ADSORBSI ISOTERMIS
OLEH :
KELOMPOK III
ANGKATAN 2020
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut farmakon yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah
digunakan sebagai obat mencakup struktur, modifikasi struktur, sifat kimia fisika
obat yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme kerja
obat. Selain itu ilmu kimia farmasi juga menetapkan hubungan struktur kimia dan
reaktivitas kimia senyawa obat, serta mempelajari identifikasi dan analisis obat-
obatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Nama lain dari kimia farmasi
aktivitas biologis serta mekanisme cara kerja senyawa pada sistem biologis dalam
usaha mendapatkan efek pengobatan yang maksimal dan memperkecil efek
fisika dari materi dan energi serta mekanisme perubahannya. Pada umumnya
aspek proses perubahan suatu materi dalam sebuah reaksi atau interaksi lain. Di
dalam kinetika juga dipelajari beberapa teknik penentuan mekanisme dalam suatu
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidak jenuhan gaya-gaya pada
adsorben,dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan
zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat tanpa meresap kedalam. Proses adsorpsi
dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan padatan
yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, padatan cenderung menarik molekul-
molekul lain yang bersentuhan dengan permukaan padatan, baik fasa gas atau fasa
menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat terlarut dalam larutan. Pada
adsorpsi interaksi antara adsorben dengan adsorbat hanya terjadi pada permukaan
Berdasarkan teori diatas, maka adapun alasan praktikum kali ini yaitu, untuk
mengetahui seperti apa peristiwa adsorbs suatu larutan pada suhu tetap oleh
padatan.
B. Maksud Percobaan
C. Tujuan Percobaan
D. Prinsip Percobaan
aktif kepada larutan asam dengan konsentrasi yang bervariasi yang kemudian
ditutup lalu dilakukan proses pengocokan dan dibiarkan hingga beberapa menit,
dilanjutkan dengan proses penyaringan saat suhu sudah konstan (suhu hanya
berubah sedikit).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
terhadap zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya
tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat tanpa meresap kedalam.
Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada
permukaan padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, padatan cenderung
fasa gas atau fasa larutan kedalam permukaannya. Akibatnya konsentrasi molekul
pada permukaan menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat terlarut dalam
larutan. Pada adsorpsi interaksi antara adsorben dengan adsorbat hanya terjadi
1) Adsorpsi Fisika
Adsorpsi Fisika terjadi karena adanya gaya Van der Waals. Pada
pada gaya tarik menarik antar molekul fluida tersebut sehingga gaya
2) Adsorpsi Kimia
(Shofa, 2012).
3) Keasaman larutan
pH. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan persaingan proton pada
sisi aktif adsorben. Sedangkan pada pH basa, ion-ion dari logam berat
akan tersisih dari fase cair dan membentuk endapan karena adanya
4) Temperatur
5) Porositas adsorben
Jumlah pori, bentuk pori dan ukuran pori menentukan laju adsorpsi
C. Pengertian Adsorben
dalam mencapai beberapa orde besaran lebih besar dari permukaan luar dan
bisa sampai 2000 m2/gr. Dalam kebanyakan hal komponen yang diadsorpsi
0,1 s/d 1 m2/g. Adsorben yang tidak berpori seperti filter karet (rubber
filters) dan karbon hitam bergrafit (graphitized Carbon Black) adalah jenis
(Tandy,E., 2012).
Langmuir, serta Brunauer, Emmet dan Teller (BET). Tipe isoterm adsorpsi
Q = ( Cₒ - Cₒ ) V
Keterangan :
karbon terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur yang mempunyai luas permukaan
dan jumlah pori sangat banyak. Karbon aktif berbentuk kristal mikro karbon
mengadsorpsi gas dan uap dari campuran gas dan zat-zat yang tidak larut
atau yang terdispersi dalam cairan. Luas permukaan, dimensi, dan distribusi
karbon aktif bergantung pada bahan baku, pengarangan, dan proses aktivasi.
menjadi 3, yaitu mikropori (diameter <2 nm), mesopori (diameter 2–50 nm),
kotoran berupa gas. Pori-pori yang terdapat pada karbon aktif jenis ini
aktif jenis ini dapat ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya
adalah karbon fasa cair (liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini
dari cairan atau larutan. Jenis pori-pori dari karbon aktif ini adalah
Karbon jenis ini biasanya berasal dari batu bara, misalnya ampas tebu dan
macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi kimia dilakukan
dengan merendam karbon dalam H3PO4, ZnCl2, NH4Cl, dan AlCl3 sedangkan
aktivasi fisika menggunakan gas pengoksidasi seperti udara, uap air atau CO 2
(Atriyanti, 2013).
1. Pengertian
titrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan
asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang
asam, kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan
tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran PH 7- 10. Titrasi
titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan
titran tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian
arang aktif yang dibutuhkan untuk menyerap zat warna secara optimal.
Berat adsorben akan mempengaruhi gugus aktif dari adsorben itu sendiri
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
RM/BM : CH3COOH/60,05
Rumus Struktur :
tajam.
gliserol P.
RM/BM : HCl/36,46
Rumus Struktur :
tidak berasa.
RM/BM : C20H14O4/318,32
Rumus Struktur :
Pemerian : Serbuk hablur putih, putih atau kekuningan.
RM/BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur : Na – OH
BAB III
METODE KERJA
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Bunsen/kaki tiga/kasa
asbes, buret, cawan porselin, corong, kertas saring, labu Erlenmeyer 250
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, aquadest (H 2O).
B. Cara kerja
Disiapkan alat dan bahan kemudian ambil karbon lalu timbang sebanyak 7
gram. Dipanaskan karbon dalam cawan porselin, jaga jangan sampai membara,
kemudian didinginkan dalam desikator. Masukkan karbon dalam enam buah labu
asetat dengan konsentrasi 0,15, 0,12, 0,09, 0,06, 0,03 dan 0,015 M dengan
volume masing-masing 100 ml. Larutan ini dibuat dari pengenceran larutan 0,15
N. Satu erlenmeyer yang tidak ada karbon aktifnya diisi 100 ml 0,03 M larutan
asam asetat, latutan ini akan dipakai sebagai control atau larutan pembanding.
Ditutup semua labu tersebut menggunakan Aluminium foil dan gojog secara
kontinu selama 30 menit, kemudian diamkan selama 1 jam dalam ruangan gelap
kesalahan akibat senyawa kimia dari kertas saring. Dititrasi 25 ml larutan filtrat
dengan 0,1 N NaOH baku sebanyak 50 ml pada buret dengan indikator PP.
diamati warna larutan titrasi, jika larutan sudah berubah warna menjadi merah
muda/pink, maka proses titrasi telah selesai. Catat hasil volume awal dan volume
akhir titrasi.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Bobot
No Konsentrasi Bobot Volume Volume CH3COOH
. CH3COOH Carbon CH3COOH NaOH yang
Teradsorbsi
1. 0,15 M 1 gram 100 ml 34,6 ml
2. 0,12 M 1 gram 100 ml 26,7 ml
3. 0,09 M 1 gram 100 ml 20,4 ml
4. 0,06 M 1 gram 100 ml 8,3 ml
5. 0,03 M 1 gram 100 ml 9,3 ml
6. 0,015 M 1 gram 100 ml 4 ml
7. 0,03 M - 100 ml 9,4 ml -
B. Pembahasan
zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
Pada perlakuan pertama, yang dilakukan yaitu menimbang karbon yang akan
dahulu. Pemanasan dihentikan pada saat timbul asap, jaga jangan sampai
membuka sehingga nantinya arang menjadi aktif dan dapat digunakan untuk
bervariasi, dimana konsentrasi yang digunakan yaitu 0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03;
Pada tabel di atas dapat dilihat larutan yang telah disaring akan dititrasikan
larutan titrat yang akan di titrasi dengan dua hingga tiga tetes indicator PP
(Fenolftalein), dapat dilihat pada tabel 1 larutan titrat dengan konsentrasi I yaitu
0,015 m yang dititrasi dengan NaOH berubah warna menjadi pink dengan
volume titrasi 34,6 ml. kemudian dilanjutkan pada konsentrasi II yaitu 0,12 m
yang ditirasi dengan NaOH berubah warna menajdi pink dengan volume titrasi
26,7 ml. pada konsentrasi III yaitu 0,09 m di titrasi dengan NaOH berubah warna
menjadi pink dengan volume titrasi 20,4 ml. kemudia pada konsentrasi IV yaitu
0,15 m yang di titrasi dengan NaOH perubahan warna menjadi pink dengan
volume titrasi 4 ml. pada konsentrasi V yaitu 0,03 m yang dititrasi dengan NaOH
yang dimana perubahan warna menjadi warna pink dengan volume titrasi 9,3 ml.
dengan NaOH berubah warna menjadi pink dengan volume titrasi 8,3 ml. Larutan
titrasikan, yang dimana warna yang di hasilkan yaitu warna pink dengan volume
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu, dalam percobaan ini variasi
konsentrasi larutan asam asetat yang digunakan, yakni 0,15; 0,12; 0,09; 0,06;
dalam adsorben maka semakin sedikit jumlah larutan titrasi yang di gunakan.
B. Saran
1. Laboratorium
2. Asisten
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Siapkan 7 erlenmeyer
Buang 10 ml pertama