Anda di halaman 1dari 56

Mata Kuliah : Analisis Instrumen

Dosen : Apt. Nurhikma A, M.Si

MAKALAH

“pH Meter, TDS Meter, dan DO Meter”

Oleh :

Kelompok : V (Lima)

Kelas : 03 (Alih Jenjang)

Aditya Syafaat (D1B120128)

Eka Jumrawati Rapi (D1B120234)

Lina Herlina (D1B120228)

Nanda Pratiwi (D1B120318)

Novita Chreis Anugrah (D1B120231)

Nur Asrinah (D1B120189)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas

limpahan rahmatnya kita masih diberi kesehatan, karunia, dan petunjuk sehingga

kami mampu meneyelesaikan makalah ini.

Penyusunan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan sesuai

dengan format yang telah ditetapkan. Mengenai isi makalah telah diupayakan

sesuai dengan tujuan penulisan dengan didasarkan pada berbagai sumber referensi

lainnya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

Amin.

Makassar, 20 April 2021


Penulis,

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................... ii

Bab 1 : Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 3

Bab II : Kajian Pustaka

A. pH Meter ........................................................................................... 4

B. TDS Meter ........................................................................................ 10

C. DO Meter .......................................................................................... 17

Bab III : Penutup

A. Kesimpulan ........................................................................................ 26

B. Saran ............................................................................................... 26

Daftar Pustaka ............................................................................................. 28

Lampiran Jurnal .......................................................................................... 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,

meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi

pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan

distribusinya serta penggunaannya yang aman. (Susanti, 2016).

Dalam dunia farmasi, sebuah analisis sangat diperlukan untuk

mengidentifikasi suatu bahan. Salah satu bahan yang sering kali kita gunakan

baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada kepentingan penelitian

farmasi yaitu air. Tidak hanya air, bahkan bahan alam yang lain pun bisa

diketahui kemurniannya ataupun kandungannya melalui analisis.

Hal yang harus kita ketahui sebelum melakukan proses analisis adalah

alat atau yang dapat disebut dengan instrument. Dimana analisis instrument

ini merupakan gabungan dari beberapa ilmu Kimia Analitik.

Kimia analitik merupakan cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan

identifikasi dan penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat

kimia analitik kualitatif, kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik

instrument (Yusrin dan Endang. 2019).

Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas

tentang identifikasi atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan. Adapun

kimia analitik kuantitatif adalah kimia analisa yang berhubungan dengan

1
komposisi atau jumlah unsur/zat dalam suatu bahan (Yusrin dan Endang.

2019).

Sedangkan kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang

berhubungan dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan

instrumen (alat) khas, keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit

pereaksi baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya tergantung pada

ketelitian alat (Yusrin dan Endang. 2019).

Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penentuan

jumlah relatif komponen dalam suatu sampel. Metode analisis kimia

diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu: 1) analisis klasik: cara klasik

dengan melibatkan proses kimia sederhana, peralatan sederhana, tetapi

memerlukan keahlian relatif tinggi; 2) analisis instrumen: cara modern mulai

meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan proses (Yusrin dan

Endang. 2019).

Salah satu instrument yang sering kali digunakan dalam proses analisa

yaitu pH meter, TDS Meter dan DO meter. Alat – alat tersebut merupakan

sebuah instrument yang biasa digunakan dalam menganalisa kemurnian suatu

senyawa seperti air. Dimana pH digunakan untuk mengukur sifat asam atau

basa suatu larutan, TDS Meter (Total Dissolved Solid) digunakan dalam

mengukur partikel padatan terlarut, dan DO meter (Dissolved Oxygen)

digunakan untuk melihat kadar oksigen atau O2 suatu zat.

Berdasarkan uraian diatas, kita mengetahui betapa pentingnya suatu

instrument dalam proses analisis. Oleh karena itu, pada makalah ini kami

2
akan membahas lebih lanjut mengenai beberapa alat yaitu pH meter, TDS

meter serta DO meter secara lebih terperinci.

B. Rumusan Masalah

Berdarakan latar belakang diatas, adapun permasalahan yang akan kita

bahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan analisis instrument ?

2. Apa yang dimaksud dengan pH, TDS dan DO meter?

3. Bagaimana prinsip penggunaan dari alat tersebut ?

4. Bagaimana fungsi dari setiap alat ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis instrument

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pH, TDS dan DO meter

3. Untuk mengetahui prinsip penggunaan dari alat tersebut

4. Untuk mengetahui fungsi dari setiap alat

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis instrument

2. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pH, TDS dan DO meter

3. Dapat mengetahui prinsip penggunaan dari alat tersebut

4. Dapat mengetahui fungsi dari setiap alat

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air

limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat

menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar

mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah

industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau

dibuang kembali kelingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkungan.

Proses daur ulang air limbah industri atau Water Treatment Recycle Process

adalah salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan

lingkungan (Berutu Rinaldo, 2016).

Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang

dibuang tanpa pengolahan kedalam suatu badan air. Menurut Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari

suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari

rumah tangga (domestik) maupun industri (industry) (Berutu Rinaldo, 2016).

A. pH Meter

Asam dan basa mempunyai ion hydrogen bebas dan ion alkali bebas.

Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk

menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH. Atas dasar

pengertian ini ditentukan :

1. Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral.

2. Jika nilai pH < 7 maka larutan bersifat asam.

4
3. Jika nilai pH > 7 maka larutan bersifat basa.

4. Pada suhu kamar : pKw = pH + pOH = 14.

Pengukuran pH secara kasar bisa dilakukan dengan kertas pH atau

kertas indicator pH, dengan perubahan warna pada level pH yang bervariasi.

Indicator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran, dan

dapat terjadi kesalahan pengamatan warna yang disebabkan larutan sampel

yang berwarna atau sampel yang keruh (Himam, 2008).

Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan

menggunakan pH meter. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu

elektroda pengukuran pH, dan alat pengukur impedansi tinggi. pH elektroda

dapat diasumsikan sebagai battery, dengan voltase bervariasi hasil

pengukuran dari pH larutan yang diukur (Peraturan Kemenkes RI).

1. Gambar alat

5
Keterangan gambar :

1) Bagian perasa electrode yang terbuat dari kaca yang sfesifik.

2) Larutan buffer.

3) Cairan HCL.

4) Elektroda ukur yang dilapisi perak.

5) Tabung gelas elektroda.

6) Elektroda referensi.

7) Ujung kawat yang terbuat dari keramik.

2. Pengertian pH meter

PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Konsep

pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder

Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Alat ukur keasaman pada air tersebut

digunakan untuk mengukur kandungan pH atau kadar keasaman pada air

mulai dari pH 0 sampai pH 14. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5

hingga 7.5 sementara bila nilai pH < 6.5 menunjukkan zat tersebut

memiliki sifat asam sedangkan nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut

6
memiliki sifat basa. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan

pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi (Ishak, dkk. 2016).

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat

kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada

skala 2 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p”, lambang matematika dari

negatif logaritma dan “H”, lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi

yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktifitas ion

Hydrogen. pH = -log[H+].

Ph meter merupakan suatu alat pengukur ph dengan ketelitian

tinggi (Suwarni. 2019).

3. Prinsip Kerja pH meter

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan

pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat

didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui

dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui.

Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi

dengan ion hydrogen yang ukurannya relatife kecil dan aktif, elektroda

gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen

atau diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit

elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat

tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur (Indah, Lindari, dkk,

2013).

7
Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe

berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion

H3O+ di dalam larutan.Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal

0.1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan

silinder kaca non konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya

diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam

sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya

terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada

sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil. Inti

sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan

untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur (Ishak, dkk. 2016).

Pada sebuah sistem pH meter secara keseluruhan, selain terdapat

elektrode kaca juga terdapat elektrode referensi. Kedua elektrode tersebut

sama-sama terendam ke dalam media ukur yang sama. Elektrode referensi

digunakan untuk menciptakan rangkaian listrik pH meter. Untuk

menghasilkan pembacaan pH yang valid, elektrode referensi harus

memiliki nilai potensial stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang

diukur (Ishak, dkk. 2016).

Cara mengukur ph menggunakan ph meter tidak sulit. Setelah

memastikan ph meter dalam keadaan hidup (on), celupkan batang

elektode ph ke dalam larutan yang akan diukur phnya. Lihat nilai ph

larutan pada layar ph meter. Setelah selesai bilas batang elektrode ph

meter dengan air suling. Agar lebih akurat sebaiknya penggunaan ph

8
untuk larutan uji yang sama dilakukan sebanyak 2-3 kali (Muctaridi dan

Sandi Justiana. 2007).

4. Komponen dan fungsi alat

a. Sensor Derajat Keasaman (pH)

Sensor adalah komponen yang digunakan untuk mendeteksi

suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa

dengan rangkaian listrik tertentu. pH adalah singkatan dari power of

hydrogen yang memiliki arti ukuran kekuatan suatu asam (Ishak,

dkk. 2016).

b. Sensor probe berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan

mengukur jumlah ion di dalam larutan.

c. Elektrode kaca dan Elektro referensi

Kedua elektrode ini sama-sama terendam ke dalam media ukur

yang sama. Elektrode referensi digunakan untuk menciptakan

rangkaian listrik pH meter. Untuk menghasilkan pembacaan pH

yang valid, electrode referensi harus memiliki nilai potensial stabil

dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang diukur (Ishak, dkk.

2016).

5. Fungsi/Kegunaan pH meter

Alat ukur keasaman pada air tersebut digunakan untuk mengukur

kandungan pH atau kadar keasaman pada air mulai dari pH 0 sampai pH

14. Dimana pH normal memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara bila nilai

pH < 6.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan nilai

9
pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa. pH 0

menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan

derajat kebasaan tertinggi (Ishak, dkk. 2016).

B. TDS Meter

Pengukuran dalam fisika adalah kegiatan menggunakan alat-alat ukur

dengan tujuan mengetahuhui nilai suatu besaran.Pengukuran nilai kadar zat

terlarut (TDS) pada air minum adalah tes dari kualitas air minum ataupun

kelayakan air minum untuk di komsumsi.untuk mengetahui tingkat kadar zat

terlarut (TDS) pada air minum dapat digunakan alat ukur TDS meter

sedangkan untuk derajat keasaman digunakan PH meter.

Salah satu factor penting dalam menentukan kelayakan air untuk

dikonsumsi adalah kandungan total dissolvet solid (TDS) dalam air. TDS

adalah jumlah material yang terlarut didalam air. Material ini dapat berupa

karbohidrat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, magnesium,

natrium, ion-ion organik, senyawa keloid dan lain-lain (Irpan Afandi, 2018).

TDS adalah jumlah zat padat terlarut baik berupa ion-ion organik,

senyawa, maupun koloid didalam air. Konsentrasi TDS yang terionisasi

dalam suatu zat cair mempengaruhi konduktivitas listrik zat cair tersebut.

Makin tinggi konsentrasi TDS yang terionisasi dalam air, makin besar

konduktivitas listrik larutan tersebut. Sementara konsentrasi TDS juga

dipengaruhi oleh temperature. Konsentrasi TDS dalam air minum melebihi

batas ambang yang diperbolehkan dapat membahayakan kesehatan karena

dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada ginjal. Menurut WHO (World

10
Health Organization), air minum yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS

< 300 ppm (parts per million). Sedangkan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 tahun 2010 menyatakan standar

TDS maksimum yang diperbolehkan adalah 500 mg/liter atau 500 ppm.

1. Gambar alat

Keterangan :

a. LCD Screen

b. Battery compartments

c. Hold Button

d. Temp Button

11
e. On/Off Button

f. Electrode

2. Pengertian TDS (Total Dissolved Solid) Meter

TDS meter adalah alat untuk mengukur partikel padatan terlarut

diair minum yang tidak Nampak oleh mata.pengukuran ini menggunakan

metode electrical conductivity,dimana dua proble di hubungkan kelarutan

yang akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal

mengeluarkan autput yang menunjukkan besar konduktivitas larutan

tersebut, yang jika dikalikan dengan factor konversi maka akan

didapatkan nilai kualitas air tersebut dalam TDS (Total Dissolved Solid)

atau PPM (Part Per Million) (Irpan Afandi, 2018).

TDS dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas air minum.,

karena mewakili jumlah ion didalam air. Nilai baku mutu air terhadap

parameter uji TDS yang diperbolehkan menurut stabdar nasional adalah

1000 mg/L.

Untuk mengetahui nilai TDS dapat digunakan berbagai teknik

pengukuran. Alat standar yang digunakan adalah TDS meter, namun

harganya mahal dan proses pengukurannya lama. Hal ini mendorong

beberapa peneliti untuk mengembangkan alat pengukur TDS yang lebih

murah dan dengan data real time. Metode yang dapat digunakan untuk

mengukur TDS dalam air adalah gravitasi dan konduktivitas listrik .

Gravimetri merupakan metode pengukuran TDS yang paling akurat

dibandingkan metode lainnya. Metode gravimetri dilakukan dengan cara

12
memanaskan sampel sampai cairan sampel diuapkan hingga tersisa residu

yang kemudian ditimbang secara langsung dengan menggunakan neraca

digital. Dengan demikian didapatkan hasil TDS dari sampel tersebut

(Harum cahyani, 2016).

3. Prinsip Kerja TDS (Total Dissolved Solid) Meter

Sistem pengukuran TDS air minum ini dilakukan berdasarkan

kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik, semakin

besar nilai konduktansi maka semakin besar kemampuan kation dan anion

dalam menghantarkan arus listrik. Secara umum blok diagram sistem

secara keseluruhan (Wildan, dkk. 2015).

Menurut Sasmoko, Priyo, dkk tahun 2016. Dalam hal ini metode

yang digunakan untuk menentukan kualitas air yang layak untuk

dikonsumsi adalah konduktivitas listrik. Konduktivitas listrik merupakan

kemampuan suatu zat untuk mengalirkan arus listrik. Dalam larutan, arus

dibawa oleh kation dan anion sedangkan pada logam arus dibawa oleh

electron. Hubungan konduktivitas dengan TDS ini yang mengakibatkan

penggunaan metode ini. Dimana semakin besar daya hantar listrik larutan

maka jumlah TDS yang terbaca juga akan semakin besar. Dalam

perancangan alat ini hasil pembacaan alat ukur akan di tampilkan oleh

LCD dengan tampilan berupa tegangan dan nilai TDS yang terbaca.

Sumber tegangan sensor TDS meter menggunakan trafo step down.

Dengan sebuah resistor sebesar 1 kΩ yang dirangkai seri dengan

elektroda. Keluaran tegangan yang terbaca di resistor selanjutnya di

13
masukan kerangkaian pengubah sinyal AC menjadi DC sebelum

dimasukan ke ADC mikrokontroler Pada mulanya percobaan yang

dilakukan adalah mempersiapkan larutan garam, air tawar serta alat ukur

TDS Meter. Alat TDS Meter digunakan untuk melakukan kalibrasi alat

ukur TDS meter yang akan dibuat. Kalibrasi dilakukan dengan

pengambilan data tegangan yang dibaca oleh mikrokontroler dan hasil

pembacaan TDS Meter. Pengambilan data dilakukan dari larutan yang

kadungan garam sedikit sampai dengan kandungan garam yang pekat

secara berulang ulang. Pengambilan data dilakukan berulang ulang

sehingga dapat diketahui spesifikasi kemampuan alat ukur yang dibuat.

4. Komponen dan Fungsi Alat :

a. Temperatur: Mengukur suhu/temperatur larutan.

b. Hold: Menyimpan pengukuran untuk kenyamanan pembacaan

c. Auto-off: Otomatis mematikan meter setelah 10 menit tidak digunakan

untuk menghemat baterai.

d. Sistem sensor konduktivitas dengan dua probe yang terbuat dari

stainless : Sebagai sumber tegangan untuk sensor konduktivitas yaitu

catudaya 12V.

Desain secara umum terdiri dari atas tiga bagian, yaitu :

a. Sensor konduktivitas

b. Sensor temperature

c. Mikrokontroler sebagai pengkondisi sinyal dan penampil (PC).

14
Dalam sensor konduktivitas, pengaliran arus listrik searah ke dalam

zat cair, sangat rentan terjadi elektrolisis dan perubahan kepolaran ion-

ion. Untuk menjaga supaya tidak terjadi elektrolisis digunakan sumber

tegangan AC konstan pada probe agar pada larutan dapat terjadi aliran

arus dan mengkonversi nilai konduktansi menjadi tegangan. Sumber

tegangan yang digunakan pada sinyal processing adalah 12 V.

Sementara sensor temperatur LM35 yang berfungsi untuk mengubah

besaran temperatur menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.

Besaran tegangan yang dihasilkan oleh sinyal processing diubah menjadi

nilai digital melalui mikrokontroler arduino dan mengkonversinya

menjadi satuan ppm serta menampilkannya pada PC (Personal Computer).

(Wildan, dkk. 2015).

5. Fungsi/Kegunaan TDS (Total Dissolved Solid) Meter

Permasalahan yang ada saat ini sulit untuk menentukan atau

mengidentifikasi kualitas air yang layak untuk digunakan atau tidak layak

untuk digunakan. Analisis layak atau tidaknya air untuk digunakan

berkaitan erat dengan kandungan kimia pada air tersebut. Analisis

kandungan kimia air sangat mahal karena itu berbagai metode dilakukan

untuk melakukan pendekatan dan prediksi untuk mengetahui zat kimia

apakah yang mungkin terkandung dalam air berdasarkan sifat fisika air .

Contoh sifat fisika air adalah sifat kelistrikan yang berupa konduktivitas,

yaitu kemampuan larutan untuk mengantarkan arus listrik. Sifat fisik

lainnya yaitu TDS (Total Dissolve Solid) yang menunjukkan jumlah

15
padatan zat terlarut dalam air. Perkembangan teknologi elektronika saat

ini khususnya teknologi semikonduktor, mendorong manusia untuk

berusaha membuat alat yang berguna untuk mengukur besaran yang ada

(Wildan, dkk. 2015).

Dalam keperluan untuk mengukur jumlah padatan dalam larutan

maka, dibutuhkan alat ukur TDS larutan yang mampu untuk

mengindentifikasi atau menganalisis kualitas air berdasarkan konsep dasar

fisika tentang konduktivitas dan resistivitas. Nilai konduktivitas suatu

larutan dipengaruhi oleh zat yang terlarut didalamnya sebagai contoh

larutan garam (NaCl), semakin bnyak jumlah garam yang terlarut maka

konduktivitasnya semakin besar dan semakin besar pula nilai TDS

(Wildan, dkk. 2015).

Alat TDS Meter digunakan untuk melakukan kalibrasi alat ukur

TDS meter yang akan dibuat. Kalibrasi dilakukan dengan pengambilan

data tegangan yang dibaca oleh mikrokontroler dan hasil pembacaan TDS

Meter (Sasmoko, Priyo, dkk. 2016).

Alat untuk mengukur jumlah padatan atau partikel terkecil di

dalam air. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jumlah partikel

terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan

larutan nutrisi hidropik atau dengan kata lain konsentrasi larutan nutrisi

(Wildan, Agus Romadhan, Ayu Hernita. 2020).

16
C. DO (Dissolved Oxygen) Meter

Kualitas konsentrasi oksigen udara saat ini bisa diukur dengan

menggunakan alat pendukung yang telah ada, diantaranya dengan penentuan

konsentrasi oksigen terlarut H+ menggunakan alat oxygen meter atau DO

meter digital yaitu penentuan oksigen terlarut metode elektrokimia, adalah

cara langsung proses menentukan konsentrasi oksigen terlarut dengan alat

oxygen meter digital. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen

yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalam larutan elektrolit

atau kelembaban udara yang masuk pada alat DO meter, probe ini biasanya

menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb).

Kadar oksigen diukur menurut satuan ppm (part per million). Kadar

oksigen dibawah 2 ppm atau lebih rendah dapat menyebabkan makhluk hidup

di laut menjadi stress dan mati. Namun beberapa makhluk hidup seperti tiram

dapat bertahan hidup pada kadar oksigen yang rendah untuk beberapa hari (1

ppm untuk 5 hari). Oksigen merupakan unsur yang dapat dengan cepat

berubah di dalam air walaupun kadarnya lebih kecil bila dibandingkan di

udara. Pada air laut, oksigen masuk ke dalam air melalui proses fotosintesis

dan penyerapan dari udara seperti gerakan gelombang air maupun perputaran

arus air. Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan

komponen-komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana.

Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida dengan zat pencemar seperti

komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan.

Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob

17
maupun anaerob dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam

air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air.

Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut adalah komponen (Riyadhi,

Luthfi. 2017).

Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka

kadar oksigen akan menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak

cukup untuk menguraikan komponen kimia tersebut. Keadaan yang demikian

merupakan pencemaran berat pada air (Riyadhi, Luthfi. 2017).

1. Gambar alat

Keterangan :

a. Battery compartment

b. Display screen

c. Power On/Off dan Data Hold button

18
d. Calibrate

e. Reduce and set button

f. Probe

2. Pengertian DO (Dissolved Oxygen) Meter

DO merupakan oksigen terlarut yang digunakan untuk mengukur

kualitas kebersihan air. Semakin besar nilai kandungan DO menunjukan

bahwa kualitas air tersebut semakin bagus. Oksigen terlarut atau

Dissolved Oxygen (DO) merupakan salah satu parameter mengenai

kualitas air. Tersedianya oksigen terlarut didalam air sangat menentukan

kehidupan di perairan tersebut. Menurut PP No. 82 Tahun 2001, baku

mutu kandungan DO disungai adalah 6 Mg/L (Prahutama, Alan. 2013).

Diantara parameter yang digunakan untuk limbah industri yaitu

termasuk analisis Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen

Demand (BOD). Analisis Dissolved Oxygen (DO) penting karena

oksigen terlarut digunakan sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang

ada, semakin besar oksigen terlarut maka menunjukkan derajat

pengotoran yang relatif kecil. Analisis Biological Oxygen Demand

(BOD) penting karena kadar BOD yang tinggi dapat merusak lingkungan

hidup dan membahayakan kesehatan makhluk hidup.

19
DO adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan

diukur dalam satuan miligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan

sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar

oksigen terlarut, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif

kecil.

Oksigen terlarut (dissolved oxygen=DO) merupakan parameter

mutu air yang penting karena nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan

tingkat pencemaran atau tingkat pengolahan air limbah. Oksigen terlarut

ini akan menentukan kesesuaian suatu jenis air sebagai sumber

kehidupan biota flora dan fauna di suatu daerah.

Distribusi oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) di perairan sungai

umumnya lebih merata dibandingkan dengan perairan tergenang. Hal ini

disebabkan oleh adanya gerakan air yang kontinyu, sehingga

memungkinkan terlarutnya oksigen dari udara ke air. Oksigen terlarut

dalam air pada umumnya berasal dari difusi oksigen udara melalui

permukaan air, aliran air, air hujan dan hasil fotosintesis tumbuhan air

pada siang hari

3. Prinsip Kerja DO (Dissolved Oxygen) Meter

20
Prinsip kerja DO adalah berdasarkan fenomena polarografi yang

terjadi di antara dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif

diberikan kepada elektrode katode. Adanya tegangan negatif ini akan

mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air dan oksigen

terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi

pada elektrode katode :

O₂ + 2H₂O + 2e‾ = H₂O₂ + OH‾

Tegangan listrik akan terus naik mencapai nilai jenuh yang serta

dengan sudah bereaksinya seluruh oksigen terlarut pada permukaan

katode. Tegangan listrik jenuh ini ditandai dengan hampir naiknya

pembacaan arus listrik, setelah beberapa saat diam di suatu nilai meskipun

nilai tegangan dinaikkan. Setelah melewati tegangan jenuh ini, arus listrik

terus naik jika tegangan terus ditambah. Naiknya nilai arus ini terjadi

karena reaksi kimia lain telah terjadi, terutama adalah reaksi pecahnya

molekul air H₂O menjadi ion H⁺ dan OH‾, Gambar 1 menunjukkan contoh

dissolved oxygen meter (Riyadhi, Luthfi. 2017).

Pembacaan nilai oksigen terlarut di dapatkan dari nilai arus listrik

pada saat semua oksigen terdifusi pada permukaan elektrode katode.

Dengan kata lain, arus listrik yang terbaca pada saat sistem mencapai

tegangan jenuh, setara dengan besaran oksigen terlarut.

Menurut Joko Waluyo, Mochammad Iqbal. 2018. Prinsip kerja DO

meter yaitu menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan

21
anoda yang direndam dalam larutan elektrolit dalam kelembaban udara

yang masuk pada alat DO meter.

4. Cara penggunaan alat DO meter

a. Dihidupkan alat DO meter yang sudah dibilas dengan akuades dan

sampel

b. DO meter dicelupkan kedalam Erlenmeyer yang berisi sampel

c. Ditunggu beberapa menit sampai pembacaan pada alat stabil

d. Dicatat hasil yang tertera pada DO meter

5. Metode yang digunakan pada analisis DO

Terdapat 2 metode untuk menganalisa oksigen terlarut (Riyadhi,

Luthfi. 2017) :

a. Metode titrasi

Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang

akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2, Na0H,

atau KI, sehingga akan terjadi endapan MnO2. Dengan menambahkan

H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan

juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan

oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi

dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan

menggunakan indikator larutan amilum (kanji).

b. Metode elektrokimia

DO meter tersusun atas beberapa komponen utama yang

disketsakan pada gambar di bawah ini. Terdapat dua elektrode utama

22
yang masing-masing berfungsi sebagai katode dan anode. Batang

katode terbuat dari logam mulia seperti emas atau platina, sedangkan

batang anode terbuat dari bahan perak. Kedua elektrode ini terselimuti

cairan elektrolit KCl yang memiliki pH netral. Permukaan elektrode

perak akan membentuk senyawa AgCl yang sifatnya stabil dan

membuat elektrode ini memiliki beda potensial yang tetap. Oleh

karena itu, anode pada DO meter ini berfungsi sebagai elektrode

referensi.

Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia

adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut. Prinsip

kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda

dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO meter

ini, probe biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal

(Pb). Secara keseluruhan, elektrode ini dilapisi dengan membran

plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen.

Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen

pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus

terhadap konsentrasi oksigen terlarut.

Penentuan oksigen terlarut (DO) dengan cara titrasi berdasarkan

metoda WINKLER lebih analitis apabila dibandingkan dengan cara

alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri

ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat, dan

pembuatan larutan standar kaliumbikromat yang tepat. Dengan

23
mengikuti prosedur penimbangan kaliumbikromat dan standarisasi

tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen

terlarut yang lebih akurat. Sedangkan penentuan oksigen terlarut

dengan H+24 cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas

sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital

terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter.

Disamping itu, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya

hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan

oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk

mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan

jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran (Riyadhi, Luthfi. 2017).

6. Komponen dan fungsi alat

a. Display screen

Untuk menampilkan nilai data perlarutan

b. Tombol kalibrasi

Untuk pengecekkan dan pengaturan akurasi dari alat ukur

c. Probe interface

Untuk mengetahui nilai aktual dari air limbah yang sedang

dimonitoring. Alasan utama dipilihnya alat portable adalah untuk

mengukur kadar oksigen terlarut tidaklah mudah dan jika sampel

dikumpulkan terlebih dahulu dalam suatu wadah, nilainya akan

berubah dan tidak akurat lagi. Nilai yang terdeteksi akan lebih rendah

dari sebelumnya, hal ini karena di dalam sampel air limbah telah

24
mengandung bakteri dan alga sehingga proses dekomposisi material

organik telah berlangsung sehingga untuk mengukur kadar oksigen

terlarut haruslah dilakukan secara langsung di lapangan.

DO meter tersusun atas beberapa komponen utama. Terdapat dua

elektrode utama yang masing-masing berfungsi sebagai katode dan anode.

a. Batang katode terbuat dari logam mulia seperti emas atau platina,

sedangkan,

b. Batang anode terbuat dari bahan perak.

Kedua elektrode ini terselimuti cairan elektrolit yang memiliki pH

netral. Permukaan elektrode perak akan membentuk senyawa yang

sifatnya stabil dan membuat elektrode ini memiliki beda potensial yang

tetap. Oleh karena itu, anode pada DO meter ini berfungsi sebagai

elektrode referensi (Riyadhi, Luthfi. 2017).

7. Fungsi/Kegunaan DO (Dissolved Oxygen) Meter

DO digunakan untuk mengukur kualitas kebersihan air. Semakin

besar nilai kandungan DO menunjukan bahwa kualitas air tersebut

semakin bagus.

Analisis Dissolved Oxygen (DO) penting karena oksigen terlarut

digunakan sebagai tanda derajat pengotoran limbah yang ada, semakin

besar oksigen terlarut maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif

kecil (Riyadhi, Luthfi. 2017).

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori di atas adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari

makalah ini yaitu :

1. Analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan

identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat)

khas.

2. pH meter merupakan alat yang digunakan utuk menetukan kadar asam

atau basa suatu zat. TDS meter merupakan alat yang digunakan untuk

medeteksi zat padatan yang terdapat dalam suatu latutan, dan DO meter

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur oksigen yang terdapat

dalam suatu larutan

3. Prinsip percobaan untuk pH mater yaitu didasarkan pada potensial elektro

kimia, untuk TDS yaitu berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk

menghantarkan arus listrik dan untuk DO meter yaitu fenomena

polarografi yang terjadi di antara dua elektrode katode dan anode.

4. Komponen dari ketiga alat ini memiliki kesamaan yaitu adanya komponen

sensor untuk medeteksi sesuai dengan kemampuan alat masing-masing.

B. Saran

Adapun saran dari makalah ini adalah untuk memperbanyak literatur

mengenai teori yang diangkat serta untuk pembaca agar dapat memberikan

26
kritik dan saran yang membangun mengenai kelengkapan isi dan penyusunan

makalah ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

Berutu, Rinaldo. 2016. Analisis DO dan BOD pada Air limbah Industri
Menggunakan Metode Winkler. Universitas Sumatra Utara : Medan.

Harum Cahyani, Harmadi, Wildan. 2016. Pengembangan Alat Ukur Total


Dissolved Silid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi
Bentuk Sensor Konduktivitas. Jurnal fisika, Unand, Vol 5, No.4

Himam Haqiqi, Sohibul. 2008. PH Meter Elektroda. Makalah Fakultas


Peternakan Universitas Brawijaya : Malang.

Irfan Afandi, Khairul Amdani. 2018. Rancan Bangun Alat Pendeteksi Kelayakan
Air Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang (AMIU) Berbasis
Mikrokontroler AT89S51 Dan LCD Menggunakan Inframerah Dan
Photodioda Sebagai Indikator. Jurnal enstein. P-issn : 2338-1981

Indah, Lindari, dkk, 2013. LAPORAN PRAKTIKUM PH METER. POLITEKNIK


KESEHATAN RIKEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK : Surabaya

Ishak, dkk. 2016. Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan Berbasis
Mikrokontroller. Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016. ISSN :
1978-6603.

Muctaridi, Sandri, Justiana. 2007. Kimia 2. Yudhistira : Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


492/MENKES/PER/IV/2010. Persyaratan Kualitas Air Minum

Riadhi Luthfi, dkk. 2017. Sistem Pengaturan Oksigen Terlarut Menggunakan


Metode Logika Fuzzy Berbasis Mikrokontroler Teensy Board. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) : Surabaya.

Sasmoko, Priyo, dkk. 2016. Alat Ukur TDS (Total Dissolved Solid) Air Garam
Dengan resistif sebagai Indikator. GEMA TEKNOLOGI Vol. 19 No. 1
Periode April 2016 - Oktober 2016.

Susanti, Nora. 2016. Ilmu Kefarmasian. KEMENDIKBUD : Yogyakarta.

Wildan, dkk. 2015. Perancangan Ukur TDS (Total Dissolved Solid) Air dengan
Sensor Konduktivitas Secara Real Time. Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1:
11-15, Juni 2015. ISSN: 2085-8019

28
Woluyo, Joko. Mochammad Iqbal. 2018. Pengembangan Alat Kondensasi
Pengukur Oksgen Udara Ambien Untuk Mendukung Praktikum Pada Mata
Kuliah Pengetahuan Lingkungan. Pendidikan biologi : Universitas Jember.

Yusrin dan Endang. 2019. Urgensi Materi Instrumentasi Kimia Bagi Mahasiswa
Analisis Kesehatan. Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No.2 Oktober
(2019) 188-194.

29
LAMPIRAN

JURNAL

30
PROSIDING SENANTIAS 2020
Vol. 1 No. 1, Desember 2020

PERANCANGAN SISTEM KENDALI KADAR OKSIGEN DALAM AIR


MENGGUNAKAN SENSOR DO METER

DESIGN OF OXYGEN CONTROL SYSTEM IN WATER USING DO METER


SENSOR
1
Luki Utomo, 2Heri Kusnadi, 3Nendi Idris
1,2,3
Fakultas Teknik, Universitas Pamulang Tangerang Selatan
email : 1*dosen00904@unpam.ac.id

ABSTRACT

Oxygen content in water is a determining factor in the quality of life of aquatic animals. Research
conducted to determine the presence of oxygen in water and maintain levels in the range of 8.00
mg/l to 10.00 mg/l which will affect living things that live in water and study what are the factors
that greatly influence the presence of oxygen in the water. The research aims to create a system
that can control oxygen in water. To keep oxygen levels stable, aerators and heaters are used as
actuators. The actual temperature range ranges from 29 ° C to 36.75°C, it depends on the
surrounding air conditions. System Using an Arduino microcontroller as a data processor that
will produce an output signal so that the actuator device can work automatically. The stages of
the research were carried out starting from testing the do meter sensor, the temperature sensor by
carrying out several variations of the experiment. Measuring data was taken in the 25 hour
period. The results of measurements of do levels obtained were at a value of do 2.5 to 10.80 mg / l
for 24 hours, measurements were carried out in a pool with a size of 30 x 15 x 23 cm able to
accommodate as much as 6 to 10 liters of water as a research sample. Aerator 1 will work when
the value of oxygen levels is in the range of 0.30 mg / l to 10.00 mg / l, while Aerator 2 will live
when the value of do levels is in the range of 0.30 mg / l to 08.25 mg / l, then the heater will work
when oxygen levels begin to saturate, which is in the range of 10.20 mg/l.

Keywords : Oxygen levels, control, do meter sensor, Arduino

ABSTRAK

Kadar oksigen dalam air merupakan faktor penentu kualitas kehidupan hewan air. Penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui keberadaan oksigen di dalam air dan tetap mempertahankan
kadarnya pada rentang nilai 8.00 mg/l sampai 10.00 mg/l yang akan berpengaruh terhadap mahluk
hidup yang hidup di air dan mempelajari apa saja yang menjadi faktor yang sangat mempengaruhi
keberadaan oksigen di dalam air. Penelitian bertujuan untuk membuat sistem kendali kadar
oksigen di dalam air. Untuk menjaga kadar oksigen tetap stabil digunakan aerator dan heater
sebagai aktuator. Rentang suhu yang harus aktual berkisar antara 29˚C sampai dengan 36.75˚C,
hal tersebut bergantung dari kondisi udara sekitar. Sistem Menggunakan mikrokontroler Arduino
sebagai pengolah data yang akan menghasilkan sinyal output sehingga perangkat aktuator dapat
bekerja secara otomatis. Tahapan penelitian dilakukan dimulai dari melakukan pengujian pada
sensor do meter, sensor suhu dengan melakukan beberapa variasi percobaan. Data pengukuran
diambil pada rentang waktu 25 jam. Hasil pengukuran kadar do yang didapat berada pada nilai do
2.5 sampai 10.80 mg/l selama 24 jam, pengukuran dilakukan pada kolam dengan ukuran 30 x 15
x 23 cm mampu menampung air sebanyak 6 sampai 10 liter sebagai sampel penelitian. Aerator 1
akan bekerja ketika nilai kadar oksigen berada pada rentang 0,30 mg/l sampai 10.00 mg/l,
sedangkan Aerator 2 akan hidup ketika nilai kadar do berada pada rentang 0.30 mg/l sampai
08.25 mg/l, kemudian heater akan bekerja ketika kadar oksigen mulai jenuh yaitu pada rentang
nilai 10.20 mg/l.

Kata Kunci : Kadar oksigen, kendali , sensor do meter, arduino

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dimasa ini yang semakin berkembang, mengakibatkan
manusia semakin berkeinginan untuk membuat berbagai alat yang berguna bagi
kehidupan manusia sehari-hari, salah satunya adalah peralatan elektronik dibidang
31
32 | Luki Utomo, et al.

perikanan yang bermanfaat untuk menjaga kestabilan perkembangbiakan. Oleh karena


itu diperlukan juga alat bantu manusia yang lebih fungsional dan otomatis untuk
menjaga kestabilan keberadaan zat oksigen agar ikan didalam kolam mendapatkan
oksigen yang cukup sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
METODE PENELITIAN
1. Tahapan Penelitian
Terdapat beberapa langkah untuk metode penggambilan data yaitu sebagai
berikut :

Gambar 1. Flow Chart Pengambilan Data


a. Studi Literatur, berisi pembahasan teoritis melalui studi literatur yang berkaitan
dengan penelitian.
b. Perencanaan perangkat keras, berisi desain prototipe.
c. Melakukan estimasi kebutuhan dan pengujian komponen, melakukan pengetesan dan
uji kelayakan komponen yang akan digunakan.
d. Perencanaan alat, berisi proses pembuatan alat dan konsep kerja dari pembacaan
kadar oksigen sampai menggerakan aerator.
e. Melakukan pengujian alat, berisi tentang penguian system alat yang telah selesai
dibuat apakah sudah bekerja sesuai rencana atau belum.
f. Penyempurnaan alat, berisi tentang penyempurnaan mekanisme alat.
g. Mencatat hasil penelitian secara sistematis.
2. Perancangan Alat
Tahap perancangan alat ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu perancangan perangkat
keras dan lunak.
a. Perancangan Perangkat keras

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
Perancangan Sistem Kendali Kadar Oksigen
| 33
Dalam Air Menggunakan Sensor DO Meter

Perancangan yang meliputi perangkat keras berupa mekanik dan elektrikal.


1) Mikrokontroler dan LCD
Mikrokontroler yang digunakan berupa arduino uno yang berfungsi sebagai
perangkat pengendali dan hasil pengolahan data akan di kirimkan ke lcd, terdapat 4
buah pin yang terdapat pada lcd i2c yang dihubungkan ke pin arduino
Tabel 3.1 konfigurasi pin lcd ke arduino.

Gambar 2. Wiring Arduino dengan LCD


2) Mikrokontroler dan DO Sensor
Sensor Dissolved oxigent (do) akan mendeteksi kadar oksigen yang terlarut di
dalam air dan akan dikirimkan ke arduino sebagai nilai input dan sekaligus menjadi
sinyal pertintah untuk meng on-off kan perangkat outputnya, Terdapat 3 buah pin pada
sensor do yang akan dihubungkan ke arduino
Tabel 3.2 konfigurasi pin do sensor ke arduino

No Pin sensor do Pin arduino


1 Gnd Gnd
2 Vcc Vcc
3 Data A1

Gambar 3.Wiring do Sensor dengan Arduino


3) Arduino dan Sensor Dallas
Sensor Dallas atau ds18b20 hanya berfungsi sebagai pengukur temperatur pada
air dan akan dikirimkan ke tampilan LCD.
Tabel 3.3 konfigurasi pin dallas ke pin arduino
Pin sensor
No Pin arduino
dallas
1 Gnd Gnd
2 Vcc Vcc
3 Data A3

Gambar 4.Wiring Dallas Sensor dengan Arduino

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
34 | Luki Utomo, et al.

4) Arduino dan Modul Relay


Rellay berfungsusi sebagai saklar on-off untuk perangkat output berupa
waterpump dan heater, dimana arduino berfungsi sebagai pemberi perintah kapan relay
akan on dan off.
Table 3.4 konfigurasi pin rellay ke arduino
No Pin relay Pin arduino
1 GND GND
2 VCC VCC
3 IN1 Digital 2
4 IN2 Digital 4
5 IN3 Digital 6
Tidak
6 IN4
digunakan

Gambar 5. Wiring Modul Relai dengan Arduino


5) Perangkat Output dan Modul Relay
Aerator berfungsi untuk menyuntikan udara bebas ke dalam air sedangkan heater
berfungsi untuk penghangat air secara tidak langsung menguapkan oksigen ke
permukaan udara dimana kerja mereka diatur oleh relai yang sudah terprogram ke
dalam arduino, relai pada rangkaian dihubungkan secara NC ke perangkat outputnya ,
Maka perangkat output akan otomatis on ketika Terminal pada output relai mendapat
arus listrik.

Gambar 6. Wiring Relai dengan Perangkat Ouput


b. Perancangan Software
Perancangan ini meliputi membuat program pada software arduino IDE dan beberapa
baris program yang akan di upload ke modul arduino yang sudah dihubungkan ke
masing masing perangkat.
1) Penggabungan sistem

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
Perancangan Sistem Kendali Kadar Oksigen
| 35
Dalam Air Menggunakan Sensor DO Meter

Perancangan ini merupakan tahap akhir dimana semua perangkat akan saling
terhubung sehingga alat akan bekerja. Perangkat keras yang akan dihubungkan meliputi
sensor-sensor, modul relai, LCD, aerator, heater, dan modul mikrokontroller.
2) Penggabungan Software
Software meliputi kode kode atau program yang akan diupload ke mikrokontroller
arduino dan secara otomatis alat akan bekerja sebagai mana instruksi yang telah
deprogram di computer dengan software arduino IDE.

Gambar 7. Skema Rangkaian Perangkat Keras dan Kode Pemrograman


3) Blok Diagram Sistem
Berikut adalah gambaran alur kerja alat yang mulai dari pembacaan atau input sinyal
yang dideteksi oleh sensor, pemrosesan sinyal oleh mikrokontroller sampai pada
peralatan output yang bekerja dengan relay yang berfungsi sebagai saklar otomatis.

Gambar 9. Diagram Kerja Sistem

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
36 | Luki Utomo, et al.

Bisa dituliskan bahwa ke dua sensor yaitu do sensor akan mengirimkan sinyal ke
arduino yang berupa data kadar oksigen terlarut kemudian arduino akan mengolah
sinyal yang didapat untuk menampilkan ke layar lcd dan relay untuk mengon kan
aerator dan juga heater, sedangkan sensor ds18b20 hanya mengirimkan sinyak ke
arduino untuk ditampilkan temperature ke LCD saja. Dapat diartikan dimana sensor do
akan mengukur kadar oksigen terlarut bilamana jika kadar kurang dari yg sudah di
tentukan maka arduino akan mengirim sinyal ke relay untuk menghidupkan ke dua
aerator dan mengofkan heater, sebaliknya jika kadar oksigen yang didapat lebih dari
yang ditentukan maka arduino akan mengirim sinyal ke modul untuk menghidupkan
heater dan menonaktifkan ke dua aerator.
c. Perancangan Mekanik
Desain perancangan mekanik alat pada penelitian ini pada gambar dibawah ini

Gambar 10. Desain Perangkat Keras dan Lay Out


Desain lay out diatas memiliki beberapa bagian daintaranya:
1. Aerator 1
2. Aerator 2
3. Heater
4. Sensor ds18b20
5. Dissolved Oxygen Sensor
d. Teknik Awal Pengambilan Data
Dalam penelitian ini terdapat beberapa parameter yang akan diukur yaitu oksigen
terlarut (do) pada kolam dengan sensor dissolved oxygen yang sudah dikoneksikan
dengan mikrokontroler arduino uno dan telah berisi program sebelummnya.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
Perancangan Sistem Kendali Kadar Oksigen
| 37
Dalam Air Menggunakan Sensor DO Meter

Gambar 11.Desain Awal Pengambilan Data


Keterangan :
1. sensor dissolved oxygen
2. mikrokontroller arduino uno
3. LCD display
4. Akuarium
Proses pengambilan data yang akan diambil yaitu dengan merakit komponen satu
persatu agar saling terhubung kemudian menyediakan aquarium berisi air dan beberapa
biota air dan memasukan sensor ke dalam air , secara langsung sensor akan mendeteksi
kadar oksigen yang terlarut didalam air ke mikrokontroller dan diteruskan ke lcd
kemudian akan di tampilkan ke lcd dengan satuan mg/l setiap 5 detik, data yang
diambbil dilakukan setiap 1 jam dalam waktu 24 jam

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut pemaparan dari hasil penelitian yang dilakukan
1. Pembacaan Pada LCD

Gambar 4.1 Nilai Pada LCD


2. Pengujian Sensor do Meter
Pengujian sensor dilakukan dengan cara menenggelamkan setengah tubuh sensor ke
dalam air dan membaca hasil pembacaan yang berupa angka digital dimana nilai
tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan pada probe atau ujung sensor diisikan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
38 | Luki Utomo, et al.

beberapa cairan NaOH yang telah dilarutkan ke dalam air dengan perbandingan 20g
rNaOH ke dalam 1 L air .Cairan tersebut berfungsi untuk mengikat zat oksigen terlarut
sehinggan membuat oksigen dapat terdeteksi dan nilai kadarnya dapat dimunculkan, ke
layar monitor dan dijadikan sebagai nilai input untuk menggerakan perangkat
outputnya. Berikut merupakan hasil dari pembacaan sensor yang dilakukan pada setiap
satu jam dimulai dari alat aktif pada pukul 11.00 sampai dengan 12:00 hari berikutnya.
Tabel 4.1 Pengujian Sensor DO Meter
Kadar do Kadar do
No Waktu Pukul No Waktu Pukul
(mg/l) (mg/l)
1 11.00 2.5 15 23.00 9.97
2 11.10 5.2 16 00.00 9.78
3 11.20 8.1 17 01.00 9.75
4 12.00 10.07 18 02.00 9.2
5 13.00 9.97 19 03.00 9
6 14.00 10.01 20 04.00 8.4
7 15.00 9.9 21 05.00 9.1
8 16.00 9.9 22 06.00 8.4
9 17.00 10.07 23 07.00 8.6
10 18.00 9.9 24 08.00 8.5
11 19.00 9.6 25 09.00 8.61
12 20.00 9.4 26 10.00 10.81
13 21.00 9.9 27 11.00 10.4
14 22.00 10.5 28 12.00 10.2
Diatas merupakan hasil dari pengujian sensor dimana dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi oksigen pada tiap jam dapat berubah yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu kondisi lingkungan air (biota) dan suhu.

Gambar 4.2 Grafik Pembacaan Sensor


Gambar diatas menjelaskan tentang nilai pembacaan kadar oksigen, dimana dengan
pembacaan nilai kadar oksigen awal didapatkan bahwa kadar oksigen yang terdapat
pada kolam sangatlah sedikit kemudian kadar do mulai bertambah sampai ke kadar yang
di perlukan yaitu 8.00 mg/l dalam waktu kurang dari 1 jam, dan akan menurunkan
oksigen saat oksigen mencapai nilai yang berlebihan yaitu pada nilai kadar oksigen

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
Perancangan Sistem Kendali Kadar Oksigen
| 39
Dalam Air Menggunakan Sensor DO Meter

10.20 mg/l, dan seterusnya alat mengendalikan kadar oksigen agar tetao stabil di nilai
kadar oksigen antara 8.00mg/l sampai 10.15 mg/l.
3. Pengujian Modul Relay
Pengujian relay dilakukan untuk mengetahui system kendali pada alat tersebut
dimana tiap tiap chanel pada relay terkoneksi pada perangkat output yaitu watterpump
dan heater dan karna kerja relay dikendalikan oleh mikrokontroler maka rellay akan
bekerja sesuai dengan nilai input dari sensor dissolved oxygen. Dibawah ini merupakan
hasil pengujian modul rellay
Tabel 4.2 Pengujian modul relay

motor Motor motor Motor


No Kadar do (mg/l) Heater No Kadar do (mg/l) Heater
1 2 1 2

1 2.5 On On Off 15 9.97 On Off Off


2 5.2 On On Off 16 9.78 On Off Off
3 8.1 On On Off 17 9.75 On Off Off
4 10.07 Off Off On 18 9.2 On Off Off
5 9.97 On Off Off 19 9 On Off Off
6 10.01 Off Off On 20 8.4 On Off Off
7 9.9 On Off Off 21 9.1 On Off Off
8 9.9 On Off Off 22 8.4 On Off Off
9 10.07 Off Off On 23 8.6 On Off Off
19 9.9 On Off Off 24 8.5 On Off Off
11 9.6 On Off Off 25 8.61 On Off Off
12 9.4 On Off Off 26 10.81 On Off On
13 9.9 On Off Off 27 10.4 Off Off On
14 10.5 Off Off On 28 10.2 Off Off On
Data pengujian dari relay control unruk menghidupkan dan menonaktifkan perangkat
output, motor 1 dan 2 adalah watterpump dan heater adalah penghangat air, pada data
diatas terdeteksi kadar oksigen yaitu 2.50mg\l maka motor 1 dan 2 mulai bekerja sampai
kadar berada direntang 10.20 mg\l untuk motor 1 dan 7.20mg\l untuk motor ke 2
berhenti bekerja, dan kemudian heater akan bekerja ketika kadar oksigen mulai jenuh
yaitu pada rentang nilai 10.20 mg/l, Dan dibawah inimerupakan program control
pengendali relay tersebut

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang direpoleh dari sistem prototipe yang tersebut dan
ditampilkan pada LCD maka sistem pengendalian yang telah dibuat ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
40 | Luki Utomo, et al.

1. Sistem yang diterapkan pada prototype mampu melakukan pengukuran kadar


oksigen terlarut menggunakan sensor dissolved oksigen dan sekaligus
mengendalikan kadar oksigen di dalam kolam agar tetap berada pada rentang nilai
8.00 mg/l sampai 10.00 mg/l sesuai dengan penelitian peneltianang dilakukan
sebelumnya, serta mengukur temperature air yang terdapat di dalam kolam yang
dimana semua alat tersebut sudah terkoneksi dengan mikrokontroler arduino dan
perangkat lainnya sesuai dengan yang para ahli anjurkan.
2. Hasil pengukuran kadar do yang didapat berada pada nilai do 8 sampai 10 mg/l
selama 24 jam, pengukuran dilakukan pada kolam dengan ukuran 30 x 15 x 23 cm
mampu menampung air sebanyak 6 sampai 10 liter.

DAFTAR PUSTAKA
A. Tasfir, Pemahaman Dasar Mikrokontroler, Education, Technology, Business, 2012.
ANONIMOUS. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No. 5 1 Tahun
2004. Tentang : Baku Mutu Air Laut. 2004. 11 hal.
E. Budiyanto, Interviewee, Tambak Udang Vanname Pantai Trisik. [Wawancara]. 12
January 2019.
Nise, Control Systems Engineering, California: John Wiley & Sons Inc., 2011.
ODUM, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunder Com. Philadelphia 125 pp.
Perluangan, Identifiksdi dan Pengelolaan Mutu Air Tambak Udang,2014
R. P. Maryuns, Memahami dengan Mudah Perhitungan ppm (parts per million) dan
Aplikasinya pada Perbenihan Ikan Laut, Maluku: UPTD Balai Budidaya Laut
Tual, 2018.
Salmin, Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD), Oseana, 2005.
SALMIN. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
Karang dan Teluk Banten. Dalam : Foraminifera Sebagai Bioindikator
Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang (Djoko
P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI hal 42 – 46
Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish, Rep. 44,
4 , 379 - 406 pp. SWINGLE, H.S. 1968,
The Dissolved Oxygen Handbook, YSI, 2009.
WARDOYO, S.T.H. 1978. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Dalam : Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air. (eds
Dirjen Pengairan Dep. PU.), hal 293-300
WIROSARJONO, S. 1974. Masalah-masalah yang dihadapi dalam penyusunan kriteria
kualitas air guna berbagai peruntukan. PPMKL-DKI Jaya, Seminar Pengelolaan
Sumber Daya Air. , eds. Lembaga Ekologi UNPAD. Bandung, 27 - 29 Maret
1974, hal 9 – 1
Zulkarnain, M. Rizqi, Suwito dan Tasripan, Sistem Monitoring Kualitas Air Sungai
yang DIlengkapi dengan Data Logger dan Komunikasi Wireless sebagai Media
Pengawasan Pencemaran Limbah Cair, Surabaya: Jurnal Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), 2013.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL


HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2020 (SENANTIAS 2020)
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 11-15, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

PERANCANGAN ALAT UKUR TDS (TOTAL DISSOLVED SOLID)


AIR DENGAN SENSOR KONDUKTIVITAS
SECARA REAL TIME

Ronaldi Zamora1, Harmadi2 dan Wildian2


1
Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas
2
Departemen Fisika, FMIPA Universitas Andalas, Padang 25163
1
ronaldizamoras2@yahoo.com; 2harmadi@fmipa.unand.ac.id

ABSTRACT
An experiment was done to design of conductivity sensor for real time measurement of TDS
(Total Dissolved Solid) in water. The instrument system incluedes hardware and software systems.
The hardware system consist conductivity sensor, microcontroller arduino uno, and a PC. While the
software system covers the procces and making on display measurement result based on LabVIEW.
TDS information is displayed in the form of digital, analog and graph in real time. Another
advantage of this measurement system is that the TDS data can be stored in file format xlxs. The
measurement data is done by comparing the system is designed with a standard measuring
instrument that is TDS EZDO E 7200. The data obtained through measurement errors were
analyzed using the theory and methods of the graph. Based on the analysis conducted found the
output voltage of the conductivity sensor rises with the increase in water with a sensitivity of 0,924
mV/ppm. The instrument of TDS measurement data has an accuracy rate of 97.17 %

Keyword: microcontroller, water, TDS, LabVIEW

PENDAHULUAN manusia adalah kandungan TDS (total


dissolved solid) dalam air. TDS adalah jumlah
Sekitar 70% tubuh manusia terdiri dari
zat padat terlarut baik berupa ion-ion organik,
air. Kebutuhan tubuh terhadap air umumnya senyawa, maupun koloid didalam air (WHO,
dipenuhi melalui asupan air minum dan 2003). Konsentrasi TDS yang terionisasi dalam
makanan. Kebutuhan air minum setiap orang
suatu zat cair mempengaruhi konduktivitas
bervariasi, bergantung pada berat badan dan
listrik zat cair tersebut. Makin tinggi
aktivitasnya. Dewasa ini banyak masyarakat di konsentrasi TDS yang terionisasi dalam air,
daerah perkotaan yang menggunakan air minum makin besar konduktivitas listrik larutan
dalam kemasan plastik yang biasa disebut
tersebut. Sementara konsentrasi TDS juga
gallon. Syarat baku mutu air minum
dipengaruhi oleh temperatur (Bevilacqua,
sebagaimana yang disyaratkan oleh 1998). Konsentrasi TDS dalam air minum
Kementerian Kesehatan (kepmenkes,2010), melebihi batas ambang yang diperbolehkan
yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna,
dapat membahayakan kesehatan karena dapat
tidak mengandung mikroorganisme yang
menyebabkan terjadinya gangguan pada ginjal.
berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Menurut WHO (World Health Organization),
Air minum yang terkontaminasi dapat air minum yang layak dikonsumsi memiliki
menimbulkan masalah kesehatan seperti antara
kadar TDS < 300 ppm (parts per million).
lain kanker, gangguan pada bayi yang
Sedangkan menurut Peraturan Menteri
dilahirkan, kerusakan jaringan saraf pusat dan Kesehatan Republik Indonesia nomor 492 tahun
penyakit jantung (Sawyer, 1994). 2010 menyatakan standar TDS maksimum yang
Salah satu faktor penting dalam
diperbolehkan adalah 500 mg/liter atau 500
menentukan kelayakan air untuk dikonsumsi
ppm.

15
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 11-15, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

Dalam mengembangkan alat ukur untuk stainless dengan jarak 1 cm yang berfungsi
kebutuhan khusus diperlukan analisis dan untuk mendapatkan nilai konduktansi suatu
kajian yang mendalam terhadap hasil yang larutan. Besarnya nilai konduktansi bergantung
dikeluarkan dari alat ukur yang dikembangkan. kepada ion organik, suhu dan konsentrasi ion
Sistem alat ukur seperti ini biasa disebut dengan (Mahid, 1986). Semakin besar nilai
sistem akuisisi data. Sistem Akuisisi data dapat konduktivitas mengindikasikan semakin banyak
didefinisikan sebagai suatu sistem yang mineral yang terkandung dalam air. Hubungan
berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan, antara TDS dan konduktivitas dinyatakan dalam
dan menyiapkan data, hingga memprosesnya persamaan 1 (Efendi, 2003)
untuk menghasilkan data yang dikehendaki
(Howard, 2003). Sistem akuisisi data dapat TDS (ppm) = EC (µS/cm
mengkonversi besaran fisis data source ke pada 25oC) x 0,64 1)
bentuk sinyal digital dan diolah oleh suatu PC
serta menampilkan grafik besaran fisis terhadap dengan TDS adalah jumlah zat terlarut
waktu melalui layar monitor. Pengolahan data dengan satuan (ppm), dan EC adalah
dan pengontrolan yang dilakukan oleh PC konduktivitas listrik diukur pada 25oC dengan
memungkinkan penginterpretasian data dapat satuan (µS/cm)
dengan mudah dilakukan. Selain itu data
pengukuran dapat disimpan sehingga dapat METODE PENELITIAN
dipanggil kembali jika diinginkan pada saat
mendatang. Sistem pengukuran TDS air minum ini
Pada penelitian ini dirancang suatu dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan
perangkat sistem akuisi data TDS (Total anion untuk menghantarkan arus listrik,
Dissolved Solid) air minum yang dihubungkan semakin besar nilai konduktansi maka semakin
dengan sensor konduktivitas dan sensor LM35. besar kemampuan kation dan anion dalam
Prinsip kerja sensor konduktivitas didasarkan menghantarkan arus listrik. Secara umum blok
pada pengaliran arus kedalam zat cair dengan diagram sistem secara keseluruhan dapat
menggunakan dua probe yang terbuat dari diperhatikan pada Gambar 1.

Sensor
konduktivitas
Zat cair listrik Mikrokontroler
PC (Personal
Yang diukur ATmega328 Computer)
TDS-nya Sensor

Temperatur

Gambar 1 Blok diagram sistem keseluruhan

Alat ukur TDS dalam air menggunakan Dari Gambar 2 menunjukkan desain
sistem sensor konduktivitas dengan dua probe secara umum terdiri dari atas tiga bagian, yaitu
yang terbuat dari stainless. Sebagai sumber sensor konduktivitas dan sensor temperatur,
tegangan untuk sensor konduktivitas yaitu mikrokontroler sebagai pengkondisi sinyal dan
catudaya 12V. Secara umum desain perangkat penampil (PC). Dalam sensor konduktivitas,
keras sistem pengukuran TDS air minum dapat pengaliran arus listrik searah ke dalam zat cair,
dilihat pada Gambar 2. sangat rentan terjadi elektrolisis dan perubahan
kepolaran ion-ion. Untuk menjaga supaya tidak
terjadi elektrolisis digunakan sumber tegangan

15
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 11-15, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

AC konstan pada probe agar pada larutan dapat listrik dalam bentuk tegangan. Besaran
terjadi aliran arus dan mengkonversi nilai tegangan yang dihasilkan oleh sinyal
konduktansi menjadi tegangan. Sumber processing diubah menjadi nilai digital melalui
tegangan yang digunakan pada sinyal mikrokontroler arduino dan mengkonversinya
processing adalah 12 V. Sementara sensor menjadi satuan ppm serta menampilkannya
temperatur LM35 yang berfungsi untuk pada PC (Personal Computer)
mengubah besaran temperatur menjadi besaran

D1 D3 1N 4001

220V AC in 7812 out +12V


1 3
C1 +1000 uF 2 C3 + 220 uF
D2 D4 Labview

C2 +1000 uF C4 + 220 uF

1 -12V
2 7912 3 LM35
in out
1 2 3

Probe Probe

R7 R8 10 kohm
V1 3V3 5V Vin
6.8 kohm
100 1N4148 Power
56 -
kohm
kohm D1 1NA733A 6 - D1
- R3 11 - C4 Arduino UNO D13
R3 2- D2 1NA733A TL074 7 VAC out R10 9 - RST D12
11 11 D11
33 kohm V U1B 10 kohm TL074 7 1N4148 R9
AREFF
TL074 R5 55 R12 D10
+
IC 1A V1in 100 4 U1C D210 kohm 20 kohm
D9
3+ + 10 + D8
4 kohm 4

Digital Input
R2 1 kohm
R6

1 kohm + + GND D7
VDD GND D6
C2 C1 R1 R11
1- 11 D5
15 nF 15 nF 1 kohm 20 kohm 3 TL074 14 A0 D4
Analog Input

A1 D3
U1D A2 D2
12 + 4 A3
A4
Vcc A5 TX
D1
D0
RX

Gambar 2 Desain Perangkat Keras Sistem Pengukuran TDS dalam Air

HASIL DAN PEMBAHASAN 0,924 menyatakan sensitivitas sensor. Besarnya


sensitivitas sensor adalah 0,924 mV/ppm,
Hasil pengukuran yang telah didapatkan
artinya setiap kenaikan nilai TDS 1 ppm sampel
dalam pengukuran TDS dalam air
maka tegangan keluaran sensor akan naik
menggunakan sensor konduktivitas ditampilkan
sebesar 0,924 mV. Tanda positif berarti
dalam bentuk grafik pada Gambar 3.
tegangan keluaran naik dengan peningkatan
Dari Gambar 3 terlihat bahwa tegangan
nilai TDS. Angka 88,179 merupakan tegangan
keluaran sensor konduktivitas seiring dengan
keluaran (dalam V) pada saat nilai TDS
peningkatan nilai TDS air yang diukur dengan
mendekati nol. Dari hasil analisis data pada
TDS EZDO 7200 berdasarkan Persamaan 1
Tabel 2 dapat dijelaskan tingkat ketelitian dari
seperti terlihat pada Tabel 1.
pengukuran. Kesalahan relatif dari sistem
Dari Gambar 3 terlihat bahwa tegangan
pengukuran TDS air berkisar antara 0,11 %
keluaran sensor semakin naik seiring
sampai 7,80 %. Ketelitian pengukuran
peningkatan nilai TDS air yang diukur dengan
dibandingkan dengan TDS EZDO E7200
TDS EZDO 7200. Kenaikan tegangan keluaran
memiliki perbedaan nilai TDS maksimal kurang
sensor berhubungan secara linier dengan TDS
dari 3 ppm Secara keseluruhan desain alat yang
air. Melalui pendekatan garis lurus diperoleh
telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 4.
persamaan y = 0,924x + 88,179, dimana angka

15
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 11-15, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

250

200
y = 0.924x + 88.179
150 R² = 0.9988
Tegangan (mV)

100

50

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
TDS (ppm)

Gambar 3 Hubungan antara TDS dan tegangan keluaran

Tabel 1 Data Ketelitian Pengukuran


Pengukuran berulang terhadap sensor
TDSukur TDSdibuat Kesalahan
Sampel konduktivitas
(ppm) (ppm) Relatif (%)
X1 X2 X3
I 8 8,32 7,83 8,70 8,28 3,50
II 65 65,00 65,36 65,36 65,57 0,87
III 73 68,60 66,65 66,65 67,30 7,80
IV 78 74,76 73,80 76,40 74,99 3,86
V 133 132,30 133,61 133,61 133,14 0,11
VI 140 138,81 138,81 138,81 138,81 0,85
Rata-Rata 2,83

Gambar 4 Rangkaian Keseluruhan Alat Ukur TSS Air

Nilai sensitivitas yang didapatkan akan didesain tampilan secara real time untuk
dimasukkan kedalam program LabView sebagai mengetahui perubahan nilai TDS berdasarkan
fungsi transfer. Pada program LabView juga waktu pengamatan. Pengamatan dalam jangka

15
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 11-15, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

waktu 180 detik, nilai rata-rata TDS dari 20 disimpan dalam MS. Excell pada PC. Tampilan
data tidak mengalami perubahan yang program LabView pada PC dapat dilihat pada
signifikan. Selain itu hasil pengukuran bisa Gambar 5.

Gambar 5 Tampilan Program LabView untuk Pengukuran TDS Air

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan DAFTAR KEPUSTAKAAN
Berdasarkan data hasil dan analisis
terhadap besaran yang terdapat dalam sistem A.C. Bevilacqua, 1998. The standard fo
pengukuran TDS air menggunakan sensor Resistivity Measurements of Ultrapure
konduktivitas dapat ditarik kesimpulan bahwa Water. Semiconductor Pure Water and
besarnya sensitivitas sensor konduktivitas Chemicals Conference, Massachusetts.
adalah 0,924 mV/ppm, artinya setiap kenaikan Effendi, H, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi
nilai TDS 1 ppm sampel maka tegangan Pengelolaan Sumber Daya dan
keluaran sensor akan naik sebesar 0,924 mV. Lingkungan Perairan. Yogyakarta:
Persentase kesalahan dari sistem pengukuran Kanisius.
TDS air berkisar antara 0,11 % sampai 7,80 %. Howard, A., 2003, Data Acquisition Techniques
Ketelitian pengukuran dibandingkan dengan Using PC’s. San Diego: Academic Press.
TDS EZDO E7200 memiliki perbedaan nilai Kementerian Kesehatan, 2010, Undang-Undang
TDS maksimal kurang dari 3 ppm. Nomor 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, Jakarta.
Saran Mahida, U.N. 1986. Pencemaran dan
Berdasarkan pembahasan yang telah Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta:
dilakukan maka dapat dikemukakan saran Rajawali Press.
sebagai berikut yaitu perlu diteliti lebih dalam Sawyer, C. N., 1994. Chemistry For
lagi beberapa jenis probe berdasarkan jenis Environmental Engeneering, Fourth
material elektroda misalnya platina, geometri Edition. Singapore: McGraw-Hill Inc.
dan desain sehingga didapatkan data yang lebih WHO, 2003. Total dissolved solids in Drinking-
presisi. water. Geneva Switzerland: World
Health Organization.

15
ISSN : 1978-6603

SISTEM PENGHITUNG PH AIR PADA TAMBAK IKAN BERBASIS MIKROKONTROLLER

Zulfian Azmi#1, Saniman#2, Ishak#3


#1,2
Program Studi Sistem Komputer STMIK Triguna Dharma
#3
Program Studi Sistem Informasi STMIK Triguna Dharma
Email : 1zulfian.azmi@gmail.com

ABSTRAK

Alat ukur keasaman ini dibuat untuk mendeteksi kadar keasaman (pH) yang
berfungsi pada air, kadar keasaman menentukan kualitas air tersebut apakah layak untuk
tambak udang atau tidak. Sistem ini dapat digunakan pada segala jenis air, dengan
menggunakan sensor derajat keasaman (pH) yang berfungsi sebagai pendeteksi kadar
keasaman yang terkandung pada air. Alat ini diproses dan dikendalikan dengan
menggunakan Mikrokontroler ATmega16, sedangkan untuk menampilkan hasil pengukuran
menggunakan LCD 16x2, dan sebagai indikator hasil pengukuran menggunakan Buzzer. Hasil
dari pengujian alat ukur kadar pH pada air ini mampu bekerja dengan baik pada setiap jenis
air yang diuji. Hasil pendeteksian kemudian ditampilkan pada LCD dan Buzzer akan berbunyi
sesuai dengan tingkatan kadar keasaman yaitu Asam bunyi tiga kali, Netral bunyi dua kali
dan Basa bunyi satu kali.

Kata kunci : Kadar Keasaman, ATmega16, Sensor pH, LCD, Buzzer

ABSTRACT

Acidity measuring instrument is designed to detect the acidity ( pH ), which works on the
water , acidity determines the quality of the water for shrimp farming is feasible or not. This
system can be used on all types of water , using sensors degree of acidity ( pH ), which serves
as a detector acidity contained in the water . This tool is processed and controlled by using a
microcontroller ATmega16 , whereas to display the measurement results using 16x2 LCD ,
and as an indicator of measurement results using a Buzzer. Results of testing of the
measuring instrument pH levels in the water is able to work well on any type of water being
tested. Detection results are then displayed on the LCD and a buzzer will sound according to
the level of acidity is acid sounds three times, Neutral sound twice and Bases sound one
time.

Keywords : Acidity levels , ATmega16 , pH sensor , LCD , Buzzer

A. PENDAHULUAN dimanfaatkan untuk pengembangan


Salah satu potensi perikanan pesisir wilayah desa pantai adalah potensi
yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan rakyat yang sering juga
pengembangan wilayah desa pantai adalah perikanan skala kecil didesa pantai dimana
potensi perikanan pesisir yang dapat

101
Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

usaha tambak udang terdapat secara dengan tepat, untuk itu penting dibangun
merata di desa-desa pesisir. Sistem Penghitung PH air pada tambak
Banyak permasalahan yang sering ikan berbasis Mikrokontroller.
muncul untuk peningkatan produksi
tambak, pada penelitian ini yang B. LANDASAN TEORI
dilakukan adalah untuk mengukur kadar 1. Asam
keasaman air, dan peningkatan kualitas Asam secara umum merupakan
air yang merupakan elemen vital bagi senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
kehidupan makhluk hidup terutama air akan menghasilkan larutan dengan pH
bagikan pada tambak. Salah satu lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
kandungan pada air yang paling penting asam adalah suatu zat yang dapat
adalah kandungan asam pada air biasa memberi proton (ion H+) kepada zat lain
disebut kadar pH. Kadar pH ini dapat yang disebut basa, atau dapat menerima
menentukan apakah air tersebut pasangan elektron bebas dari suatu basa.
dikategorikan baik, buruk, atau sedang. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
Kadar pH yang lebih rendah dari 7 dalam reaksi penetralan untuk
dianggap asam dan kadar pH yang lebih membentuk garam.
tinggi dari 7 dianggap basa. Nilai pH
normal untuk air permukaan biasanya 2. pH
antara 6.5 s/d 7.5. Nilai keasaman air PH adalah derajat keasaman yang
yang baik untuk tempat hidup ikan digunakan untuk menyatakan tingkat
berkisar antara 6 - 8,5. Suhu air yang keasaman atau kebasaan yang dimiliki
optimal berkisar antara 25-30o C. Kadar oleh suatu larutan. Konsep pH pertama
garam air yang disukai antara 0-35 per kali diperkenalkan oleh kimiawan
mil. Kadar pH air pada jenis ini dapat Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen
digunakan pada tambak ikan. Jika nilai pH pada tahun 1909. Alat ukur keasaman
<6.5 bersifat asam, mengandung ion pada air tersebut digunakan untuk
logam seperti besi, mangan, tembaga, mengukur kandungan pH atau kadar
timbal dan seng beracun. Apabila keasaman pada air mulai dari pH 0
dikonsumsi secara simultan pada jangka sampai pH 14. Dimana pH normal
waktu lama dapat menyebabkan resiko memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara
kesehatan pada ikan yakni keracunan. bila nilai pH < 6.5 menunjukkan zat
Sehingga kadar pH pada air jenis ini tersebut memiliki sifat asam sedangkan
dikategorikan buruk. Sedangkan air nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut
dengan nilai pH >7.5 adalah basa, memiliki sifat basa. pH 0 menunjukkan
mengindikasikan air mengandung derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14
padatan tinggi. menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Untuk meningkatkan kualitas air
pada tambak, maka diperlukan suatu alat 3. Sensor Derajat Keasaman (pH)
yang dapat menentukan kadar pH, Sensor adalah komponen yang
sehingga jika diketahui kadar pHnya, akan digunakan untuk mendeteksi suatu
dapat dipilih jenis air yang akan besaran fisik menjadi besaran listrik
dikonsumsi termasuk kategori baik atau sehingga dapat dianalisa dengan
tidak. Teknologi alat ukur kadar pH pada rangkaian listrik tertentu. pH adalah
air ini dapat membantu pengelola singkatan dari power of hydrogen yang
tambak untuk mengetahui kadar pH memiliki arti ukuran kekuatan suatu
yang terkandung pada air tersebut asam.

102 Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016


Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

Sebuah pH meter terdiri dari Pada sebuah sistem pH meter


sebuah elektroda (probe pengukur) yang secara keseluruhan, selain terdapat
terhubung ke sebuah alat elektronik yang elektrode kaca juga terdapat elektrode
mengukur dan menampilkan nilai referensi. Kedua elektrode tersebut
pH.Prinsip kerja utama pH meter adalah sama-sama terendam ke dalam media
terletak pada sensor probe berupa ukur yang sama. Elektrode referensi
elektrode kaca (glass electrode) dengan digunakan untuk menciptakan rangkaian
jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam listrik pH meter. Untuk menghasilkan
larutan.Ujung elektrode kaca adalah pembacaan pH yang valid, elektrode
lapisan kaca setebal 0.1 mm yang referensi harus memiliki nilai potensial
berbentuk bulat (bulb). Bulb ini stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis
dipasangkan dengan silinder kaca non fluida yang diukur.
konduktor atau plastik memanjang, yang
selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 C. ANALISA DAN PERANCANGAN
mol/dm3). Di dalam larutan HCl, SISTEM
terendam sebuah kawat elektrode Sistem dibangun dengan sebuah
panjang berbahan perak yang pada rangkaian Mikrokontroler Atmega16 yang
permukaannya terbentuk senyawa berfungsi untuk mengendalikan sensor
setimbang AgCl. Konstannya jumlah pH. Kemudian output berupa tampilan
larutan HCl pada sistem ini membuat display LCD 16x2 karakter yang
elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial digunakan untuk menampilkan pesan
stabil. Inti sensor pH terdapat pada tentang derajat kesaman pada air yang
permukaan bulb kaca yang memiliki diukur. Selain itu, output yang digunakan
kemampuan untuk bertukar ion positif pada sistem ini adalah buzzer untuk
(H+) dengan larutan terukur. memberikan indikator yang pasti
mengenai kadar pH yang diukur secara
langsung saat itu juga tanpa melihat layar
LCD telebih dahulu. Diagram sistem
digambarkan berupa blok diagram
seperti dibawah ini:

Gambar 2. Diagram Blok Sistem

1. Algoritma Sistem
Algoritma sistem dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.Bagian - bagian Elektroda


Referensi

Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016 103


Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

maka akan semakin kecil pula nilai pH


nya. Pengukuran kadar pH dapat
dilakukan dengan menggunakan alat
berupa pH meter ataupun kertas pH.
Dalam penelitian ini, alat yang digunakan
adalah sensor pH. Kadar pH pada air
memiliki beberapa tingkatan yaitu 0 – 6.4
berupa masam / asam, 6.5 – 7.5 berupa
netral, dan 7.6 – 14 berupa basa.

Gbr.3 Algoritma Sistem Tabel.1 Nilai pH

a. Tahap–Tahap Pembuatan Sistem Tingkat


Perangkat Lunak Kadar pH
Keasaman
Algoritma sistem dimulai dari
0 – 6.4 Asam
penentuan bahasa pemrograman yang
sesuai dengan rancangan dan kriteria 6.5 – 7.5 Netral
mikrokontroler yang digunakan.
7.6 – 14 Basa
Kemudian dilakukan penulisan program
dengan editor yang tersedia, dalam hal ini
yaitu Bascom AVR yang sekaligus
berfungsi sebagai compiler dan c. Flowchart
pengunduh (downloader). Proses Adapun tampilan flowchart sistem
pemrograman memudahkan analisis adalah sebagai berikut:
pada program yang akan dibuat. Setelah
program dibuat akan langsung dilakukan
pengujian dan evaluasi hingga bekerja
sesuai dengan yang diinginkan. Setelah
program untuk sistem otomatis selesai
dibuat dan sesuai langkah berikutnya
adalah mengkompilasi program menjadi
code mesin yaitu file hexa.
Jika kompilasi berhasil yang
ditandai dengan tidak terdapat kesalahan
(error) program dapat diunduh ke IC
(Integrated Circuit) dengan pengunduhan
tertentu. Langkah selanjutnya adalah
pengujian program dengan menjalankan
sistem dan melakukan perbaikan atau
penyempurnaan hingga hasil yang
diberikan cukup sempurna.

b. Pengelompokan Proses Pengukur


Keasaman (pH)
Nilai pH didalam air berkaitan
dengan kadar asam yang terkandung
didalamnya. Semakin asam air tersebut, Gambar 4 Flowchart Sistem

104 Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016


Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

d. Rangkaian Keseluruhan
Adapun rangkaian keseluruhan dari
alat ukur keasaman pada air berbasis
mikrokontroler adalah sebagai berikut:

Gambar.6 Rancang Bangun

f. Kebutuhan Sistem
Kebutuhan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Gambar 5 Rangkaian Keseluruhan 1. Perangkat Keras
a. Perangkat Komputer
Penggunaan sensor terlebih dahulu b. Perangkat Kelistrikan atau
aktif melakukan pengecekan nilai larutan toolset
air yang diuji dan menghitung tingkat c. Mesin bor, gergaji
keasaman larutan yang akan diuji. d. Downloader
Kemudian data yang didapatdari sensor 2. Perangkat Lunak
akan diatur melalui set point dan a. Sistem Operasi
dikirimkan ke mikrokontroler sebagai b. Software Eagle
pengendali utama yang akan c. Bascom AVR
menentukan tindakan selanjutnya, d. Software SketchUp
kemudian mikrokontroler memproses
permintaan set point dan meneruskan g. Komponen
perintah untuk menampilkan hasil tingkat Komponen pembentuk sistem juga
keasaman larutan air yang diuji kedalam dibedakan atas dua bagian besar,
tampilan display LCD. Selain itu, yaitu:
mikrokontroler juga meneruskannya ke 1. Perangkat Keras (Rangkaian kontrol
buzzer untuk memberikan indikator sistem)
berupa bunyi. a. Mikrokontroler ATMega16
b. Sensor pH
e. Rancang Bangun Alat c. IC Regulator LM7805
Berikut adalah gambaran dari alat d. Papan PCB
ukur keasaman (pH) pada air berbasis e. Adaptor 12V
mikrokontroler dengan tampilan 3 f. Buzzer
dimensi. g. Baut-baut
h. Kabel-kabel
i. Solder
j. Multitester
2. Perangkat Lunak
a. Program

Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016 105


Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

b. Bahasa Basic yang di compile j. Pengujian


menjadi kode mesin dengan Pada pengujian ini terdapat
Bascom AVR beberapa bagian – bagian yang dilakukan
pengukuran serta pengambilan data –
h. Implementasi Sistem data tegangan. Berikut keterangannya.
Implementasi atau tahapan– 1) Pengujian IC Mikrokontroler
tahapan dalam merancang sistem yang Pada pengujian ini dilakukan
dirancang, melalui beberapa tahapan. pengukuran pada tiap pin – pin
Adapun tahapan–tahapannya yaitu mikrokontroler, dimana pengukuran
sebagai berikut: merupakan suatu cara untuk
1. Perancangan blok diagram. memperoleh data dari tiap pin serta
2. Rancangan rangkaian menggunakan untuk menguji apakah rangkaian
program Eagle. mikrokontroler telah terhubung dengan
3. Merancang rangkaian dasar dengan data sheet maupun data program.
komponen – komponen Berikut ini adalah tabel hasil dari
elektronika. pengukuran Mikrokontroler.
4. Rancangan program rangkaian Tabel.2 Ukuran Tegangan pada Pin – Pin
tercetak dalam bentuk program Mikrokontroler
Bascom AVR diimplementasikan Ukuran
Ukuran
dalam rangkaian tercetak pada PCB Pin Tegangan Pin
Tegangan (Volt)
(Printed Circuit Board). (Volt)
5. Proses pembuatan program pada 1 0.17 21 5.03
pengaturan keasaman dan
2 0.18 22 0.11
pengunduhan program dalam IC
(Integrated Circuit) Mikrokontroler. 3 0.18 23 0.10
6. Proses pengujian rangkaian dan 4 0.18 24 5.05
program. 5 0.18 25 0
7. Proses penyempurnaan program
dan rangkaian. 6 0.18 26 0
7 0.18 27 0
i. Hasil Rancangan 8 0.18 28 0
Pada gambar 4 dibawah ini dapat
9 5.03 29 5.06
diperlihatkan hasil dari rancang bangun
keseluruhan dari alat ukur tingkat 10 5.08 30 5.08
keasaman pada air berbasis 11 0 31 0
Mikrokontroler. 12 0.18 32 5.08
13 0.18 33 0.15
14 0.18 34 3.04
15 0.17 35 0.15
16 0.17 36 0.15
17 0.17 37 0.15
18 0.17 38 0.15
Gambar 7. Hasil Rancangan Alat 19 0.16 39 0.15
20 0.16 40 0.15

106 Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016


Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

2) Pengujian LCD (Liquid Crystal Display) Saat Aktif Saat Tidak Aktif
Pada pengujian ini dilakukan 5.03 v 0v
pengukuran tegangan keluaran dan 5) Hasil Pengujian Alat Ukur Keasaman
tegangan pin – pin dari display LCD, untuk Pengujian alat ukur keasaman pada
mengetahui apakah rangkaian LCD air akan dilakukan pada beberapa larutan
berfungsi dengan baik atau tidak. Berikut air dan beberapa larutan lainnya. Berikut
ini adalah tabel hasil pengukuran ini adalah tabel dari pengujian alat ukur
rangkaian display LCD. keasaman.

Tabel.3 Ukuran Tegangan pada Pin – Pin Tabel.6 Hasil Pengujian Alat
LCD Tegangan
Ukuran Ukuran Bahan Yang (Volt)
Pin Tegangan Pin Tegangan pH
Diuji Pada
(Volt) (Volt) Sensor
1 0.17 9 4.98 Air Jeruk
6.33 3.45
2 5.08 10 4.98 Nipis
3 1.14 11 0.18 Air Minum 7 3.05

4 0.18 12 5.05 Air Sabun 9.33 1.96


5 0.18 13 0.18
D. SIMPULAN
6 0.18 14 0.18 Alat ukur kadar pH pada air dapat
7 4.98 15 5.08 dirancang berbasis Mikrokontroler
8 4.98 16 0.17 denganmenggunakan sensor pH sebagai
pendeteksi keasaman, LCD sebagai
3) Pengujian Sensor pH penampil data, serta buzzer sebagai
Pengujian pada sensor pH dilakukan indikator.Sistem bekerja dimulai dengan
untuk mengetahui apakah sensor pH sensor pH yang mendeteksi keasaman
telah aktif atau tidak sehingga dapat pada air sebagai input. Selanjutnya, data
dilakukan proses pendeteksian kadar pH. dari sensor pH tersebut berupa data
Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran analog akan dikonversi ke data digital
rangkaian sensor pH. pada Mikrokontroler. Lalu Mikrokontroler
Tabel.4. Ukuran Tegangan pada Sensor akan memproses data digital ke output
pH yaitu LCD dan buzzer. LCD akan
Saat Aktif Saat Tidak Aktif menampilkan pembacaan jenis dan kadar
pH yang terdeteksi. Buzzer akan
3.09 v 0.15
memberikan indikator berupa bunyi
sesuai dengan kriteria kadar pH yang
4) Pengujian Buzzer
diukur. Penentuan kadar keasaman pada
Pengujian pada Buzzer dilakukan untuk
air dibagi menjadi tiga kategori range
mengukur sejauh apakah alat ini sudah
tingkatan yaitu; ASAM dengan nilai pH 0–
terpasang dengan benar sesuai dengan
6.4 maka indikator buzzer akan berbunyi
indikator pengukuran kadar pH yang
tiga kali, NETRAL dengan nilai pH 6.5–7.5
dihasilkan.
maka indikator buzzer akan berbunyi dua
Tabel.5 Ukuran Tegangan pada
kali serta BASA dengan nilai pH 7.6–14
Buzzer
maka indikator buzzer akan berbunyi satu
kali.

Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016 107


Zulfian Azmi, Saniman, ishak, Sistem Penghitung pH Air Pada Tambak Ikan…………..

E. DAFTAR PUSTAKA Rodnay Zkas. 1996. Pengantar


Mikroprosesor. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Dian Artanto. 2009. Merakit PLC dengan
Mikrokontroler. Jakarta: Elex Media
Susi Kusumadewi dan Hari Purnomo.
Komputindo.
2010. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk
Pendukung Keputusan. Medan:
Http://elektronika-
Graha Ilmu.
dasar.web.id/komponen/sensor-
tranducer/sensor
T.Sutojo, E.Mulyato dan V.Suhartono.
photodioda/Copyright©
2010. Kecerdasan Buatan.
Elektronika Dasar.
Yogyakarta: Andi.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

108 Jurnal SAINTIKOM Vol.15, No. 2, Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai