DISUSUN OLEH
Kelompok 7
JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2. MASALAH PENELITIAN................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. NORMALITAS ……………………................................................ 3
2. MOLARITAS ……………………………………………………... 4
1. SIMPULAN .......................................................................................... 13
2. SARAN ................................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PPM atau “Part per Million” dalam bahasa Indonesiakan akan menjadi
“Bagian per Sejuta Bagian” adalah satuan konsentrasi yang sering dipergunakan
dalam di cabang Kimia Analisa. Satuan ini sering digunakan untuk menunjukkan
kandungan suatu senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam
dalam air laut, kandungan polutan dalam sungai, atau biasanya kandungan
yodium dalam garam juga dinyatakan dalam ppm.
1
Persen massa merupakan persentase masing-masing unsur dalam suatu
senyawa kimia. Untuk menemukan persen massa diperlukan massa molar unsur di
dalam senyawa dalam satuan gram/mol, atau massa dalam satuan gram yang
digunakan untuk membuat larutannya. Persen massa dapat dihitung dengan mudah
menggunakan rumus dasar dengan membagi massa unsur (atau zat terlarut) dengan
massa senyawa (atau larutan).
2. Rumusan Masalah
3. Bagaimana cara pengolahan data pada normalitas dan molaritas, PPM, dan
Persentase massa?
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Normalitas
Normalitas dapat disingkat dengan huruf “N” yang merupakan salah satu cara
efektif dan berguna dalam proses laboratorium. Secara umum, normalitas hampir
sama dengan molaritas atau “M”. Jika molaritas merupakan satuan konsentrasi yang
mewakili konsentrasi ion terlarut ataupun senyawa terlarut dalam suatu larutan,
normalitas memiliki fungsi yang lebih lengkap dimana normalitas mewakili
konsentrasi molar hanya dari komponen asam atau komponen basa saja.
Normalitas dapat dirumuskan sebagai berat setara zat terlarut dalam satu liter
larutan. Normalitas dari suatu larutan dapat dihitung dengan diketahuinya massa
dan volume dari larutan tersebut.
Jumlah ekivalen zat terlarut dapat dihitung dengan cara mengalikannya dengan
ekivalen suatu zat, sedangkan jumlah mol dapat dihitung dari massa zat dibagi
dengan massa molekul relatifnya (Mr) yang dapat diketahui dengan menjumlahkan
massa tiap atom penyusunnya. Maka, normalitas dapat dirumuskan dengan :
3
e merupakan ekivalen dari zat terlarut dalam suatu larutan. Jumlah mol per satuan
volume merupakan definisi dari Molaritas (M) sehingga rumus tersebut dapat
diturunkan lagi menjadi persamaan molaritas.
Dalam hal ini, jumlah ekivalen menjadi suatu hal yang sangat penting. Setiap
larutan dapat menghasilkan satu atau lebih jumlah ekivalen dari spesies reaktif
ketika terlarut dan terionisasi dalam air.
4
3. Dalam reaksi pengendapan
2. Molaritas
Keterangan:
5
Keuntungan menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan
dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding
dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini
adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu, volum suatu
cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa
menambahkan atau mengurangi zat apapun.
Jadi molaritas larutan urea tersebut adalah 0,2 molar atau 0,2 mol/liter.
Satuan SI untuk konsentrasi molar adalah mol / m3. Namun, satuan yang
lebih umum untuk molaritas adalah mol / L. Larutan yang mengandung 1 mol zat
terlarut per 1 liter larutan (1 mol / L) disebut “satu Molar” atau 1 M. Satuan mol /
L dapat dikonversi ke mol / m3 dengan menggunakan persamaan berikut:
Untuk menghitung molaritas larutan, jumlah mol zat terlarut harus dibagi
dengan volume larutan yang dihasilkan. Jika jumlah zat terlarut diberikan dalam
gram, pertama harus menghitung jumlah mol zat terlarut menggunakan massa
molar zat terlarut, maka menghitung molaritas menggunakan jumlah mol dan
volume larutan.
1. Hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat dari 12 gram kristal MgSO4 yang
dilarutkan dalam 250 mL air (Mr MgSO4 = 120)!
Penyelesaian :
6
Diketahui :
Mr MgSO4 = 120
Ditanya :
Molaritas (M)...?
Jawaban :
= 12/120
= 0,1 mol
M = n/V
7
ppm = jumlah bagian spesies / satu juta bagian sistem dimana spesies itu
berada Atau lebih gampangnya ppm adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan
dalam satuan mg/Kg, Kenapa? karena 1 Kg = 1.000.000 mg betul kan? Untuk
satuan yang sering dipergunakan dalam larutan adalah mg/L, dengan ketentuan
pelarutnya adalah air sebab dengan densitas air 1 g/mL maka 1 liter air memiliki
masa 1 Kg betul kan? jadi satuannya akan kembali ke mg/Kg.
Salah satu kegiatan penting dalam ilmu kimia adalah melakukan percobaan
untuk mengidentifikasi zat. Ada dua kegiatan dalam identifikasi zat, yakni analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menentukan
jenis komponen penyusun zat. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
menentukan massa dari setiap komponen penyusun zat. Dengan mengetahui jenis
dan massa dari setiap komponen penyusun zat, kita dapat mengetahui komposisi
zat tersebut. Komposisi zat dinyatakan dalam persen massa (% massa). Perhitungan
persen massa untuk setiap komponen dapat menggunakan persamaan berikut.
Contoh:
8
Jawab:
= 78 %
= 22 %
Persen volume
9
Satuan konsentrasi yang pertama dan sering digunakan dalam berbagai soal
kimia maupun aktivitas lab adalah persen volum-volum (v/v %). Satuan
konsentrasi ini sangat sederhana namun sering kurang dipahami oleh banyak siswa
sehingga banyak dijumpai kesalahan dalam menyelesaikan soal terkait satuan
ini. Sebenarnya membuat larutan dengan satuan konsentrasi persen volum ini
sangatlah mudah, tetapi kesalahpahaman dalam pendefinisian ini menjadi masalah
lainnya.
10
1. Konsentrasi Larutan
Contoh soal
Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam
70 g air.
11
Misalnya menentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL alkohol
dicampur 50 mL aseton maka:
Karena larutan yang sangat encer memiliki massa jenis = 1 g/mL, maka 1
bpj diartikan sebagai 1 miligram zat terlarut dalam 1 liter larutan.
12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
b. Normalitas (N) : jumlah mol ekuialen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
13
2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pakarkimia.com/normalitas
https://wanibesak.wordpress.com/tag/persen-volume/
https://www.google.com/amp/s/id.m.wikihow.com/Menghitung-Persen-
Massa%3famp=1
http://irzaviolino.blogspot.com/2011/11/molaritasmolalitas-dan-normalitas-kimia.html
http://mahasiswafarmasibicara.blogspot.com/2014/04/ppm-part-per-million-dan-ppb-
part-per.html
15