Anda di halaman 1dari 26

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spektroskopi merupakan cabang ilmu yang berhubungan dengan
gelombang elektromagnetik yang diterjemahkan ke dalam komponen-
komponen panjang gelombang untuk menghasilkan spektra, merupakan plot
beberapa fungsi dari intensitas radian versus panjang gelombang atau
frekuensi. Peran Spektroskopi yaitu untuk membedakan struktur molecular,
mengindentifikasi molekul yang tidak diketahui, mendeteksi molekul yang
sudah diketahui, dan mengukur konsentrasi.
Terdapat dua macam instrument spektroskopi yang sering
dipergunakan yaitu Spektroskopi Molekuler dan Spektroskopi
Atomik.Spektroskopi molekuler berdasarkan atas radiasi ultraviolet, sinar
tampak, dan infrared.Banyak digunakan untuk identifikasi dari banyak
spesies organik, anorganik, maupun biokimia.Spektroskopi molekular adalah
teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur organik dan anorganik
dalam spesi atom. Spektroskopi atomik digunakan untuk penentuan kualitatif
dan kuantitatif dari sekitar 70 elemen.Ciri khas Spektroskopi Atomik adalah
bahwa dalam spektroskopi atomik, sampel harus diatomkan terlebih dahulu.
Inductively Coupled Plasma (ICP) yang termasuk ke dalam
Spektroskopi Atomik adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk
mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik
unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu.Inductively Coupled
Plasma (ICP) merupakan instrumen yang digunakan untuk menganalisis
kadar unsur-unsur logam dari suatu sampel dengan menggunakan metode
spektorfotometer emisi, ICP dapat mengukur sampel dan berbagai bentuk/
matriks salah satunya adalah air.

B. Tujuan
BAB II
DASAR TEORI

A. Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan
inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang
lebih berperan adalah elektron valensi.Spektrofotometri juga merupakan
suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube.Transmitans adalah perbandingan intensitas
cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas
cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hokum
Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus monokromatik,
rnergi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia,
sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi
flouresensi atau phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh
terhadap konsentrasi, jadi larutan harus pekat (tidak encer).

B. Inductively Coupled Plasma (ICP)


Inductively Coupled Plasma (ICP) adalahsebuahteknikanalisis
yang digunakanuntukdeteksidari trace metals
dalamsampellingkunganpadaumumnya. Prinsiputama ICP
dalampenentuanelemenadalahpengatomisasianelemensehinggamemancark
ancahayapanjanggelombangtertentu yang
kemudiandapatdiukur.Teknologidenganmetode ICP yang digunakanpertama
kali padaawaltahun 1960
dengantujuanmeningkatkanperkembanganteknikanalisis.
Sejakitu ICP telahdisempurnakandandigunakanbersama-
samadenganprosedurpreparasisampeluntukberagammatriksuntukanalisiskua
ntitatif.Berikutadalahpenjelasankomponen, fungsi,
carakerjahinggamenghasilkan data dariinstrumentasi ICP
danaplikasinyadalamanalisissampellingkungan.Induktif Coupled Plasma
(ICP) yang termasukkedalamSpektroskopiAtomikadalahsebuahteknikanalisis
yang
digunakanuntukmendeteksijejaklogamdalamsampeldanuntukmendapatkanka
rakteristikunsur-unsur yang memancarkangelombangtertentu.
Inductively couple plasma adalah alat yang dapat mendeteksi
senyawa senyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma.
Plasma yang dihasilkan dari gas argon akan membakar sampel yang telah
ternebulasi sehingga terjadi atomisasi dilanjutkan dengan ionisasi. Elektron
yang tereksitasi kemudian kembali lagi/beremisi dan mengeluarkan energi
cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap senyawa logam.
Sistem pembacaan yang multi element memudahkan bagi analisa untuk
mempercepat keluarnya hasil.
ICPdigunakanuntukmenganalisiskadarunsur
-unsurlogamdarisuatusampeldenganmenggunakanmetodespektorfotometere
misi. Spektrofotometeremisiadalahmetodeanalisis yang
didasarkanpadapengukuranintensitasemisipadapanjanggelombang yang
khasuntuksetiapunsur.Bahan yang
akandianalisisuntukalatICPiniharusberwujudlarutan yang homogen. Ada
sekitar 80 unsur yang dapatdianalisadenganmenggunakanalatini. Terdapat 2
jenis ICP yaitu ICP-OES (Optical Emission Spectrometry) dan ICP-MS (Mass
Spectra). Dalam ICP dengan Mass Spectrometer atau ICP-MS, ion yang
dihasilkan dalam plasma Argon diinjeksikan ke dalam MS, yang memisahkan
ion berdasarkan rasio massa/muatan. Hal ini ideal untuk analisis logam
dengan konsentrasi hingga serendah ppb. Pengotor dalam Argon
dapat menyebabkan permasalahan yang lebih parah dengan ICP-MS karena
tingkat sensitivitasnya yang tinggi sedangkan ICP-OES
mengukurintensitasenergi/radiasi yang dipancarkanolehunsurunsur yang
mengalamiperubahantingkatenergi atom (eksitasiatauionisasi) .

C. ICP-OES (Optical Emission Spectrometry)


Inductively Couple Plasma Optical Emission Spectrometry (ICP-OES)
merupakan salah satu teknik untuk menganalisis unsur secara
spektrofotometri dengan tingkat sensitifitas yang tinggi dan mampu
mengukur banyak unsur sekaligus mempunyai limit deteksi yang baik.
Pengukuran unsur dengan ICP - OES didasarkan pada sifat unsur yang jika
diberi energi berupa panas akan menyebabkan elektron valensinya
tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat yang lebih tinggi energinya, namun
beberapa saat kemudian elektron tersebut akan kembali ke keadaan dasar
sambil melepaskan emisi yang besar intensitasnya sebanding dengan
konsentrasi unsur tersebut.
Plasma pada ICP-OES digunakan sebagai sumber atomisasi dan
eksitasi. Plasma adalah suatu gas atau campuran gas yang terdiri dari ion,
atom dan elektron. Plasma digunakan untuk memecahkan contoh menjadi
atom atau ion, lalu membuat elektron dalam atom atau ion tersebut
tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan kembali ke adaan dasar
dengan melepaskan emisi pada panjang gelombang tertentu (Skoog et.al,
1992).
Pada ICP-OES proses pengukuran konsentrasi contoh dimulai
dari proses perubahan contoh larutan menjadi aerosol oleh nebulizer,
kemudian aerosol tersebut diubah menjadi spray (butiran-butiran kecil) pada
spray chamber yang kemudian bercampur dengan gas argon dan dibakar
oleh plasma. Pada saat pembakaran, spray tersebut akan berubah menjadi
atom dan tereksitasi. Pada saat atom tersebut kembali ke energi dasar,
maka akan memancarkan emisi pada panjang gelombang yang berbeda-
beda untuk tiap unsur. Emisi tersebut akan dipisahkan oleh grating dan
prisma sesuai panjang gelombangnya masing-masing yang selanjutnya
diterima oleh detektor. Intensitas emisi yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan standar untuk mendapatkan konsentrasi unsur yang
dianalisis (BOUMANS, 1987).

a. Prinsip Kerja ICP-OES


Prinsipumumpadapengukuraniniadalahmengukurintensitasenergi/r
adiasi yang dipancarkanolehunsurunsur yang
mengalamiperubahantingkatenergi atom (eksitasiatauionisasi)
.Larutansampeldihisapdandialirkanmelaluicapilarry tube
keNebulizer.Nebulizer merubahlarutansampelkebentukaerosol yang
kemudiandiinjeksikanoleh ICP.Padatemperatur plasma, sampel-
sampelakanteratomisasidantereksitasi. Atom yang
tereksitasiakankembalikekeadaanawal(ground state)
sambilmemancarkansinarradiasi.
Sinarradiasiinididispersiolehkomponenoptik.Sinar yang terdispersi,
secaraberurutanmunculpadamasing-
masingpanjanggelombangunsurdandirubahdalambentuksinyallistrik yang
besarnyasebandingdengansinar yang
dipancarkanolehbesarnyakonsentrasiunsur.Sinyallistrikinikemudiandipros
esolehsistempengolah data.

b. Mekanisme Kerja ICP-OES


Perangkat keras ICP-OES dirancang untuk menghasilkan plasma,
yang merupakan gas dimana terdapat atom dalam keadaan terionisasi.
Dasar pengaturan suatu ICP-OES terdiri dari tiga tabung konsentrik, yang
sering dibuat dari silika.Tabung-tabung tersebut yaitu outer loop,
middleloop, dan innerloop, yang membentuk obor plasma suatu ICP-
OES. Pembentukan plasma tergantung pada kekuatan medan magnet
yang cukup dan pola aliran gas. Induksi medan magnet menghasilkan
frekuensi tinggi arus listrik yang melingkar dalam konduktor. Untuk
mencegah kemungkinan arus pendek serta krisis, plasma harus terisolasi.
Isolasi dicapai oleh aliran gas secara bersamaan melalui sistem. Tiga gas
mengalir melalui sistem gas luar, gas menengah, dan gas dalam atau gas
pembawa. Gas luar biasanya adalah Argon atau Nitrogen. Gas luar
digunakan untuk memelihara plasma, memantapkan/menstabilkan posisi
plasma, dan memisahkan plasma dari tabung luar pada suhu tinggi.
Argon biasanya digunakan sebagai gas intermediate dan gas pembawa.
Tujuan dari gas pembawa adalah untuk menyampaikan contoh untuk ke
plasma.
Contoh yang telah mengalami preparasi diantarkan pada plasma
melewati nebulizer dan spray chamber. Nebulizer berfungsi untuk
mengubah cairan contoh menjadi aerosol. Sedangkan spray chamber
berfungsi untuk mentransportasikan aerosol yang telah berbentuk
sprayke plasma, pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi
atau volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan
aerosol kering yang bentuknya telah seragam. Generator radio frekuensi
adalah alat yang memiliki suatu daya (700-1500 Watt) untuk menyalakan
plasma dengan Argon sebagai sumber gasnya. Tegangan ini
ditransferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari
obor. Pada saat contoh gas masuk ke dalam plasma terjadi eksitasi atom,
atom yang tereksitasi kembali ke keadaan dasar dengan memancarakan
energi pada panjang gelombang tertentu.
Setiap unsur memiliki panjang gelombang yang khas. Intensitas
energi yang dipancarkan pada panjang gelombang sebanding dengan
jumlah dari unsur dalam contoh yang dianalisis. Kemudian panjang
gelombang tersebut masuk ke dalam monokromator, dan diteruskan ke
detektor. Pada detektor akan diubah menjadi sinyal listrik oleh detektor
dan masuk ke dalam integrator untuk diubah ke dalam sistem pembacaan
data (BOSS dan FREDEEN, 1997).

c. Instrumentasi ICP-OES

Instumentasi ICP - OES terdiri atas :

1. Sistem penghisap contoh


Peristaltic pump
Berfungsi untuk menghisap contoh dan pengatur aliran
contoh secara konstan menuju nebulizer. Kecepatan alir
contoh dapat diatur mulai dari 0,2 sampai 5,0 mL per menit
dengan menggunakan peristaltic pump(tubing 0,76 mm).
Nebulizer
Berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol Larutan
yang dihisap melalui peristaltic pump akan bertumbukan
dengan gas argon dengan kecepatan tinggi sehingga
terpecah menjadi butiran-butiran yang sangat halus.
Pembentukan aerosol merupakan salah satu tahap kritis
pada ICP-OES.

2. Sistem Plasma
Pada plasma, aerosol tersebut dapat mengalami
desolvation, vaporazation, atomization, dan excitation dengan
sempurna. Spray chamber berfungsi untuk mengubah aerosol
menjadi butiran cair yang sangat halus, dengan diameter kurang
dari 10 m agar dapat lolos menuju plasma. Hal ini sangat
penting karena hanya butiran-butiran yang sangat halus yang
dapat secara efektif mengalami proses desolvation,
vaporazation, atomization, dan excitation dalam plasma. Aerosol
yang tidak sempurna dalam pembentukan spray, misalkan spray
yang masih berukuran besar akan di buang ke tempat
pembuangan.

Argon merupakan gas inert yang biasa atau sering


digunakan pada ICP-OES. Timbulnya induksi medan listrik yang
mengalir pada kumparan, akan mengakibatkan gas argon
terionisasi.

Ar Ar+ + e-

Torch merupakan tempat terbentuknya plasma yang


dihasilkan dari gas argon, terdiri dari tiga pipa yang terbuat dari
kuarsa dan memiliki daya tahan terhadap semua jenis korosif
akibat larutan-larutan asam. Torch juga dapat terhubung dengan
spray chamber dan pipa saluran gas argon. Gas argon yang
digunakan selain sebagai pembentuk plasma, digunakan juga
sebagai pendingin. Adapun posisi torch harus disesuaikan
dengan aplikasi sistem analisisnya. Secara umum, untuk larutan
volatil posisi torch harus disesuaikan dengan plasma untuk
meningkatkan sensivitasnya. Jarak yang dekat ini
mengakibatkan banyak deposit yang terakumulasi pada injektor,
sehingga injektor harus lebih sering dibersihkan.

Plasma merupakan elektron yang tereksitasi dan


membentuk awan-awan elektron. Awan elektron tersebut berada
dalam keadaan jenuh dan memiliki kondisi suhu yang panas.
Pembentukan suatu plasma bergantung pada intensitasmagnetik
dan mengikuti pola aliran gas partikular yang berputar secara
simetri.

Pada mulanya plasma dibentuk dari suatu gas argon yang


dialirkan melalui sebuah torch (obor) yang terdiri dari tiga pipa
terpusat yang terbuat dari kuarsa. Suatu kumparan tembaga
yang disebut kumparan induksi mengelilingi bagian puncak torch
dan terhubung dengan generator radio frekuensi. Arus dengan
frekuensi tinggi (27 MHz) dialirkan ke kumparan sehingga
menimbulkan awan-awan elektron bermuatan. Awan-awan
elektron ini akan bergerak yang ditimbulkan oleh adanya induksi
medan listrik dari kumparan induksi sehingga menyebabkan
terjadinya tabrakan antara awan-awan elektron bermuatan yang
bergerak dengan atom-atom argon dan penyerapan energi yang
besar menyebabkan argon terionisasi.

Ionisasi gas argon yang mengalir diawali oleh loncatan


bunga api listrik dari sebuah kumparan. Ion dan elektron yang
dihasilkan dari tabrakan tersebut akan berinteraksi dengan
fluktuasi medan magnet, sehingga menyebabkan ion-ion dan
elektron-elektron di dalam kumparan mengalir di dalam jalur
tertutup dan akan menyebabkan terjadinya pemanasan karena
adanya resistensi listrik pada pergerakan muatan tersebut
(MANNING AND WILLIAM, 1997).

Tabrakan antara elektron-elektron yang terbentuk dengan


atom argon lain yang belum terionisasi berlanjut pada reaksi
berantai, menghancurkan gas menjadi plasma yang terdiri dari
atom argon, elektron, dan ion argon. Temperatur pada plasma
mencapai 6000 K -10000 K, suhu tinggi tersebut menyebabkan
partikel-partikel contoh tereksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi dan sempurna.

3. Spektrometer
Bagian spektrometer pada ICP-OES meliputi
monokromator dan detektor. Adanya sistem grating dan prisma
dapat memisahkan beberapa panjang gelombang yang spesifik
secara simultan yang kemudian panjang gelombang tersebut
dikirimkan ke detektor untuk dideteksi. Jenis-jenis detektor pada
ICP-OES, yaitu : PhotoDiodearray (PDA), PhotoMultiplierTube
(PMT), dan ChargeCoupleDevice (CCD). Detektor yang
digunakan adalah jenis CCD. Detektor ini dapat mendeteksi
unsur pada panjang gelombang 167-785 nm, sehingga
interferensi spektral mudah dihilangkan. Selain itu, detektor ini
dapat beroperasi dengan kecepatan 1 megahertz pixel pada saat
proses dan dapat mendeteksi 75 unsur dalam waktu 35 detik.

4. Komputer
Komputer yang dipasangkan pada ICP-OES berfungsi
sebagai displayout. Komputer akan menampilkan data berupa
konsentrasi contoh, intensitas contoh, dan keterangan lainnya.

D. Air
Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang sangat istimewa, yang
dalam kandungannya terdiri dari senyawa Hidrogen(H2), dan senyawa
Oksigen (O2). Kedua senyawa yang membentuk air ini merupakan
komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh
makhluk hidup di bumi selain matahari yang merupakan sumber energi.
Seperti yang kita ketahui air merupakan hal yang sangat penting, karena
segala makhluk hidup di dunia tidak dapat hidup tanpa air.Fungsi air dalam
kehidupan kita tidak hanya memenuhi kebutuhan secara fisik (yang
dibutuhkan tubuh manusia), tetapi juga berperan sebagai pemenuh kegiatan
manusia sehari-hari. Baik digunakan untuk mencuci pakaian, mandi, dan
memenuhi kebutuhan manusia lainnya. Bahkan makhluk hidup lain yang
berupa binatang, dan tumbuhan mengkonsumsi air sebagai pemenuh
kebutuhannya.
Seperti yang kita ketahui, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
manusia menyebabkan polusi air. Yang penyebab utamanya adalah
pencemaran air melalui limbah pabrik, dan limbah rumah tangga yang
berupa zat kimia dari diterjen yang digunakan sehari-hari, serta zat-zat kimia
yang dihasilkan dari kegiatan manusia lainnya. Hal ini tentu memberi
dampak negatif terhadap lingkungan, bahkan pencemaran air tersebut dapat
membunuh makhluk yang disekitarnya. Dan menjadi kendala kita sekarang
adalah sulitnya untuk memperoleh air bersih. Keadaan ini tentunya sangat
memprihatinkan, karena kebutuhan akan air bersih adalah prioritas utama
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

a. Air Limbah
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga,
dan juga berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan
lainnya yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus
dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat
dan baik. Air limbah memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan
sifatnya. Karakter air limbah meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi.
Air limbah berasal dari berbagai sumber, secara garis besar air limbah
dapat dikelompokkan menjadi :
a. Air limbah yang bersumber dari rumah tangga (Domestic Wastes
Water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.
Pada umumnya air limbah ini terdiri dari excreta (tinja dan air seni),
air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri
bahan-bahan organik.
b. Air limbah industri (Industrial Wastes Water), yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang
terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku
yang dipakai oleh masing-masing industri.
c. Air limbah kotapraja (Municipal Wastes Water), yaitu air buangaan
yang berasal dari daerah: perkotaan, perdagangan, hotel, restoran,
tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada
umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
dengan air limbah rumah tangga.

1. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika


Karakter fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, dan padatan.
Suhu menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan
ke dalam skala-skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air
bersih karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan.
Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga
tergantung pada letak geografisnya.
Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau
tergantung pada sensivitas indra penciuman seseorang. Kehadiran bau
menunjukkan adanya komponenkomponen lain dalam air. Misalnya, bau
seperti telur busuk menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan
oleh permukaan zat-zat organic dalam kondisi anaerobik.
Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh kehadiran
materi-materi dissolved, suspended, dan senyawa-senyawa koloidal yang
dapat dilihat dari pectrum warna yang terjadi. Padatan yang terdapat
dalam air limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating, settleable,
suspended, atau dissolved. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak
terlarut atau bahan padat yang terapung serta senyawa senyawa yang
larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan
mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.

2. Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia


Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa
anorganik Senyawa organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu
atau lebih elemen-elemen lain (O, N, P, H). Senyawa anorganik terdiri dari
kombinasi elemen yang bukan tersusun dari karbon organik, serta
Pengujian kimia dari air limbah yaitu meliputi pengukuran Biological
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved
Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH), logam berat (Cd, Co, Hg, As, Pb
dan lainnya), ammonia, sulfida, fenol.
Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor
anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini
telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan
gulma air. Pengujian-pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta
alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang
sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses
pengolahan

3. Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi


Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air
limbah tersebut. Mikroorgaisme ditemukan dalam jenis yang sangat
bervariasi hampir dlam semua bentuk air limbah, bisanya dengan
konsentrasi 105-108 organisme/l. Kebanyakan merupakan sel tunggal
yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses
kehidupan (tumbuh, metabolism, dan reproduksi).Karakteristik biologi
digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi
sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci
sukses efisiensi proses biologi. Bakteri untuk evaluasi kualitas air.

E. LOGAM

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat,


keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih
logam ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam
keadaan murni atau bercampur.Logam berasal dari bumi yang bisa
berupa bahan organik dan bahan anorganik. Diantara sekian banyak
logam, ada yang keberadaannya di dalam tubuh mahluk hidup baik pada
tanaman, hewan atau ternak dan manusia merugikan bahkan beracun.
Logam yang dimaksud umumnya digolongkan pada logam berat.

a. Logam Berat

Logam berat adalah bahan-bahan alami yang berasal dan


termasuk bahan penyusun lapisan tanah bumi. Logam berat tidak
dapat diurai atau dimusnahkan. Logam berat dapat masuk ke dalam
tubuh mahluk hidup melalui makanan, air minum, dan udara. Logam
berat berbahaya karena cenderung terakumulasi di dalam tubuh
mahluk hidup. Laju akumulasi logam-logam berat ini di dalam tubuh
pada banyak kasus lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk
membuangnya. Akibatnya keberadaannya di dalam tubuh semakin
tinggi, dan dari waktu ke waktu memberikan dampak yang makin
merusak.

Logam berat ialah unsur logam dengan berat jenis lebih besar
dari 5 g/cm3. Namun unsur unsur metaloid yang mempunyai sifat
berbahaya juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan
demikian yang termasuk ke dalam kriteria logam berat yang
beracun bagi manusia antara lain arsen (As), kadmium (Cd),
tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan seng (Zn). (Darmono,
1995 dalam Vera, 2011)

Logam berat sejatinya unsur penting yang dibutuhkan setiap


mahluk hidup. Sebagai elemen, logam berat yang essensial seperti
tembaga (Cu), alumunium (Al), besi (Fe), dan Zink (Zn) penting
untuk menjaga metabolisme tubuh manusia dalam jumlah yang
tidak berlebihan, jika berlebihan akan menimbulkan toksik pada
tubuh. Logam berat yang termasuk elemen mikro merupakan
kelompok logam berat yang nonessensial yang tidak mempunyai
fungsi sama sekali dalam tubuh. Logam tersebut bahkan sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan (toksik) pada
manusia yaitu: timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), dan cadmium
(Cd). (Agustiana, 2010 dalam Yeyet, 2014).

1. Kadmium (Cd)

Kadmium termasuk golongan IIB tabel berkala dengan


konfigurasi elekron [Kr] 4d105s2, unsur ini bernomor atom 48,
mempunyai bobot atom 112,41 g/mol dan densitas 8,65 g/cm3.
Titik didih dan titik lelehnya berturutturut 765oC dan 320,9oc.
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang
berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh
darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka
waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati
dan ginjal. Pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan
pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang
kronis.
Dalam lingkungan,menurut Clark (1986) sumber kadmium
yang masuk ke perairan berasal dari:
1) Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.
2) Air bilasan dari elektroplating.
3) Besi,tembaga dan industri logam non ferrous yang
menghasilkan abu dan uap serta air limbah dan endapan yang
mengandung Kadmium.
4) Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-
kira 0,2 % Cd sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini
akan masuk ke perairan melalui proses korosi dalam kurun
waktu 4-12 tahun.

2. Mangan (Mn)

Mangan adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor


atom 25 dan memiliki simbol Mn. Mangan ditemukan oleh Johann
Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Logam mangan berwarna putih
keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh
tetapi mudah teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat
paramagnetic. Hal ini dapat dilihat dari obital d yang terisi penuh
pada konfigurasi elektron. Mangan mempunyai isotop stabil yaitu
55Mn.Mangan termasuk golongan transisi . Titik lebur mangan
sekitar 1519oC, sedangkan titik didih mangan ada pada suhu
2061oC. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II)
hidroksida dan hidrogen. Mangan yang berasal dari aktivitas
manusia juga dapat meresap ke air permukaan, air tanah, dan air
limbah.Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa
secara perlahan dan gas hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi:
Mn(s) + 2H2O Mn(OH)2 +H2

3. Kobalt (Co)

Kobalt adalah biasanya hanya ditemukan dalam bentuk


campuran di alam. Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan
reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak yang keras dan
berkilau. Kobalt merupakan unsur feromagnetik, keras, getas,
berkilau, dan berwarna perak-keputihan. Kobalt memiliki nomor
atom 27, titik lebur 1495 C, dan titik didih 2927 C.Kobalt
digunakan dalam berbagai paduan logam, pada media perekaman
magnetik, sebagai katalis untuk minyak bumi dan industri kimia,
serta sebagai agen pengering untuk cat dan tinta.

4. Tembaga

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik


yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya
berasal dari bahasa LatinCuprum.Tembaga merupakan
konduktorpanas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki
korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak,
dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga
memiliki titik lebur 1084,62oC dan titik didih 2562oC.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi
mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri,
fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka
tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga
merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan
tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya
ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
BAB III
A. Aplikasi
Jenis sampel yang dapat dianalisa dengan ICP adalah bahan alami
seperti batuan, mineral, tanah, udara sedimen, air, dan tumbuhan dan
jaringan hewan; murni dan terapan geokimia, mineralogi, pertanian,
kehutanan, peternakan, ekologi kimia, dan industri makanan ilmu
lingkungan, termasuk distribusi purificationand air analisis dari unsur yang
tidak mudah diidentifikasi oleh AAS seperti Sulfur, Boron, Fosfor, Titanium,
dan Zirkonium.
ICP-OES telah banyak digunakan sejak tahun 1970-an untuk analisis
multi-elemen secara simultan dan biologis sampel lingkungan setelah
dilakukan pemisahan.Sensitivitas sangat baik dan jangkauan kerja yang
luas untuk banyak jenis elemen yang digabungkan dengan rendahnya
tingkat gangguan, membuat sebuah metode ICP-OES hampir sangat
ideal.Laser sampling, dalam hubungannya dengan ICP adalah cara untuk
menghindari prosedur pelarutan sampel padat sebelum penentuan
elemen.

ICP-OES telah disetujui untuk penentuan logam. Metode ini telah


disetujui untuk sejumlah besar logam dan limbah. Semua matriks,
termasuk air tanah, sampel air, ekstrak EP, limbah industri, tanah, lumpur,
sedimen, dan limbah padat lainnya, memerlukanproses sebelum analisis.
Limit deteksi, sensitivitas, dan kisaran optimum logam akan bervariasi
dengan matriks dan model spektrometer. Data yang disajikan dalam tabel
berikut ini memberikan rentang konsentrasi untuk sampel air
bersih.Penggunaan metode ini dibatasi untuk spektroskopi yang
berpengetahuan di analisis spektral, kimia, dan gangguan fisik.

B. Permasalahan
Pada saat pengoperasian instrumen ICP akan ditemukan
beberapa gangguan selama proses analisa yaitu :
1. Gangguan Fisika
Pelarut, reagen, gelas, dan perangkat keras pengolahan sampel lain
mungkin menghasilkan artefak dan gangguan pada analisis sampel.
Semua materi ini harus bebas dari gangguan dan pada kondisi baik
saat analisis.

2. Gangguan Nebulasi
Nebulization dan transportasi proses dapat terpengaruh jika
komponen matriks menyebabkan perubahan pada tegangan
permukaan atau viskositas. Perubahan komposisi matriks dapat
menyebabkan penekanan sinyal yang signifikan atau perangkat
tambahan padatan terlarut dapat deposit di ujung nebulizer dari
nebulizer pneumatik dan di interface skimmer (mengurangi
ukuran mulut dan kinerja instrumen).
3. Gangguan Memori (Carry Over)
Gangguan ini disebabkan bila ada perbedaan konsentrasi yang
besar antara sampel atau standar yang dianalisa secara
berurutan.

C. Kelebihan dan Kekurangan ICP-OES


Ada beberapa keuntungan yang didapat diperoleh dengan
menggunakan instrumen (ICP-OES)diantaranya, dalam penggunaannya
tidak memerlukan persiapan contoh yang rumit, dapat mendeteksi unsur-
unsur yang terdapat dalam contoh dengan menggunakan panjang
gelombang yang berbeda dengan cepat dalam waktu yang bersamaan,
memiliki ketepatan, ketelitian, dan sensivitas yang tinggi, rantang
konsentrasi yang terdeteksi oleh spektrum emisi ICP-OES cukup lebar.
Instrument ICP-OES menggunakan suhu tinggi (10000 K) sehingga
contoh yang memiliki konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah dapat
tereksitasi, aman dalam pengoperasian karena gas yang digunakan
merupakan gas argon yang lembam dan relatif tidak reaktif, tidak mudah
meledak atau terbakar, generator frekuensi radio akan mati secara
otomatis bila suhu plasma naik lebih dari 10000 K, bila kevakuman tidak
optimum maka secara otomatis voltase akan naik dan mengalir ke
detektor dan spektrometer akan mati secara otomatis, system
komputerisasi pada ICP-OEScukup sederhana sehingga mudah
dioperasikan.
Adapun kekurangan ICP-OES yaitu memerlukan biaya
operasional yang mahal, karena menggunakan gas argon, kalibrasi dan
preparasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan untuk unsur tertentu
menghasilkan intensitas rendah, keseragaman data sulit diperoleh (Skoog
et.al, 1992

BAB IV

PENERAPAN

Penentuan Kadar Logam Kadmium (Cd), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan
Kobalt (Co) dalam Air Limbah dengan Inductively Coupled Plasma - Optical
Emission Spectrometer (ICP - OES).

A. Prinsip
Mengukur konsentrasi contoh logam dari proses perubahan contoh
larutan menjadi aerosol oleh nebulizer, kemudian aerosol tersebut diubah
menjadi spray (butiran butiran kecil) pada spray chamber yang kemudian
bercampur dengan gas argon dan dibakar oleh plasma. Pada saat
pembakaran, spray tersebut akan berubah menjadi atom dan tereksitasi.
Pada saat atom tersebut kembali ke energi dasar, maka akan memancarkan
emisi pada panjang gelombang yang berbeda beda untuk tiap unsur. Emisi
tersebut akan dipisahkan oleh grating dan prisma sesuai panjang gelombang
masing masing yang selanjutnya diterima oleh detektor. Intensitas emisi
yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar untuk mendapatkan
konsentrasi unsur yang dianalisis.

B. Reaksi
Desolvasi Gas [MX]
Larutan[M+,X-] Padatan [MX]

Atomisasi

Eksitasi
Gas [M+] Gas [M0]

Ionisasi
+ Eksitasi
Gas [M *] Gas [M+]

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1) ICP OES Perkin Elmer Optima 8300
2) Piala gelas 50 mL dan 100 mL
3) Labu ukur 50 mL dan 100 mL
4) Pemanas listrik
5) Pipet Volum 100 mL
6) Membran berpori 0,45 m
7) Labu semprot
8) Mikropipet 1000 mikron
9) Mikropipet 100 mikron

b. Bahan
1) HNO3 ICP Grade
2) HCl ICP Grade
3) Aquabides
4) Larutan Induk Standar Cd, Co, Mn, dan Cu 1000 mg/L.

D. Cara Kerja
Pembuatan Deret Standar Logam (Mix Standard)
1. Persiapkan alat gelas yang dibutuhkan.
2. Alat gelas dibilas terlebih dahulu menggunakan HNO3 ICP Grade dan
aquabides.
3. Larutan standar induk logam Cd, Co, Mn, dan Cu 1000 ppm masing
masing di pipet 1 mL dengan pipet mikro kedalam labu ukur 100 mL.
4. Ditambahkan aquabides, dihimpitkan, dan dihomogenkan (konsentrasi 10
ppm).
5. Dibuat deret standar logam (minimal 5 titik konsentrasi) dari larutan
standar induk 10 ppm kedalam labu ukur 50 ml.
6. Disaring dengan membran berpori 0,45 m.
7. Ditambahkan HNO3 ICP grade sampai pH 2
8. Bilas tabung QuEChERS dengan aquabides.
9. Bilas tabung QuEChERS dengan standar. Masukkan standar kedalam
tabung.
10. Letakkan tabung QuEChERS pada autosampler.
11. Lakukan pengukuran dengan ICP OES.

Persiapan Sampel

E. Perhitungan
Intensitas logam dari pembacaan ICP ( Intensitas ) - intersept
C logam ( mg/L ) =
Slope

F. Pembahasan
Pada penentuan kadar logam total (Cd,Mn,Co dan Cu) dalam air
limbah dilakukan proses dekstruksi dengan menggunakan HNO3 pekat ICP
Grade. Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi
unsur-unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga
perombakan, yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam
anorganik. Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu
kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida
kering). Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan
atau pendestruksian yang berbeda.
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam
kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan
menggunakan zat oksidator. Pada metode destruksi basah dekomposisi
sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke
dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah
asam-asam pengoksidasi seperti H2SO4, HNO3, H2O2, HClO4, atau
campurannya. Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal
maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya
larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua
konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-
senyawa organik telah berjalan dengan baik. Pemilihan jenis asam untuk
mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.
Unsur-unsur yang akan di analisa dengan ICP harus dalam bentuk
larutan. Larutan yang mengandung air lebih di suka daripada larutan organik
sebab larutan organik memerlukan perlakuan khusus sebelum penyuntikan
kedalam ICP.Begitu juga dengan sampel padat.Cahaya yang di pancarkan
oleh atom dari unsur dalam ICP di konversi menjadi sinyal elektrik yang
dapat di ukur jumlahnya (kuantitasnya). Hal ini terpenuhi dengan komponen
radiasinya oleh kisi difraksi, dan kemudian di ukur intensitas cahayanya
dengan tabung photomultiplier pada panjang gelombang yang spesifik untuk
masing-masing garis unsur.
Pada saat proses analisa sampel dapat terjadi gangguan
diantaranya gangguan spektra,. Disebabkanemisi yang
sebelumnyatidakmunculpadaatomisasinyalamunculsecaraintens. Gangguan
spektral atau background terjadi karena emisi cahaya oleh sumber
eksitasi pada panjang gelombang
analit.Gangguanspektradisebabkanolehspektrumargon, atauspektrumgaris,
pita dankontinuspesi yang memasuki plasma. Gangguan spektra
merupakangangguanutama yang timbuldalampenetapansecara ICP-OES.
Gangguan spektra terbagi atas .
1. Tumpangtindihgarisspektraberdekatan
Terjadijikasistemdispersitidakmampumemisahkangarisemisianalitterhadap
garisemisimatriks. Bertumpangtindihdapat
dipisahkandenganmonokromatorbiasadanmemberikanresolusicukupbaikji
kamenggunakanmonokromatorEchelle. Cara untuk memisahkannya
denganterlebihdahulumemisahkananalitmenggunakanekstraksicair-
cairataukromatografipenukar ion.
2. Tumpangtindihspektradenganspektrum lebarberdekatan
Tumpang tindihspektrumdengangarisemisilebar.
Garisemisilebardisebabkanolehbesarnyakonsentrasianalitdalamsampel.H
al inidapatditanggulangidenganmemilihgarisemisi yang lain
sehinggatidaklagiterjaditumpangtindih
3. Spektrumkontinu
Terjadisecaraalamiakibatrekombinasielektrondengan ion
argondananalatataudikarenakanterlalutingginyaenergi yang
menyebabkanjumlahelektronbertambah.
4. Sinarsesatan
Disebabkanolehkonsentrasitinggidari Mg, Ca, Fe atau Al.
Sinarsesatanmenaikanemisilatarbelakangdanmeningkatkan noise
dalampengukuran. Sistemoptik yang
baikdiperlukanuntukmengurangisinarsesatan yang
mungkinmencapaidetektor.
Selain itu ada gangguan ionisasi disebabkan oleh sumbangan elektron oleh
spesies bersamaan dalam contoh yang mengubah atom atau konsentrasi
iondari spesies yang ditentukan. Derajat ionisasi yang terjadi dalam ICP-
OES adalah konstan dalam reproduktifitas keseluruhan pengukuran ICP-
OES.
Pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu
proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh
manusia. Pada awal digunakannya logam sebagai alat, belum diketahui
pengaruh pencemarannya pada lingkungan. Proses oksidasi dari logam
yang menyebabkan perkaratan sebetulnya merupakan tanda-tanda adanya
pencemaran. Tahun demi tahun ilmu kimia semakin berkembang dengan
cepat dan dengan mulai ditemukannya garam logam seperti HgNO 3, PbNO3,
HgCl, CdCl2 dan lain-lain, serta diperjualbelikannya garam tersebut untuk
industri, maka tanda-tanda pencemaran lingkungan mulai meningkat.
(Darmono, 1995: 10).
Pencemaran logam berat dapat terjadi pada daerah lingkungan yang
bermacam-macam dan ini dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu udara,
air, dan tanah. Di daerah perkotaan dan industri pencemaran udara
disebabkan karena uap sisa pembakaran bahan bakar kendaraan dan asap
pabrik. Udara di daerah ini akan tercemar oleh logam berat dan kemudian
terbawa oleh air hujan, sehingga air hujan trsebut juga mengandung logam
berat. Air yang mengandung logam berat ini akan mencemari tanah dan
lingkungan. (Darmono, 1995: 13).Terjadinya keracunan logam paling sering
disebabkan pengaruh pencemaran lingkungan oleh logam berat seperti
penggunaan logam sebagai pembasmi hama (pestisida), pemupukan
maupun pembuangan limbah pabrik yang menggunakan logam. Logam
logam seperti Cd, Mn,Co dan Cu selain dapat mencemari lingkungan juga
dapat membahayakan manusia seperti:
a. Mangan (Mn)
Logam Mn memiliki bahaya bagi kesehatan, beberapa gejala gangguan
kesehatan bisa di akibatkan oleh berlebihnya kadar mangan, contohnya
gangguan ginjal, gangguan mental, kejang-kejang dan penuruan tingkat
intelegensi.
b. Kadmium (Cd)
Logam Kadmium yang diabsorbsi oleh tubuh manusia masuk kedalam
tubuh melalui makanan dapat dikeluarkan lewat feses tetapi ada sebagian
kecil yang masuk kedalam ginjal dan dikeluarkan oleh urin. Kadmium
yang terdapat dalam ginjal dapat terakumulasi dengan protein yang
terdapat didalam ginjal sehingga dapat menyebabkan gangguan pada
aktivitas kerja enzim. Selain itu Kadmium (Cd) kronis juga menyebabkan
gangguan kardiovaskuler yaitu kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan
penurunan tekanan darah maupun tekanan darah yang meningkat
(hipertensi). Hal tersebut terjadi karena tingginya aktifitas jaringan ginjal
terhadap cadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus
keracunan Kadmium (Cd) krosik.
c. Kobalt (Co)
Kobalt (Co) dalam jumlah yang besar yang masuk ke dalam tubuh akan
merusak kelenjar gondok, sel darah merah menjadi berubah, tekanan
darah menjadi tinggi, pergelangan kaki menjadi bengkak, penyakit gagal
jantung, sesak nafas, batuk-batuk dan kondisi badan yang lemah.
d. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman
dan hewan, termasuk manusia. Logam Cu diperlukan oleh berbagai
sistem enzim di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, Cu harus selalu
ada di dalam makanan. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar
kadar Cu di dalam tubuh tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan.
Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam
jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan
manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya
ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
BAB V
Kesimpulan

Spektroskopi merupakan cabang ilmu yang berhubungan dengan


gelombang elektromagnetik yang diterjemahkan ke dalam komponen-komponen
panjang gelombang untuk menghasilkan spektra. Terdapat dua macam
instrument spektroskopi yang sering dipergunakan yaitu Spektroskopi Molekuler
dan Spektroskopi Atomik.Inductively Coupled Plasma (ICP) yang termasuk ke
dalam Spektroskopi Atomik adalah sebuah teknik analisis yang digunakan untuk
mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik
unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu. Inductively Coupled
Plasma (ICP) terdiri dari dua macam yaitu Inductively Couple Plasma Optical
Emission Spectrometry (ICP-OES) dan Inductively Couple Plasma Mass
Spectrometry (ICP-MS). Di laboratorium ICP dapat digunakan untuk berbagai
macam analisa logam salah satunya yaitu menganalisa kadar logam total
Kadmium (Cd), Kobalt (Co), Mangan (Mn) dan Tembaga (Cu) di dalam air limbah.

Anda mungkin juga menyukai