengirimkan Manna dan Salwa untuk mereka makan. Manna yang
seputih salju, turun dari langit di semak berduri. Rasanya manis dan Bani
Israil mengumpulkannya di pagi hari dan memakannya. Salwa yakni
sejenis burung puyuh yang terbang tinggi di langit. Allah menunjukkan
kebesaran-Nya agar mereka menyebah kepada-Nya.

Kaum yang Keras Kepala


Di setiap kesempatan, mereka selalu meminta Musa untuk menunjukksn
Tuhan-Nya. Musa ingin menguatkan hati dan keimanan mereka, maka
pergilah ia ke gunung Al-Thur bersama tujuh puluh orang dari Bani Israil
yang mengikutinya. Ia pun menunjuk saudaranya, Harun sebagai
penggantinya ketika ia berpergian.
Nabi Musa mendapat perintah dari Allah agar menetap di gunung
Al-Thur selama empat puluh hari. Saat waktunya tiba, Musa meminta
agar ia bisa melihat Allah. Allah berkata padanya, “Kamu sekali-kali
tidak akan sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia
tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku.”
(Q.S. Al-A’raf ayat 143).
Waktu berlalu dan Nabi Musa menoleh ke sebuah gunung tinggi.
Kejadian mengerikan terjadi. Cahaya kuat menutup gunung itu, guntur
menyambar dan terjadi ledakan mengerikan yang menghancurkan gunung
itu. Tanah-tanah di bawah Nabi Musa berdiri bergetar dan membuatnya
jatuh lalu pingsan. Saat sadar ia tak melihat gunung yang kemarin ia lihat.
Ia mencoba menyadarkan Bani Israil bahwa tak akan bisa melihat Allah.
Secara mata telanjang, mereka pasti tak sanggup seperti apa yang telah
dialami Nabi Musa. Allah itu terletak di hati masing-masing. Musa
mencoba mengingatkan kaumnya, namun mereka bersikeras terhadap
pendirian mereka. Maka tanh pun bergetar membuat ketakutan diantara
mereka. Muncullah halilintar memecah langit dan mengahantam mereka
hingga tewas.
Saat itu, Musa meminta pengampunan atas dosa-dosa Bani Israil. Allah
mengampuninya karena Allah hendak membersihkan hati mereka dari
kekafiran. Mereka sebenarnya juga hendak melihat turunnya Taurat.
Musa meminta Allah memberikan ‘lembaran-lembaran suci’ mengenai
tata hukum. Allah memberikannya setelah kejadian tewasnya tujuh puluh
orang Bani Israil yang mengikutinya.
Saat Nabi Musa meninggalkan kaumnya, mereka telah berkhianat pada
Musa dan Allah. Tersebutlah Samiri yang membuat sebuah sesembahan
bagi mereka. Mereka tidak menyembah Allah, melainkan menyembah
sapi betina dari emas. Saat Nabi Musa pulang dan melihat kaumnya
menyembah sapi betina emas, ia marah kemudian membakarnya. Ia juga
mengusir Samiri.

Sapi Betina
Adapula kejadian di masa itu, seseorang telah dibunuh dan mayatnya
dibuang di jalan. Bani Isarail mendatangi Musa agar memecahkan
masalah. Allah mewahyukan agar mereka menyembelih sapi betina.
Mereka terkejut dan mengatakan apakah Musa sedang mengejek mereka.
Allah memerintahkan mereka agar menyembelih sapi betina. Namun
mereka keras kepala dan mencoba menanyakan detail sapi betina yang
seperti apa. Melalui wahyu Allah, bahwa sapi betina yang dimaksud
adalah sapi betina yang tak tua dan tak muda, warnanya kuning tua,
belum dipakai membajak tanah ataupun mengairi tanaman, tidak bercacat
dan tidak ada belangnya.
Setelah terasa detail, mereka pun segera mencarinya dan menemukan sapi
yang dimaksud adalah milik seorang anak yatim. Mereka kemdian
mebelinya dan membawakannya kepada Musa. Sapi itu disembelih dan
kemudian diambil sebagian dagingnya dan dipukulkan kepada orang yang
meninggal. Tiba-tiba orang tersebut hidup dan menjelaskan siapa yang
membunuhnya.
Allah hendak melengkapi rahmat-Nya kepada Bani Israil. Melalui wahyu
yang diturunkan Allah kepada Musa, ia menyuruh kaumnya masuk ke
Tanah Suci (Palestina). Mnamun mereka membangkang perintah itu.
Dengan bahasa rayuan dan manja, mereka meminta agar Allah mengusir
orang-orang tiran di sana.
Mereka semua ingin hidup enak dan bergantung kepada mukjizat Nabi
Musa. Mereka enggan memasuki kota itu. Dari ribuan orang, dua orang
bangkit dan megatakan untuk menyerbu kota itu. Tapi Bani Israil yang
penakut mencari-cari alasan agar mereka tak perang dengan orang tiran di
sana.
Nabi Musa kebingungan menghadapi kaum yang keras kepala ini.
Mereka lagi dan terus ingkar dengan Musa. Ia berdoa kepada Allah dan
Allah pun murka kepada kaum Bani Israil. Azab Allah pun tiba. Mereka
dihukum dengan pengembaraan di alam liar gurun pasir Sinai selama
empat puluh tahun. Mereka hidup di tempat yang berbeda-beda selama
masa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai