SKRIPSI
Oleh:
NOVY FEBRIYANSARI A.
NIM. 0311030056
NIM : 0311030056
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 0311030056
Ketua Jurusan,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 0311030056
Menyatakan bahwa,
Skripsi dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut di atas. Apabila
di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia bersedia
iii
RIWAYAT HIDUP
Ayah yang bernama Bambang Waluyo Soewedji dan Ibu bernama Zulfah Amsari.
Teknologi Pertanian.
iv
Alhamdulillah.......Atas Kehendak ALLAH S.W.T
Tuhanku yang Tercinta & yang Maha Baik
Akhirnya Skripsi ini Dapat Terselesaikan
Karya Kecil ini Aku Persembahkan
Kepada Orang Tua Tercinta, Abang, Adik & My Love
v
Novy Febriyansari Agustin. 0311030056. Penerapan Model Gompertz pada
Pertumbuhan Bakteri L. acidophilus dan B. longum di Media Adonan Es
Krim (ice cream mix atau ICM) Jenis Standar. SKRIPSI
Pembimbing: 1. DR. Ir. Wignyanto, MS.
2. Ir. M. Hindun Pulungan, MS.
RINGKASAN
Model Gompertz merupakan model yang banyak digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan bakteri. Bakteri Lactobacillus acidophilus dan
Bifidobacterium longum merupakan bakteri probiotik yang biasa ditemukan pada
susu. Adonan es krim (ice cream mix atau ICM) mengandung susu sebagai bahan
baku dengan jumlah yang terbesar, sehingga ICM dapat digunakan sebagai media
pertumbuhan kedua bakteri. Dengan inokulum sebanyak 1 % (v/v) untuk L.
acidophilus dan 2 % (v/v) untuk B. longum, ICM diinkubasi pada suhu 37 0C
selama 15 jam. Pertumbuhan sel diamati dengan menghitung massanya
menggunakan metode perhitungan kekeruhan. Data pertumbuhan sel bakteri
digunakan untuk proses simulasi. Setelah proses selesai, maka model
pertumbuhan kedua bakteri dapat dibuat. Nilai A, µm, dan λ dari proses simulasi
dapat digunakan untuk menghitung waktu inkubasi, agar massa sel kedua bakteri
probiotik dapat optimal.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimental dan
deskriptif. Penelitian eksperimental yaitu melakukan percobaan di laboratorium
mengenai pertumbuhan bakteri L. acidophilus dan B. longum dalam ICM.
Pengamatan dilakukan setiap 3 jam selama 15 jam untuk mengetahui massa sel
bakteri probiotik selama inkubasi dan diulang sebanyak 3 kali. Perhitungan sel
dilakukan dengan metode turbidity measurement (Perhitungan kekeruhan)
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Penelitian
deskriptif yaitu melakukan proses simulasi model pertumbuhan bakteri L.
acidophilus dan B. longum pada media ICM dengan menggunakan model
Gompertz.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui model pertumbuhan bakteri L.
acidophilus dan B. longum, serta lama inkubasinya dalam ICM, yaitu:
1. L. acidophilus
{ }
D t = 0,168 + 0,063 exp - exp ⎡⎣0,381 ( 3,266 - t ) + 1⎤⎦
Dan lama inkubasi adalah 10,266 jam.
2. B. longum
{ }
D t = 0,176 + 0,118 exp - exp ⎡⎣0,415 ( 3,261 - t ) + 1⎤⎦
Dan lama inkubasinya adalah 9,817 jam.
Berdasarkan uji validasi, kedua model yang dihasilkan dinyatakan valid karena
nilai MAPE, MSD, dan DW sudah memenuhi syarat. Perhitungan bakteri pada
penelitian ini menggunakan metode perhitungan massa sel, sehingga semua sel
yang hidup maupun yang mati terhitung. Bakteri probiotik seperti L. acidophilus
dan B. longum harus dalam keadaan hidup agar memberikan efek menyehatkan,
oleh karena itu pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode
perhitungan yang hanya menghitung sel bakteri yang hidup.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT yang Maha Pengasih, Penyayang, dan
Pemurah. Atas rahmat dan hidayah-Nya, hingga penyususn dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini berjudul Penerapan Model Gompertz pada Pertumbuhan
Bakteri L. acidophilus dan B. longum di Media Adonan Es Krim (Ice Cream Mix
atau ICM) Jenis Standar. Penyususunan skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak DR. Ir. Wignyanto, MS dan Ir. M. Hindun Pulungan, MS., selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan ilmu
kepada penyusun.
2. Ibu Irnia Nurika, STP. MP dan Bapak Dodyk Pranowo, STP. MSi., selaku
Dosen penguji atas segala saran dan masukannya.
3. Bapak DR. Ir. Wignyanto, MS dan Bapak Aunur R. Mulyarto, STP., M.Sc
selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurus.
4. Bapak Sutrisno, Mbak Yuli, Mbak Luluk, Mbak Fitri, Ibu Ardawati, dan
seluruh staff pengajar serta administrasi Jurusan teknologi Pertanian
Facultar Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
5. Papa dan Mama, Abang Indhy dan Mbak Manda, Dhyta, Ikhsan, dan
Yanuar, terimakasih atas doa, dukungan, dan bantuan yang telah
diberikan.
6. Teman-teman (Istiqomah, Erma, Ida, Devi, dan Tina), serta semua teman-
teman TIP ’03.
Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penyusun
mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk memperbaiki skripsi
ini.
Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penyusun maupun semua pihak yang membutuhkan.
vii
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................ 3
1.4 Manfaat ......................................................................................... 3
viii
3.2.1 Alat ....................................................................................... 20
3.2.2 Bahan ................................................................................... 20
3.3 Metode Penelitian .......................................................................... 28
3.4 Batasan Masalah ............................................................................ 28
3.5 Asumsi ........................................................................................... 28
3.6 Alur Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 29
3.6.1 Studi Pustaka......................................................................... 29
3.6.2 Identifikasi Masalah.............................................................. 30
3.6.3 Percobaan Pendahuluan ........................................................ 30
3.6.4 Percobaan Utama dan Pengumpulan Data ............................ 30
3.7 Simulasi Pertumbuhan Bakteri dan Pengolahan Data dengan
Software .......................................................................................... 33
LAMPIRAN.................................................................................................... 55
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram Alir Proses Pembuatan Stok Kultur, Starter, dan ICM ............ 55
2 Perhitungan Komposisi ICM .................................................................. 57
3. Prosedur Perhitungan Sel Bakteri dengan Spektrofotometer.................. 59
4. Data Hasil Percobaan di Laboratorium................................................... 60
5. Pengolahan Data Pertumbuhan Sel Bakteri……. ................................... 61
6. Uji Statistik Validasi Data Pertumbuhan Sel Bakteri.. ........................... 63
7. Foto Proses Pembuatan ICM, Inokulasi, Inkubasi, dan Perhitungan
Massa Sel dengan Spektrofotometer....................................................... 65
8. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian................................. 66
xii
I PENDAHULUAN
Model merupakan sesuatu yang mewakili dunia nyata dalam bentuk yang
lebih sederhana, sehingga lebih jelas, dan lebih mudah untuk diamati. Model
dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti membuat desain atau scale up atau
⎧ ⎡μ e ⎫
D t = D0 + A exp ⎨- exp ⎢ m ( λ - t ) + 1⎤⎥ ⎬
⎩ ⎣ A ⎦⎭
Keterangan:
Dt : OD saat t (OD = log CFU/ml)
D0 : OD saat t = 0 jam
A : peningkatan OD antara D0 dan ODmax
µm : laju pertumbuhan maximum (jam-1)
e : neperian logarithm (e = 2,718281828)
λ : waktu fase lag (jam)
2
probiotik, yaitu bakteri yang dapat mencapai saluran pencernaan dalam keadaan
kekebalan tubuh). Kedua jenis bakteri ini juga disebut sebagai bakteri asam laktat
(BAL), yaitu bakteri yang mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat.
Karena kemampuan tersebut, bakteri ini biasa tumbuh subur pada susu.
Es krim merupakan salah satu produk beku, terbuat dari adonan (ice ream
mix atau ICM) yang komposisinya terdiri dari susu sapi segar, susu skim,
shortening, gula, emulsifier, dan stabilizer. Susu merupakan bahan baku dengan
jumlah terbesar pada pembuatan ICM serta menyediakan sumber karbon yang
B. longum.
acidophilus dan 2 % (v/v) untuk B. longum, ICM diinkubasi selama 15 jam pada
0
suhu 37 C. Setiap 3 jam dilakukan perhitungan bakteri dengan metode
kali. Data hasil perhitungan bakteri digunakan untuk proses simulasi. Proses ini
Nilai A, µm, dan λ dari model yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menghitung waktu inkubasi, yaitu waktu yang dibutuhkan dari awal inkubasi
sampai fase log berakhir. Pada fase log, jumlah bakteri akan meningkat dengan
2
3
cepat. Proses inkubasi harus dihentikan bersamaan dengan berakhirnya fase log,
karena pada akhir fase ini jumlah bakteri telah mencapai jumlah yang optimal.
Waktu inkubasi perlu diketahui karena ICM adalah media yang belum umum
digunakan.
ICM, agar dihasilkan sel dengan massa yang optimal dan dalam waktu yang
minimal.
longum.
dan B. longum pada media ICM, sehingga dapat diketahui waktu inkubasinya.
3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Probiotik
sementara yang dapat membantu aktivitas tubuh dengan fungsi yang sama dengan
mikroflora alami dalam saluran pencernaan. Beberapa jenis probiotik yang sering
dapat dirasakan apabila produk probiotik dikonsumsi secara teratur sebanyak 100
– 150 ml produk (berisi 106 /ml bakteri hidup) setiap 2 atau 3 kali seminggu.
Jenis produk probiotik bervariasi tidak lagi hanya dalam bentuk makanan atau
minuman, tetapi juga tablet atau kapsul. Pada Tabel 1 disajikan berbagai macam
(Anonymous, 2006):
antibiotik.
5
6
alergi jerami, alergi pada susu, dan infeksi kulit seperti eksim.
Bakteri yang berasal dari genus Lactobacillus biasanya memiliki sel yang
reguler dan berbentuk batang dengan ukuran 0,5 – 1,2 x 1,0 – 10,0 µm. Pada
yang terbentuk biasanya berupa rantai pendek. Merupakan bakteri gram positif,
6
7
cembung, buram, dan tanpa pigmen. Sel ini memerlukan media yang kaya dan
kompleks, paling tidak separuh hasil akhir dari metabolisme karbon adalah laktat.
pencernaan burung dan mamalia, dan vagina pada mamalia. Bakteri ini jarang
genus Lactobacillus. Bakteri ini tumbuh dengan subur pada lingkungan yang
bersifat asam ( pH 4 – 5 atau lebih rendah) dan tumbuh optimal pada suhu 45 0C.
L. acidophilus secara alami sudah ada di dalam usus manusia dan hewan, serta
mulai dari dairy products sampai buah dan sayuran. Fermentasi terjadi saat
bakteri memecah gula dan karbohidrat untuk memproduksi alkohol, CO2, dan
asam laktat. Produk sampingnya dapat menimbulkan rasa yang unik pada hasil
7
8
acidophilus hidup sepanjang saluran pencernaan dan terdapat dalam jumlah yang
terdapat dalam jumlah banyak pada sistem transportasi (Barrangou, et al., 2003).
batang dengan banyak variasi, ukurannya 0,5 – 1,3 x 1,5 – 8 µm. Pada umumnya
sel berbentuk seperti kurva dan bercabang. Sel terangkai secara tunggal, berdua,
bulatan yang bengkak. Merupakan bakteri gram positif, tidak berspora, dan
anaerob. Beberapa jenis dapat tumbuh pada udara yang diperkaya dengan 10 %
CO2. Tidak ada pertumbuhan di bawah pH 4,5 atau di atas 8,5. Aktif
memfermentasi karbohidrat dengan produk sebagian besar berupa asam asetat dan
8
9
optimal adalah 37 – 41 0C. Ditemukan dalam mulut dan usus hewan vertebrata
yang berdarah hangat dan pada serangga. Bakteri ini jarang yang bersifat patogen
(Sneath, 1986).
dekat permukaan media dan kelihatan timbul. Koloninya memiliki bentuk dan
ukuran yang serupa, tetapi ukuran dan morfologi dari Bifidobacterium bermacam-
manusia yang paling penting yang dapat menjaga sistem pencernaan manusia
asam laktat dan bermanfaat bagi kesehatan manusia dan sering ditemukan sebagai
bakteri yang dominan pada manusia. B. longum merupakan bakteri gram positif
dapat tetap hidup pada saluran pencernaan bagian bawah (usus besar), yaitu
jenis asam amino, purin, pirimidin, dan berbagai jenis vitamin. Sifat ini
dibutuhkan karena pada usus besar jumlah nutrisi hanya sedikit dan kebanyakan
9
10
membantu sintesis vitamin B, dan merangsang sistem kekebalan melalui efek dari
immunoglobulin A (IgA). Sebagai produsen lain dari asam laktat dan asam asetat,
2002).
padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun,
yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih besar dari
0.1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein
susu. Es krim dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu standar, premium,
dan super premium. Perbedaan ketiga jenis tersebut berdasar kandungan lemak
dan komponen solid non lemak atau susu skim. Es krim yang termasuk kategori
super premium memiliki kadar lemak paling tinggi atau sekitar 17 %, disusul
10
11
krim kategori standar. Sedangkan komponen solid susu non lemak pada es krim
super premium memiliki kadar paling rendah atau sekitar 9,25 % yang diikuti
dengan jenis premium dengan kandungan solid non lemak 10 % dan 11 % untuk
Jenis es krim akan menentukan komposisi dari adonan es krim (ice cream
mix atau ICM). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ICM adalah
lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil,
pengemulsi, dan pencita rasa. Proses pembuatan ICM terdiri dari pencampuran
kandungan air dalam es krim berkisar antara 60 – 62 % dan total bahan keringnya
adalah 38 – 40 %. Air yang berlebihan akan membuat es krim menjadi kasar dan
jika kekurangan air es krim akan menjadi terlalu padat. Kadar lemak dalam es
yang lembut dengan memberi lapisan pada langit-langit mulut, membentuk tubuh
es krim. Kadar susu skim antara 8 – 16 %, fungsi susu skim pada es krim adalah
11
12
pemberi rasa manis pada es krim dan dapat menurunkan titik beku adonan. Kadar
mikro untuk mengikat molekul lemak, air dan udara, sehingga air tidak akan
mengkristal, dan lemak tidak akan mengeras, stabilizer juga bersifat mengentalkan
Menurut Hekmat dan Mahon (1992), ICM yang diinokulasi dengan kultur
suhu -29 0C memiliki jumlah bakteri L. acidophilus sebanyak 1,5 x 108 cfu/ml dan
bakteri B. bifidum sebanyak 2,5 x 108 cfu/ml, setelah 17 minggu jumlahnya turun
menjadi 4 x 106 dan 1 x 107 cfu/ml. Sehingga es krim dapat disebut sebagai
pangan probiotik. Kedua bakteri dapat tumbuh dalam jumlah besar pada ICM dan
tetap hidup dalam penyimpanan beku. Proses pembuatan es krim probiotik adalah
sebagai berikut:
1. Pencampuran bahan baku, jumlahnya sesuai dengan jenis es krim yang akan
dibuat.
detik, dan dihomogenisasi pada tekanan 17,5 Mpa, sehingga dihasilkan ICM.
4. ICM lalu dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama dipanaskan pada suhu 82
0
C selama 30 menit dan didinginkan sampai 41 0C, sedangkan bagian kedua
12
13
a. Perhitungan Bahan
Es krim dengan jenis tertentu sesuai dengan yang diinginkan dapat dibuat
komposisinya. Komposisi bahan yang harus diperhatikan adalah kadar lemak dan
jumlah padatannya.
Susu sapi segar dipanaskan dengan api kecil. Pada saat yang sama kuning
susu pada suhu 49 0C, lalu bahan kering lainnya. Aduk terus sampai homogen dan
proses pemanasan dibawah 100 0C dan diikuti dengan proses pendinginan sampai
dalam bahan, tetapi tidak dapat membunuh spora. Campuran yang dihasilkan
c. Homogenisasi
menjadi < 2 µm. Kerugian pada produk akhir yang disebabkan oleh homogenisasi
13
14
yang tidak tepat adalah overrun rendah, tekstur es krim kasar, es krim bergetah,
antara lain adalah tekanan terlalu tinggi atau rendah, terlalu banyak gumpalan
lemak dan protein susu yang tidak stabil. Suhu yang baik untuk homogenisasi
d. Inokulasi
e. Inkubasi
pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa, dan parameter lain. Istilah
mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-
turut disebut sebagai fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, dan fase kematian.
14
15
tergantung pada kemampuan sel untuk membentuk protoplasma baru dari nutrisi
hanya merupakan bagian dari siklus hidup bakteri, dan tidak menggambarkan
Bakteri yang ditumbuhkan pada sistem tertutup atau disebut juga batch
culture, populasi dari sel hampir selalu membentuk pola pertumbuhan dinamis
serta untuk mengetahui pembentukan spora yang paling baik sehingga akan
15
16
1. Fase lag (Lag Phase). Secara cepat setelah inokulasi sel pada medium
ada perubahan sel yang nyata, sel mungkin bertambah volume atau
massanya. Lama fase lag tergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah
atau produk akhir; 3. kekurangan tempat, pada kasus ini disebut a lack of
biological space.
mencapai fase stasioner, maka akan diikuti dengan fase kematian, dimana
16
17
Selama fase kematian, jumlah sel yang hidup berkurang secara geometrik
melintang, dimana tidap sel membelah diri menjadi dua sel. Selang waktu yang
(Anonymous, 2003).
Pertumbuhannya mengikuti deret geometrik: 1, 2, 4 ,8,... atau 20, 21, 22, 23,... 2n
Apabila jumlah sel setelah waktu tertentu adalah Nt, maka Nt = 1 x 2n.
Jumlah total sel tergantung pada jumlah generasi (pembelahan) yang terjadi
didalam waktu tertentu. Apabila jumlah sel awal adalah N0, maka jumlah sel
Jumlah total sel dalam populasi (Nt) yang merupakan fungsi dari 2, dapat
17
18
persamaan:
log Nt - log N0
log Nt = log N0 + n log2 Æ n = -------------------
log 2
log Nt - log N0
Kecepatan pembelahan sel: k n/t Æ k = -------------------
log 2 (t)
log Nt - log N0
k = -------------------
0.301 t
Waktu generasi (g) dari suatu bakteri dapat diketahui dengan rumus
sebagai berikut:
0.301 t
g = 1/k Æ g = --------------------
log Nt - log N0
untuk menghitung jumlah sel mikroba, yaitu perhitungan jumlah sel dan
organisme bersel tunggal, sedangkan perhitungan massa sel dapat dilakukan tidak
hanya bagi organisme bersel tunggal tetapi juga untuk organisme berfilamen
seperti jamur. Ada beberapa jenis perhitungan jumlah sel dan massa sel, yaitu:
Ada beberapa cara seperti perhitungan angka lempeng total (TPC) dan
18
19
dengan sel yang mati dan sulit untuk menghitung sel yang ukurannya sangat
kecil.
Ada banyak metode perhitungan massa sel, tetapi yang paling umum
adalah cara yang cepat dan efisien untuk menentukan jumlah bakteri dalam
seperti kultur sel menghalangi cahaya yang menembus sampel, jadi hanya
meningkatnya jumlah sel dimana setiap sel menutupi sel yang lain dari
tidak diberi bakteri. Selanjutnya masukkan sampel yang ingin dihitung jumlah
(OD). Panjang gelombang 420 nm digunakan untuk larutan yang warnanya jernih,
540 nm untuk larutan yang warnanya kuning terang, dan 600 – 625 untuk larutan
19
20
sumber cahaya dalam alat tersebut memancarkan seberkas cahaya putih melalui
dua buah lensa dan celah masuk ke suatu kisi difraksi cahaya yang dapat
spektrum, dari warna ungu atau ultra ungu (gelombang cahaya pendek), sampai
kepada merah dan infra merah (gelombang cahaya panjang). Spektrum cahaya
jatuh pada seberkas layar gelap yang dilengkapi dengan celah keluar. Hanya
bagian spektrum yang kebetulan jatuh pada celah tersebut memasuki sampel dan
akan menjadi berkas monokromik. Panjang gelombang mana yang akan masuk
melalui celah tersebut dapat diatur dengan menyesuaikan arah kisi difraksi
melalui pemutaran tombol pengatur panjang gelombang yang ada pada alat
tersebut.
akan mengaktivasi foto tabung dan mencatat persen transmitans (%T) pada
galvanometer. Makin sedikit jumlah sel dalam suspensi, makin besar intensitas
cahaya yang lolos, makin tinggi pula persen transmitans yang tercatat.
dahulu harus dikalibrasi dengan kuvet yang berisi medium steril yang jenisnya
biakan dapat dibaca dengan cara menaruh kuvet berisi biakan tersebut ke dalam
20
21
tempat sampel pada alat tersebut. Melalui perhitungan, nilai % T dapat diubah
menjadi nilai absorbansi (A) atau rapat optis (optical density atau OD).
Menurut Suharto, dkk. (2003), model adalah sesuatu yang mewakili dunia
nyata. Manifestasi model memberi informasi bagi dunia nyata untuk mencapai
3. Pengendalian proses
4. Optimasi
bentuk yang lebih sederhana sehingga lebih jelas dan mudah dikerjakan. Model
yang baik cukup mengandung bagian-bagian yang perlu saja. Untuk memudahkan
21
22
1. Model ikonik (model fisik) yaitu model yang mempunyai bentuk fisik sama
diperkecil.
2. Model analog (model diagramatik) yaitu model suatu proses atau sifat, model
ini sifatnya lebih sederhana dan sering dipakai pada situasi khusus, seperti
pendefinisian masalah yang biasanya dibantu bila dibuat terlebih dahulu model
masalahnya, baru setelah itu menarik interpretasi dan membahas lebih lanjut.
Menurut Gaspersz (1992), pada dasarnya model terdiri dari 2 aspek, yaitu:
model matematik.
22
23
beberapa elemen sistem yang dimodelkan dan ada elemen yang diasumsikan tidak
penting dan tidak relevan dalam konteks tujuan yang ingin dicapai. Jadi sebuah
model tidak hanya merupakan perwujudan tujuan, namun juga merupakan asumsi
(Setiawan, 1991).
model Gompertz, Richards, Stannard, Schnute, dan model logistik. Dari 100 kasus
a = A ...................................................................................................................( 2 )
μ me
b= λ + 1 ......................................................................................................( 3 )
A
μ me
c= ………………………………………………………………………..( 4 )
A
⎧ ⎡ μ me ⎫
y = A exp ⎨- exp ⎢⎣ A ( λ - t ) + 1⎤⎥ ⎬ ………………………………………...( 5 )
⎩ ⎦⎭
bakteri nilai y diganti menjadi nilai Dt dan ditambahkan nilai D0, sehingga
persamaannya menjadi:
23
24
⎧ ⎡ μ me ⎫
D t = D0 + A exp ⎨- exp ⎢⎣ A ( λ - t ) + 1⎤⎥ ⎬ …………………………………( 6 )
⎩ ⎦⎭
Keterangan:
Dt : OD saat t (OD = log CFU/ml)
D0 : OD saat t = 0 jam
A : peningkatan OD antara D0 dan ODmax
µm : laju pertumbuhan maximum (jam-1)
e : neperian logarithm (e = 2,718281828)
λ : waktu fase lag (jam)
2.5 Simulasi
(state of affairs), atau proses. Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum
mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau
Simulasi adalah suatu gejala atau proses. Simulasi dapat dilakukan dengan
menggunakan model yang telah dibuat. Empat tahapan dalam melakukan simulasi
2. Pembuatan model, gagasan atau konsep yang dihasilkan pada tahap pertama
rumus.
24
25
hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat
dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala
yang sebenarnya. Untuk menguji kebenaran suatu model dengan kondisi obyektif
dilakukan uji validasi. Ada dua jenis validasi dalam model, yakni (Muhammadi
dkk., 2001):
teori yang ada akan terlihat dari konsistensi model yang dibangun.
25
26
b. Validitas kestabilan, merupakan fungsi dari waktu. Model yang stabil akan
memberikan output yang memiliki pola yang hampir sama antara model
sesuai dengan kinerja sistem nyata atau sesuai dengan data empirik. Caranya
adalah memvalidasi kinerja model dengan data empirik, untuk melihat sejauh
mana perilaku output model sesuai dengan perilaku data empirik. Hal ini dapat
output simulasi dengan data empirik dengan beberapa cara, antara lain
dan UTheil’s. Disamping itu juga digunakan uji DW (Durbin Watson) dan
26