Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

LAPORAN LENGKAP

EXPIRED DATE

KELOMPOK :1

KELAS :A

ASISTEN : PUTRI INGRID SEPTITA, S.Farm

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Farmasi dalam bahasa yunani disebut farmakon berarti medika

atau obat. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat,

mencampur, meracik formulasi obat identifikasi, kombinasi, analisis

dan standarisasi atau pembakuan obat serta pengobatan, termasuk

sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman

(Syamsuni, 2010).

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah; khasiat

obat dalam segala seginya, yaitu sumber atau asal-usulnya, sifat

kimia dan fisiknya, kegiatan fisiologinya atau efek terhadap fungsi

biokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, nasib (distribusi,

biotransformasi), eksresinya dalam tubuh, dan efek toksiknya; serta

penggunaanya dalam penggobatan (Syamsuni, 2010).

Obat rusak atau kadaluwarsa adalah kondisi obat bila

konsentrasinya sudah berkurang antara 25-30% dari konsentrasi

awalnya serta bentuk fisik yang mengalami perubahan (Seto,

2002).

Adapun yang melatar belakangi diadakannya praktikum ini

yaitu untuk mengetahui reaksi hewan coba mecit (Mus muscullus)

setelah permberian obat kadaluwarsa (expired date).


I. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I. 1. 1 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk

mengetahui efektivitas dari obat expired date

(dexamethasone 0,5 mg) yang diberikan pada mencit (Mus

musculus) sebanyak 2 ml.

I. 1. 2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk

menentukan dan melihat efektivitas obat expired date

(dexamethasone 0,5 mg) yang diberikan pada mencit (Mus

musculus) sebanyak 2 ml.

I. 3 Manfaat Percobaan

Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu praktikan dapat

memahami efek yang dihasilkan oleh obat expired date

(dexamethasone 0,5mg) yang diberikan kepada mencit (Mus

muculus) sebanyak 2 ml.

I. 4 Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu pemberian obat expired

date (dexamethasone 0,5 mg) sebanyak 2 ml untuk dosis ED, dan 1

ml dosis normal serta untuk mengetahui efektivitas obat expired date

(dexamethasone 0,5 mg) pada mencit yang diberikan secara oral.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Teori Umum

II. 1. 1 Definisi Obat

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani,

maupun nabati yang dalam dosis layak dapat

menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit

beserta gejalanya (Tjay, 2015).

Obat didefenisikan sebagai senyawa yang digunakan

untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit atau

gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu,

misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan

otot rangka selama pembedahan (Mardjono, 2016).

obat adalah semua bahan tunggal campuran yang

digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun

bagian luar, guna mencegah, dan meringankan, maupun

menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2007).

Obat merupakan senyawa obat yang berinteraksi

dengan reaksi kimia di dalam tubuh sehingga menghasilkan

reaksi kimia yang diharapkan memberikan efek terapeutik.

Obat kebanyakan menghasilkan efek samping, baik efek

samping yang diinginkan maupun efek samping yang tidak

diinginkan (Jitowiyono, 2017).


II. 1. 2 Definisi Expired Date

Expired date atau kadaluwarsa merupakan batas waktu

penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik

farmasi, sebelum kemasan dibuka. Menggunakan produk

obat expaired date berarti menggunakan obat yang stabilnya

tidak terjamin (Herawati, 2012).

Obat kadaluwarsa adalah obat yang sudah melewati

masa kadaluarsa yang dicantumkan oleh pihak pabrik pada

kemasan obat. Waktu kadaluarsa obat merupakan waktu

yang menunjukkan saat obat tidak layak lagi digunakan atau

berakhirnya batas aktif dari obat yang memungkinkan obat

menjadi kurang aktif atau menjadi toksik (beracun) (Rizal,

2018).

II. 1. 3 Tanda -Tanda Kadaluwarsa Obat

Dalam praktik sehari-hari, tentu saja tidak dapat

dilakukan uji identifikasi dan kadar untuk menentukan

apakah suatu obat sudah mengalami kadaluwarsa atau

belum. Namun ada cara yang dilakukan untuk melakukan

pemeriksaan secara organoleptis yaitu (Rahma, 2015) :

1. Adanya perubahan warna.

2. Adanya perubahan fisika yang meliputi perubahan bentuk

(obat pecah, retak, tumbuh kristal, atau lembab dan

terlihat lunak) bila berupa sirup atau suspensi bila obat


dikocok tidak tercampur (memadat), menjadi keruh,

terbentuk endapan atau munculnya gas, terjadi

pemecahan emulsi atau caking suspensi.

II. 1. 4 Faktor Yang Mempengaruhi Waktu Kadaluwarsa Obat

Adapun faktor yang mempengaruhi waktu kadaluwarsa

obat yaitu (Rahma, 2015) :

1. Faktor Internal

a. Peruraian Secara Kimia

1) Solvolisis

Dekomposisi molekul obat secara solvolisis

melibatkan gugusan fungsional yang dimiliki obat

dan pelarut yang ada. Secara umum, reaksi

solvolisis yang dialami obat adalah gugus

karbonil sperti ester, lakton dan laktum.

2) Oksidasi Reduksi

Obat yang mengalami dekomposisi secara

oksidasi adalah steroid, vitamin, antibiotik, dan

epinefrin.

3) Fotolisis

Sinar matahari dapat mengakibatkan degradasi

molekul obat. Contoh molekul obat yang

mengalami fotolisis adalah Na- Nitroprussid.


4) Dehidrasi

Peristiwa dehidrasi diawali dengan pembentukan

ikatan rangkap. Contoh molekul obat yang sering

mengalami dehidrasi adalah tetracylin, treopilin,

dan ampicillin anhidrat.

5) Rasemisasi

Perubahan aktivitas optik obat menurunkan

aktivitas biologisnya. Reaksi resemisasi

melibatkan pembentukan ion karbonium yang

kemudian distabilkan oleh substituen yang ada.

Contoh obat epinefrin, pilocarpine, dan

tetracycline.

b. Peruraian Secara Fisis

1) Polimorfis

Polimorfis adalah terjadinya bentuk kristal yang

berbeda-beda dari suatu senyawa yang sama.

2) Penguapan

Beberapa senyawa obat dan zat tambahan

mempunyai tekanan uap tinggi pada temperatur

kamar. Flavouring agent, seperti keton, aldehid,

ester serta cosolvent seperti alkohol dapat

menguap dari sediaan.


3) Absorpsi

Senyawa obat yang memiliki afinitas yang lebih

besar terhadap wadah dari pada dengan larutan

cenderung diabsorpsi oleh permukaan wadah.

4) Sedimentasi Partikel

Sedimenttasi partikel sering terjadi pada sediaan

suspensi.

2. Faktor Eksternal

a. Oksigen

Contoh obat yang mengalami oksidasi adalah

adrenalin, obat steroid, beberapa vitamin dan

antibiotik.

b. Temperatur

Suhu penyimpanan obat pada umumnya adalah

suhu kamar. Penyimpanan obat di dalam pendingin

tidak dianjurkan jika tidak terdapat petunjuk. Hal ini

dapat dicontohkan pada penyimpanan vaksin. Ada

vaksin sensitif terhadap panas adalah virus polio,

campak dan BCG. Vaksin yang sensitif terhadap

pembekuan adalah vaksin hepatitis B, DT.


c. Cahaya

Obat sebaiknya tidak ditempatkan pada tempat yang

terpapar sinar matahari atau lampu sacara langsung.

d. Kelembapan

Hindari penyimpanan obat ditempat yang lembab

dan basah seperti kamar mandi. Contohnya

nitrogliserin obat ini bekerja diletakkan di bawah

lidah karena adanya kelembapan sehingga obat itu

disimpan ditempat dengan kelembapan tinggi maka

nitrogliserin akan cepat bereaksi dan saat hendak

digunakan dosisnya sudah tidak utuh.

II.1. 5 Cara Mencegah Obat Kadaluwarsa

Menurut CDOB untuk mencegah obat kadaluwarsa

adalah sebagai berikut (Rizal, 2018) :

1. Tahap penerimaan, obat atau bahan obat tidak boleh

diterima jika kadaluwarsa, atau mendekati tanggal

kadaluwarsa sehingga kemungkinan besar obat atau

bahan obat telah kadaluwarsa sebelum digunakan oleh

konsumen. Nomor batch dan tanggal kadaluwarsa obat

atau bahan obat harus dicatat pada saat penerimaan,

untuk mempermudah penelusuran.

2. Tahap penyimpanan, harus diambil langkah-langkah

untuk memastikan rotasi stock sesuai. Obat atau bahan


obat yang kadaluwarsa harus segera ditarik, dipisahkan

secara fisik dan diblokir secara elektronik. Penarikan

secara fisik untuk obat dan bahan obat kadaluwarsa

harus dilakukan secara berkala dengan tanggal

kadaluwarsa obat atau bahan obat mengikuti kaidah

Firts Expired Firsts Out (FEFO).

II. 1. 6 Pengelolaan Obat Kadaluwarsa

Ada beberapa cara pengelolaan obat-obat kadaluwarsa

adalah sebagai berikut (Rizal, 2018) :

1. Pemeriksaan Tanggal Kadaluwarsa

a. Lakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa secara

berkala (1,2, atau 3 bulan sekali).

b. Lakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa melalui 2

cara yaitu:

1) Pemeriksaan secara berkala untuk masing-

masing sediaan farmasi sampai alat kesehatan.

2) Lakukan pemeriksaan pada saat pengambilan

obat pada tahapan penyiapan sediaan farmasi

sampai alat kesehatan.

2. Pengelolaan Obat Mendekati Kadaluwarsa

a. Unit farmasi akan selalu membuat laporan obat-obat

yang akan kadaluwarsa maksimal 2 bulan sebelum

kadaluwarsa.
b. Pelaporan tersebut akan diberikan kepada dokter-

dokter dan diminta untuk dapat memakai obat

tersebut.

c. Pelaporan juga dilakukan kepada manajemen.

d. Bagian purchasing farmasi akan melaporkan obat-

obat yang akan mendekati kadaluwarsa tersebut

kepada distributor masing-masing obat sesuai

dengan kebijakan distributor tersebut dalam

menerima retur obat-obat mendekati kadaluwarsa.

e. Apabila telah disepakati maka obat-obat mendekati

kadaluwarsa akan diretur ke distributor obat tersebut

dan akan diberikan pengganti obat yang masa

kadaluwarsanya lebih panjang.

3. Pengelolaan Obat Yang Telah Kadaluwarsa

a. Unit farmasi akan tetap akan berusaha melaporkan

kepada distributor untuk dicarikan jalan keluar yang

baik.

b. Apabila tidak berhasil maka akan dibuatkan berita

acara mengenai obat-obat yang kadaluwarsa

tersebut.

c. Kemudian obat-obatan tersebut akan diserahkan

kepada tim K3RS untuk dimusnahkan dan dibuatkan

berita acara pemusnahan.


II. 2 Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 2014 : 63)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Aquadest

RM/BM : H 2 O ❑ /18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna tidak berbau.

Kelarutan : Tidak larut dalam semua jenis larutan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Rumus Struktur : O

H H

2. Na-CMC (Dirjen POM, 2014 : 394)

Nama Resmi : NATRI CARBOXY METHYL CELLULOSUM

Nama Lain : Na-CMC

RM/BM : C 22 H 4 CN 2 O6. H 2 O❑/694,85

Pemerian : Serbuk atau butiran putih atau kuning gading

tidak berbau atau hampir tidak berbau.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspensi koloid, tidak larut dalam pelarut.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Rumus Struktur :
II. 3 Uraian Obat

1. Dexamethasone (ISO, 2016)

Kandungan : Dexamethasone 0,5 mg

Indikasi : Rhinitis alergi, dermatitis alergi kontak,

penyakit serum, arthritis reumathoid.

Kontraindikasi : Tukak lambung, doudenum, anastomosis

simpleks pada mata, dan osteoporosis.

Perhatian : Hati-hati pada penggunaan jangka panjang

pada pasien dengan kegagalan jantung,

hipertensi, kehamilan dan menyusui.

Efek samping : penggunaan dalam jangka panjang dapat

menyebabkan timbulnya sindrom chusing,

gangguan gastrointestinal, osteoporosis.

Dosis : Dewasa sehari 0,5-9 mg, tunggal atau dibagi

dalam 2-4x pemberian.


II. 4 Klasifikasi hewan uji

1. Mencit (Mus musculus)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

2. Karakteristik mencit (Mus musculus)

Lama hidup : 1-2 tahun

Lama diproduksi : 9 bulan

Lama bunting : 19-21 hari

Kawin sesudah beranak : 1-24 jam

Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 35 hari

Umur dikawinkan : 8 minggu

Siklus kelamin : polisestrus

Perkawinan : pada waktu ekstrus

Berat dewasa : 20-40 gram


BAB III

METODEOLOGI PERCOBAAN

III. 1 Alat dan Bahan

III. 1. 1 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu

aluminium foil, batang pengaduk, erlenmeyer, gelas kimia,

lap halus, lap kasar, hot plate, kanula, dan timbangan

analitik.

III .1. 2 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini

yaitu aquadest (Aquadestillata/ H 2 O ❑), dexamethason,

mencit (Mus musculus), dan Na-CMC (Natrii Carboxy Methyl

Celulosa/C 22 H 4 CN 2 O6. H 2 O❑).

III. 2 Prosedur Kerja

1. Pembuatan Suspensi Na-CMC

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Ditimbang Na-CMC sebanyak 12 gram.

c. Dilarutkan sedikit demi sedikit Na-CMC dalam 100 ml

aquadest.

d. Dipanaskan diatas hot plate hingga membentuk larutan

encer.

e. Ditambahkan aquadest hingga 500 ml.


2. Pembutan Suspensi Obat dexamethasone 0,5 mg

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Digerus obat, kemudian timbang sebanyak 0,21 gram dan

0,009 gram.

c. Dilarutkan dengan larutan Na-CMC 0,21 gram dalam 100 ml

Na-CMC, dan 0,009 gram dalam 5 ml Na-CMC

3. Perlakuan Hewan Uji

a. Ditimbang mencit (Mus musculus).

b. Diberikan larutan secara oral menggunakan kanula obat

sebanyak 2 ml untuk ED, dan 1 ml untuk dosis normal.

c. Diamati rekasi obat yang terjadi

d. Didokumentasikan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Berat Induksi
No Obat Efek/Durasi
Mencit Oral
Depresi, kejang-
kejang, otot
1 21 g 1 ml/dL melemah mati
pada menit ke
15.
Dexamethasone
Depresi, kejang-
kejang, bulu
2 19 g 2 ml/dL berdiri, dan otot
melemah mati
pada menit ke 2

IV.2 Pembahasan

Expired date atau kadaluwarsa merupakan batas waktu

penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi,

sebelum kemasan dibuka. Menggunakan produk obat expired date

berarti menggunakan obat yang stabilnya tidak terjamin.

Pada obat dexamethasone yang telah expaired date 5 ,46

gram dalam 5 ml Na-CMC diinduksikan ke mencit yang memiliki

berat badan 21 gram dengan menggunakan kanula sebanyak 2

ml/dL. Efek yang dihasilkan adalah depresi, kejang-kejang, otot

melemah serta terganggunya kerja sistem sarafnya, mencit yang


telah diinduksi dengan obat expaired date. Dari data diatas

menunjukkan bahwa obat expired date berefek pada mencit.

Pada obat metronidazole yang telah expaired date 0,098

gram dalam 100 ml Na-CMC diinduksikan ke mencit yang memiliki

berat badan 19 gram dengan menggunakan kanula sebanyak 1

ml/dL. Efek yang dihasilkan adalah depresi, kejang-kejang, otot

melemah, bulu berdiri serta terganggunya kerja sistem sarafnya,

mencit yang telah diinduksi dengan obat expaired date. Dapat

dilihat bahwa obat expired date berefek dengan dosis rendah.

Adapun perbandingan literatur terdapat pada buku “Obat-

Obat Penting” bahwa efek yang ditimbulkan jika penggunaan obat

metronidazole tidak tepat adalah akan timbul efek jantung

berdebar-debar, terjadinya vasolidatasi perifer, bersifat karsinogen

dan toksik. Sehingga, praktikum yang dilakukan terhadap hewan

coba mencit Mus musculus yang diberikan obat expaired date

sesuai dengan efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan

obat metronidazole yang tidak tepat.

Pada percobaan ini ada beberapa kesalahan yang terjadi

diantaranya yaitu kesalahan saat melakukan perhitungan dosis.

Faktor terjadinya kesalahan tersebut adalah kurangnya

pengetahuan praktikan terkait perhitungan dosis.


BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu

pemberian obat dexamethason yang telah expired date pada mencit

dengan dosis ED memberikan efek yang sesuai dengan peran obat,

sedangkan pada pemberian dengan dosis normal obat

dexamethason yang telah expired date memberikan efek ED. Disini

dapat dilihat bahwa obat ED dapat menimbulkan bahaya meski

dalam dosis normal.

V.2 Saran

Adapun saran pada praktikum ini adalah sebaiknya pada saat

praktikum mencit harus dalam kondisi sehat dan baik untuk dijadikan

bahan uji dan harus memperhatikan ketepatan volume obat yang

diinduksikan ke mencit.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. KEMENKES RI:


Jakarta

Herawati. 2012. Rasional Beyond Use Date. Buletin Rasional : Surabaya

Jitowiyono. Jugeng. 2017. Farmakologi. Pustaka Baru Press :


Yogyakarta

Karina Putri Dan Sunaryo Soni, 2014. Analisis Masa Kadaluwarsa Obat
Jenis Tablet Pada Industry Farmasi (Studi Kasus Di PT. “X”).
Jakarta

Mardjono. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi VI. DEPKES RI : Jakarta

Rahma. 2015. Expired Date. Buletin Rasional : Surabaya

Seto. 2002. Manajemen Farmasi. Airlangga Press : Surabaya

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. EGC : Jak arta

Tim Medical. 2017. Basic Pharmacology and Drugs Notes. MMSI


Publishing : Makassar

Tjay dan Rahardja. 2015. Obat-Obat Penting. Gramedia: Jakarta.


LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan dosis dexamethasone 0,5 mg dikonversikan ke mencit

Dik :

konversi dosis mencit : 0,0026

dosis obat : 0,5 mg

BB rata-rata mencit : 25 g

BB mencit (ED) : 19 g

BB mencit normal : 21 g

Dit: Dosis obat yang akan diberikan?

Dosis normal = Konversi dosis mencit × dosis obat

= 0,0026 x 0,5 = 0,0013 g

1000
= 0,0013 x = 0,052 g
25

21
= ×0,052=0,001092
1000

0 , 001092
= = 0,0001092
10

= 0,0001092 x 100

= 0, 01 g

Dosis OD = Konversi dosis mencit x dosis obat

= 0,0026 x 0,5 = 0,0013 g

1000
= 0,0013 x = 0,052 g
25

19
= ×0 , 052= 0,000988
1000
0 , 000988
= = 0,0000988
10

= 0,0000988 x 5

= 0,000494 g
LAMPIRAN KERJA

Ditimbang Na-CMC Dilarutkan dalam 100 ml Dicukupkan 600 ml


12 g aquadest dan gerus dan panaskan

Mencit diinduksi Mencit diinduksi Obat ED


Dosis normal dosis ED

Digerus Obat ED Ditimbang 2,28 g Ditimbang 0,09 g


Diinduksi secara oral mencit I dengan dosis 2,28 g/100 ml sebanyak 1

ml/dL. Mencit II dosis 0,0 9 g/5 ml sebanyak 2 ml/dL.


SKEMA KERJA

1. Pembuatan Na-CMC

Disiapkan alat
dan bahan

Ditimbang Na-
CMC sebanyak
12 g

Dipanaskan 100
ml aquadest

Dimasukan Na-
CMC sedikit demi
sedikit hingga larut

Di cukupkan
hingga 500 ml
aquadest

2. Pembuatan larutan obat

Digerus obat, kemudian

timbang sebanyak 0,21

gram dan 0,009 gram.


Dilarutkan 0,21 g obat
dalam 100 ml Na-CMC.
Dan 0,009 gram dilarutkan
dalam 5 ml Na-CMC

Diaduk hingga
homogen

3. Perlakuan hewan uji

Ditimbang BB
mencit (mencit A
dan mencit B)

mencit A untuk dosis


normal diberikan 2 ml
dan mencit B diberi dosis
normal sebanyak 1 ml

Diamati reaksi
mencit setelah
pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai