Disusun Oleh
KELOMPOK 1 Kelas B :
1. Andri Siringo-Ringo (5223240035)
2. Dira Safira (5223540018)
3. Nailah Dhia Salma (5223540005)
4. Putri Ananda (5223240010)
5. Sabrina Hidaiya (5221240008)
Dosen Pengampu;
Dr. techn. Marini Damanik, S.Si., M.Si
Ricky Andi Syahputra, S.Pd., M.Sc
Tyas Permatasari, S.Gz. M.Si
Caca Pratiwi , S.Tp., M.Si
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa atas rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan guna
memenuhi laporan Praktikum untuk mata kuliah Dasar Ilmu Bahan Pangan yang berjudul
“Ikan dan Hasil Olahannya”. Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa membantu
pembaca untuk lebih memahami ikan, hasil olahannya beserta gizi yang terkandung
didalamnya.
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas yang di berikan
diharapkan bisa memberi pengetahuan lebih tentang ikan dan hasil olahannya. Ucapan
terimakasih kami kepada Dosen yang membimbing kami serta diri kami sendiri yang
mampu menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini bukanlah akhir dari
penulisan melainkan awal dari sebuah penulisan yang tentunya membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca, demi perbaikan penulisan yang akan datang.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................1
Tujuan Praktikum......................................................................................1
BAB II HASIL PRAKTIKUM.......................................................................2
Alat dan Bahan.......................................................................................2
Prosedur Kerja..............................................................................................2
Hasil Praktikum..........................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................5
BAB IV PENUTUP..............................................................................................9
Kesimpulan...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN.............................................................................................11
DAFTAR TABEL
seafood......................................3
seafood............................................4
organoleptic……………..............................6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan merupakan bahan pangan yang berasal dari perairan yang mengandung protein.
Menurut tempat hidupnya, ikan dibagi menjadi tiga yaitu ikan laut, ikan darat, dan ikan
migrasi. Ikan laut dapat dibagi menjadi dua yaitu ikan pelagik dan ikan demersal. Ikan
pelagic adalah ikan laut yang hidup dipermukaan seperti tongkol, mackerel, lemuru, herring
dan ikan terbang. Sedangkan ikan demersal adalah ikan laut yang hidup di kedalaman/dasar
seperti cod dan kakap. Ikan darat antara lain lele, gurame, mujair, gabus, nil, udang windu,
bandeng, dll. Ikan migrasi adalah ikan yang hidup di laut tetapi berkembang biak ke sungai,
yaitu ikan salem. Hasil perikanan selain ikan yaitu udang, kepiting, kerang-kerangan,
teripang, cumi- cumi. Badan ikan pada umumnya memiliki bentuk dan ukuran simetris dan
dikelompokkan menjadi bagian kepala, badan dan ekor. Bagian kepala meliputi mulut,
rahang, insang, gigi, mata,otak dan tutup insang. Bagian badan meliputi sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, dan organ dalam. Bagian ekor meliputi anus, sirip dubur dan sirip ekor.
Daging ikan mengandung protein, lemak, mineral dan vitamin. Protein ikan memiliki
nilai gizi tinggi dan mudah dicerna oleh tubuh. Mutu dan kesegaran ikan dapat diuji dengan
metode indrawi, metode kimia dan metode fisik. Metode indrawi/subyektif dengan menguji
rupa, bau dan flavor. Metode kimia mampu menguji kesegaran ikan dengan cara uji eber, uji
postma dan uji H2S.
Faktor yang menyebabkan ikan cepat busuk adalah kadar glikogen rendah, pH akhir
tinggi (6,4 - 6,6), dan jumlah bakteri yang terkandung dalam perut ikan tinggi. Bakteri
proteolitik mudah tumbuh pada ikan segar dan dapat menyebabkan bau busuk pada ikan.
Cara penanganan ikan agar memperlambat proses pembusukan adalah dengan pendinginan
dan pembekuan, tentunya didahului dengan pencucian dan penyiangan ikan terlebih dahulu
Rumusan masalah :
1. Bagian apa saja yang dapat dikonsumsi dari ikan dan seafood?
2. Ikan manakah yang lebih bermutu?
3. Apa saja produk olahan dari ikan?
4. Berapa BDD dari ikan?
5. Perbedaan antara ikan dan seafood segar dan frozen?
Tujuan :
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
Bahan :
Ikan Nila segar 1 ekor (min 100 gr/ekor)
Ikan Nila frozen/dingin 1 ekor (min 100 gr/ekor)
Ikan cucut segar 1 ekor (min 100 gr/ekor)
Ikan cucut frozen/dingin 1 ekor (min 100 gr/ekor)
Cumi segar 1 ekor (min 70 gr/ekor)
Cumi frozen/dingin 1 ekor (min 70 gr/ekor)
1 ekor (min 30 gr/ekor)
Udang uk sedang segar
1 ekor (min 30 gr/ekor)
Udang uk sedang frozen/dingin
1 ekor (min 100 gr/ekor)
Rajungan uk sedang segar 1 ekor (min 100 gr/ekor)
Rajungan uk sedang frozen/dingin 1 buah
Sarden ikan 3 pc
Bakso Ikan 3 pc
Kerang 1 buah
Nugget ikan 10 gr
Ikan teri 1 buah
Terasi 1 buah
Ikan pindang
Prosedur Kerja
A. Pengamatan sifat organoleptik
a) Ikan nila, ikan cucut, cumi, udang, kerang, rajungan
b) Mengamati bentuk
c) Mengamati sifat organoleptik 57
d) Menyimpulkan kesegaran ikan
B. Penentuan Berat Dapat Dimakan (BDD)
a) Ikan nila, ikan cucut, cumi, udang, kerang, rajungan
b) Menimbang berat utuh
c) Memisahkan bagian yang dapat dimakan
d) Menimbang bagian yang dapat dimakan
e) Menghitung %BDD
C. Uji kesegaran
a) Ikan nila, ikan cucut, cumi, udang, kerang
b) Mengisi baskom dengan air sampai penuh
c) Memasukkan ikan dan seafood ke dalam baskom
d) Mengamati apa yang terjadi
D. Pengamatan Produk Olahan Ikan dan Seafood
a) Sarden, nugget, bakso, ikan teri, terasi, pindang
b) Mengamati warna, bau, dan tekstur
c) Mencatat nilai gizi
HASIL PRAKTIKUM
Cumi frozen 5 - 6 5 6 5
Udang segar 9 - 9 8 8 7
Udang 3 - 6 5 5 5
frozen
Rajungan 9 7 9 8 8 9
segar
Rajungan 6 6 7 7 7 5
frozen
Kerang - - 7 8 8 5
Tabel 2. Pengamatan nilai gizi produk olahan ikan dan seafood
Perbedan signifikan yang terjadi antara BDD hasil pengamatan dan BDD dari pustaka
disebabkan oleh banyak faktor, seperti perbedaan bentuk, ukuran, kandungan daging,
perbedaan pengmbilan BDD yang dapat dimakan, maupun kesalahan selama pengambilan
BDD sehingga beberapa bagian/daging yang dapat dimakan tertinggal dalam kerangka
terbuang dan dihitung sebagai berat yang tidak layak dikonsumsi.
BAB III
PEMBAHASAN
Ikan
Secara sempit, ikan adalah semua jenis hewan yang termasuk dalam class pisces.
Kelompok ini sering disebut sebagai fin fish atau ikan bersirip. Ikan adalah anggota
vertebrata poikilothermic akuatik yang bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beragam ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh
dunia. Ikan laut umumnya punya daging padat, enak rasanya, tidak berduri di antara.
Sedangkan ikan darat, dagingnya tidak terlalu padat, lebih banyak mengandung air dalam
keadaan masak, mudah hancur kalau dimasak. Daging ikan merupakan sumber protein dan
lemak, namun komposisinya sangat bervariasi tergantung musim, umur dan faktor lainnya.
Kandungan lemak 0,2-20%, protein 18-20% dan abu 1-1,8%. Karena kandungan asam
aminonya protein ikan mudah di cerna dan bermutu tinggi.
Dalam pemanfaatan ikan dapat di pisahkan bagian daging yang dapat di makan dan
bagian yang tidak dapat di makan. Jaringan ikan lebih cepat terlindungi terhadap, oleh karena
itu perlu adanya ikan untuk menghambat pembusukan. Pembusukan ikan dapat di sebabkan
karena pengaruh mikrobiologi, fisiologis dan kimiawi. Klasifikasi ikan secara umum
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ikan tidak berahang (Agnatha), ikan bertulang
rawan (chondrichthyes), dan ikan bertulang keras (osteichthyes). Ciri-ciri ikan antara lain :
Hidup di air
Berenang menggunakan sirip dan ekor.
Makanannya adalah plankton dan tumbuhan air.
Bernapas menggunakan insang.
Mudah menyesuaikan diri dengan habitat baru.
Berkembang biak dengan bertelur dan melahirkan.
Memiliki alat indera.
Sistem peredaran air ikan adalah tunggal.
Ikan merupakan salah satu sumber bahan pangan hewani yang memiliki kelebihan antara
lain memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap, kandungan asam-asam lemak
tidak jenuh yang sangat dibutuhkan, kandungan vitamin, mineral yang cukup dan daya cerna
yang tinggi. Kualitas produk hasil perikanan identik dengan kesegaran. Mutu ikan harus
dapat dipertahankan apabila ditangani dengan hati-hati, bersih dan disimpan di ruangan
dingin dan cepat. Perubahan sensual dalam proses fisik, Kimia, berlangsung dengan cepat
setelah ikan mati. Proses Urutan perubahan yang terjadi pada ikan setelah mati meliputi
anterior rigor mortis, rigor mortis, post rigor mortis. Menurut Suwetja (1990), banyak faktor
yang menentukan kecepatan penurunan kesegaran ikan, termasuk suhu penyimpanan suhu
rendah. Penggunaan suhu rendah 0 °C setelah ikan mati dapat memperpanjang durasi
kematian yang ketat dan mengurangi perubahan enzim, bakteri, kimia dan fisik pada ikan.
Ikan adalah salah satu makanan yang cepat busuk. Hal ini disebabkan oleh:
Tubuh ikan mengandung air dengan kadar yang tinggi (80%) dan memiliki pH tubuh
yang mendekati netral. Kondisi ini merupakan media yang baik untuk menumbuhkan
bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain.
Daging ikan mengandung asam lemak tak jenuh dalam kadar tinggi, yang sangat
rentan terhadap oksidasi. Kondisi ini seringkali menimbulkan bau asam pada tubuh
ikan.
Daging ikan mengandung pengikat jaringan yang sangat sedikit. Hal ini menyebabkan
daging ikan menjadi sangat cepat sehingga mikroorganisme cepat berkembang biak
Berat yang dapat dimakan dari ikan dan seafood yang kami amati adalah : ikan nila segar
22 %, ikan nila frozen 23 %, ikan cucut segar 61 %, ikan cucut frozen 14 %, cumi segar 59
%, cumi frozen 63 %, udang segar 58 %, udang frozen 56 %, rajungan segar 39 %, rajungan
frozen , dan kerang 22 %.
Mutu ikan
Ikan segar secara umum memiliki kelemahan, yaitu mudah mengalami kerusakan atau
kemunduran mutu (makanan yang sangat mudah rusak). Penurunan mutu pada enzim karena
adanya akitivitas, bakteri, dan kimiawi. Mutu ikan adalah gabungan dari sejumlah faktor
yang dimiliki produk perikanan yang dapat dinilai secara organoleptik. Faktor tersebut
meliputi parameter bentuk, warna, tekstur, rasa dan bau. Mengacu kepada standar mutu ikan
segar berdasarkan SNI 2729:2013, ciri-ciri yang berkualitas baik antara lain dapat dilihat
dari : mata bola mata cembung, dan pupil jernih, mengkilap spesifk cochlear, tua di
mekanrah) merah, cemerlang, dengan sedikit transparan). Faktor yang mempengaruhi
kesegaran ikan:
Daerah Penangkapan/panen: letak geografis, kondisi lingkungan.
Cara penangkapan/pemanenan dan pencarian ikan.
Cara penanganan pasca tangkap/panen hasil perikanan.
Keadaan cuaca/suhu: kondisi cuaca (musim kemarau/hujan)
Kerusakan fisik, mikrobiologi dan kimia.
Cara untuk mempertahankan mutu ikan
Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan daya awet dan juga
meningkatkan nilai ikan ekonomis. Pengolahan ikan menjadi sebuah produk merupakan salah
satu alternatif penganekaragaman produk perikanan yang diharapkan dapat diterima
masyarakat. Contoh hasil olahan perikanan yang dapat dikembangkan adalah bakso ikan,
nugget ikan, terasi, sarden ikan, ikan pindang, dan sebagainya.
Dengan berbagai perkembangan ilmu dan teknologi, hasil olahan ikan dan seafood
tersebut berkembang sesuai dengan selera dan budaya dari berbagai bangsa dan negara
(Istihastuti et al., 1997). Cara lain untuk mempertahankan mutu ikan adalah dengan
mengangkat ikan segera kegeladak,membunuh secara cepat,melakukan pendarahan
sempurna,mencuci dengan air bersih, membuang isi perut,insang dan lendir. Turunkan suhu
pusat ikan secepat mungkin, terutama pada saat ikan pada tahap pre-rigor atau rigor mortis.
Tabel 4. Ciri ciri ikan segar dan ikan frozen secara organoleptik
Faktor amatan Ikan segar Ikan frozen/dingin
Mata Mata cerah, kornea bening, Mata pudar, berkerut,
cembung dan menonjol cekung, tenggelam
Ikan dan seafood dapat diolah menjadi berbagai macam produk diantaranya sarden ikan,
bakso ikan, nugget ikan, ikan teri, terasi, ikan pindang, dan sebagainya.
1. Sarden ikan
Sarden adalah jenis ikan yang paling umum dikonsumsi manusia, merupakan ikan
yang berukuran relatif kecil. Istilah sarden diambil namanya dari sebuah pulau di Laut
Mediterania, Sardinia, di mana sarden dulunya berlimpah. Sarden kaya akan vitamin
dan mineral. Satu porsi sarden dapat memenuhi 13% kebutuhan vitamin B Anda, 25%
kebutuhan niasin, dan 150% kebutuhan vitamin B12. Karena ikan sarden dapat
dimakan sampai ke tulangnya, mereka juga kaya akan mineral seperti fosfor, kalsium,
natrium, zat besi dan selenium. Sarden juga merupakan sumber alami asam lemak
omega-3 yang kaya kantong. Sarden juga merupakan sumber vitamin D, kalsium, dan
protein yang baik.. Ikan sarden tidak berada dalam tingkat trofik rantai makanan yang
tinggi sehingga kontaminan yang lebih rendah dibandingkan ikan lainnya seperti ikan
tuna.
2. Bakso ikan
Bakso merupakan makanan yang terbuat dari bahan utama daging. Dihaluskan,
dicampur dengan bahan lain, dibuat menjadi bola-bola, dll. Tersedia (Tazwir 1992).
Nama jenis daging biasanya mengikuti istilah bakso. patty daging sapi, patty ayam,
dan bola ikan. Bakso ikan adalah makanan yang berbentuk bulat. Diperoleh dari
campuran daging ikan (lebih dari 50% daging ikan) tepung atau sereal dengan atau
tanpa bahan tambahan makanan SNI mengizinkan.
3. Nugget ikan
Nugget ikan adalah olahan daging ikan yang dicampur dengan sedikit tepung dan
telur sebagai bahan dasar. Jenis olahan ini dapat dinikmati dalam jangka panjang
karena penyimpanan sebelum dinikmati dalam suasana beku. Nugget ikan juga
termasuk hasil olahan ikan.
4. Ikan teri
Ikan teri merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk dalam keluarga ikan teri.
Meski panjangnya hanya sekitar 12 cm, keluarga ikan teri memiliki ciri khas rasa
yang unik. Ikan ini bisa dikonsumsi dengan berbagai jenis pengolahan, mulai dari
dijadikan ikan asin hingga acar di dalam cuka.
5. Terasi
Terasi adalah bumbu yang terbuat dari ikan atau udang. Terasi adalah bumbu utama
yang digunakan dalam berbagai masakan di Indonesia.. Salah satu menu penting yang
menggunakan terasi sebagai penyedap utama yaitu sambal terasi. Terasi terbuat dari
udang kecil (rebon) dan dari ikan kecil atau ten. Bahan lainnya adalah tepung terigu,
tepung beras atau tepung lainnya. Bahan-bahan campuran inilah yang menentukan
mutu dan cita-rasa terasi yang dihasilkan. Proses pembuatan terasi dilakukan secara
fermentasi.
6. Ikan pindang
Pindang adalah hasil perebusan (memasak) ikan dalam garam dan pengolahan.
Produk yang dihasilkan adalah produk ikan yang diawetkan dengan kadar garam yang
rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang berarti “ikan yang sudah
lama diasinkan dan dibumbui, diasap atau dijemur sampai kering”. Setelah selesai
pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah
penyimpanan dan transportasi untuk dipasarkan. Pindang memiliki keunikan bentuk,
rasa, tekstur dan keawetannya, serta tergantung dari jenis ikan yang digunakan, kadar
garam dan lama perebusan. Jenis ikan yang biasa ditangani di Pemindangan adalah
ikan pelagis seperti layang, lumbung, japoo, ikan temban, lemur, tenggiri, tuna, ekor
kuda dan tuna. Produk sampingan dari proses pengolahan ikan adalah teritip.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Ikan merupakan bahan pangan yang berasal dari perairan yang mengandung
protein. Menurut tempat hidupnya, ikan dibagi menjadi tiga yaitu ikan laut, ikan darat, dan
ikan migrasi. Ikan laut dapat dibagi menjadi dua yaitu ikan pelagik dan ikan demersal. Ikan
pelagic adalah ikan laut yang hidup dipermukaan seperti tongkol, mackerel, lemuru, herring
dan ikan terbang. Hasil perikanan selain ikan yaitu udang, kepiting, kerang-
kerangan, teripang, cumi- cumi. Badan ikan pada umumnya memiliki bentuk dan ukuran
simetris dan dikelompokkan menjadi bagian kepala, badan dan ekor. Bagian kepala meliputi
mulut, rahang, insang, gigi, mata,otak dan tutup insang. Mutu dan kesegaran ikan dapat diuji
dengan metode indrawi, metode kimia dan metode fisik. Metode indrawi/subyektif dengan
menguji rupa, bau dan flavor. Metode kimia mampu menguji kesegaran ikan dengan cara uji
eber, uji postma dan uji H2S.
Ikan segar secara umum memiliki kelemahan, yaitu mudah mengalami kerusakan atau
kemunduran mutu (makanan yang sangat mudah rusak). Penurunan mutu pada enzim karena
adanya akitivitas, bakteri, dan kimiawi. Mutu ikan adalah gabungan dari sejumlah faktor
yang dimiliki produk perikanan yang dapat dinilai secara organoleptik. Faktor tersebut
meliputi parameter bentuk, warna, tekstur, rasa dan bau. Faktor yang mempengaruhi
kesegaran ikan: daerah Penangkapan/panen: letak geografis, kondisi lingkungan, cara
penangkapan/pemanenan dan pencarian ikan, cara penanganan pasca tangkap/panen hasil
perikanan, eadaan cuaca/suhu: kondisi cuaca (musim kemarau/hujan), dan kerusakan fisik,
mikrobiologi dan kimia. Ikan dan seafood dapat diolah menjadi berbagai macam produk
diantaranya sarden ikan, bakso ikan, nugget ikan, ikan teri, terasi, ikan pindang, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Setyaningsih, I., & Muldani, M. (2004). Kemunduran mutu ikan nila merah (Oreochromis
sp.) selama penyimpanan pada suhu ruang. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,
7(1).
Wibowo, I.R., Darmanto, Y.S., & Anggo, A.D. (2014). Pengaruh cara kematian dan
penurunan kesegaran ikan terhadap kualitas pasta ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurnal
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 3(3), 95-103.
Puspitasari, A. W., Sasole, U., Hismayasari, I. B., Abadi, A. S., & Nurhasanah, D. (2022).
Kemunduran Mutu Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Segar pada Suhu Ruang. JURAL
LEMURU, 4(2), 72-77.
Siburian, E. T., Dewi, P., & Martuti, N. K. T. (2012). Pengaruh suhu dan waktu penyimpanan
terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur ikan bandeng. Ilmu Hayati, 1(2).
Mardiana, R., Lidyawati, L., & Zulfikri, M. (2020). Identifikasi Formalin Pada Ikan Segar di
Pelabuhan Pendaratan Ikan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Journal of Pharmaceutical
and Health Research, 1(3), 77-82.
LAMPIRAN